Anda di halaman 1dari 36

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif.

Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1.

Belajar

itu

memahami

bukan

sekedar

menghapal

Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2.

Membaca

adalah kunci

belajar

Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3.

Mencatat

pokok-pokok

pelajaran

Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4.

Hapalkan

kata-kata

kunci

Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5.

Pilih

waktu

belajar

yang

tepat

Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6.

Bangun

suasana

belajar

yang

nyaman

0|Page

Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7.

Bentuk

Kelompok

Belajar

Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8.

Latih

sendiri

kemampuan

kita

Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9.

Kembangkan

materi

yang

sudah

dipelajari

Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10.

Sediakan

waktu

untuk

istirahat

Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham. Source : http://serinenku.sitesled.com/Beranda/Tips/10crpintar.html

1|Page

Daftar Isi
Pengetahuan Senam Dasar ............................................................................................................. 3 Pendahuluan.................................................................................................................................... 3 Pengetahuan Senam........................................................................................................................ 4 Aktivitas Dasar Dalam Senam .......................................................................................................... 5 Arti Pedagogsis Dalam Senam ....................................................................................................... 10 Gerakan dalam Senam dan Tingkat Belajar Motorik..................................................................... 13 Bantuan dan Pengamanan ............................................................................................................ 21 Gerakan Lokomotor....................................................................................................................... 30

2|Page

Pengetahuan Senam Dasar

Pendahuluan
Modul 1 yang membahas tentang pengetahuan Umum Senam, merupakan salah satu materi dalam Mata Kuliah Senam Dasar Program Penyeteraan D-II Penjaskes Universitas Terbuka. Pemahaman modul ini merupakan modal dasar untuk dapat memahami modul- modul berikutnya, karena dalam modul ini akan membahas hal- hal yang berkaitan dengan pengetahuan umum dari berbagai aspek yang berkaitan dengan sejarah perkembangan, aktivitas dasar dalam senam, dan manfaat yang diperoleh melalui kegiatan senam.

Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah Anda mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :

Kognitif :

Anda dapat memberikan gambaran singkat mengenai perkembangan senam beserta tokoh tokohnya serta aktivitas dasar yang mendasari gerakan dalam senam. Anda dapat membedakan senam normative dan nonnormatif. Anda dapat menjelaskan implikasi pedagogsis senam sebagai instrument , perspektif kesehatan , penilian dan pengamatan , aspek social dalam pengelolaan gerak , dan personal.

Afektif:

Diharapkan anda memiliki keinginan melakukan diskusi kelompok dan memiliki rasa bahwa pembelajaran modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami aspek teoritis dalam modul berikutnya

3|Page

Pengetahuan Senam
Senam atau gymnastic merupakan suatu system latihan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh. Istilah ini muncul dari kata Yunani (gymnos yang berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa menggunakan busana). Pada sekita abad ke 15 pengertian tentang senam menjadi kumpulan sejumlah pengetahuan. Senam pertama kali muncul pada masyarakat Sklavia (para budak) dan dianggap sebagai kegiatan yang diperuntukan untuk laki- laki, oleh karena itu kegiatan ini bersifat kemiliteran terutama bagi kaum remaja. Dalam jaman keemasan Yunani, Senam meliputi semua bidang kegiatan yang dikenal saat itu seperti latihan tubuh , dan juga tari, menunggang kuda serta latihan tubuh untuk tujuan militer. Tempat latihannya disebut dengan Gymnasium. Seorang dokter pada saat itu yang bernama Hippokrates memberikan pengertian senam menjadi Fisioterapi atau Heilgymnastik. Gymnastik modern diawali dari Jerman,disini tercatat Johann Basedow (17231790) sebagai seorang guru yang pertama kali mengenalkan senam secara terorganisir, Guts Muths (1759- 1839), meneruskan ide pemikiran Basedow. Buku yang berjudul Gymnastik fiir die jugend (1759- 1839), merupakan buku yang pertama ditulis Guts Mush tentang senam sebagai pegangan dalam pendidikan jasmasni di sekolah. Guts Mush juga dikenal sebagai Nenek Moyang Gymnastik atau Great Grandfather of Gymnastik. Frederich Ludwig Jahn (1778- 1852) mengajukan sebuah rencana di Jerman yang bertujuan untuk ketahanan nasional dan kesatuan melalui Organisasi Turnverein. Sumbangan yang siberikannya telah mengantar dia menjadi Bapak Senam atau Father of Gymnastik dengan Turnen. Arti turnen dalam bahasa latin adalah berputar, berpindah dari semua bagian tubuh seperti berlari, melompat, memanjat, berenang, serta bentuk latihan pada alat yang dibuat seperti yang disebutkan diatas.

