1.1 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : Memahami Karakteristik Dioda (revers bias, forward bias, penyearah, Karakteristik statis, dan karakteristik dinamis) Memahami Catu Daya (Penyearah setengah gelombang dengan beban resistif (masukan vs keluaran, dan pengaruh beban), Penyearah setengah gelombang dengan filter (masukan vs keluaran, input vs bentuk gelombang, dan pengaruh beban), penyearah gelombang penuh jembatan dengan beban resistif (masukan vs keluaran, dan pengaruh beban), Penyearah gelombang penuh jembatan dengan filter (masukan vs keluaran, input vs bentuk gelombang, dan pengaruh beban) Memahami tentang tegangan barier pada dioda Memahami fungsi Filter pada catu daya Memahami tentang tegangan barier dan tegangan break down dioda.
Gambar di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron.
Tegangan Breakdown
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (deplesion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium. Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi. ( http://chosyi.edublogs.org/files/2007/05/dioda.ppt )
Rectifier
Rectifier atau penyearah tegangan AC ke DC terbagi beberapa jenis yaitu: a. Penyearah setengah gelombang.
Input pada rangkaian tersebut adalah arus bolak balik (Alternating Current). Dan dihasilkan output arus searah (Direct Current), karena hanya menggunakan 1 buah dioda. Dioda tersebut berfungsi sebagai penyearah. Saat siklus positif (aliran tegangan positif) arus dapat melewati dioda (diteruskan ke R1), sehingga gelombang pada siklus positif keluar sebagai output. Namun saat siklus negatif, arus tidak mengalir, karena terhalang dioda. Oleh karena itu outputnya bernilai nol.Siklus positif dan negatif berlangsung secara terus menerus, sehingga didapat bentuk gelombang keluaran berupa bukit tanpa lembah. Selang antar bukit itulah jeda yang disebabkan siklus negatif tidak dapat mengalir karena adanya dioda, sehingga gelombang keluaran hanya setengah gelombang. Oleh karena itulah, rangkaian di atas disebut rangkaian penyearah setengah gelombang. (frekwensi input = 2 x frekwensi output) b. Penyearah setengah gelombang dengan filter. Yang membedakan rangkaian penyerah setengah gelombang ini adalah adanya capasitor sebagai filter. Saat siklus positif, capasitor melakukan pengisian bersamaan dengan terjadinya output siklus positif. Dan saat siklus negatif kapasitor melakukan pembuangan karena siklus negatif tidak mengalir. Sehingga jarak antar bukit pada rangkaian ini dihubungkan oleh garis miring/ kurva b-c yang merupakan hasil pembuangan kapasitor (tegangan capasitor). Adanya filter inilah yang membuat tegangan keluaran lebih efektif karena c. Penyearah gelombang penuh 2 dioda dengan filter kecil. tegangan ripple yang
Dari rangkaian penyearah gelombang telah kita ketahui bahwa beban hanya dilalui arus selama setengah perioda. Sehingga untuk mendapatkan arus selama satu perioda secara penuh dilakukan dengan menambah satu dioda lagi, dengan tujuan menyearahkan setengah gelombaang lainnya seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas.Besarnya harga rata-rata pulsa arus yang melalui beban adalah dua kali harga rata-rata penyearah setengah gelombang d. Penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda filter Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian penyearah gelombang penuh tetapi tidak menggunkan center tap pada trafonya (seperti pada penyearah gelombang penuh yang menggunakan 2 buah dioda. Perhatikan gambar di bawah ini
(Thomas L. Floyd, Hal 35-50 dan 67-76 ELECTRONIC DEVICES CONVENTIONAL CURRENT VERSION SEVENT EDITION )
3. Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di atas. 4. Sambunglah unitrain interface dengan unitrain experiment dengan mengunakan jumper dan connector seperti gambar di bawah ini
5. Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft 6. Tekan tombol power pada unitrain interface dan tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau 7. Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft 8. Buka DC Voltage Source virtual dengan memilih Instruments |Voltage Sources |DC Voltage Source| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Kemudian klik tombol power pada DC Voltage Source. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan Sumber Tegangan DC Range: Output voltage: 10 V -10 V
9. Aturlah DC Voltage Source virtual seperti tabel di sampingnya. 10. Buka Voltmeter A virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments | Voltmeter A| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Voltmeter A digunakan untuk mengukur UO (Tegangan Output) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
AV
11. Aturlah Voltmeter A virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Buka Voltmeter B virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments |Voltmeter B| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Voltmeter B digunakan untuk mengukur UI (Tegangan Input) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan untuk Voltmeter B (UI) Range Pengukuran: Mode Operasi: 20 V DC AV
13. Aturlah Voltmeter B virtual seperti tabel di sampingnya. 14. Catat hasilnya pada tabel hasil percobaan.
3. Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya. 4. Sambunglah unitrain interface dengan unitrain experiment dengan mengunakan jumper dan connector seperti gambar di bawah ini.
5. Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft 6. Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau 7. Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft 8. Buka DC Voltage Source virtual dengan memilih Instruments |Voltage Sources |DC Voltage Source| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Kemudian klik tombol power pada DC Voltage Source. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
9. Aturlah DC Voltage Source virtual seperti tabel di sampingnya. 10. Buka Voltmeter A virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments | Voltmeter A| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Voltmeter A digunakan untuk mengukur UO (Tegangan Output) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
10 V DC
AV
11. Aturlah Voltmeter A virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Buka Voltmeter B virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments |Voltmeter B| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Voltmeter B digunakan untuk mengukur UI (Tegangan Input) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
13. Aturlah Voltmeter B virtual seperti tabel di sampingnya. 14. Naikkan perlahan tegangan keluaran dari DC Voltage Source dari 0,1V s/d rentang pengukuran yang ditetapkan dapat di ukur. 15. Catat hasilnya pada tabel hasil percobaan.
3.
Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya.
4.
Sambunglah
unitrain
interface
dengan
unitrain
experiment
dengan
5.
6.
Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka DC Voltage Source virtual dengan memilih Instruments |Voltage Sources |DC Voltage Source| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Kemudian klik tombol power pada DC Voltage Source. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
9.
10. Buka Voltmeter A virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments | Voltmeter A| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Voltmeter A digunakan untuk mengukur UF (Tegangan Dioda) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
11. Aturlah Voltmeter A virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Buka Ammeter B virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments| Ammeter B/ dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Ammeter B digunakan untuk mengukur IF (Arus Dioda) dari percobaan. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan untuk Ammeter B (IF) Range alat ukur: Mode operasi: Shunt: 50 mA DC AV 10 ohms
13.
Aturlah Ammeter B virtual seperti tabel di sampingnya. (nilai Voltage Source) untuk rentang 1v s/d 10v untuk
mendapatkan nilai UF (tegangan forward) dan IF (arus forward) seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
15. Lihat tampilan grafik pada percobaan dan masukkan kedalam data hasil pengamatan 16. Atur nilai Ue (nilai Voltage Source) untuk rentang -1v s/d -10v untuk
mendapatkan nilai UR (tegangan revers) dan IR (arus refers) seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
17. Lihat tampilan grafik pada percobaan dan masukkan kedalam data hasil pengamatan
3.
Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya.
4.
Sambunglah
unitrain
interface
dengan
unitrain
experiment
dengan
5. 6.
Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka Function Generator virtual dengan memilih Instruments |Voltage
Sources |Function Generator| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan Generator Fungsi Amplitudo pada 1:1 Frekuensi: Bentuk gelombang: 100 % 1 Hz Triangular
9.
Aturlah Function Generator virtual seperti tabel di sampingnya. Oscilloscope virtual dengan memilih Instruments |Measuring
10. Buka
Instruments| Oscilloscope| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan untuk Oscilloscope Channel A Channel B Waktu Dasar: Mode Operasi: Trigger: 1 V / div 50mV / div 200 ms / div X/Y Off
11. Aturlah Oscilloscope virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah Us (tegangan dioda silikon). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini.
13. Modifikasi percobaan untuk karakteristik diode germanium seperti gambar di bawah ini.
14. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah UG (tegangan dioda germanium). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini.
15. Modifikasi percobaan untuk karakteristik dioda zener seperti gambar di bawah ini.
16. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah UZ (tegangan dioda zener). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini.
3.
Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya
4.
Sambunglah
unitrain
interface
dengan
unitrain
experiment
dengan
5. 6.
Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka Function Generator virtual dengan memilih Instruments |Voltage
Sources |Function Generator| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan Generator Fungsi Amplitudo pada 1:1 Frekuensi: Bentuk gelombang:
90 %
50 Hz
Sinusoidal
9.
