Anda di halaman 1dari 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Pengertian Sumberdaya dan Cadangan Batubara Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat di manfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya berdasar kan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geo logi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sum berdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian ke layakan dinyatakan layak. (BSN, 1999) Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara yang telah diketahui di mensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan d inyatakan layak untuk ditambang. (BSN, 1999) Memperhitungkan sumberdaya dan cadangan batubara secara nasional tidak akan semp urna bila ditangani oleh satu disiplin kebumian tertentu. Hal ini disebabkan ahl i ilmu kebumian (misalnya disiplin geologi) yang mencoba mengklasifikasikan sumb erdaya dan cadangan batubara pada umumnya kurang memahami ilmu ekonomi tambang, transportasi, pemrosesan dan pemasaran.Demikian juga disiplin tambang kiranya ju ga kurang mendalami kondisi geologi dan lingkungan pengendapan batubara termasuk stratigrafi sebagai titik awal untuk menilai sebaran dan ciri pengendapan serta sebaran batubara di bawah tanah. Kondisi ekonomi akan selalu berubah bersama waktu. Demikian juga perubahan hukum dan perundang-undangan dapat mempengaruhi bidang transportasi pemasaran, dan la in-lain. Dengan demikian status sumberdaya dan cadangan batubara akan ikut berub ah sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan perundang-undangan. Ketelitian dalam pe rkiraan besarnya sumberdaya atau cadangan sebenarnya tergantung dari ketersediaa n data eksplorasi dan tingkat kompetensi atau kepakaran pembuatnya. DalamPedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara kerapatan t itik informasi yang optimal untuk masing-masing katagori sumberdaya tergantung p ada kondisi geologi dan tingkat keyakinan geologi yang diinginkan. Kerapatan tit ik untuk tiap kategori sumberdaya pada kondisi geologi sederhana, moderat dan ko mpleks sudah ditentukan dalam SNI tentang perhitungan sumberdaya dan cadangan mi neral dan batubara yang bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1. Klasifikasi Sumberdaya berdasarkan kondisi Geologinya. GEOLOGI KRITERIA SUMBER DAYA HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR SEDERHANA JARAK TITIK INFORMASI TIDAK DIBATASI 1000<X 1500 500<X 1000 MODERAT 500<X<1000 250<X<500 X 250 KOMPLEKS 200<X<400 100<X<200 X<100 Sumber : BSN, 1999

X 5

Tabel 2.2Aspek Tektonik dan Sedimentasi sebagai parameter dalam pengelompokkan k ondisi Geologi. Untuk sumberdaya hipotetik kecenderungan dalam menetapkan ketebalan dan kualita s batubara (daerah pengaruh dari titik informasi) ditentukan terutama oleh keber anian dan pengalaman estimator dalam penentuan radius daerah pengaruh dari titik informasi sesuai keadaan geologi di daerah tersebut. Dalam tabel disebut sebaga i tidak dibatasi. Walaupun begitu dalam estimasi sumberdaya hipotetik harus diny atakan jarak batas-batas terluar dari titik informasi dan alasan-alasan yang men dasarinya. Bagi sumberdaya batubara tereka, kerapatan dan penyebarluasan titik-titik inform asi, yang mungkin ditunjang oleh data interprestasi, harus memberikan pengertian yang memadai atas keadaan geologi untuk menyimpulkan kemenerusan lapisan antara

titik-titik informasi. Sumberdaya ini harus juga memungkinkan adanya estimasi k isaran ketebalan batubara juga kualitasnya walaupun masih pada tingkat kepastian yang rendah, sehingga tidak memadai untuk tujuan perencanaan penambangan. Sumberdaya batubara tereka dapat diestimasikandengan menggunakan data yang didap at dari titik-titik informasi dengan kerapatan hingga sejauh 1 km sampai dengan 2 km untuk kondisi geologi sederhana, 0,5 km sampai dengan 1 km untuk keadaan ge ologi moderat dan 0,2 km sampai dengan 0,5 km untuk keadaan geologi yang komplek s. Kecenderungan dalam ketebalan kualitas batubara tidak dapat diperkiran lebih dari 2 km dari titik-titik informasi. Untuk sumberdaya batubara tertunjuk, kerapatan, distribusi dan keterpaduan titik -titik informasi, yang mungkin diperkuat dengan data interpretasi, cukup untuk m emperoleh estimasi yang realistik atas rata-rata ketebalan, luas wilayah, kisara n kedalaman, kualitas dan jumlah in-situ dari batubara. Sumberdaya ini telah mam pu memberikan tingkat kepercayaan yang cukup atas endapan untuk pembuatan rencan a-rencana tambang dan menentukan kualitas produk batubara yang kira-kira akan di dapat. Sumberdaya batubara tertunjuk ini dapat diestimasikandengan menggunakan data yan g diperoleh dari titik-titik informasi, umumnya kurang dari 1 km untuk keadaan g eologi yang sederhana 0,25 km sampai dengan 0,5 km untuk keadaan geologi moderat dan 0,1 km sampai dengan 0,2 km untuk keadaan geologi yang kompleks. Kecenderun gan akan ketebalan dan kualitas batubara (daerah pengaruh) jangan diprediksilebi h dari 1 km dari titik-titik informasi. Sumberdaya batubara terukur ini bisa diestimasikandengan menggunakan data yang d iperoleh dari titik-titik informasi umumnya kurang dari 500 m untuk keadaan geol ogi sederhana, 0,25 km untuk keadaan geologi moderat dan 0,1 km untuk keadaan ge ologi yang kompleks. Kecenderungan dalam menetapkan ketebalan dan kualitas batub ara seharusnya tidak diprediksilebih dari 500 m dari titik-titik informasi. (Ano nim, 2006)

