Anda di halaman 1dari 13

BAB I

A. Pengertian

Perdagangan atau perniagaan adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada
suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud
memperoleh keuntungan. Bisa di artikan juga di zaman sekarang ini perdagangan adalah
pemberiaan perantaraan kepada produsen dan konsumen untuk membelikan dan menjualkan
barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan penjualan itu.
1

Kita sering tidak bisa membedakan antara pengertian perdagangan, marketing (pemasaran)
dan bisnis. Padahal masing-masing kegiatan tersebut berbeda satu sama lain. Secara ringkas
dapat dinyatakan bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang diminta
oleh masyarakat. Sedangkan marketing adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari tangan
produsen ke tangan konsumen secara memuaskan. Dapat disimpulkan marketing merupakan
sebagian dari kegiatan bisnis, demikian pula perdagangan adalah merupakan bagian dari
marketing.
2


B. Muhammad Seorang Pedagang

Keteladanan Muhammad Rasulullah SAW sebagai seorang pedagang tidak bisa kita
ungkapkan tanpa menelusuri perdagangan pada zaman Arab kuno. Arab kuno tidak bisa
dilepaskan dari peranan kaum Quraisy. Sebagimana kita ketahui bahwa kaum Quraisy
mempunyai kebiasaan bepergian, mengadakan perjalanan, baik pada musim dingin maupun pada
musim panas, dalam rangka kegiatan perdagangan. Pada musim dingin mereka mengadakan
perjalanan ke selatan (ke daerah Yaman) dan pada musim panas mereka pergi ke utara (daerah
Syiria). Firman Allah dalam Al-Quran Surat Quraisy:
-UC6" `uC4O~ ^ )_g)
-;OjO g7.4-g]=- -^OO-4

1
C.S.T K ansil, Pokok Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru,1985, hlm.01
2
H. Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam, Bandung:CV Alfabeta, hlm. 90-91
^g W-+:u4OU O4O -EOE-
ge^O4l^- ^@ -Og~-.- _EE;C
}g)` vON_ _E44`-474 ;}g)` OOE= ^j
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim
dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini
(Ka'bah). Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan.
3


Kaum Quraisy juga merupakan penjaga Kabah dimana mereka sangat beruntung
memiliki posisi tersebut . ada tiga keuntungan utama yang dimiliki oleh kaum Quraisy sebagai
penjaga Kabah :
1. Quraisy memilki posisi lebih kuat, dihormati dan disegani oleh suku-suku lain, sebab
telah memberikan layanan sangat baik dan menjaga keamanan tamu-tamu.
2. Suku Quraisy makin terkenal, mereka banyak berkenalan dengan suku-suku lain, dalam
berbisnis, Quraisy mempunyai banyak relasi yang bisa dimanfaatkan dalam hubungan
dagang.
3. Kaum Quraisy betul-betul memiliki posisi aman, karena di kota Mekah tidak boleh ada
peperangan. Kondisi aman sepanjang masa ini memberi peluang bagi Quraisy untuk
terus maju, dan semakin kuat dalam segala bidang, politik, hukum, ekonomi, dan
kekuasaan. Mereka bisa membuat peraturan atau hukum yang sesuai dengan selera
penguasa mereka.
Sebagai penjaga Kabah yang disegani, dihormati, oleh bangsa-bangsa lain, maka
kafilah-kafilah Quraisy memperoleh kemudahan berdagang keseluruh negeri sekitar jazirah
Arab. Hak-hak istimewa, surat izin memasuki dan berdagang pada berbagai daerah telah
diperoleh anak-anak Abdul Manaf. Empat orang putera Abdul Manaf telah mengantongi izin
masuk dan berdagang yaitu Hasyam untuk daerah Syiria, Abdul Syam untuk daerah Ethiopia,
Mutalib untuk daerah Yaman, dan Naufal untuk daerah Irak.
4



