Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia.

Melalui bahasa, manusia dapat mengenal lingkungannya dan dapat menyampaikan

keinginannya. Melalui bahasa pula, transfer ilmu pengetahuan terjadi sehingga dalam perkembangan selanjutnya terbentuklah apa yang dinamakan

peradaban manusia. Dapatkah kita bayangkan bagaimana kebudayaan dapat diterima manusia dari nenek moyangnya dan diteruskan pada anak cucunya tanpa menggunakan bahasa? Oleh karena itu, tidak dapat dimungkiri,

bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain menjadi media perkembangan kebudayaan, ba hasa juga

dapat menjadi alat penyampai informasi dan komunikasi yang baik. Salah satu bentuk media informasi penggunaan bahasa yang dan komunikasi yang menjadi representasi

baik

serta penggunaan kalimat-kalimat yang

efektif untuk mempermudah pemahaman audiens atau masyarakat yang lain. Karena itu bahasa dan kalimat - kalimat yang digunakan haruslah

merupakan bahasa dan kalimat yang lugas, p adat, dan jelas serta menggunakan struktur tata bahasa yang baik. Bahasa yang digunakan bukanlah bahasa yang rumit yang justru membuat masyarakat kesulitan memahami apa yang

disampaikan. Bahasa pada media publik adalah bahasa yang komunikatif, kalimatnya harus efektif, mudah dimengerti, dan sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia, sehingga dapat dengan mudah dimengerti masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menggunakan kalimat efektif supaya mudah dipahami oleh audiens atau orang lain?

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat selaku alat komunikasi (Razak, 1988). Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. bahasa Keraf tidak (1993) juga saja mencakup mengatakan bahwa

penguasaan

pe rsoalan kaidah-kaidah beberapa besar

atau pola-pola kalimat aspek lain. Misalnya,

bahasa,

tetapi juga mencakup secara aktif

penguasaan

sejumlah

perbendaharaan kata (kosakata), kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan, penalaran (logika) yang dimiliki seseorang. Sebagai alat komunikasi, menurut Badudu (1991), kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik. Ada dua pihak yang terlibat, yaitu yang menyampaikan dan yang menerima. Selain itu, ada sesuatu yang disampaikan yang berupa gagasan, pesan, atau pe mberitahuan. Kalimat yang efek dapat menyampaikan pesan, tif gagasan, ide atau pemberitahuan kepada si penerima sesuai dengan yang ada dalam benak si penyampai. Arifin (1987) mengatakan bahwa sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan, harus eksplisit, kalimat harus dirakit secara logis dan teratur. Kalimat seperti itu disebut kalimat efektif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut: (1) Secara tepat dapat mewakili dan tingkat

gagasan atau perasaan pembicara atau penulis; (2) Sanggup menumbuhkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Ciri-ciri kalimat efektif :

1. Kesatuan Gagasan Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan) 2. Kesejajaran Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah : 1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan 2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. 3. Kehematan Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat. Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya. 4. Penekanan

Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya: * Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh : 1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain 2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. * Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah. Contoh : 1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu. 2. Kami pun turut dalam kegiatan itu. 3. Bisakah dia menyelesaikannya? * Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya. * Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh : 1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin. 2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh. 5. Kelogisan Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ; Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif. 1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat : Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.) Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang

menyenangkan. (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup. (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.) Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat. (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.) Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji. (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.) 2. Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat : Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.) Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal. (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau : Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.

(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan) Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi

perbuatannya. Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk. (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk) Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi. (Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.) 4. Kalimat tak selesai : Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi. (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.) Rumah yang besar yang terbakar itu. (Rumah yang besar itu terbakar.) 5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku : Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.) Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal

seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan. Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.) Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional. (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional. tau kepilih tahu terpilih - negri - faham - himbau negeri paham imbau

ketinggal tertinggal

gimana jaman trampil

bagaimana zaman terampil

- silahkan - antri

silakan antre

- disyahkan disahkan

6. Penggunaan tidak tepat kata di mana dan yang mana : Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.) Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.) Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. (Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.) 7. Penggunaan kata daripada yang tidak tepat : Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.) Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.) Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh. (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.) 8. Pilihan kata yang tidak tepat : Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.) Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.) 9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti : Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan? (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah. Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya? (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri) 10. Pengulangan kata yang tidak perlu : Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.) Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan. (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.) 11. Kata kalau yang dipakai secara salah : Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.) Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya? (Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Didalam materi makalah ini menyangkut tentang kalimat efektif. Karena kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi. 3.2 Saran Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan, penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut : a. Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus memahami atau membedakan kalimat efektif yang baik dan intensif. b. Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan mutu pengkajiannya dalam membentuk kalimat efektif. c. Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh setiap mahasiswa baik yang tampak melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur penting dalam sebuah kalmat efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,

Zaenal dan S. Amran

Tasai.

2002. Cermat Berbahasa

Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa. Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 1985. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo. Badudu, J.S. 1991. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Bandung: Pustaka Prima. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Meliono, Anton M. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indone sia.

Akarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi ISBD
    Materi ISBD
    Dokumen11 halaman
    Materi ISBD
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Ilmu
    Ilmu
    Dokumen21 halaman
    Ilmu
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isbd
    Makalah Isbd
    Dokumen18 halaman
    Makalah Isbd
    rakhmadtri
    100% (1)
  • Ayat Orang Iman Yang Berilmu
    Ayat Orang Iman Yang Berilmu
    Dokumen2 halaman
    Ayat Orang Iman Yang Berilmu
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Siringomegali
    Siringomegali
    Dokumen8 halaman
    Siringomegali
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Abses Otak
    Abses Otak
    Dokumen13 halaman
    Abses Otak
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Epilepsi
    Epilepsi
    Dokumen13 halaman
    Epilepsi
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Gejala DM
    Gejala DM
    Dokumen2 halaman
    Gejala DM
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Syariat Islam
    Syariat Islam
    Dokumen5 halaman
    Syariat Islam
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • DEHIDRASI
    DEHIDRASI
    Dokumen5 halaman
    DEHIDRASI
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Zakat
    Zakat
    Dokumen21 halaman
    Zakat
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Dokumen3 halaman
    Skenario 2
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Ibadah Maliyah
    Ibadah Maliyah
    Dokumen8 halaman
    Ibadah Maliyah
    rakhmadtri
    100% (5)
  • Pengertian Zakat
    Pengertian Zakat
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Zakat
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen55 halaman
    Definisi
    rakhmadtri
    Belum ada peringkat