Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi adalah

Nikel. N ikel merupakan logam berwarna putih keperak perakan, ringan, kuat, anti karat, mem punyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Batuan ultra basa yang mengandun g unsur nikel adalah gabro, basalt, peridotit dan norit. Mereduksi ukuran butir merupakan suatu solusi untuk mendapatkan keuntungan dan h asil produksi yang baik. Dengan mereduksi ukuran butir perusahaan dapat menguran gi biaya transportasi dari daerah penambangan ke daerah peleburan karena sebagia n wastenya telah terbuang, juga mengurangi biaya peleburan karena jumlah tonase yang dileburkan lebih sedikit. Mereduksi ukuran atau kominusi tidak dapat dipisa hkan dari pengelompokan material berdasarkan ukuran atau sizing. Dan, keduanya d ikelompokkan dalam suatu proses yang disebut preparasi. Saat ini, bijih nikel dimanfaatkan sebagai: baja paduan untuk bahan berkekuatan tinggi, paduan Tembaga Nikel, unsur yang dominan adalah Tembaga. Paduan ini taha n terhadap korosi, alat pengolahan produk kimia dan proses pemurnian, bahan untu k konstruksi bangunan gedung, bahan untuk konstruksi kapal.

Perumusan Masalah Bagaimana proses preparasi bijih nikel? Alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses preparasi bijih nikel? Maksud Dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penulisan proposal ini adalah Mengetahui proses preparasi bijih nikel Mengetahui alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses preparasi biji h nikel Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada proses preparasi bijih nike l dan alat-alat yang diperluhkan dalam proses preparasi bijih nikel.

BAB II DASAR TEORI 2.1. Nikel 2.1.1. Genesa bijih nikel Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya kup fernikel (nikolit). Nikel merupakan logam berwarna putih keperak-perakan yang be rkilat. Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultr a basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut t erdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil subst itusi terhadap atom Fe dan Mg. Orebody dengan Ni yg tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan batuan (bedroc k) yg kaya Olivine karena memang kandungan Ni di Olivine lebih tinggi dibanding mineral mafik yg lain. Kandungan Ni di bedrock sebenar nya kecil sekali (<0.7%), kandungan dibedrock didominasi oleh silica (>40%) dan magnesia (>30%), proses p engkayaaan Ni terjadi karena adanya proses Leaching dimana elemen-elemen yg muda h larut dan punya mobilitas tinggi terutama SiO2 dan MgO dilarutkan oleh air seh ingga %Ni yg tinggal di profile jadi tinggi (>2%). Proses leaching yg efektif biasanya terjadi pada Daerah tropis dimana curah huja

n tinggi dan banyak vegetasi yang membentuk lingkungan asam. Morfologi yg "gentl e" termasuk plateua karena sirkulasi air bagus untuk "mencuci/mengeluarkan" Sili ca dan magnesia, jika terlalu terjal hasil pelapukan akan tererosi sehingga prof ile yang akan dihasilkan tipis. Kalo terlalu landai seperti di lembah/dataran re ndah sirkulasi air kurang bagus. Struktur geologi yang intensif karena penetrasi air ke bedrock akan lebih efektif. Proses leaching membentuk profile Limonite (bagian atas/zona oksidasi) dan Sapro lite (bagian bawah/zona reduksi) dimana pada lapisan limonite proses pelapukan s udah sangat lanjut sehingga hampir semua Silica dan magnesia sudah tercuci dan s isa-sisa struktur/tekstur batuan sudah boleh dikatakan hilang (semua lapisan bed rock sudah jadi tanah), lapisan limonite mengandung Fe yang sangat tinggi karena Fe sangat suka lingkungan oksidasi. Kalo saprolite boleh dikatakan setengah lap uk dimana masih ditemukan sisa-sisa batuan dasar. Kandungan Ni tertinggi akan di dapat pada zona saprolite karena Ni lebih stabil di zona reduksi. Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan bijih nikel laterit adalah: Batuan asal Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel later it, jenis batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ult ra basa tersebut: terdapat elemen Ni yang paling banyak di antara batuan lainnya mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, sep erti olivin dan piroksin mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan p engendapan yang baik untuk nikel. Iklim Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan y ang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan. Reagen-reagen kimia dan vegetasi Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memega ng peranan penting di dalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat mengubah pH larutan. Asam-asam humus ini erat kaita nnya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur a kar pohon-pohonan akumulasi air hujan akan lebih banyak humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana huta nnya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih teba l dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk men jaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis. Struktur Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan a kan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intens if. Topografi Keadaan topografi setempat akan sangat memengaruhi sirkulasi air beserta reagenreagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan seh ingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui r ekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi endapan umumnya terdapat pada da erah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa kete balan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teori tis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap i ni dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif. Waktu Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena ak

umulasi unsur nikel cukup tinggi. Terdapat 5 zona gradasi bijih nikel yaitu : Iron Capping Limonite Layer Silika Boxwork Saprolite Bedrock 2.1.2. Sifat-sifat dan kegunaan bijih nikel 1. Sifat-sifat Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat k eras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak ba ik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yan g dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. 2. Kegunaan Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan bendabenda yang bersifat tahan korosi. Bahan-bahan tembaga-nikel berbentuk tabung ba nyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk menguba h air laut menjadi air segar, untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melap isi senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, dig unakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimp anan Edison 2.1.3. Penambangan nikel Endapan nikel laterit terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik y ang terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km. Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah d an Tenggara. Operasi penambangan nikel biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka dengan ta hapan sebagai berikut: Pemboran Pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mend apatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut. Pembersihan dan pengupasan Lapisan tanah penutup setebal 10 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang. Penggalian Lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat pengolahan.

2.2. Kominusi Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dari ukur an semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing atau grinding, dimana crushin g untuk proses kering sedangkan grinding untuk proses kering maupun basah. Selai n tujuannya untuk mereduksi ukuran, hal ini juga bertujuan untuk meliberasi biji h, yaitu memisahkan mineral berharga dari mineral tak berharga. Setelah melakukan reduksi ukuran sebaiknya dilakukan proses sizing yakni pengelo mpokkan mineral yang dapat dilakukan dengan metode screening,yaitu pemisahan uku ran butiran berdasarkan lubang ayakan sehingga ukurannya seragam, dan classifyin g, yaitu pemisahan material berdasarkan kecepatan jatuh material dalam suatu med ia (air, udara) sehingga ukurannya tidak seragam. Kominusi Kominusi yaitu : suatu proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih keci l dari ukuran semula hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan ga lian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya.. Proses ini dilakuk

an dengan bantuan alat crushing dan grinding. Crushing hanya dapat digunakan dal am kondisi kering, sedangkan grinding dapat dilakukan dalam kondisi kering maupu n basah. Kominusi bahan galian meliputi kegiatan berikut : a. Crusher Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diin ginkan agar terpisah dengan mineral pengotor yang lain. Dimana proses ini bertuj uan juga untuk reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tamba ng (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menja di ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Alat yang digunakan adalah Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara la in : 1. Jaw crusher 2. Gyratory crusher 3. Cone crusher 4. Roll crusher 5. Impact crusher 6. Rotary breaker 7. Hammer mill b. Grinding Grinding merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diingi nkan. Tujuan Grinding yaitu Mengadakan liberalisasi mineral berharga, mendapatka n ukuran yang memenuhi persyaratan industri, mendapatkan ukuran yang memenuhi pe rsyaratan proses selanjutnya. Alat yang digunakan meliputi: ball mill rod mill hammer mill impactor. Sizing Sizing merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi sesua i ukuran yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening yaitu Salah satu pe misahan berdasarkan ukuran. Sizing dibagi menjadi dua antara lain : Pengayakan (Screening), Pengayakan adalah proses pemisahan secara mekani k berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Produk dari proses pengayakan ada 2 (dua), yaitu antara lain : 1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize). 2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize). b. Classifying, Classifying yaitu pemisahan butir mineral yang berdasarkan atas kecepatan jatuh material dalam suatu media (air,udara) sehingga hasilnya tidak s eragam. Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu antara lain: 1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut ov erflow. 2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (das ar) disebut underflow. Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu : 1. Partition concept 2. Tapping concept 3. Rein concept 2.3. Kominusi Nikel Berdasarkan tahapan proses, pengolahan nikel dapat dilakukan dalam tiga tahapan proses, yaitu Tahap Preparasi, Tahap Pemisahan, dan Tahap Dewatering. Kegiatan pengolahan ini bertujuan untuk membebaskan dan memisahkan mineral berharga dari mineral yang tidak berharga atau mineral pengotor sehingga setelah dilakukan pro ses pengolahan dihasilkan konsentrat yang bernilai tinggi dan tailing yang tidak

berharga. Metode yang dipakai bermacam-macam tergantung dari sifat kimia, sifat fisika, sifat mekanik dari mineral itu sendiri. Sesuai dengan batasan masalah sebelumnya, maka saya hanya akan membahas mengenai tahapan preparasi bijih nikel dan alat-alat yang digunakannya. Berikut adalah diagram alir proses preparasi bijih nikel:

2.3.1. Crushing Dimana proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran ore agar mineral berharga bis a terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher s aja dan tidak dibutuhkan grinder. Dengan hanya digunakan crusher maka dapat disi mpulkan metode yang digunakan adalah metode kering. Alat yang digunakan pada Primary Crusher dan Secondery Crusher yaitu antara lain : 1. Jaw crusher 2. Gyratory crusher 3. Cone crusher 4. Roll crusher 5. Impact crusher 6. Rotary breaker 7. Hammer mill Screening Untuk mendapatkan ukuran butir yang seragam dilakukan screening, dengan begitu a kan didapatkan material over size dan material under size. Material over size ak an dikembalikan ke crusher untuk kembali diolah sehingga menjadi material under size. Ayakan (screen) yang berskala industri yaitu antara lain : 1. Stationary grizzly 2. Roll grizzly 3. Sieve bend 4. Revolving screen 5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.) 6. Shaking screen 7. Rotary shifter 2.3.3. Beberapa perhitungan dalam pengolahan bijih nikel Untuk menyatakan keberhasilan suatu proses pemisahan mineral dilakukan beberapa perhitungan dengan persamaan-persamaan sebagai berikut: Menghitung recovery/perolehan untuk menunjukan effisiensi pemisahan R=(banyaknya mineral berharga dalam konsentrat)/(banyaknya mineral berharga dala m feed (umpan) ) 100% R=(C c)/(F f) 100% Dimana : R= Recovery atau perolehan C= Jumlah Konsentrat C= Kadar Konsentrat F= Jumlah feed

F= Kadar Feed Menghitung kadar atau kandungan mineral berharga dalam konsentrat Kadar=(massa mineral berharga dalam konsentrat)/(massa konsentrat seluruhnya) Menghitung ratio of concentration (Nisbah Konsentrasi) Banyaknya umpan pengolahan untuk menghasilkan 1 ton konsentrat: NK=(massa umpan)/(massa konsentrat)

BAB III METODELOGI PENELITIAN Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan memakai 2 metode yakni metode pri mer dan metode sekunder. Metode primer dilakukan dengan mengadakan observasi lan gsung ke daerah penelitian dan hasil observasi menjadi data utama dalam peneliti an ini antara lain : Proses preparasi bijih nikel yang dilakukan Alat-alat yang digunakan dalam proses preparsi bijih nikel Metode sekunder yang diterapkan dalam penelitian ini mencakup studi literatur da ri berbagai sumber yang kemudian dikembangkan untuk mendukung kajian dari peneli tian ini serta hasil olahan data utama yang dijadikan data sekunder seperti pemb uatan perencanaan pabrik yang baik. Dari uraian diatas, maka dapat dibuat diagram alir metode penelitian sebagai ber ikut:

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB II - Meylland
    BAB II - Meylland
    Dokumen23 halaman
    BAB II - Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen23 halaman
    Bab V
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • BAB III Meylland
    BAB III Meylland
    Dokumen4 halaman
    BAB III Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Dokumen3 halaman
    Bab Vi
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Bab I Meylland
    Bab I Meylland
    Dokumen5 halaman
    Bab I Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • BAB II - Meylland
    BAB II - Meylland
    Dokumen23 halaman
    BAB II - Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Presentase Ta Meylland
    Presentase Ta Meylland
    Dokumen29 halaman
    Presentase Ta Meylland
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen4 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen10 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen3 halaman
    Untitled
    Melan Mete
    Belum ada peringkat