Anggota Kelompok 4
Reinildis H U Hane Maria Karmelita Bogastim Angela Elsynot Lidia N. Hudi Alfon Ndawa Lu Maria E. T. Febiyanti Chandra Maria D. L. Manehat Zusana Risa M B Aton Maria Lelina Ngoa Redo Rudi Cornelis Lado Wiwid Hidayah
Skenario
Seorang bayi laki-laki lahir spontan di puskesmas dari seorang ibu berumur 40 tahun. Berat lahir 1500 gram, skor Ballard 20. Saat lahir bayi segera menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau. Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir, tetapi isapan bayi tampak lemah. Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak, frekuensi napas 70x/mnt, retraksi di daerah subcostal, tidak tampak biru, dan pada auskultasi terdengar expiratory grunting. Suhu aksiler 36,3o C. Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning.
Kata Sulit
1. Lahir spontan: kelahiran pervaginam, tanpa memerlukan alat bantu seperti vakum atau forsep 2. Skor Ballard 20: menentukan umur kehamilan neuromuskular & physical 20=32 minggu 3. Retraksi subcostal: tarikan otot bantu napas 4. Expiratory grunting: bunyi seperti dengkuran pada saat ekspirasi
Interpretasi skenario
1. Lahir spontan: kelahiran pervaginam, tanpa memerlukan alat bantu seperti vakum atau forsep 2. Ibu berumur 40 tahun : premenopause (UK normal: 20- 35 tahun) 3. Berat lahir 1500 gram : Berat badan lahir rendah (Normalnya: 2500gram). 4. Skor Ballard 20 : usia kehamilan 32 minggu Menurut skor Ballard (20), usia kehamilan bayi ini 32 minggu. Pada Usia 32 minggu BB bayi normalnya 14001800 gram Bayi pada skenario BB 1500 gram BB sesuai Masa kehamilan Maka bayi ini tergolong dalam prematuritas murni disebut Bayi Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKB SMK)
Interpretasi skenario
5. 6. 7. Ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau: bukan merupakan KPD, dan menandakan tidak adanya infeksi. Bayi disusui 2 jam setelah lahir,tapi isapan bayi tampak lemah: ada gangguan menyusui Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak, retraksi subcostal,tidak tampak biru, frekuensi napas 70 x/menit( Normalnya 40 60 x/menit) dan pada auskultasi terdengar expiratory grunting : ada gangguan pernapasan (defisiensi surfaktan) Suhu aksiler 36,3OC : Hipotermi (Normalnya 36,5 -37,5OC) Dua hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning : ikterus fisiologis karena terjadi dua hari setelah lahir dan masuk dalam kategori Kramer 2, dengan kadar bilirubin 9. Skor down
1. oksigen napas 2. 3. Ventilator Campuran o2 100 % dengan udara bebas.
8. 9 10
Skor Ballard
Bayi laki-laki Lahir spontan Ibu berumur 40 tahun Berat lahir 1500 gr Skor Ballard 20 Saat lahir bayi segera menangis Ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau Bayi mulai disusui 2 jam setelah lahir Isapan bayi tampak lemah Empat jam setelah lahir bayi tampak sesak Frekuensi napas 70x/mnt Retraksi di daerah subcostal Tidak tampak biru Expiratory grunting (auskultasi) Suhu aksiler 36,3o C 2 hari kemudian wajah dan daerah dada bayi tampak kuning.
Kata Kunci
Pertanyaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Definisi, klasifikasi, dan Etiologi BBLR Epidemiologi dan faktor resiko BBLR Adaptasi fisiologis neonatus Enam masalah pada bayi dengan BBLR Pemeriksaan Neonatus Penanganan masalah akibat BBLR Komplikasi BBLR Prognosis BBLR Pencegahan BBLR
DEFINISI BBLR
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah): adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. (Prawirohardjo, 2006)
KLASIFIKASI BBLR
1. Bayi kurang bulan ( Prematur Murni ) 2. Dismaturitas Berdasarkan berat badan lahir: a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 2.500 gram. b) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1.500 gram. c) Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir < 1.000 gram.
Epidemiologi
Jumlah BBLR di Indonesia diperkirakan mencapai 350 ribu bayi setiap tahunnya ( Depkes, 2004. dalam Fatmawati, 2006). Menurut propinsi di Indonesia dengan rentang 2,0 % 15,1% terendah di propinsi Sumatera Utara dan tertinggi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan umur kehamilan ditemukan 20,8% BBLR yang dilahirkan kurang bulan dan sebagian besar (79,2%) adalah BBLR pada kehamilan cukup bulan dengan proporsi terbesar di daerah pedesaan.