Aturlah Function Generator virtual seperti tabel di sampinya. Oscilloscope virtual dengan memilih Instruments |Measuring
10. Buka
Instruments| Oscilloscope| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan untuk Oscilloscope Channel A Channel B Waktu Dasar: Mode Operasi: Trigger: 11. Aturlah Oscilloscope virtual seperti tabel di bawah ini. 12. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah Us (tegangan dioda silikon). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini. 5 V / div AC Coupling :
13. Simpan workspace Kita sebagai Oscilloscope_Workspace dengan cara klik File |Save Workspace| close Oscilloscope, biarkan function generator tidak berubah. 14. Untuk menampilkan tegangan input Vin di terminal X1, buka Voltmeter A virtual dengan memilih Instruments |Measuring Devices|Voltmeter A|atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan untuk Voltmeter A (Vin) Range Pengukuran: Mode Operasi: 10 V AC V RMS, AV, P
15. Aturlah Voltmeter A virtual seperti tabel di sampingnya. 16. Untuk menampilkan tegangan output Vout di terminal X3, buka Voltmeter B virtual dengan memilih Instruments |Measuring Devices|Voltmeter B|atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan untuk Voltmeter B (Vout) Range Pengukuran: Mode Operasi: 10 V DC V RMS, AV, P
3.
Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya.
4.
Sambunglah
unitrain
interface
dengan
unitrain
experiment
dengan
5. 6.
Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka Function Generator virtual dengan memilih Instruments |Voltage
Sources |Function Generator| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan Generator Fungsi Amplitudo pada 1:1 Frekuensi: Bentuk gelombang: 90 % 50 Hz Sinusoidal
9.
Aturlah Function Generator virtual seperti tabel di sampingnya. Oscilloscope virtual dengan memilih Instruments|Measuring
10. Buka
Instruments|Oscilloscope| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan untuk Oscilloscope Channel A Channel B Waktu Dasar: Mode Operasi: Trigger: 5 V / div Coupling : AC 5V / div Coupling : DC 10 ms / div X/T A, rising edge
11. Aturlah Oscilloscope virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah UO (tegangan output). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini.
3. Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya. 4. Sambunglah unitrain interface dengan unitrain experiment dengan mengunakan jumper dan connector seperti gambar di bawah ini
5. 6.
Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka Function Generator virtual dengan memilih Instruments |Voltage
Sources |Function Generator| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan Generator Fungsi Amplitudo pada 1:1 Frekuensi: Bentuk gelombang: 90 % 50 Hz Sinusoidal
9.
Aturlah Function Generator virtual seperti tabel di sampingnya. Oscilloscope virtual dengan memilih Instruments |Measuring
10. Buka
Instruments| Oscilloscope| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan untuk Oscilloscope Channel A 5 V / div Coupling : AC 5V / div Coupling : DC 10 ms / div X/T A, rising edge
11. Aturlah Oscilloscope virtual seperti tabel di bawah ini. 12. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah Us (tegangan dioda silikon). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini.
3.
Masukkan card percobaan pada unitrain experiment, seperti di tunjukkan pada gambar di sampingnya.
4.
Sambunglah
unitrain
interface
dengan
unitrain
experiment
dengan
5. 6.
Tutup software LUCAS-NULLE L@Bsoft Tekan tombol power pada unitrain interface tunggu sampai lampu indikator berwarna hijau
7. 8.
Buka kembali software LUCAS_NULLE L@Bsoft Buka Function Generator virtual dengan memilih Instruments |Voltage
Sources |Function Generator| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini.