4|Page

Aktivitas Dasar Dalam Senam


Ruangan olahraga atau semacam hall senam bagi anak memiliki arti yang sangat penting, karena disana mereka dapat melakukan apa saja sesuai dengan gerak hatinya, mereka dapat berlari, berjalan, memanjat, berguling, meloncat dan melompat diatas manapu alat yang ada. Apabila kita kelompokkan semua gerakan tersebut di atas, gerakan atau keterampilan mereka dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok (Gabbard.C,Leblance.E, dan Lowy.S, 1987) yaitu : Lokomotor, yaitu gerakan atau tindakan dengan maksud memindahkan posisi seluruh tubuh ketempat lain, apakah itu ke depan, ke belakang, ke samping, ke atas maupun ke bawah. Contoh gerakan : Berjalan

5|Page

Pola berjalan yang sudah matang Arah gerakan

Non Lokomotor , yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud menggerakan bahagian tubuh tanpa harus memindahkan seluruh tubuh/ tetap ditempat sepeti mengayunkan kedua lengan , memutarkan leher, membungkuk, menegakkan badan ke semua arah. Manipulatif Yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud memanipulasi gerakan atau posisi suatu benda seperti menggelindingkan bola, menangkap bola, melempar, mengiring bola dan lain sebagainya. Contoh gerakkan : Menggulinkan bola

Menggulingkan bola pada tingkat dasar 6|Page

Menggulingkan bola pada tingkat yang sudah matang Secara teoritis semua gerakan tersebut adalah gerakan terpisah, namun demikian pada bentuk tingkah laku yang lebih komplek, gerakan ketiga kegiatan dasar tersebut dapat saja menjadi gerakan gabungan gerak secara keseluruhan. Seperti melakukan rolling atau menggulinkan badan ke depan termasuk dalam kategori lokomotor, namun disisi lain mengayunkan kedua lengan merupakan gerakan non lokomotor, Gerakan menggulingkan ke belakang beberapa kali

B.

Pembagian Senam

Untuk penyederhanaan, disini akan diambil berdasarkan pembagian senam menurut Knirsch K. (1981), yaitu senam yang terbagi atas Normatif dan Nonnormatif Senam Normatif 7|Page

Jenis senam ini lebih dikenal dengan senam artistic, ritmik sportif, atau sports aerobics Semua kegiatannya dibatasi oleh sejumlah peraturan yang telah baku atau telah memiliki peraturan khusus dalam penyelenggaraanya yang dikenal dengan Technical Regulation of Point yang dikeluarkan oleh FIG. Tujuannya adalah untuk memberikan keseragaman dalam penilaian secara lebih objektif serta membantu pelatih dan pesenam dalam menyusun rangkaian latihan. Senam menurut Federasi Senam International (FIG = Federation International de Gymnastique), terbagi dalam 4 kelompok, Senam Artistik (Artistic Gymnastics) Senam Ritmik Sportif (Rhytmic Sportive Gymnastics) Aerobik Pertandingan (Sports Aerobic) Senam Umum (General Gymnastic)

Peralatan yang digunakan dalam Perlombaan Senam adalah sebagai berikut sesuai dengan urutannya : Senam Artistik Putra Lantai (Floor) KudaPelana (Pommeled Horse) Gelang- gelang (Rings) Kuda Lompat (Voulting Horse) Palang Sejajar (Parallel Bars)

8|Page

Palang Tunggal (Horizontal Bar atau High Bar)

Senam Artistik Puter Kuda Lompat (Voulting Horse) Palang Bertingkat (Asseymetric Bars) Balok Keseimbangan ( Balance Beam) Lantai (Floor)

Alat dan ukuran lantai yang digunakan puteri sama dengan yang disunakan untuk putera. Senam Ritmik Sportif (Khusus Puteri) Bola (Ball) Tali (Rope) Simpai (Hoop) Piat (tape) Gada (Club)

Sport Aerobics (putera dan puteri) Alat yang digunakan adalah lantai yang berukuran 7 x 7 meter dengan ruang pengaman disetiap sisi selebar 2 meter. Senam Nonnormatif Senam nonnormatif lebih dekat kepada pendidikan jasmine secara umum, karena kegiatan dalam jenis ini tidak diatur secara ketat dengan peraturan peraturan seperti yang ada dalam senam normative 9|Page

Arti Pedagogsis Dalam Senam


Arti pedagogsis di dalam senam dapat dikelompokkan ke dalam lima arti, yaitu senam sebagai instrumen atau alat senam dilihat dari prospektif kesehatan dan kesegaran jasmani, penelitian dan pengamatan gerak, aspek afektif social terutama dalam pengolahan gerak, dan aspek personal ( Knirsch. K, 1981).