Faktor Resiko
a) Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat Penyakit menahun riwayat penyakit yang diderita Faktor pekerjaan
b) Faktor kehamilan
Hamil dengan hidarmion
c) Faktor janin
Cacat bawaan Infeksi dalam rahim
FISIOLOGI NEONATUS
PERNAPASAN
ENDOKRIN
Dalam uterushormon dari ibu Saat lahirpembesaran kelenjar air susu pada bayi perempuan dan laki-laki ( kadang-kadang pd bayi perempuan dpt dilihat gejala withdrawal) Kelenjar adrenal >> besar drpd dewasa (0,2 % dr bb dibandingkan dgn 0,1% dr bb orang dewasa) Sedangkan kel.tiroid sudah terbentuk sempurna waktu lahir dan sdh mulai berfungsi bbrp bln sebelum lahir
Bilirubin Metabolism
Production
Degradation Hb
Bil. I (Bil. Indirek) + Albumine Bil I Prot. Y & Z
Transportation
Conjugation
Excretion
Stercobilin
20
PRODUKSI PANAS
BBLR
Ikterus
Ggn Pernapasan
Ggn Menyusui
Gangguan pernapasan
Ikterus
Ggn Menyusui
Pemeriksaan Neonatus
Anamnesis Pemeriksaan neonatus dlm keadaan telanjang di bawah lampu terang, tangan dan alat yg digunakan untuk memeriksa harus bersih dan hangat. Pemeriksaan 3x :
1. Pada saat lahir 2. Pemeriksaan lanjutan 24 jam atau hari berikutnya 3. Pada waktu pulang
Pemeriksaan Neonatus
1. Pemeriksaan saat lahir
Penilaian adaptasi neonatus (Apgar Score) Mencari kelainan kongenital Cairan amnion Plasenta Tali pusat Berat lahir dan masa kehamilan Mulut Anus Kelainan pada garis tengah Jenis Kelamin
Pemeriksaan Neonatus
2. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan Umum : Warna kulit, keaktifan, tangisan bayi, wajah neonatus, keadaan gizi, suhu. Pemeriksaan sistematik secara rinci : Kulit, kepala (wajah,mata, telinga, hidung, mulut), leher, dada, abdomen, genitalia eksterna, anus,tulang belakang dan ekstremitas, ukuran antropometrik,pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan usia kehamilan
video
Pemeriksaan Neonatus
3. Pemeriksaan pada waktu memulangkan
Kelainan kongenital/kelainan akibat trauma yg terlewatkan? Susunan saraf pusat Kulit Jantung Abdomen Tali pusat Menyusui (bayi dan ibu)
Penanganan Ikterus
I. Carilah etiologi ketika pertama kali ditemukan gejala
Blood Incompatibility
Intrauterine infection Def. G6PD
32
Penanganan Ikterus
2. 24 72 jam curiga : fisiologi Blood incompatibility (probable) Def. G6PD Polycythemia
Penanganan Ikterus
3. > 72 hours akhir minggu pertama : Infection / sepsis Dehydration + acidosis Def. G6PD
Drugs, etc
4. Akhir minggu pertama : Obstructive jaundice Hypothyroidism Breast Milk Jaundice Infection Neonatal hepatitis, etc
34
Penanganan Ikterus
HYDRATION - FEEDING FOTOTERAPI EXCHANGE TRANSFUSI
35
Ibu harus menyusui anaknya kurang lebih 8-12 kali perhari untuk hari-hari pertama kehidupan
ikterus
36
Transcutaneous Bilirubinometers
Useful as screening device
37
PHOTOTHERAPY
Bila berat bayi 2 kg / lebih Bayi Preterm di incubator
Penanganan hipotermi
Suhu Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu Beri pakaian di ruangan yang hangat Jika tidak ada penghangat bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36.5 o 37.5o C dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan. Metode kangguru mother care yang paling dianjurkan dan berhasil di negara berkembang
Posisi bayi adalah tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring. Pastikan kepala bayi sudah sesuai pada dada ibu. Letakkan bayi dengan posisi siku dan tungkai tertekuk. Yang terpenting adalah bayi harus menyentuh kulit ibu. Karena suhu optimal didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact).
Komplikasi BBLR
Gangguan pernapasan/paru-paru (Membran Hialin Disease) Pneumonia aspirasi Intraventricular hemorage Fibroplasia retrolental Hiperbilirubinemia
Pencegahan BBLR
Pemeriksaan kehamilan secara berkala Penyuluhan kesehatan pertumbuhan janin
Perencanaan persalinan pada usia reproduksi sehat (20-34 tahun) Dukungan sektor lain untuk peningkatan pendidikan Ibu dan status ekonomi keluarga
Prognosis
Berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi. Makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian. Keadaaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal. Bayi Berat Lahir Rendah cenderung memperlihatkan gangguan pertumbuhan setelah lahir.
TERIMA KASIH