Pengaturan Generator Fungsi Amplitudo pada 1:1 Frekuensi: Bentuk gelombang: 90 % 100 Hz Sinusoidal
9. Aturlah Function Generator virtual seperti tabel di sampingnya. 10. Buka Oscilloscope virtual dengan memilih Instruments |Measuring Instruments| Oscilloscope| dari menu atau dengan mengklik 2x pada gambarnya langsung. Sehingga tampilannya seperti gambar di bawah ini. Pengaturan untuk Oscilloscope Channel A Channel B Waktu Dasar: Mode Operasi: Trigger: 11. Aturlah Oscilloscope virtual seperti tabel di sampingnya. 12. Menggunakan Oscilloscope, ukurlah Us (tegangan dioda silikon). Masukkan pengaturan Oscilloscope yang kita lakukan dan bentuk gelombang yang kita dapat pada bidang gambar di bawah ini. 5 V / div Coupling : AC 5V / div Coupling : DC 5 ms / div X/T A, rising edge
Pengaruh karakteristik revers bias Dioda pada Output percobaan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bila dioda di bias revers maka tidak ada arus atau tegangan yang di lewatkan karena pengaruh karakteristik dari dioda yang mana arus maupun tegangan yang ada pada fase Negatif tidak akan dilewatkan oleh dioda,sehingga output(Voltmeter A)tetap akan NOL volt.Bias revers adalah di mana terminal katoda Dioda di beri tegangan positif,dioda akan melewat kan arus maupun tegangan bila katoda bernilai lebih negatif dari anoda. B. Percobaan Forward Bias Tabel hasil pengukuran Pengaturan DC Source NO Range Output 1 10V 0V Hasil Pengukuran NO DC Source 1 0 - 0.4V 2 0.5V
Pengaruh karakteristik forward bias pada output percobaan . Berdasar kan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa tegangan di berikan kepada dioda secara bertahap dari 0-0.4.Dioda akan mengalirkan arus atau tegangan bila di bias forward dimana terminal anoda di beri tegangan positif dan katoda di beri tegangan negatif dan tegangan yang di
berikan harus melampaui tegangan barier dioda yaitu 0.6 untuk dioda silikaon dan 0.3 untuk dioda germanium.pada tabel dia atas dapat di lihat bahwa saat tegangan telah mencapai 0.5 voltmeter A menunjukkan nilai 0.1 ini berarti tegangan yang di berikan sudah lebih tinggi dari tegangan barier dioda. C. Percobaan Karakteristik Statis dan Dinamis a. Keadaan Arus dan Tegangan pada Karakteristik Statis Forward bias Tabel hasil pengukuran Karakterstik Statis Forward (range 0.10 s/d10) Ue (V) UF (V) IF (mA) 0.10 0.11 0.4 0.20 0.22 0.4 0.30 0.31 0.4 0.40 0.41 0.4 0.50 0.47 0.5 0.60 0.51 0.6 0.70 0.53 0.7 0.80 0.55 0.9 0.90 0.57 1.1 1.00 0.58 1.3 2.00 0.64 3.2 3.00 0.66 5.2 4.00 0.68 7.2 5.00 0.70 9.2 6.00 0.71 11.3 8.00 0.73 15.5 10.00 0.74 19.6 Bentuk Grafik Karakterstik Statis Forward (range 0.10 s/d 10)
Keadaan tegangan forward (VF) dan arus forward (IF) pada grafik Berdasarkan grafik dan tabel di atas dapat di lihat bahwa kenaikan arus dan tegangan ber banding lurus setelah melebihi tegangan barier dioda,tapi ada perbedaan kenaikan arus dan tegangan dimana saat tegangan
yang di berikan 0.10-0.40 pembacaan pada voltmeter menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan sedangkan ammeter tidak menunjukan pembacaan kenaikan nilai output.setelah tengangan melebihi 0.50-10.00 ammeter baru menunjukkan peningkatan arus yang mengalir yang sangat signifikan.ini di sebab kan oleh pengaruh titik beban atau titik Q poin.
b. Keadaan Arus dan Tegangan pada Karakteristik Statis Revers Bias Tabel hasil pengukuran Karakteristik Statis Revers (range -1.00 s/d 10) Ue (V) UR (V) IR (mA) -1.00 -0.98 0.4 -2.00 -2.00 0.4 -3.00 -2.00 0.4 -4.00 -2.00 0.4 -5.00 -2.00 0.4 -6.00 -2.00 0.4 -7.00 -2.00 0.4 -8.00 -2.00 0.4 -9.00 -2.00 0.4 -10.00 -2.00 0.4 Bentuk Gelombang Karakteristik Statis Revers (range -1.00 s/d -10)
pengaruh tegangan revers (VR) dan arus revers (IR) pada grafik Berdasarkan grafik dan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada arus maupun tegangan yang di lewat kan oleh dioda walaupun sumber tegangan terus naikkkan ,ini di sebab kan oleh karakteristik dioda bila di revers bias yaitu katoda di beri tegangan positif sehingga katoda lebih positif dari anoda,ini bertolak belakang dari sifat dioda agar dapat mengalirkan arus dan tegangan dimana anoda harus lebih positif dari katoda,maka grafik di atas tidak menggambarkan bentuk gelombang dari revers bias.
NO
1.
Silikon
1V
50mV
200ms
DC
2.
Germanium
1V
50mV
200ms
DC
3.
Zener
1V
50mV
200ms
DC
Pembahas mengenai grafik dioda silikon, germanium, dan zener Berdasarkan grafik dan tabel di atas bisa dilihat ada perbedaan antara dioda Silikon,Germanium,dan Zener.perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan tegangan barier setiap dioda berbeda yaitu 0,3 untuk dioda Germanium dan 0,6 untuk dioda Silikon di tambah lagi sifat dioda Zener yang dapat menghantar kan arus bolak-balik bila tegangan yang di berikan telah mencapai tegangan break down dioda Zener. 2. CATU DAYA A. Penyearah Gelombang dengan Beban Resistif (Input vs Output) Tabel hasil pengukuran Channel Bentuk Gelombang VP-P Amplitudo Periode
NO
Frekuensi
1.
Channel A
18V
9V
20ms
50Hz
2.
Channel B
8V
4V
10ms
100Hz
B.
NO
Channel
Penyearah Gelombang dengan Filter (Input vs Bentuk Gelombang Output) Tabel hasil pengukuran VP-P Amplitudo Periode Frekuensi
1.
Channel A
18V
9V
20ms
50Hz
2.
Channel B
3V
1.5V
20ms
50Hz
NO
C. Penyearah Gelombang Penuh Empat Dioda dengan Beban Resistif (Input vs Output) Tabel hasil pengukuran Channel VP-P Amplitudo Periode
Frekuensi
1.
Channel A
18V
9V
20ms
50Hz
2.
Channel B
7.5V
3.75V
10ms
100Hz
NO
D. Penyearah Gelombang Penuh Empat Dioda dengan Filter (Input vs Bentuk Gelombang Output) Tabel hasil pengukuran Channel VP-P Amplitudo Periode Frekuensi
1.
Channel A
16.5V
8.25V
20ms
50Hz
2.
Channel B
3V
1.5V
10ms
100Hz
3.2
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kita menguji karakteristik dioda dan aplikasinya pada jenisjenis penyearah tegangan AC ke tegangan DC untuk sebuah catu daya,sebuah dioda memiliki dua karakteristik yaitu karaktristik saat di bias forward dan karakteristik saat di bias revers.prinsip kerja sebuah dioda adalah mengalirkan arus maupun tegangan yang berfase positif,karakeristik dioda saat di bias forward adalah dimana dioda akan mengalirkan arus bila anoda bernilai lebih positif dari katoda maka bila sumber tegangan + di berikan pada terninal anoda dan katoda di hubung kan ke ground,dioda akan bersifat sebagai switch dan mengalirkan arus tersebut dengan catatan sumber tegangan yang di berikan harus lebih tinggi dari tegangan barier dioda.bila tegangan yang diberikan belum melebihi tegangan barier,dioda akan bersifat sebgai switch yang terbuaka,sehingga arus
tidak bisa melewati dioda.sedangkan karakteristik dioda saat di bias revers adalah dimana sumber tegangan + di berikan pada terminal katoda sehingga katoda benilai lebih positif dari anoda maka dioda tidak akan menghantar kan arus karena perbedaan polaritas tersebut,pada posisi ini dioda bersifat seperti switch yang terbuka. Pada praktikum karakteristik statis dan dioda kita dapat melihat bahwa kenaikan arus dan tegangan berbanding lurus,di mana tegangan lebih dulu naik dari pada arus.arus naik secara signifikan saat tegangan yang di berikan di atas 0.50.kenaikan ini akan berhenti pada satu titik karena pengaruh dari garis beban(titik Q poin) dioda.pada karakteristik dinamis dapat kita lihat bahwa perbedaan antara dioda Silikon,Germanium dan Zener yang di sebab kan oleh tegangan barier dan tegangan break down di mana arus dan tegangan dapat mengalir dari dioda bila teganganya lebih besar dari tegangan barier dioda tersebut yaitu 0.3 untuk dioda germanium dan 0.7 untuk dioda silikon.sedangkan dioda Zener dapat mengalirkan tegangan AC bila telah mencapai tegangan Break Down.teganagan break down adalah keadaan batas akhir dioda menahan arus saat bias revers. Pada praktikum dioda sebagai penyearah setengah gelombang kita dapat menyimpulkan bahwa proses penyearah tegangan AC ke DC dapat di lakukan oleh dioda dengan memanfaatkan dua karakteristik dioda tersebut.dimana tegangan AC yang berbentuk gelombang sinusoidal dapat di pangkas oleh dioda dengan hanya melewat kan gelombang yang ada pada fase positif saja itu karena dioda bersifat forward bias.Saat dioda menerima gelombang negatif di bersifat revers bias dan memblok gelombang yang ada pada fase negatif.output dari penyearah ini bukan tegangan DC murni karena masih berbentuk setengah gelombang naik turun yang positif,bentuk gelombang ini belum bisa di gunakan untuk mencatu perangkat elektronika sehingga perlu di berikan filter capasitor untuk meratakan gelombang tersebut,setelah di beri filter bentuk gelombang sudah mulai rata dari sebelumnya. ini karena Prinsip kerja kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan muatan. Saat dioda di forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan periode ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum, pada saat itu tegangan C sama dengan Vp.Pada ayunan turun kearah reverse, kapasitor akan mengosongkan muatannya. Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan Vp, tetapi jika ada beban maka keluarannya (Vout) memliki sedikit ripple akibat kondisi pengosongan tadi.perbedaan penyearah setengah gelombang tanpa filter dan yang memakai filter dapat di lihat pada data hasil percobaan. Pada praktikum penyearah gelombang penuh empat dioda,cara kerja dioda sama dengan penyerah setengah gelombang yang memanfaatkan karakteristik forward dari dioda,perbedaannya adalah dioda yang di pakai ada empat buah sehingga gelombang yang ada pada fase negatif dapat di manfaatkan sehingga tidak sia-sia.proses pemanfatan gelombang negatif ini adalah dengan memasang sepasang dioda terbalik terhadap sepasang dioda lainnya,cara kerjanya adalah saat gelombang pada fase (+) salah satu pasang dioda mengalami forward bias,saat gelombang (-) mengalir sepasang dioda yang lainnya mengalami bias forward karena di pasang terbalik terhadap sepasang dioda lainnya,sehingga revers bias dioda dapat di hindari.hasil dari penyearah ini masih belum rata sehingga harus di beri filter kapasitor untuk meratakan gelombang dan arus riak(ripple current).perbedaan antara penyearah gelombang penuh tanpa filter dan yang memakai filter dapat di lihat pada data hasil percobaan.
BAB IV PENUTUP
a.
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat di ambil kesimpulan bahwa: Dioda memiliki karakteristik yang berbeda saat di bias forward dan revers. Saat di bias forward dioda mengalirkan arus dan saat di bias revers dioda menahan arus karena syarat dioda mengalirkan arus maupun tegangan adalah terminal katoda harus bernilai lebih negatif dari teminal anoda. Dioda juga memiliki tegangan barier yaitu tegangan yang terdapat antara sambungan P dan N yang akan menahan tegangan dari luar yang lebih rendah dari tegangan barier. Arus dan tegangan dapat melewati dioda bila nilainya lebih tinggi dari tegangan barier dioda yaitu 0.3 untuk dioda germanium dan 0.6 untuk dioda silikon. Dioda Zener memiliki cara kerja yang agak berbeda dari dioda biasa yaitu dapat menghantar kan tegangan AC saat dioda telah mencapai titik break down. Titik break down adalah titik akhir dimana dioda sanggup menahan arus maupun tegangan saat di bias revers,jadi dioda zener memang di ciptakan untuk bekerja di daerah dimana dioda lainnya akan rusak saat mencapai titk tersebut. Karakteristik dioda yang dapat mengalirkan arus saat di bias forward dan menahan arus saat di bias revers dapat di manfaatkan untuk menyearah kan arus AC ke DC Jenis penyearah arus yang di aplikasikan dari dioda di antaranya: a. Penyearah setengah gelombang dengan filter b. Penyearah gelombang penuh 2 buah dioda dengan filter c. Penyearah gelombang penuh 4 buah dioda dengan filter Hasil dari penyearahan tegangan AC ke DC tidak bisa langsung di gunakan untuk mencatu peralatan elektronik karena masih mengandung arus ripple atau arus riak dan betuk gelombangnya belum rata sehingga perlu filter kapasitor untuk meratakan gelombang tersebut.sehingga menjadi arus DC yang murni.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas L. Floyd.2005. ELECTRONIC DEVICES CONVENTIONAL CURRENT VERSION SEVENT EDITION.1984 by Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. http://chosyi.edublogs.org/files/2007/05/dioda.ppt http://blog.ub.ac.id/virgieovilia/2012/03/04/dioda/ http://mokoraden.blogdetik.com/2011/09/04/mekatronika/ http://sonathephysic.blogspot.com/2011/09/catu-daya-sederhana.html