Senam sebagai instrument atau alat Gerakan melompat, memanjat , mengayun dan sebagainya, merupakan alternative kegiatan yang banyak di tawarkan dalam senam. Mereka akan belajar bagaimana mereka harus melompat atau memanjat, mendorong atau mengangkat. Jadi secara fisik mereka telah belajar, bagaimana mereka dapat mengenal, menyesuaikan dan meguasai lingkungannya. Perspektif Kesehatan dan Kesgaran Jasmani Senam dapat dilakukan untuk semua tingkatan usia khususnya pada anak anak. Melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan, akan memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap pertumbuhan sang anak. Melalui gerakan akan menimbulkan rangsangan yang mengakibatkan terjadinya proses adaptasi(Letzelter, 1978) Penelitian dan pengamatan Gerak Dengan kegiatan yang dilakukan, si anak sudah dapat melakukan pengamatan dan memiliki pengalaman secara fisik maupun teknik. Lebih jauh lagi mereka juga akan belajar bagaimana menyeimbangkan dirinya maupun merasakan gerakan otonya sendiri (Kinestetik) 10 | P a g e

Arti Sosial Arti social dalam pengelolaan gerak dalam senam alat, hendaknya dilihat dari dua aspek kerjasama (kooperatif) melalui saling Bantu dan kedua dari aspek mengikuti aturan (asosiatif). Bentuk pengelolaan kerjasama dengan alat, memiliki dua tujuan yaitu keamanan yang dilakukan maupun untuk keberhasilan gerakan. Arti Personal Aspek social selalu dikaitkan dengan prestasi, keamanan, kebanggaan, dan kemampuan. Arti personal bagi seorang anak harus dan akan dirasakan secara langsung saat pertama kalo dia mencoba gerakan dan berhasil.Keberhasilan ini akan memberikan arti sangat positif sebagai pemicu belajar. Senam Alat dan Artistik Sesuai dengan ekonomisasi tugas gerak serta spesialisasi yang sesuai dengan teknik gerak, senam nonnormatif pun berkembang sampai tingkat yang lebih tinggi dibentuk dari unsur unsure gerak seperti : Gerakan mengguling Gerakan lecutan kaki Lecutan tubuh Pelurusan pinggul Mengayun naik dan berputar Gerakan loncatan kaki Mengayun naik kedepan/ belakang Keseimbangan

11 | P a g e

Faktor Kesulitan Dalam Gerak Bagi anak yang memang sudah memiliki kemampuan cukup dan terlatih , tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan (knirsch. K, 1983): Fisik mekanik, ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas fisik yang sesuai dengan hokum biomekanik Koordinatif Konsentratif, yang erat kaitannya dengan masalah momen gerakan fisik berdasarkan arah dan intensitas serta seduai dengan hukuk mekanik, Anatomis fisiologis, merupakan kemampuan dalam mendistribusikan kekuatan dan kelentukan secara seimbang, sesuai dengan berat badanya. Psikologis erat hubungannya dengan rasa takut terhadap keadaan yang sangat luar biasa/ ekstrim.

12 | P a g e

Gerakan dalam Senam dan Tingkat Belajar Motorik


A.Struktur Gerak Struktur gerak dibedakan antara siklik dan asiklik. 1. Gerakan Siklik Gerakan sik;ik merupakan bentuk gerakan yang dilakukan berulang- ulang pada gerakan yang sama seperti lari, jalan, berenang, bersepeda dan lain sebagainya. Sesuai dengan hukum gerak yang berlaku, maka gerak siklik memiliki dua fase gerak, yaitu fase utama dan fase antara.

2. Gerakan Asiklik Gerak asiklik merupakan satu bentuk gerakan yang berdiri sendiri (Gerak tertutup). Gerakan yang termasuk didalamnya adalah seperti lempar lembing, lompat jauh, kipp atau semua bagian gerakan atau elemen gerak yang ada dalam senam alat atau artistik.

13 | P a g e

Untuk lebih jelasnya, maka gerakan asiklik merupakan suatu susunan atau sekuens beberapa fase gerak, yaitu : Fase Pendahuluan atau awal Fase Utama Fase Akhir

B. Kombinasi Gerak Kombinasi gerak hanya mungkin terjadi apabila suatu gerakan diikuti oleh gerakan yang lainnya. Namun sebagai catatan, bahwa gerakan kombinasi hanya terjadi pada gerakan yang asiklik. Dalam olahraga senam kita akan selalu bekerja dengan gerakan asiklik, walaupun masih dapat kita lihat adanya gerakan siklik seperti awalan lari untuk round off misalnya atau pada awalan pada kuda- kuda lompat.

14 | P a g e

C. Pengertian Fase Gerak 1. Fase Pendahuluan atau Awal Fase pendahuluan atau awal adalah dipersiapkan untuk meneruskan gerak menuju fase gerak utama secara optimal. Secara terperinci fase pendahuluan ini dapat pula kita bagi dalam sua subfase sesuai dengan kebutuhannya (Knirsch, 1983) yaitu : Fase Pendukung II Fase Pendukung I

Sesuai dengan hukum yang berlaku,fase ini memiliki satu sifat yang khusus, yaitu: Arah gerakannya berlawanan dengan arah gerakan fase utamanya. Kekhususan ini tidak terlepas dari prinsip biomekanis maupun fisiologis. Jadi fase ini harus memiliki hubungan yang sangat teratur sebelum menuju fase utamadosis keleluasaan gerak maupun tenaga harus sesuai dengan kebutuhan pada fase utama. Sebagai contoh pada handstand yang berakhir tidak pada posisi static, melainkan berputar terus melebihi seharusnya. Salah satu penyebabnya mungkin ayunan pada gerakan awalan terlalu kuat. 3. Fase utama dan Akhir Pengertian fase utama adalah : Suatu penyelesaian satu tugas gerak tertentu, sedangkan fase akhir adalah : sikap akhir setelah menyelesaikan satu tugas gerak tertentu didalam satu keadaan yang seimbang. D. Motorik dan Tingkat Belajar Motorik 1. Motorik

15 | P a g e

Semua gerakan yang ada didalam senam merupakan implementasi dari suatu kemampuan motorik yang secara genetik telah dimiliki oleh setiap individu. Hal ini akan banyak mempengaruhi kecepatan tingkat belajar motoriknya. Seperti yang tertulis dalam Sportwissenschaftiliches Lexikon (Rothig, 1983), maka motorik identik dengan gerakan. Gerakan akan selalu dikaitkan dengan ungkapan yang ada dalam diri seseorang berupa suatu tindakan yang nyata. 2. Tingkat Belajar Motorik Berbicara tentang sistematik yang ada, senam tingkatan belajar motorik bias dihubungkan dengan derajat kualitas tingkah laku dan sikap gerak seseorang. Secara klasik terlihat pada sistematik sebagai berikut: Normalisasi Pembentukan Prestasi Seni Gerak

Tanpa mengabaikan penulis lainnya, tingkat belajar motorik yang dimaksud disini diambil dari Meinel dan Schnabel (1977) yang terdiri atas tiga tahap, yaitu : Tingkat Kasar ( Grobkoordination) Tingkat Halus (Feinkoordination) Tingkat Automatisasi (Variablen Verfugbarkeit).

Gerakan yang ada dalm olahraga senam hendaknya harus sampai pada tingkat yang ketiga, sehingga aspek prestatif dalam senam bisa tercapai .

16 | P a g e

Sedangkan pada tingkat pengajarannya, pembelajaran dalam senam terdiri dari 4 tingkatan yang didasarkan atas 3 konsep yang menggambarkan karakteristik maupun dasar dalam pengembangan metode pengajaran. 1. Prinsip Pertama Untuk bagian gerakan yang dipelajari, hendaknya urutan pengajaran harus dapat diorganisir sedemikian rupa sehingga setiap fase dapat dikenali serta secara terpisah memiliki arti yang fungsional. 2. Prinsip Kedua Apabila si pelaku mampu melakaukan keterampilan gerakan pada setiap fase yang dilakukannya dan telah memungkinkan dapat melakukan dengan persyaratan yang dipermudah, maka dia hanya perlu mendapatkan dukungan luar saja. 3. Prinsip Ketiga Didalam setiap pembelajaran gerakan hendaknya tidak selalu diarahkan kepada keadaan atau sikap akhir apabila gerakan tersebut belum dapat dikuasai. Hal ini bukan berarti mengingkari prinsip gerakan yang ada namun harus dicarikan cara lain, dimana fase akhir dapat diarahkan keposisi atau sikap akhir. Daftar Didaktis A. Yang Harus diketahui oleh Guru 1. Bidang yang berhubungan dengan mekanika Ketertarikan gerakan senam dengan mekanika Memiliki gambaran yang jelas tentang hukum dinamik- statis Mampu menunjukkan proses kejadian gerak dalam senam

17 | P a g e

Pengetahuan tentang poros/ as badan (PB), titik berat badan (TBB) secara keseluruhan. Pengetahuan in sangata penting artinya terutama dalam mengamati gerakan, gambaran tekhnik gerak dan untuk mengetahui sumber kesalahan gerak. Mampu memberikan penjelasan dan keterangan dengan singkat, jelas dengan penggunaan kalimat sederhana mengenai keterkaitan antara tenaga, kelentukan, serta berat badan yang berkaitan dengan hukum mekanika. 2. Bidang Informatika Mampu memilih sejumlah alternativ informative dalam mengembangkan gambaran teknik gerak pada peserta didik melalui penglihatan (visual). Pendengaran (audio), perasaan dan rasa otot (kinestetik). Mampu memberikan alasan, mengapa peserta didik perlu diarahkan melalui petunjuk yang banyak dalam melaksanakan tugas geraknya. Mengenal sejumlah keterbatasan dan kemampuan penerimaan informasi peserta didik dalam menangkap pesan yang disampaikan Mampu memberikan penjelasan tentang suatu teknik gerakan dengan kalimat sederhana, singkat dan jelas. Sejauh mungkin harus mampu megeluarkan kata kata yang dapat menggambarkan dengan jelas oleh peserta didik. 3. Bidang Metodik Belajar bagaimana metode dilakukan sesuai dengan tujuan dan kepentingannya. Mampu menawarkan berbagai bentuk formasi belajar yang dapat meningkatkan efektifitas belajar. 18 | P a g e

Mampu memberikan berbagai bentuk bantuan seperti melalui teman sekelas, alat dan lain sebagainya. Dapat menerapkan prinsip- prinsip metodis, seperti dari yang mudah ke yang lebih sukar, dari yang belum dikenal ke yang sudah dikenal, dari yang sederhana ke yang lebih rumit dan dari yang ringan ke yang lebih berat. Mengetahui keterkaitan anatara analisis fungsi sampai kepada konsekuensi metodis dalam kaitannya dengan pengembangan gerakan. 4. Bidang Struktur Gerak dan Teori Gerak Memahami pengertian rumpun gerak dan kaitanya dengan metode pengajaran Mengenal 8 kelompok struktur gerak (KSG) atau pola gerak dominant (PGD) Mengetahui hubungan gerakan KSG dan PGD yang berbeda Mengenal gerakan dasar sebagai modal dalam menyusun perencanaan dan memberikan pengajaran Memberikan sejumlah kemungkinan transfer gerak dari satu alat kea lat lainnya. Mengenal adanya kontinuiti langkah gerakan dasar ke struktur gerak yang sama di tingkat gerak yang lebih sulit. Mengerti tentang pengembangan struktur gerak. B. Yang harus dimiliki dan dipelajari oleh peserta didik Pengalaman gerak berdasarkan ruang dan waktu melalui gerakan mengayun, meloncat, bertumpu, berputar dan melayang. Belajar bagaimana mengatur gerakan pada posisi yang luar biasa atau ekstrim seperti posisi kepala di bawah dan kaki di atas 19 | P a g e

Belajar mengatur sikap tertentu melalui perasaan ototnya. Belajar merasakan kelebihan dan kekurangan kekuatan yang dimilikinya Mampu mengatur kadar penggunaan tenaga dengan tepat terhadap pola gerak, arah, waktu atau timing serta intensitasnya Belajar merencanakan gerakannya sendiri yang berhubungan dengan jarak dan ketinggian gerak. 2. Bidang Sosial Emosional Dapat menunjukkan bagaimana tugas tertentu dapat diselesaikan melalui kerjasama. Belajar bagaimana menghilangkan rasa takut Memiliki pengertian bagaimana teman sekelas dapat menigkatkan semangat belajar Menawarkan berbagai kemungkinan untuk belajar, bahwa saling membantu dan mengamankan merupakan salah satu aspek kebersamaan Melalui bantuan dari luar seperti teman dan alat, dapat menghilangkan rasa takut Memiliki rasa senang terhadap keberhasilan pribadi maupun teman sekelasnya Melalui kesuksesan usaha yang telah dilakukan , dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap struktur kepribadiannya. 4. Bidang Kognitif Memiliki pengertian tentang kemungkinan melakukan gerakan pada beberapa alat yang sama atau tidak 20 | P a g e

Memiliki pengertian bagaimana peralatan harus dipasang dan dibereskan kembali dengan benar, sehingga apabila ada kemungkinan kesalahan gerak tidak akan mengakibatkan cedera. Mengenal ciri cirri khusus suatu gerakan Mengembangkan gambaran gerak yang benar Mengetahuinya adanya keterkaitan antara kekuatan dengan kelentukan sebagai syarat dalam mempelajari elemen gerak senam Mengetahuai sebab-sebab kesalahan yang terjadi melalui kemampuannya dalam gambaran gerak dan pengamatan gerak Dapat memberikan koreksi atas kesalahan gerak yang dilakukan oleh teman sekelasnya Memahami bahwa konsentrasi merupakan aspek penting dalam melakukan gerakan Memilik gambaran bahwa setiap akhir suatu gerakan akan ditentukan oleh fase utamanya, Melalui pengetahuanya tentang fase utama suatu gerakan, pemberian bantuan akan dapat segera diputuskan.

Bantuan dan Pengamanan


Dalam pengajaran senam alat, bantuan dan pengamanan merupakan bagian rencana pengajaran yang sangat penting. A. Pengertian dan penjelasan Istilah

21 | P a g e

Bantuan Bantuan diartikan sebagai suatu tindakan selama gerakan berlangsung yang dilakaukan kawannya sendiri atau partner Pengamanan Pengamanan merupakan semua bentuk usaha yang dilakukan tanpa harus melakukan tindakan langsung pada saat gerak dilakukan, tujuannya adalah untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi (darurat). Pengamanan berarti kesiapsiagaan kawan atau partner, yang dapat melakukan tindakan sesegera mungkin apabila timbul moment yang membahayakan. B.Aspek yang ada dalam Bantuan dan Pengamanan Bantuan dan Pengamanan harus dipertimbangkan berdasarkan kedua aspek beikut dibawah ini : 1. Apek Yuridis Secara yuridis seseorang hendaknya dapat terjamin keselamatannya maupun pertanggungan diri apabila terjadi kecelakaan. Berdasarkan pengalaman, hal ini dapat dirasakan pada saat menghadapi event event besar seperti PON, SEA GAMES, OLYMPIADE dan lain sebagainya, melalui Asuransi Kecelakaan. Upaya Bantuan dan Pengamanan Selama Praktik Pengajaran Peralatan dan Matras Aspek Yuridis Aspek Pedagogsis

22 | P a g e

Setiap alat harus diamankan dengan pemasangan matras. Kita mengenal adanya matras busa, kolam busa, matras gulung, matras lunak/ crashmats. Matras tersebut harus mengelilingi alat sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan keamanan pada daerah atau tempat yang membahayakan maupun yempat pendaratan. Pemilihan alat Pemilihan alat harus mempertimbangkan rata- rata tingkat kemampuan kelompok sebagai dasar untuk menentukan sampai berapa jauh tugas yang harus dilakukan (tuntukan gerakan). Organisasi Penempatan Bantuan Dalam kegiatan pengajaran dalam kelompok kerja, guru maupun pelatih senam harus menentukan berapa jumlah anak dalam satu kelompok. Sesuai dengan topic pembahasannya, maka pengelompokan kerja pun harus mendapat pertimbangan berdasarkan tingkat kemampuan si anak. Artinya pembentukan kelompok kemampuan tergantung dari topic pembahasannya. Guru dan pelatih wajib memberikan petunjuk untuk setiap kelompok kerja dengan tepat, mengenai bagaimana bantuan harus diberikan. 2. Apek Pedagogsis Dalam aspek pedagogsis akan berkaitan dengan tiga bidang tugas sebagai konsekuensi pengajaran, yaitu : Sosial Pada bidang ini, bantuan dan pengamanan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan melalui kata- kata dan gerak. Dalam kelompok kecil ( yang memerlukan organisasi bantuan dan pengamanan khusus ), kesempatan untuk mencapai keberhasilan bagi semua yang terlibat dalam pembelajaran akan menjadi lebih luas.

23 | P a g e

Psikologis Motivasi Pada bidang ini bantuan dan pengamanan memiliki tugas sebagai berikut : Mengurangi hambatan terhadap rasa takut melalui bantuan tempat serta pemilihan materi pengajaran. Meningkatkan percaya diri melalui usaha usaha bantuan dan pengamanan yang cocok serta terpercaya Memperbaiki kemampuan serta [engalaman keberhasilan melalui bantuan gerak. Membuat siswa yang lemah memiliki pengertian, bahwa bantuan dan pengamanan yang dia perbuat merupakan persyaratan penting dalam kegiatan kerja kelompok kecil. Tuntutan kognitif - motorik Dalam bidang kognitif- motorik bantuan dan pengamanan memiliki tugas sebagai berikut : Memberikan pengertian kepada siswa, adanya keterkaitan fungsional suatu gerak, yang dapat dirasakan melalui bantuan dan pengamanan tanpa harus tergantung kepada guru (hukum mekanik, bobot fungsional untuk setiap fase gerakan ) Dapat memberikan pengertian tentang struktur gerakan serta mampu memberikan bantuan terbaik sesuai dengan arah, kapan dan dimana bantuan diberikan. Mengetahui kapan melakukan tindakan seandainya tejadi moment serta tempat yang paling membahayakan dengan tujuan sebagai usaha dalam meghindari kecelakaan. 24 | P a g e

Belajar membandingkan perbedaan gerak sendiri maupun gerakan lain yang dicapai melalui gerakan pengamatan diri tersebut siswa dapat menentukan korelasi bantuan serta kapan bantuan harus diberikan.

Konsekuensi Praktis Di dalam bidang kognitif, setiap tugas selalu berkaitan dengan konsekuensi metodis yang harus dilihat sebagai praktik dalam memberikan bantuan. Untuk setiap jenis bantuan yang diberikan harus selalu memperhatikan ketiga masalah dibawah ini : jenis dan cara bantuan tempat dimana bantuan harus diberikan waktu kapan bantuan harus diberikan.

1. Prinsip untuk Pembantu Pembantu harus berada sedekat mungkin dengan anak yang melakukan (terlalu jauh berarti akan memperpanjang tuas atau lengan pengungkit), akibatnya diperlukan tenaga yang lebis besar untuk bantuan serta terlalu sedikit kemungkinan membantu. 2. Bantuan dalam praktek - Pegangan Tumpu - Pegangan putar atau genggam - Bantuan dorong atau tolak - Bantuan tarik atau hela - Bantuan putar - Bantuan keseimbangan

25 | P a g e

- Kombinasi bantuan - bantuan dengan ikat pinggang

Bantuan Tumpu Bantuan ini akan ditemukan di semua gerakan lurus apakah itu dengan ayunan kaki maju bertumpu ataupun tanpa ayunan kaki. Pada loncatan bertumpu seperti loncatan jongkok, menyudut, kangkang, hecht, naik dan turun seperti halnya rangkaian serta gerakan yang sama pada balok keseimbangan, palang bertingkat, palang sejajar, palang tunggal, pada saat loncatan jongkok naik saat jongkok kedepan atau sudut naik dan sudut kedepan. Bantuan yang diberikan dengan cara menahan badan pada saat lebih atas dari tumpuan tangan. Pegangan ini dapat dilakukan oleh satu orang atau dengan dua orang pembantu. Jenis dan Cara Memberikan Bantuan Pembantu berdiri dalam sikap melangkah dengan penggunanya saling berhadapan. Sedangkan badannya sedikit dicondongkan ke depan.

