Anda di halaman 1dari 3

Upaya Peningkatan Penguasaan Materi dan Alat Praktikum Fisika SMA Bagi Mahasiswa Pendidikan Fisika Melalui Kegiatan

Asistensi di SMA Negeri 1 Purworejo


Susilo Edy Purnomo1), Eko Setyadi Kurniawan2)
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jl. KHA.Dahlan 3, Purworejo 54111 1) e-mail: susiloedypurnomo@gmail.com 2) e-mail: ekosetyadik@gmail.com

Intisari Telah dilakukan penelitian guna mengetahui peningkatan penguasaan materi dan peralatan praktikum Fisika tingkat SMA bagi mahasiswa program studi Pendidikan Fisika melalui kegiatan asistensi. Asistensi merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa di program studi Pendidikan Fisika UMP pada semester VI yang berbobot 1 sks. Dalam pelaksanaanya, mata kuliah Asistensi ini hanya dilakukan di laboratorium kampus pada praktikum Fisika Dasar 1 dan 2 maupun praktikum Elektronika Dasar. Untuk itu, guna mendekatkan mahasiswa terhadap kondisi nyata di sekolah telah dilakukan upaya pengenalan secara langsung antara mahasiswa dan siswa melalui kegiatan Asistensi Praktikum Fisika yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Purworejo. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo semester VI yang berjumlah 31 orang. Data diperoleh dengan uji pretest dan postest terhadap penguasaan materi dan alat praktikum Fisika SMA. Pretest rata-rata 67,03 dan postest rata-rata meningkat menjadi 73,93. Hasil penelitian menunjukan telah terjadi peningkatan pemahaman baik materi maupun penguasaan peralatan praktikum Fisika SMA sebesar sebesar 22,26%. Sehingga kegiatan asistensi di sekolah dapat dijadikan kegiatan yang berkelanjutan dalam bentuk pendampingan praktikum di SMA guna meningkatkan kemampuan mahasiswa (calon guru) dalam penguasaan materi dan peralatan praktikum Fisika di SMA. . Kata kunci: Asistensi, Praktikum Fisika SMA

I. PENDAHULUAN Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dianggap dapat mencakup tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium (Rahayuningsih & Dwiyanto, 2005). Secara teoritis keberadaan laboratorium diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan yang terpusat pada pengembangan ketrampilan tertentu, antara lain keterampilan proses, ketrampilan motorik dan pembentukan sikap ilmiah, khususnya pengembangan minat untuk melakukan penyelidikan, penelitian dan minat mempelajari alam secara lebih mendalam (Hudha, 2002 : 2). Mahasiswa Pendidikan Fisika dalam pelaksanaan praktikum fisika dasar masih mengalami kesulitan dalam menguasai alat-alat praktikum walaupun telah disusun buku panduan praktikum dalam bentuk modul dan format penilaian kegiatan praktikum. Penilaian kegiatan praktikum Fisika Dasar didasarkan pada : (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pelaporan, (4) nilai tahap akhir praktikum (tes final). Sehingga perlu adanya pembekalan terhadap mahasiswa yang telah melakukan praktikum fisika dasar, dalam mengelola laboratorium, manajemen laboratorium, merawat, mereparasi alat dan bahan praktikum serta mengerti kondisi yang ada dilapangan, dengan melakukan kegiatan asistensi di SMA.

Dari uraian tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan penguasaan materi dan alat praktikum fisika mahasiswa semester VI melalui kegiatan asistensi di SMA Negeri 1 Purworejo. II. TINJAUAN PUSTAKA Segala sesuatu yang telah diketahui tentang dunia fisika dan tentang prinsip-prinsip yang mengatur sifat-sifat yang dipelajari melalui percobaan atau praktikum, yaitu dengan pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam. Gejala-gejala alam yang sukar ditemukan, yang tidak bisa diamati dari dekat dan sulit diamati karena waktunya cepat bagi mata kita, maka dibuat modelnya di dalam laboratorium. Kondisikondisinya diatur sedemikian sehingga sesuai dengan gejala alam yang sebenarnya serta proses dan hasilnya diamati atau diukur kemudian hasil pengukurannya diolah. Dari hasil pengolahan ini lah dapat ditarik kesimpulan apakah teori memiliki kebenaran sesuai dengan gejala alam atau tidak (Wirasasmita, 1989 : 1-3). Dengan adanya kegiatan praktikum maka mahasiswa atau siswa diharapkan lebih mudah mempelajari pelajaran fisika, karena mereka dapat membandingkan teori-teori yang telah diajarkan dengan hasil percobaan yang diperolehnya di laboratorium. Di samping itu juga kegiatan praktikum dapat mendidik mahasiswa bersikap mandiri, ilmiah, dapat memecahkan masalah dan melatih keterampilan. Dengan demikian pembelajaran melalui pendekatan praktikum bertujuan : (1) mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik, kepuasan, keterbukaan, dan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan alam, (2) mengembangkan pikiran kreatif dan kemampuan untuk memecahkan masalah, (3) mendorong berbagai aspek dari pikiran keilmuan termasuk
1

Seminar Nasional Quantum 2012, Pendidikan Fisika UAD, 24 Juni 2012

bagian-bagian metode ilmu pengetahuan alam seperti merumuskan hipotesa dan anggapan, (4) mengembangkan pemahaman konsep dan potensi intelektual, (5) mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan melakukan penyelidikan, pengukuran, merekam data, menganalisa dan menafsirkan hasil percobaan, (6) mengembangkan keterampilan dalam menggunakan teknikteknik exsperimental dan penggunaan alat seperti multimeter, jangka sorong,micrometer sekrup, merancang alat dan sebagainya. Menurut tujuannya, pembelajaran melalui pendekatan praktikum dibedakan menjadi tiga : (1) praktikum konsep menekankan perkembangan konsep siswa dan penanggulangan miskonsepsi, (2) praktikum konsep menekankan latihan keterampilan proses, yaitu keterampilan yang digunakan untuk mencari dan mengesahkan pengetahuan eksperimen, (3) praktikum keterampilan menekankan latihan penggunaan peralatan dan teknik-teknik eksperimental seperti penggukuran dengan multimeter dan stopwatch, menyolder, merancang peralatan (Anonim, 1994 : 1-4). Mata kuliah asistensi Praktikum Fisika Dasar merupakan mata kuliah wajib tempuh untuk mahasiswa Program Study Pendidikan Fisika yang berbobot 1 sks namun pelaksanaan bernilai 150 menit ( setara 2 sks). Model praktikum fisika yang selama ini dilakukan adalah model resep makanan, yaitu semua hal yang berkaitan dengan praktikum mulai dari petunjuk praktikum sampai alat telah disediakan oleh laboran. Hasil evaluasi tim pengampu Praktikum Fisika Dasar menyatakan bahwa selama ini banyak kelemahankelemahan pada pelaksanaan praktikum. Model tersebut kurang menumbuhkan semangat menggali pengetahuan atau inquiry, karena mahasiswa telah disajikan apa yang akan diperoleh dari praktikum tersebut. Oleh karena itu diupayakan penguasaan praktikum fisika melalui kegiatan asistensi di SMA. Asistensi praktikum adalah pelaksana lapangan dalam kegiatan praktikum yang berhubungan langsung dengan siswa (praktikan) sebagai peserta kegiatan praktikum. Sistem organisasi manajemen laboratorium fisika SMA Negeri 1 Purworejo disajikan pada Gambar 1. Dari Gambar 1 terlihat bahwa struktur organisasi pengelolaan laboratorium meliputi laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo terhadap mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan asistensi praktikum fisika di SMA Negeri 1 Purworejo tahun 2012, kelas X-1 sampai X-9 dari hari senin tanggal 30 April 2012 sampai dengan hari sabtu tanggal 12 Mei 2012 sejumlah 31 orang. Untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa

pada ranah kognitif digunakan tes awal (pre test) mahasiswa dalam penguasaan materi Fisika kelas X, dan alat praktikum. Hasil tes awal terhadap 31 mahasiswa semester VI tahun akademik 2011/2012 diperoleh nilai terendah sebesar 55 sedangkan nilai tertinggi sebesar 82 dan rata-rata sebesar 67,03 dengan standar deviasi 7,03.
Sementara itu hasil setelah dilakukan proses kegiatan asistensi praktikum fisika SMA diadakan pos test dengan soal yang sama dengan pre test, diperoleh nilai terendah sebesar 65,00 sedangkan nilai tertinggi sebesar 85,00 dan rata-rata sebesar 73,58 dengan standar deviasi 6,11 terjadi peningkatan sebesar 22.26%. Adapun hasil pre test dan pos

test disajikan tabel 1.


Tabel 1. Hasil pre test dan pos test mahasiswa
Asisten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 Jumlah Rata-rata

Pre test 82 55 60 80 55 76 75 75 72 73 66 67 68 69 70 75 66 68 58 60 60 67 70 73 59 60 62 64
65 66 62 2078 67.03

Pos test 85 60 65 84 65 80 80 80 75 75 78 70 73 74 75 79 72 75 70 75 70 75 75 79 65 65 69 75
75 79 75 2281 73.93

% 9.67% 16.12% 16.12% 12.90% 32.25% 12.90% 16.12% 16.12% 9.67% 6.45% 38.70% 9.67% 16.12% 16.12% 16.12% 12.90% 19.35% 22.58% 38.70% 48.38% 32.25% 25.80% 16.12% 19.35% 19.35% 16.12% 22.58% 35.48%
32.25% 41.93% 41.93% 654.83% 22.26%

Gambar 1. Struktur organisasi Pengelolaan laboratorium fisika


Seminar Nasional Quantum 2012, Pendidikan Fisika UAD, 24 Juni 2012

dengan siswa (praktikan) pada saat kegiatan praktikum fisika kelas X di SMA Negeri 1 Purworejo IV. KESIMPULAN Dari hasil uraian diatas dapat ditunjukan bahwa terjadi peningkatan pemahaman materi dan alat praktikum di SMA. Hal ini dapat ditunjukan dari hasil pre test dan pos test sebesar sebesar 22,26%. Atau pre test rata-rata 67,03 dan postest rata-rata meningkat menjadi 73,93. Sehingga kegiatan asistensi di sekolah dapat dijadikan kegiatan yang berkelanjutan dalam bentuk pendampingan praktikum di SMA guna meningkatkan kemampuan mahasiswa (calon guru) dalam penguasaan materi dan peralatan praktikum Fisika di SMA. Saran Kegiatan asistensi praktikum fisika SMA perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk membekali mahasiswa sebelum mereka menjadi seorang guru fisika. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Purworejo Ibu Budiastuti Sumaryanti, M.Pd yang telah mengijinkan kegiatan Asistensi Praktikum kelas X 2. Kepala Laboratorium Fisika Drs. Sutrisno, S.Pd yang telah mengijinkan kegiatan Asistensi Praktikum kelas X PUSTAKA
[1] Rahayuningsih, E. & Dwiyanto, D. 2005. Pembelajaran di laboratorium. Yogyakarta : Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Hudha, A, M. 2008. Penggelolaan Praktikum di Laboratorium. Makalah Lokakarya Fiskes UMM Amin, M. 1989. Pedoman Laboratorium dan Praktikum MIPA, Jakarta : Depdikbud Ellianawati, B. Subali. Penerapan Model Praktikum Problem Solving Laboratory sebagai Upaya untuk Memperbaiki Kualitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010), pp. 90-97 Wirasasmita, O. 1989. Pengantar Laboratorium Fisika, Jakarta : Depdikbud Anonim. 1994. Praktikum Fisika. Ujung Pandang. IKIP Eko Setyadi Kurniawan. Problematika Pengguasaan Bahan Ajar Fisika SMA kelas X pada Mahasiswa Pendidikan Fisika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011, pp. 109-114 P. Kurnianto, P. Dwijayanti, dan Khumaedi, Pengembangan Kemampuan Menyimpulkan dan Mengkomunikasikan Konsep Fisika melalui Kegiatan Praktikum Fisika Sederhana. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010), pp. 6-9

Gambar 2. Hasil pre test dan pos test Dengan adanya kegiatan asistensi, mahasiswa dapat memperoleh wawasan dengan mengamati siswa (praktikan) ketika menyimpulkan dan mengkomonikasikan konsep fisika setelah mereka memperoleh data dalam kegiatan praktikum. Mahasiswa lebih mudah dalam belajar karena lembar kerja siswa (LKS Praktikum) telah di jelaskan oleh guru, asisten membantu menyiapkan alat dan bahan praktikum dan membantu mendampingi siswa dalam melaksanakan praktikum. Dengan adanya asistensi praktikum fisika mahasiswa semester VI mempunyai bekal dalam mempelajari fisika, berkomunikasi langsung dengan peserta didik, mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam bertanya, bekerjasama dalam praktikum, sehingga dengan asistensi praktikum fisika di SMA dapat meningkatkan konsep pemahaman mahasiswa dalam materi yang akan diajarkan dan praktikum yang dapat dilaksanakan. Dokumentasi kegiatan asistensi praktikum fisika kelas X pada saat praktikum Kalor jenis bahan dan Hukum Ohm.

[2] [3] [4]

[5] [6] [7]

[8]

(a)

(b) Gambar 3. (a) Interaksi siswa (praktikan) dalam bertanya pada saat praktikum fisika kelas X. (b) Interaksi Asisten

Seminar Nasional Quantum 2012, Pendidikan Fisika UAD, 24 Juni 2012

Anda mungkin juga menyukai