3
Ibid hlm. 1-2
4
Ibid hlm. 4-5
Pada tanggal 12 Rabiul Awal bersamaan dengan 20 April 571 M tahun Gajah lahirlah Nabi
Muhammad dari seorang ibu yang bernama Siti Aminah. Sejak kecil Muhammad bekerja
menggembala domba orang lain, dengan menerima upah. Sifat rajin bekerja, tidak bermalas-
malasan, tidak sok prestise menjadi landasan utama bagi perkembangan wirausaha Muhammad
dikemudian hari. Pada suatu ketika dsng Paman mau berangkat dengan kafilahnya ke Syiria,
keponakanya Muhammad memegang jubahnya dan memperlihatkan keinginan untuk
diperbolehkan ikut kafilah. Begitu sayangnya Abu Thalib pada keponakannya, akhirnya
Muhammad dibolehkan ikut dan Abu Thalib berjanji akan menjaga keponakan ini, dan akan
selalu dekat dengannya, tidak akan berpisah jauh selama dalam perjalanan. Pada waktu itu
Muhammad berumur 12 tahun. Bayangkan pada usia 12 tahun mengikuti perjalanan kafilah
begitu jauh dari Mekah-Madinah sampai ke Syiria.
5
Pengalaman masa kecil ini akan berkesan
pada setiap orang, dan akan menjadi landasan pokok wirausaha yang bisa dikembangkan pada
tingkatan usia selanjutnya.
Banyak pakar berpendapat bahwa pengalaman dagang masa kecil, akan sangat
berpengaruh terhadap kemajuan bakat wirausaha pada masa dewasa. Demikianlah yang terjadi
pada diri Muhammad, umur yang dihabiskan beliau dalam berdagan, ternyata lebih panjang dari
yang beliau habiskan sebagai Rasulullah SAW. Umur Nabi selama 63 tahun digunakan untuk:
1. Masa kanak-kanak 12 tahun.
2. Berdagang 25 tahun.
3. Merenungi masalah kemasyarakatan 3 tahun.
4. Kerasulan 23 tahun.

Dalam perdagangannya Muhammad tidak mempunyai modal, tapi seringkali ia mendapat
pinjaman modal dari orang-orang karena sifatnya yang bisa dipercaya. Dari modal pinjaman itu
atau dari kerjasama dalam perdagangan ia memperoleh keuntungan berlipat ganda. Muhammad
banyak melakukan perjalanan ke luar negeri, tetapi tidak jelas dan dipertanyakan tujuannya.
Namun secara logika dapat dipastikan bahwa perjalanan Muhammad itu untuk berdagang. Tidak
mungkin Muhammad sebagai seorang pemuda diam dirumah, sedangkan Pamannya adalah
seorang miskin.

5
Ibid hlm. 10
Muhammad telah melakukan sebagian besar perjalanan dagangnya ke Yaman berbagai
kota di Yaman telah ia kunjungi, antara lain yang terkenal adalah Jorasy dan Habasyah. Bahkan
Bahrain yang jauh terletak di sebelah Timur Arab telah dikunjunginya.
6

Setelah masa perkawinan Muhammad dengan Siti Khadijah beliau masih terus menjalani
profesi bisnisnya, sekarang bukan sebagai orang upahan lagi tapi sudah meningkat sebagai
manajer. Mulai usia 25 tahun sampai usia kerasulan Nabi, masih terus berdagang ke berbagai
daerah semenanjung Arab, dan negeri perbatasan, seperti Yaman, Bahrain, Irak dan Syiria.
Kegiatan berdagang mulai dikurangi pada usia beliau 37 tahun, dan mulai berkhalwat,
merenungi masalah umat, bagaimana memperbaiki moral umat yang sudah melampaui batas.
Ada tiga kegiatan perjalanan Nabi setelah ia menikah, yaitu perjalanan ke Yaman, Najd dan ke
Najran. Di samping melakukan perjalanan dagang tersebut, Muhammad jugs melakukan kegiatan
bisnis pada musim haji, mengikuti festival dagang di Ukaz dan Dzul Majaz. Juga mengusahakan
perdagangan grosir untuk mengisi toko dan perdagangan eceran di kota Mekah.
7

Konsep dagang yang diajarkan oleh Muhammad ialah apa yang disebut Value Driven,
artinya menjaga, mempertahankan, menarik nilai-nilai dari pelanggan. Value Driven juga erat
kaitannya dengan apa yang disebut relationship marketing, yaitu berusaha menjalin hubungan
erat antara pedagang, produsen, dengan para pelanggan (konsumen).
Dalam konteks sekarang ini disebut costumer share marketing. Ini adalah konsep mutakhir
yang dikembangkan oleh para pelaku marketing pada saat ini dan untuk masa yang akan datang.
Konsep ini memanfatkan pelanggan sebagai mitra dagang saling menguntungkan. Sebagai
pedagang kita harus menjaga reputasi sebagai orang yang dipercaya baik oleh mitra bisnis,
maupun oleh para konsumen. Kepercayaan dan kejujuran adalah modal hidup yang akan
membawa keberhasilan bagi seseorang buntuk masa depannya. Konsep costumer marketing
berbeda dengan market share marketing. Market share marketing bertujuan utama bagaimana
menguasai pasar, dengan teknik-teknik promosi, menjual secara masal. Sedangkan costumer
marketing berusaha membina konsumen potensial agar tetap setia dan terus menjadi pelanggan.
8

Rasulullah tidak diragukan lagi dalam ajaran-ajarannya selalu memperhatikan bagaimana
seorang pedagang menjaga hubungannya dengan konsumen. Beliau tidak pernah bertengkar
dengan langganannya. Semua orang yang berhubungan dengan beliau selalu meras senang, puas,

6
Ibid hlm. 13-16
7
Ibid hlm. 17
8
Ibid hlm.21-22
dan yakin, percaya akankejujuran Muhammad. Demikian pula dengan pelestarian alam, beliau
sangat terkenal mengajarkan kepada kita agar menanam pohon. Walaupun besok kiamat, namun
jika ada bibit tanaman ditangan anda, tanamlah segera.
Demikianlah sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah tercermin dalam kegiatan beliau dalam
berbisnis seperti yang diungkapkan oleh Syafii Antonoi (Harian Republika, Juni 2002) yang
Buchari Alma modifikasi sebagai berikut :
1. Siddiq, benar, nilai dasrnya adalah integritas, nilai-nilai dalam bisnisnya berupa jujur,
ikhlas, terjamin keseimbangan emosional.
2. Amanah, nilai dasrnya terpercaya, dan nilai-nilai dalam berbisnisnya adalah
kepercayaan, bertanggung jawab, transoaran tepat waktu.
3. Fathonah nilai dasarnya adalah memiliki pengetahuan luas, nilai-nilai dalam bisnis
adalah adanya visi, pemmpin yang cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar
berkelanjutan.
4. Tabligh, nilai dasrnya adalah komunikatif, dan nilai bisnisnya adalah supel, penjual
yang cerdas, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, koordinasi, ada kendali dan
supervisi.
5. Syajaah, artinya berani, nilai bisnisnya mau dan mampu mengambil keputusan,
menganalisa data, keputusan yang tepat, cepat tanggap.

Sifat-sifat dasar ini sangat mempengaruhi perilaku Muhammad dalam berbisnis, sehingga
dapat membawa sukses dalam berbisnis. Ini merupakan suri tauladan yang dapat diikuti oleh
umatnya, agar bisnis yang digeluti agar bisnis yang digeluti dapat berkembang dengan baik.
9



C. Sistem Ekonomi Islam Sebuah Solusi
Dalam lingkungan perekonomian global, secara umum, terdapat tiga sistem ekonomi yang
dianut. Dua sistem ekonomi merupakan sistem ekonomi makro yang dianut oleh negara-negara
di dunia, yaitu sistem ekonomi liberal, dan sistem ekonomi sosialis. Sedangkan satu sistem
ekonomi lainnya ialah sistem ekonomi syariah/islam yang berbasis etika dan sektor riil. Sistem
kapitalisme telah memberikan kebebasan kepada individu yang luar biasa, mengalahkan