Tempat Bantuan Tempat berdiri pembantu tergantung dari arah serta kecepatan gerakan. Saat atau moment pemberi bantuan Pembantu harus sedini mungkin memegan si anak (mulai dari awak fase fungsi utamanya). Mereka harus selalu mengikuti dan mengamankan sampai si anak dapat mengakhiri gerakannya dengan sempurna (sampai ke sikap berdiri atau bertumpu). Pegangan putar atau genggam 26 | P a g e

Pegangan bantuan ini dapat diberikan kepada semua gerakan yang berputar pada poros tubuh yang lebar. Pegangan Putar Depan Jenis dan cara memberikan bantuan Pembantu berdiri berhadapan muka , si anak dapat berada dalam keadaan berdiri, bertumpu atau menggantung dan boleh dibantu dengan satu atau dua orang pembantu. Tempat Pemberian Bantuan Pembantu harus langsung berdiri di dekat si pelaku, pada berputar ke depan di tempat pada lantai (dari sikap awal berdiri atau dari sikap menggantung diam). Pada semua alat pembantu harus selalu cenderung berdiri searah dengan arah gerakan. Waktu Pemberian Bantuan Sejak awal fase lepasnya tangan dari tumpuan serta sebelum ke dua kaki atau tangan bertumpu pada tempat seharusnya bertumpu (saat terlepasnya pegangan), si anak harus selalu di bawah kontrol pembantu. Pegangan Putar Ke Belakang Jenis dan cara bantuan Dua pembantu berdiri berhadapan muka, si pelaku berdiri, menggantung atau bertumpu. Pembantu memegang bagian tubuh si anak dengan tangan yang paling dekat ( ibu jari mengarah ke siku pada bicep), sedangkan tangan yang lain memegang bagian tubuh si anak dengan tangan yang paling dekat dengan siku ( ibu jari mengarah kepundak pada tricep). Bantuan dorong atau tolak 27 | P a g e

Ini berarti bahwa pangkal tolak pembantu berada di belakang titik berat badan sesuao dengan arah gerakannya. Jenis dan Cara Bantuan Pembantu berdiri berhadap- hadapan dan si pelaku berada di tengah. Pembantu memegang dengan kedua tanagan dekat dengan titik berat badan pada bagian belakang atau perut atau pundak serta memberikan dukungan gerakan keatas melalui dorongan. Tempat Pemberian Bantuan Tempat memberikan bantuan akan ditentukan oleh jenis gerakan yang dilakukan. Apabila gerakan dilakukan pada alat yang diam (pada poros putar yang kokoh, palang tunggal, palang sejajar atau palang bertingkat serta pada gelang- gelang yang diam ), si pembantu berada langsung dibawah si pelaku dekat poros putar yang cendrung kearah posisi akhir gerakan. Waktu Pemberian Bantuan Harus dilakukan mulai dari awal fungsi utama setiap elemen gerak dan gerakan hendaknya diikuti dan diamankan sampai posisi akhir berdiri, bertumpu atau menggantung. Bantuan Tarik Bantuan ini menyempurnakan serta mendukung arah, kecepatan, kekuatan moment gerak si pelaku dan sekaligus mengamankannya. Bantuan ini bertindak seperti pada bantuan dorong atau tolak, yaitu membantu membawa badan si pelaku ke tempat yang lebih tinggi. Bantaun Kombinasi Bantuan kombinasi berarti paling tidak ada dua bentuk bantuan yang digunakan. Bantuan ini hanya mungkin dapat dilakukan apabila pembantu sudah memiliki 28 | P a g e

pengalaman gerak serta gerakan tempat, arah serta kecepatan gerakannya disamping jenis dan cara pemberian bantuan. Bantuan dapat diberikan oleh satu atau berberapa pembantu. Pegangan Tumpu Bantuan Putar Bantuan ini diberikan kepada semua gerakan berputar, gerakan berputarnaik dan turun pada balok keseimbangan, kuda pelana, palang sejajar atau bertingkat dan palang tunggal. Pegangan Putar Bantuan Dorong Bantuan ini digunakan pada gerakan berputar diudara kedepan dan kebelakang pada gelang- gelang, pangkat bertingkat, sejajar dan tunggal. Bantuan Dorong dan Putar Jenis bantuan ini dapat diberikan pada gerakan roll, ayunan naik dan berputar, kipp pada gelang- gelang, palang bertingkat, palang sejajar dan palang tunggal. Selain itu juga pada semua gerakan berputar diudara di atas lantai maupun loncatan bertumpu. Bantuan tarik dorong dan putar Bantuan ini umumnya diberikan pada langkah awal metode latihan. Di sini berdiri sepasang pembantu lebih tinggi dari yang lainnya. Bantuan diberikan pada gerakan kipp ke belakang,felgen cepat atau lambat juga pada gerakan ayunan naik dan berputar. Bantuan putar dorong dilakukan dari bawah sedangkan bantuan tarik dilakukan dari atas pembantu. Bantuan tarik dorong dan keseimbangan Bantuan ini diberikan pada semua gerakan felgen cepat dan lambat ke belakang, selama gerakan tersebut akan diarahkan ke sikap akhir yang diam. Dapat dilakukan oleh

29 | P a g e

satu atau dua orang pembantu, yang keduannya harus lebih tinggi daripada si pelaku itu sendiri.

Gerakan Lokomotor
Seperti yang sudah dijelaskan pada modul sebelumnya, bahwa aktivitas dasar senam muncul berdasarkan aktivitas gerakan yang terjadi secara alamiah. Berjalan Gambaran gerak Berjalan dapat diartikan sebagai pemindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan itu berlangsung.

Pengamatan gerak Gerakan berjalan dapat diamati pada anak usia 9 tahun sampai 15 bulan dan pada umumnya sudah dapat dikuasai setelah 12 bulan. Berjalan kesamping atau kedepan. Sekitar usia 4 tahun, gaya berjalannya sudah seperti orang dewasa dengan beberapa cirri sebagai berikut : terlihat mudah langkah sudah berirama pemindahan berat badan sudah lancer dan halus

Pengamatan Gerak

30 | P a g e

Pada umum nya anak- anak sudah memiliki tingkat berlari yang cukup baik tanpa harus diberikan instruksi- instruksi. Namun demikian, sudah dapat diamati dan dianalisis perbedaan yang terjadi antara gaya berlari yang sudah matan maupun gaya berlari yang belum banyak memiliki pengalaman.

Variasi Gerakan Berjalan merupakan kegiatan yang paling banyak digunakan maupun sebagai keterampilan dasar setiap individu. Digunakan secara terpisah atau hanya berjalan saja atau dengan mengkombinasikan dengan gerakan lain dan membentuk beberapa keterampilan yang lebih komplek. Berjalan merupakan kegiatan dasar gerakan lokomosi.

Ruang 31 | P a g e

Pola Variasi Gerakan Tubuh bagian atas dibungkukkan kedepan, ke belakang atau kesamping. Merubah daerah tumpuan (lebar atau sempit) Merubah jarak Melangkah (Pendek atau panjang) Berjalan dengan tumit , ujung telapak kaki, begian telapak kaki digeser,berjalan dengan kaki bagian luar Lutut dikakukan Merubah posisi lengan (diluruskan keluar, kesamping, di atas kepala, kedua lengan diluruskan atau bergantian), ayun kedua lengan bersama- sama dari satu sisi ke sisi lainnya Kedua tangan di lutut, menepuk dibelakang leher atau dibelakang badan. Menempatkan salah satu kaki di belakang atau di depan dalam satu garis. Ke samping ( Kaki yang satu disilangkan pada kaki yang lainnya) Merubah arah posisi kaki keluar atau kedalam Berjalan dengan kedua kaki dan kedua tangan Tungkai ditendangkan tinggi tinggi kedepan, kebelakang dan kesamping.

Arah/ Jalur/ Ketinggian Ditempat Ke depan Ke Belakang Perubahan Arah Rendah (lutut dibengkokkan) Tinggi (jinjit)

32 | P a g e

Melingkar Diatas Zig-zag Berdasarkan Waktu Dari lambat kecepat Dengan lankah kedut

Berputar Di bawah Rendah dengan tubuh diangkat

Digabung dengan irama musik atau ketukan berirama Bergerak dengan lembut Gaya yang Dikembangkan Keras Lembut Menaik Menurun Variasi Gerakan Tambahan Berjalan berdasarkan kreasi anak Berjalan dalam barisan berdua, bertiga, berempat (beriring, berdampingan, dan lain sebagainnya) Berjalan dalam gembira dan sedih Berjalan melalui rintangan ke depan atau belakang Langkah ringan Lutut diangkat tinggi- tinggi

33 | P a g e

Berjalan sambil berputar, memutar anggota tubuh, membungkuk dan sebagainya.

Gambaran lain tentang cara berlari yang sudah matang, dikemukakan oleh wicksrom (1983) sebagai berikut: Tubuh bagian atas sedikit dicondongkan kedepan selama melangkah. Kedua tangan di ayun membusur lebih besar pada bidang vertical serta keserasian gerakan yang berlawanan dengan gerakan tungkai Kaki tumpu bersentuhan atau kontak dengan lantai agak sedikit rata dan lebih dekat dengan pusat gaya berat badan. Lutut tungkai tumpu agak dibengkokkan setelah kaki menyentuh lantai Pelurusan tangkai tumpu mulai dari pinggul, lutut dan ankle

Konsep keterampilan berkomunikasi dengan anak didik berlari dengan ujung telapak kaki Kepala diangkat, kedua mata ke depan Bengkokan kedua lutut Biarkan tubuh bagian atas rileks Bernafas lah dengan normal Condongkan sedikit kedepan Angkat lutut ke Atas Tekuk siku dan ayunkan lengan dengan bebas Sentuh lantau dengan tumit terlebih dahulu.

34 | P a g e

35 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai