Anda di halaman 1dari 7

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH LAYANAN KESEHATAN Insenerasi merupakan metode pilihan untuk kebanyakan limbah layanan

kesehatan yang berbahaya dan sampai saat ini masih banyak dipakai. Sistem pengolahan bergantung pada persyaratan lokal : a. Efisiensi desinfeksi b. Pertimbangan kesehatan dan lingkungan c. Pengurangan volume dan massa d. Pertimbangan K3 e. Kuantitas limbah f. Tipe limbah g. Persyaratan infrastruktur h. Pilihan dan teknologi pengolahan i. j. Pilihan yang ada untuk pembuangan akhir Kebutuhan pelatihan

k. Pertimbangan pelaksanaan dan pemeliharaan l. Ruang yang tersedia

m. Lokasi dan kondisi sekitar lokasi pengolahan n. Biaya investasi dan operasional o. Keberterimaan masyarakat p. Persyaratan perundangan Macam teknologi pengolahan dan pembuangan akhir : 1. Insinerasi a. Insinerator Pirolitik Kategori limbah : 1) Limbah infeksius (termasuk benda tajam) dan limbah patologis 2) Residu sediaan farmasi dan bahan kimia Tidak sesuai untuk limbah :

1) Limbah yankes yang tidak beresiko serupa dengan limbah perkotaan 2) Limbah genotoksik 3) Limbah radioaktif Limbah yang tidak boleh diinsenerasi : 1) Kontainer bertekanan 2) Plastik terhalogenasi seperti PVC 3) Limbah yang mengandung logam berat dalam

konsentrasi tinggi Suhu insinerasi : 800-900oC Kapasitas : 200 kg/hari - 10ton/hari

b. Rotary Kiln Kategori limbah : 1) Limbah infeksius (termasuk benda tajam) dan limbah patologis 2) Semua limbah sediaan farmasi dan bahan kimia, termasuk limbah sitotoksik Tidak sesuai untuk limbah : 1) Limbah yankes yang tidak beresiko 2) Limbah radioaktif Limbah yang tidak boleh diinsenerasi : 1) Kontainer bertekanan 2) Limbah yang mengandung logam berat dalam

konsentrasi tinggi Suhu insinerasi : 1200-1600oC Kapasitas : 0,5- 3 ton/jam

c. Insinerator Bilik Tunggal Kategori limbah :

1) Limbah infeksius (termasuk benda tajam) dan limbah patologis 2) Limbah yankes umum Tidak sesuai untuk limbah : 1) Residu kimia dan farmasi 2) Limbah genotoksik 3) Limbah radioaktif 4) Senyawa anorganik dan limbah tahan panas Limbah yang tidak boleh diinsenerasi : 1) Kontainer bertekanan 2) Plastik terhalogenasi (mis. PVC) 3) Limbah yang mengandung logam berat dalam

konsentrasi tinggi Suhu insinerasi : 300-400oC Kapasitas : 100-200 kg/hari Contoh : 1) Insinerator drum 2) Insinerator bata

2. Desinfeksi Kimia a. Proses desinfeksi kimia sederhana Desinfeksi kimia yang digunakan secara rutin dalam aktivitas layanan kesehatan untuk membunuh mikroorganisme pada peralatan medis dan pada lantai atau dinding, saat ini telah diperluas penggunaannya untuk pengolahan limbah layanan kesehatan. 1) Pertimbangan operasional a) Jenis zat kimia yang digunakan b) Jumlah zat kimia yang digunakan c) Waktu kontak d) Luas kontak

e) Kandungan zat organik limbah f) Suhu, kelembaban, pH 2) Pencabikan limbah sebelum desinfeksi a) Untuk menambah luas kontak b) Untuk menghancurkan bagian tubuh yang tidak berhasil c) Untuk mengurangi volume limbah 3) Jenis desinfektan kimia Kebanyakan berasal dari golongan aldehid, senyawa klor, garam ammonium, dan senyawa lenolat. b. Sistem pengolahan komersial yang didasarkan pada

desinfeksi kimia Beberapa sistem pengolahan limbah yang lengkap, yang didasarkan pada desinfeksi kimia, telah dikembangkan khusus untuk limbah layanan kesehatan dan tersedia secara komersial ; beberapa di antara system tersebut telah diizinkan secara resmi untuk beberapa Negara.

3. Pengolahan Termal Basah dan Kering a. Pengolahan termal basah Desinfeksi termal basah atau uap didasarkan pada proses pemajanan cabikan limbah infeksius pada uap bersuhu dan bertekanan tinggi dan prosesnya serupa dengan proses sterilisasi otoklaf. Proses ini dapat menonaktifkan sebagian besar jenis mikroorganisme jika suhu dan waktu kontaknya memadai. Untuk bakteri berspora, suhu minimum yang diperlukan adalah 121oC. b. Teknologi screw feed Merupakan dasar dari proses desinfeksi termal kering tanpa pembakaran sementara limbahnya dicabik dan dipanaskan dalam auger (mirip alat pembuka botol yang berbentuk

spiral) yang berputar. Unit yang beroperasi terus menerus ini, juga disebut sebagai auger yang terus menerus dimasuki limbah.

4. Iradiasi microwave Sebagian besar mikroorganisme akan hancur oleh kerja microwave yang berfrekuensi 2.450 MHz dan dengan panjang gelombang mencapai 12.24 cm. Air yang terkandung dalam limbah dengan cepat akan dipanaskan oleh microwave sehingga komponen infeksius yang ada akan hancur karena induksi panas.

5. Pembuangan di Daratan a. Lokasi pembuangan di perkotaan Terdapat dua jenis pembuangan limbah ke daratan yaitu pembuangan terbuka dan sanitary landfill. b. Encapsulation (pembungkusan) Yaitu limbah dimasukkan dalam container kemudian

ditambahkan zat yang membuat limbah tidak dapat bergerak kemudian container ditutup. c. Pemendaman yang aman di area bangunan rumah sakit Aturan dari manajemen Rumah Sakit : 1) Akses menuju lokasi pembuangan harus dibatasi 2) Lokasi pemendaman harus dilapisi dengan materi yang permeabilitasnya rendah 3) Hanya limbah yankes yang berbahaya yang harus dikubur 4) Limbah bahan kimia dalam kuantitas besar (>1 kg) tidak boleh dikubur secara bersamaan 5) Lokasi pemendaman harus dikelola layaknya suatu landfill d. Pembuangan residu ke daratan

Setelah desinfeksi atau insinerasi, limbah yankes infeksius akan menjadi limbah yang tidak beresiko dan pada akhirnya dapat dibuang ke lokasi landfill.

6. Inertisasi Proses inertisasi mencakup pencampuran limbah dengan semen dan substansi lain sebelum dibuang guna meminimalkan risiko berpindahnya substansi yang terkandung dalam limbah ke air permukaan atau air tanah.

TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH LAYANAN KESEHATAN Disusun untuk memenuhi tugas PTPSP-B

Disusun oleh : FEBRINALDY S. NIM : P07133110014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2012

Anda mungkin juga menyukai