2.2. Parameter Perhitungan Cadangan Parameter dari unsur-unsur yang mempengaruhi perhitungan cadangan suatu endapan mineral meliputi: 1. Tebal Ketebalan dapat diukur antara lain dari data pemboran, pengukuran langsung, perh itungan skala pada peta, penampang, atau logging. Pada kegiatan penambangan, ket ebalan diukur langsung dari tempat endapanmineral tersebut diternukan. Untuk bat ubara periu memperhatikan roof, floor, parting, cara mengukur tebal. 2. Luas Luas yang dimaksud meliputi luas vertikal maupun horisontal dan pengukuran luas dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung: - Pengukuran Langsung, yaitu; a)Planimeter Minimal dilakukan 2 kali dengan arah yang berlawanan dan hasil pembacaan yang da pat diterima bila variasi pembacaan di bawah.2% dari rata- rata. b)Template pola bujursangkar, setiap bujursangkar mempunyai nilai satuan luas tertentu, pola titik, setiap titik merupakan pusat dari suatu luasan tertentu yang sama Ja raknya, pola garis sejajar, merupakan ukuran luas yang sama dari garis- garis sejajar ya ng dibandingkan dengan skala. c) Perhitungan geometri Bentuk-bentuk tidak beraturan dibagi menjadi beberapa bentuk geometri sederhana, misal segitiga, bujur sangkar, persegi empat,dan trapesium. - Pengukuran Tidak langsung Dihitung dari data survai, misal dengan metoda koordinat. Pada batubara, korelas

i adalah proses yang sangat penting dalam penentuan luas sebaran batubara. 3. Kadar Penentuan kadar suatu endapan mineral merupakan kegiatan yang kritis dan penting , sehingga memerlukan banyak pertimbangan karena kandungan kadar suatu endapan m ineral tidak selalu sama. Dalam perhitungan cadangan diperlukan perhitungan kada r rata-rata dari endapan mineral. Hasil perhitungan rata-rata yang diperoleh dib andingkan dengan cut offgrade yang berlaku. Untuk menghitung kadar rata-rata endapan mineral, memerlukan beberapa pertimbang an pembobotan, antara lain: Metode aritmatik sederhana atau rata-rata perhitungan. Metode ini berang gapan seluruh blok mempunyai faktor luas, ketebalan dan SG (specific gravity) ya ng sama. Pembobotan tebal (rata-rata ketebalan). Metode ini beranggapan seluruh b lok mempunyai faktor luas dan SG yang sama. Pembobotan luas (rata-rata luas). Metode ini beranggapan seluruh blok me mpunyai faktor ketebalan dan SG yang tetap tetapi faktor luas yang berbeda. Pembobotan volume (rata-rata volume). Metode ini beranggapan seluruh blo k mempunyai faktor SG yang sama. Pembobotan tonase (rata-rata berat). Metode ini beranggapan bahwa kadar dan SG pada suatu blok berbeda. 4. Berat Berat dalam setiap satuan volume suatu endapan mineral banyak digunakan dalam pe rhitungan cadangan. Oleh karena itu, perhitungan volume dan perubahan dari volum e ke tonase dengan memperhatikan SG-nya perlu mendapat perhatian. SG dapat diten tukan dari hasil analisa di laboratorium atau dari penambangan percobaan. 2.3 Metode Perhitungan Cadangan Berbagai metode perhitungan cadangan telah banyak dikemukakan oleh para ilmuwan, dan kalaupun ada perbedaan hanya berupa sedikit modifikasi dari sesuatu yang sa ngat umum. Pada prinsipnya, metode perhitungan cadangan harus dapat menghitung d engan cepat, dipercaya, dan mudah dilakukan cek ulang. Perbedaan dari berbagai m etode perhitungan cadangan biasanya dibedakan menurut penentuan perhitungannya y ang dipisahkan menjadi bagian-bagian atau blok. Hal ini didasarkan oleh faktor s truktur geologi, ketebalan, kadar, nilai ekonomi, kedalaman, dan lapisan penutup . Oleh karena itu, dalam pemilihan metode tergantung pada kondisi geologi endapa n mineral, sistem eksplorasi, penambangan, dan faktor ekonomi. 1. Metode Geological Blocks Metode ini telah lama dikembangkan oleh para ahli.Blok geologi digambarkan pada sebuah peta dari hasil interpretesi data eksplorasi. Batas blok geologi ditetapk an terutama berdasarkan pada prinsip-prinsip geologi, antara lain : Sesar dan singkapan endapan mineral di permukaan, pelapukan atau oksidas i. Variasi ketebalan atau kadar, Dapat pula ditambahkan dengan pertimbangan faktor morfologi, kedalaman, metoda penambangan yang akan ditetapkan, kemungkinan pemanfaatan, dan batas kons esi administratif. Prosedur penggunaan metode ini relatif sederhana, secara berurut sebagai berikut : 1. Membuat batas-batas sebaran endapan mineral. 2. Membagi ke dalam blok-blok geologi. 3. Mengukur luas area setiap blok dan dikoreksi faktor kesalahan pengukuran . 4. Menghitung nilai rata-rata ketebalan, kemudian tentukan volumenya. 5. Dengan memperhatikan faktor SG, maka dapat ditentukan beratnya. Metode blok geologi banyak dipakai karena dapat diterapkan pada berbagai jenis e ndapan mineral dan pada bermacam sistem eksplorasi yang sedang dilaksanakan. Gab ungan metode ini dengan metode cross section sering digunakan untuk perhitungan cadangan. Meskipun ketepatan perhitungan cadangan tergantung pada jenis endapan mineral, j umlah blok, dan kerapatan data, tetapi faktor subyektif geologist (personal inte rpretation) lebih berperan dibandingkan dengan pengamatan obyektif kondisi geolo

gi maupun hasil pengambilan contoh. 2. Metode cross section atau geological section Metode ini membagi tubuh endapan ke dalam blok-blok dengan konstruksi penampang geologi pada interval-interval sepanjang garis melintang atau pada level yang be rbeda sesuai kerja eksplorasi . Interval penampang dapat sama atau bervariasi se suai dengan keadaan geologi dari persyaratan penambangan. Berdasarkan pada cara konstruksi blok, maka ada 2 modifikasi metode cross sectio n, yaitu 1. Metode standard Berdasarkan pada kaidah perubahan berangsur. Setiap blok bagian dalam dibatasi o leh dua penampang dan batas samping yang tidak beraturan. Pada bagian tepi blok terdiri dari satu penampang dengan batas samping yang tidak rata. Penampang dapa t sejajar, tidak sejajar, vertikal,horisontal atau miring. 2. Metode linier Berdasarkan kaidah titik-titik terdekat. Setiap blok dibatasi oleh satu penampan g dan mempunyai. panjang yang sama dengan jarak setengah dengan bagian yang berd ampingan. Metode ini cocok untuk perhitungan cadangan pada endapan placer. Keuntungan metode cross section dapat menggambarkan keadaan geologi endapan mine ral, prosedurnya cepat, dan sederhana, tetapi menuntut analisa bentuk dan ukuran penampang guna menentukan rumus yang tepat. Metode ini merupakan pilihan yang t epat untuk endapan mineral ysng seragam, sering pula pada endapan yang berbentuk perlapisan atau endapan placer. 3. Metode polygon Metode ini menggunakan bentuk prisma poligon. perbedaan dengan metode blok geolo gi adalah pada metode polygon faktor geometrik blok tidak diperhitungkan. Metode ini digunakan berdasar pertimbangan anggapan teoritis daripada pertimbangan geo logi maupun penambangannya. Metode ini disebut juga metode areaof influence, ada pun prosedur penggunaan metode ini sebagai berikut : 1. Batas perluasan tiap lubang bor adalah setengah jaraknya diantara garis yang menghubungkan dua lubang bor terdekat. Masing-masing luas poligon ditentuka n oleh kadar dan tebal dari lubang bor disamping-sampingnya dalam satu poligon. 2. Menghitung tonase masing-masing cadangan dalam poligon. Dalam penerapannya faktor-faktor kadar, tebal. dan berat dipertimbangkan secara konstan pada tiap-tiap blok dengan sistem eksplorasi pola grid. Penerapan terbai k metode poligon apabila digunakan untuk perhitungan cadangan endapan mineral ya ng tabular, misal batubara, mangan, fosfat, endapan placer,dan vein yang tebal.

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB II - Meylland
    BAB II - Meylland
    Dokumen23 halaman
    BAB II - Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen23 halaman
    Bab V
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • BAB III Meylland
    BAB III Meylland
    Dokumen4 halaman
    BAB III Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • BAB II - Meylland
    BAB II - Meylland
    Dokumen23 halaman
    BAB II - Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab I Meylland
    Bab I Meylland
    Dokumen5 halaman
    Bab I Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Presentase Ta Meylland
    Presentase Ta Meylland
    Dokumen29 halaman
    Presentase Ta Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen6 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen10 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen3 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat