Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ruang , pada dasarnya terjadi karena adanya hubungan antara sebuah obyek dan manusia yang melihatnya sekaligus merasakannya. Hubungan itu mula-mula ditentukan oleh penglihatan, tetapi bila ditinjau dari pengertian ruang secara arsitektur, maka hubungan tersebut dapat dipengaruhi juga oleh penciuman, pendengaran dan perabaan. Seringkali terjadi bahwa ruang yang sama mempunyai kesan atau suasana yang berbeda sama sekali, karena dipengaruhi oleh adanya hujan, angin, ataupun terik matahari dan sebagainya.

Ruang atau space berasal dari bahasa Latin spatium yang berarti ruangan atau luas (extent).Dalam pemikiran Barat, Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah. Sedangkan dalam pemikiran timur, menurut Lao Tzu, "yang tidak nyata justru menjadi hakekatnya, dan dinyatakan dalam bentuk materi". Sebuah ruang tidak memerlukan pembatas yang jelas / tegas, tetapi lebih mengandalkan perasaan. Ruang bisa terbentuk lewat berbagai macam cara seperti perbedaan ketinggian, perbedaan warna dan bahan, lighting, dll.Sementara ruang adalah suatu batasan yang dibatasi/dikelilingi oleh sebuah atau berupa bidang horizontal maupun bidang vertical. Sumber:Wikipedia.com.Susunanan adalah tata letak suatu benda pada suatu area.jadi susunan ruang adalah suatu batasan-batasan pada sutau area berbentuk tiga dimensi yang mempunyai tata letak yang benar.

Eksistensi topic susunan ruang pada dunia arsitektur adalah hal yang sangat disadari bagi para arsitek dan pekerja ilmu dunia arsitektur. Tugas pokok dan mendasar dari sebuah bangunan adalah tugas sebagai wadah aktivitas. Dalam hal ini bangunan harus memberikan perlindungan terhadap tekanan luar dan dapat memberikan kenyamanan agar aktivitas dalam bangunan berjalan dengan maksimal. Kenyamanan minimal yang harus dipenuhi oleh bangunan adalah kenyamanan fisiologis. Kenyamanan fisiologis thermal adalah kenyamanan

yang sangat berperan bagi untuk kerja orang di dalam bangunan. Fanger, 1982, mengatakan bahwa intelektual dan performansi persepsual orang dalam ruang akan mencapai kondisi maksimal bila dalam kondisi nyaman thermal. Dengan demikian studi kenyamanan thermal dalam dunia arsitektur adalah penting.

Perkembangan suatu perancangan arsitektur dalam pengolahan susunanan ruang, mengalami berbagai perubahan, dari zaman ke zaman. Hal ini dikarenakan pola aktivitas ataupun kegiatan yang kompleks yang mengalami perkembangan.Kita bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan, dan didalam ruang kita merasakan suatu ruang dalam hubungan dimana kita berada dan kemana kita menetapkankan tujuan. Untuk penghubung antara suatu ruang yang satu dengan yang lainnya, hal inilah yang disebut dengan sirkulasi.sementara secara tidak langsung penentuan sebuah susunan ruang dan sirkulasi tersebut akan mempengaruhi kenyaman thermal.

Anda mungkin juga menyukai