9
Ibid hlm.22-25
masyarakat dan kepentingan sosial, baik material maupun spiritual (laissez faire laissez fasser).
Secara sederhana prinsip ekonomi yang berarti dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya
mendapat untung yang sebesar-besarnya. Pengorbanan minimal dan hasil maksimal.
10

Maka, sebaliknya sistem sosialis yang ditawarkan Marx justru berorientasi nilai guna
saja, tanpa memperhatikan atau dalam bahasa lain mengabaikan nilai citra. Akhirnya
pemikiran ekonomi sosialis hanya menjadi utopia belaka. Hal ini dibuktikan dengan kegagalan
sistem ekonomi Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya.
11
Sistem ekonomi ini merampas
dari individu segala yang telah diberikan oleh sistem liberal/kapitalis, sehingga individu menjadi
kurus, kusut, kehilangan motivasi dan kepribadian. Kesemuanya itu dirampas dan kemudian
diberikan kepada sesuatu yang disebut masyarakat, yang tercermin dalam negara. Negara
menjadi gemuk dan berkuasa penuh. Padahal ia adalah alat yang terdiri atas sejumlah individu.
Sedangkan sistem ekonomi islam berlandaskan Tahid. Semuanya kembali pada Allah
SWT, sebagai penguasa tungga. Dan menempatkan harta sebagai alat bukan sebagai tujuan.
Harta adalah alat untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat, yang harus digunakan
dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat banyak, bukan untuk kepentingan pribadi
semata.
12
di sinilah sistem ekonomi islam menjadi penengah yang menawarkan keseimbangan
antara nilai fungsi dan nilai citra. Islam memiliki model ekonomi alternatif yang
memperhatikan alasan fungsional seperti yang ditekankan sosialis dan alasan citra atau
alasan staus yang ditawarkan kaum kapitalis. Islam menempatkan dua nilai ekonomi itu dalam
porsi yang sama. Islam memelihara keterpenuhan nilai guna juga memelihara nilai citra.
Misalnya apa yang tersabda dalam firman Allah :
g-474 -O _O.O^- +OOEO
4-Og^-4 4^-4 O):OO-
4 OO4l> -OCOl> ^gg Ep)
4jOO4:^- W-EO+^~E 4p4Ou=)
-gC4OO=- W 4p~E4 }C^OO=-
gO)4Og -4OOE ^g_

10
H. Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: CV. Alfabeta, 2009. Hlm. 79-80
11
Fahd Pahdepie dkk, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Umat, Bandung: Sekertariat Daerah Prov. Jabar, 2006.
Hlm 39
12
H. Buchari Alma Op, Cit hlm. 80
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."

Adalah sebuah bukti bahwa islam menekankan nilai guna. Perintah agar tidak berbuat
tabzir (boros) dalam ayat tersebut mengindikasikan bahwa konsep ekonomi harus diterapkan
sesuai dengan nilai gunanya. Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan
memperkenalkan konsep israf (berlebih-lebihan) dalam membelanjakan harta dan tabzir. Islam
juga memperingatkan agar ekonomi jangan sampai terlena dalam berlomba-lomba menumpuk
kekayaan (Q.S. al-Takatsur:1). Tidak sebatas itu di sisi lain islam menawarkan konsep yang
memperhatikan nilai citra. Apa yang tersurat dalam al-Quran surat Al-Imran ayat 39:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang ternak dan sawah ladang.
Adalah bukti kuat bahwa islam juga memperhatikan nilai citra. Namun, keduanya
diletakan dalam porsi seimbang. Islam tidak menghendaki materialisme, di mana segala sesuatu
dilihat dari aspek materi. Materialisme terjadi ketika nilai guna diposisikan diatas segala-
galanya. Juga tak mengharapkan terjadinya imagologi, saat segala sesuatu dilihat dari sudut
pandang citra.
Ekonomi islam mengakui setiap individu sebagai pemilik apa saja yang diperolehnya
melalui bekerja dalam pengertian yang seluas-luasnya dan berhak mempertukarkan haknya itu,
dalam batas-batas yang telah ditenrukan dalam hukum islam. Dalam hal ini, ekonomi islam tidak
didasarkan atas kebebasan hak milik perorangan yang tanpa batas,sebagaimana yang
dikehendaki paham kapitalisme. Juga tidak didasarkan atas hak milik bersama yang sebenarnya
merupakan penyimpangan total dari definisi hak milik itu sendiri, seperti paham sosialisme.
Islam menyeimbangkan keduanya, islam berada diantara keduanya, tapi tetap tak dapat
disetarakan dengan kapitalisme maupun sosialisme.
13

Ada tiga asas pokok ekonomi islam yaitu:

13
Fahd Pahdepie, Loc. Cit hlm. 41-41
1. Allah maha pencipta bahwa kita yakin bahwa semua yang ada di bumi dan di alangit
adalah ciptaan Allah.
2. Semua harta adalah milik Allah. Kita sebagai manusia hanya memperoleh titipan, dan
hak pakai saja. Semuanya nanti akan kita tinggalkan, kita kembali ke kampung kita
kampung akhirat.
3. Iman kepada hari akhir. Hari akhir adalah perhitungan, hari pembalasan terhadap
dosadan pahala nyang kita perbuat selama mengurus harta di dunia. Kita akan ditanya
dari mana harta di dunia ini dan untuk apa ia digunakan, semua harus dipertanggung
jawabkan.
14


D. Perdagangan Dalam Islam

Sejak dulu kala telah terjadi perdagangan di dunia muslim. Di indonesia pun islam
berkembang salah satunya melalui perdagangan. Para pedagang Cina, India, Arab, Gujarat
datang ke semenanjung Indonesia menawarkan barang dagangan mereka dan secara langsung
berinteraksi dengan masyarakat Indonesia. Dan melalui perdaganganlah agama Islam mulai
menyebar di Indonesia. Salah satuny di tandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam seperti
Samudera Pasai, Demak dan lain-lain. Jadi selain bersifat ekonomis perdagangan islam juga
berfungsi sebagai sarana dakwah islam.
Jika kita tinjau pekerjaan dagang sebagai suatu bagian dari bisnis, maka pekerjaan dagang
ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran agama. Nabi Muhammad pernah ditanya:
Mata pencaharian apakah yang paling baik Ya Rasulullah? Jawab Beliau: ialah seorang yang
bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih(HR. Al Bazzar)
Dalam Al-quran Allah SWT juga berfirman:
... EEO4 +.- E7^O4l^- 4OEO4
W-_O4@O- _
Dan Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.


14
H. Buchari Alma, Loc. Cit hlm. 37
Dalam surat Al-Baqarah tersebut, Allah SWT mendampingkan dua kegiataan yang
berlawanan, yang bersifat dikotomi, yang satu halal dan yang satu lagi haram. Ayat ini memberi
ketegasan kepada kita bahwa jual beli tidak sama dengan riba, seperti dinyatakan oleh kaum
kafir pemakan riba. Ada tiga variabel utama dalam ayat-ayat Al-quran tentang perdagangan yaitu
Riba, jual beli/perdagangan dan zakat.
Bila riba meningkat maka pekerjaan haram akan merajalela dan kegiataan jual beli tidak
akan berkembang. Ada kecendrungan dalam praktek riba, yaitu uang atau modal yang hanya
berputar dan menumpuk pada satu tangan. Yang memperoleh untung dalam bentuk iba itu adalah
beberapa gelintir orang, yang uangnya digunakan untuk mengeksploitasi masyarakat yang
terdesak kebutuhan.
Dalam masyarakat, riba tidak ada pungutan zakat, tidak ada unsur pembanttu yang lemah.
Variabel riba memiliki korelasi negatif terhadap zakat, perdagangan dan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Konsep teori ini dapat dilihat pada kebijaksanaan moneter pemerintah. Apabila
pemerintah ingin menumguh kembangkan gairah investasi, maka bunga pinjaman bank
diturunkan. Dengan turunnya tingkat bunga, maka banyak orang mengajukan permohonan untuk
mendapat kredit bank, yang mereka gunakan untuk investasi dan membeli barang-barang modal
atau digunakan dalam perdagangan. Bila pemerintah ingin menarik uang dari peredaraan agar
tidak digunakan untuk spekulasi, atau ingin mengurangi gejala inflasi maka pemerintah
menaikan tingkat bunga, akibatnya investasi dan kegiataan perdagangan akan menurun.bila
perdagangan berkembang, diharapkan pedagang-pedagang yang taqwa akan meningkatkan zakat
perdagangannya, jelas ini akan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Kegiataan perdagangan akan menyerap banyak tenaga kerja. Kira-kira 85% dari tenaga
kerja, diserap oleh lapangan bisnis. Dan pengaruhnya terhadap penghasilan juga sangat besar,
dikatakan bahwa 9/10 rizki ada dalam sektor perdagangan, demikian diungkapkan Prof. Abdul
Muhsin Sulaiman Thahir yang kemudian ditulis dalam bukunya Illajul Mushilah Al-
Iqtishaadiyah Bil-Islam. Beliau mengatakan : sembilan persepuluh rizki terdapat pada
perdagangan.
Kemudian satu variabel utama lagi yaitu zakat, merupakan kontrol atas keberadaan harta
pada tangan seseorang. Kontrol ini akan menyadarkan pemilik harta, bahwa dalam hartanya itu
yang merupakan titipan Allah SWT, terkandung hak orang lain, yaitu hak pakir miskin yang
harus ia keluarkan. Kemudian harta itu jangan disimpan saja, tapi usahanlah, putarlah harta itu
misalnya dalam bentuk perdagangan. Hal ini tercantum dalam sunnaturassul:
Barang siapa yang mengurus anak yatim, yang mempunyai harta maka hendaklah ia
memperdagangkan harta itu untuknya, jangan biarkan harta itu habis termakan sedekah
(zakat).(HR. At-Tirmidzi).

Dari uraian di ats dapat disimpulkan bahwa tiga variabel utama, riba, perdagangan, dan
zakat, berpengaruh terhadap tingkat kemakmuran masyarakat. Dan pengaruh-pengaruh ini sangat
tergantung kepada siapa pemilik harta.
15

Tampaknya para ulama telah bersepakat, mengenai mulianya pekerjaan dalam bidang
perdagangan ini, karena usaha ini dilakukan sejak zaman Nabi, sampai saat ini dan akan
berkembang terus makin lama makin kompleks sifatnya karena perkembangan teknologi.
Sekarang ini para pengusaha dapat melakukan perdagangan luar negeri melalui jasa satelit
dengan mengugunakan telepon, telex, mesin fax, dan peralatan canggih lainnya. Oleh sebab itu
kita harus mendidik orang-orang yang mulai memikirkan menyenangi, mau berusaha dalam
bidang perdaganga.
Membuka pekerjaan dalam bidang perdagangan akan membantu menyerap tenaga kerja.
Dan juga akan memperluas wawasan pergaulan dan gerakan geografis menjelajahi segenap
penjuru dunia. Pelajaran berharga banyak dipetik dari perjalanan jauh atau merantau. Para
pedagang banyak yang mempraktekan usaha dari sejak subuh, tentu mereka tidak lalai
menunaikan shalat shubuh karena kesibukan itu. Sebuah hadist menyatakan:
Apabila mengirimkan pasukan atau tentara, Nabi mengirimkan pada pagi hari. Dan adalah Sakr
seorang pedagang, apabila ia mengirim barang dagangan, dilakukannya pada pagi hari, lalu ia
menjadi kaya raya dan banyak hartanya.(HR. Tirmidzi).
16

Tak kalah penting dalam perdagangan adlah adanya promosi untuk meningkatkan
penjualannya. Biasanya dalam kegiatan promosi ini pemilik berusaha memuji dan
mengemukakan keunggulan barang yang dijualnya. Akan tetapi suatu hal yang tidak baik ialah
apabila penjual secara berlebihan memuji-muji barang yang dijualnya padahal mulutnya tidak
sebaik yang ia katakan. Secara umum, promosi dapat dilakukan dengan 5 macam cara:

15
Ibid. Hlm. 139-141
16
Ibid hlm. 144-146
1. Persoanal Selling, yaitu melalui para penjual, yang dikenal dengan sebutan
pramuniaga, wiraniaga atau sales yang mendatangi calon pembeli ke rumah-rumah,
yang berhadapan langsung dan mempengaruhi calon pembeli dengan segala cara
berkomunikasi.
2. Advertising, yaitu memasang reklame, iklan, brosur, leaflet, dan berbagai bentuk
lainnya. Akan tetapi dalam ilmu marketing ada suatu prinsip yang harus dijaga tidak
boleh diabaikan yaitu disebut truth in advertising, artinya iklan, reklame, pujian
terhadap barang sendiri tidak boleh berlebihan dan membohongi calon pembeli. Jika
iklan mengandung unsur kebohongan apalgi menipu orang akan menimbulkan
advertising impact yang negatif.
3. Publicity yaitu berupa pemuatan berita di surat kabar, radio, atau televisi.
4. Sales promotion, artinya usaha promosi yang dilakukan dengan harapan meningkatkan
penjualan dalam jangka pendek.
5. Public relation, yaitu suatu usaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat, dengan
selalu menginformasikan apa yang telah dilakukan oleh lembaga, dan rencana apa yang
akan dilaksanakan di masa yang akan datang.

Kemudian menurut Imam Ghazali, ada enam sifat perilaku terpuji dilakukan dalam
perdagangan:
1. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagang. Jika
dipikirkan perilaku demikian maka dapat dipetik hikmahnya, yaitu menjual barang
lebih murah dari saingan atau sama dengan pedagang lain yang sejenis. Jelas para
konsumen akan lebih senang dengan pedagang seperti ini, apalagi diimbangi dengan
layanan yang memuaskan. Barang dagangan akan laku keras, dan ia memperoleh
volume penjualan tinggi, barang cepat habis, dan setrusnya diperoleh keuntungan
berlipat ganda.
2. Membayar harga agak lebih mahal pada penjual yang miskin, ini adlah amal yang lebih
baik daripada sedekah biasa. Artinya jika anda membeli barang dari seorang penjual itu
seorang miskin atau seorang yang perlu dibantu lebihkanlah membayarnya dari harga
semestinya.
3. Memurahkan harga atau memberi korting keoada pembeli miskin, ini memiliki pahala
berlipat ganda.
4. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat, dari waktu yang telah ditentukan.
Jika utang dengan barang maka usakanlah dibayar dengan barang yang lebih baik. Dan
yang berutang datang sendiri kepada yang berpiutang saat membayarnya. Jika utang
dengan uang tidak ada perjanjian harus membayar lebih, maka lebihkanlah
pembayarannya sebagai tanda terima kasih, walaupun tidak diminta oleh orang yang
berpiutang.
5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkanya, ini mungkin sejalan
dengan prinsip Costumer is King dalam ilmu marketing. Pembeli itu adalah raja jadi
apa kemauannya perlu diikuti, sebab penjual harus tetap menjaga hati langganan
sampai langganan merasa puas. Kepuasan konsumen merupakan target yang harus
mendapat prioritas para penjual. Dengan adanya kepuasan maka langganan akan tetap
terpelihara bahkan akan meningkat menarik langganan baru.
6. Bila menjual barang pangan pada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih bila
orang miskin itu tidak mampu membayar dan membebaskan mereka dari utang jika
meninggal dunia.












Daftar Pustaka


C.S.T K ansil. 1985. Pokok Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Aksara
Baru.
H. Buchari Alma. 2003. Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam. Bandung:CV Alfabeta.
H. Buchari Alma. 2009. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: CV. Alfabeta.
Fahd Pahdepie dkk. 2006. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Umat. Bandung: Sekertariat Daerah
Prov. Jabar.

Anda mungkin juga menyukai