Anda di halaman 1dari 7

1

SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Basis yang dipergunakan masing-masing sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang digunakan, yaitu : 1. Sistem bilangan desimal dengan basis 10 (deca artinya 10) yang menggunakan 10 macam simbol bilangan 2. Sistem bilangan binari dengan basis 2 (binary artinya 2) yang menggunakan 2 macam simbol bilangan 3. Sistem bilangan oktal dengan basis 8 (octal artinya 8) yang menggunakan 8 macam simbol bilangan 4. Sistem bilangan heksadesimal dengan basis 16 (hexa artinya 16) yang menggunakan 16 macam simbol bilangan SISTEM BILANGAN DESIMAL Sistem bilangan ini menggunakan 10 macam simbol bilangan berbentuk 10 digit angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10. Bentuk nilai suatu bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) atau pecahan desimal (decimal fraction). Integer decimal adalah nilai desimal yang bulat, misalnya nilai 8598 dapat diartikan sebagai : 8 x 103 = 8000 5 x 102 = 500 9 x 101 = 90 8 x 100 = 8+ 8598 Absolute Value Position Value

Absolut Value merupakan nilai mutlak dari masing-masing digit di bilangan, sedangkan Position Value (nilai posisi) adalah penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya. POSISI DIGIT (DARI KANAN) 1 2 3 4 5 POSITION VALUE 100 101 102 103 104 = = = = = 1 10 100 1000 10000

Sehingga nilai 8559 dapat juga diartikan sebagai (8x1000) + (5x100) + (5x10) + (9x1) = 8559

Pengantar Informatika

2 Decimal fraction adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya 183,75 dapat diartikan sebagai : 1 x 102 = 100 8 x 101 = 80 3 x 100 = 3 7 x 10-1 = 0,7 5 x 10-2 = 0,05 + 183,75 Baik integer desimal maupun decimal fraction dapat ditulis dalam bentuk eksponensial. Misalnya nilai 82,15 dapat ditulis 0.8215 X 102 . Setiap nilai desimal yang bukan nol dapat dituliskan dalam bentuk eksponensial standar, yaitu ditulis dengan mantissa dan exponent. Mantissa merupakan nilai pecahan yang digit pertama dibelakang koma bukan bernilai nol, misalnya : NILAI DESIMAL 123,4 12,34 1,234 0,1234 0,01234 -1,234 STANDARD EXPONENSIAL FORM 0,1234 X 103 0,1234 X 102 0,1234 X 101 0,1234 X 100 0,1234 X 10-1 -0,1234 X 101 MANTISSA 0,1234 0,1234 0,1234 0,1234 0,1234 -0,1234 EXPONENT 3 2 1 0 -1 1

Penulisan bentuk di atas di atas disebut juga dengan nama floating-point number. SISTEM BILANGAN BINARI Sistem bilangan binari menggunakan 2 macam simbol yaitu 0 dan 1. Sistem ini menggunakan basis 2. Position value sistem bilangan binari merupakan perpangkatan dari nilai 2 yaitu : POSISI DIGIT (DARI KANAN) 1 2 3 4 5 POSITION VALUE 20 21 22 23 24 = = = = = 1 2 4 8 16

Sehingga bilangan binari 1001 dapat juga dihitung dalam bentuk bilangan desimal menjadi (1x8) + (0x4) + (0x2) + (1x1) = 9 SISTEM BILANGAN OKTAL Sistem bilangan oktal menggunakan 8 macam simbol bilangan yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sistem bilangan oktal menggunakan basis delapan. Position value sistem bilangan oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 sebagai berikut : POSISI DIGIT POSITION VALUE (DARI KANAN) 1 80 = 1 2 81 = 8 3 82 = 64 4 83 = 512 5 84 = 4096 Misalnya bilangan oktal 1213 didalam sistem bilangan desimal bernilai (1x512) + (2x64) + (1x8) + (3x1) = 512 + 128 + 8 + 3 = 651

Pengantar Informatika

3 SISTEM BILANGAN HEXADESIMAL Sistem bilangan ini menggunakan 16 macam simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. Sistem bilangan hexadesimal menggunakan basis 16. Sistem bilangan hexadesimal digunakan untuk alasan-alasan tertentu. Di beberapa komputer misalnya IBM System/360, Data Generals Nova, PDP-11 DEC, Honeywell dan beberapa komputer mikro mengorganisasikan main memory ke dalam satuan byte yang terdiri dari 8 bit. Masing-masing byte digunakan untuk menyimpan satu karakter alphanumerik. Bila satu byte dibentuk dari dua grup 4 bit, maka masing-masing bagian 4 bit disebut nibble. Byte 1 2 3 4 1 2 3 4 Bit

High-Order Nibble

Low-Order Nibble

Position value sistem bilangan hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 sebagai berikut : POSISI DIGIT POSITION VALUE (DARI KANAN) 1 160 = 1 2 161 = 16 3 162 = 256 4 163 = 4096 5 164 = 65536 Misalnya bilangan heksadesimal C7 didalam sistem bilangan desimal bernilai (Cx161) + (7x160) = (12x16) + (7x1) = 192 + 7 = 199 KONVERSI SISTEM BILANGAN Jika Anda ingin mengetahui suatu nilai dalam sistem bilangan lain, maka nilai dalam sistem bilangan sebelumnya harus dikonversikan terlebih dahulu. Kasus seperti ini akan banyak Anda temui bila berhubungan dengan bahasa mesin yang menggunakan sistem bilangan binari atau bahasa Assembler yang banyak menggunakan nilai yang dinyatakan dalam sistem bilangan hexadesimal maupun oktal. SISTEM BILANGAN DESIMAL 1. Konversi Ke Bilangan Binari Dengan cara membagi dengan nilai 2 dan sisa tiap pembagian merupakan digit binari dari bilangan binari hasil konversi. Metode ini disebut metode sisa (remainder method). Contoh : Bilangan desimal 45 di konversikan ke binari : 45 22 11 5 2 : : : : : 2 2 2 2 2 = = = = = 22 11 5 2 1 sisa sisa sisa sisa sisa 1 0 1 1 0

Maka 4510 = 1011012


Pengantar Informatika

4 Bilangan desimal 125 : 2 = 62 62 : 2 = 31 31 : 2 = 15 15 : 2 = 7 7 :2=3 3 :2=1 125,4375 di konversikan ke binari, langkah-langkahnya : sisa 1 sisa 0 sisa 1 sisa 1 sisa 1 sisa 0

12510 = 10111012 0,4375 0,875 0,75 0,5 x x x x 2 2 2 2 = = = = 0,875 1,75 1,5 1

0,437510 = 0,01112 Maka hasil bilangan 125,4375 ke dalam bilangan binari adalah : 125 = 1111101 0,4375 = 0,0111 + 125,437510 = 1111101,01112

2. Konversi Ke Bilangan Oktal Menggunakan remainder method dengan pembaginya adalah 8 Contoh : Bilangan desimal 385 dikonversikan ke oktal : 385 : 8 = 48 sisa 1 48 : 8 = 6 sisa 0 Maka 38510 = 6018 3. Konversi Ke Bilangan Hexadesimal Menggunakan remainder method dengan pembaginya adalah 16 Contoh : Bilangan desimal 1583 dikonversikan ke heksadesimal : 1583 : 16 = 98 sisa 15=F 98 : 16 = 6 sisa 2 Maka 158310 = 62F16 SISTEM BILANGAN BINARI 1. Konversi Ke Bilangan Desimal Dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya Contoh : Bilangan binari 101101 dikonversikan ke desimal : 1011012 = (1x25) + (0x24) + (1x23) + (1x22) + (0x21) + (1x20) = 32 + 0 + 8 +4 + 0 + 1 = 4510 2. Konversi Ke Bilangan Oktal Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap 3 buah digit binari sesuai dengan tabel berikut :

Pengantar Informatika

5 DIGIT OKTAL 0 1 2 3 4 5 6 7 3 BIT 000 001 010 011 100 101 110 111

Contoh : Bilangan binari 11010100 dikonversikan ke oktal : 11 3 010 2 100 4

Maka 110101002 = 3248 3. Konversi Ke Bilangan Hexadesimal Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap 4 buah digit binari sesuai dengan tabel berikut : DIGIT HEXADESIMAL 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F 4 BIT 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111

Contoh : Bilangan binari 11010100 dikonversikan ke heksadesimal : 1101 D 0100 4

Maka 110101002 = D416 SISTEM BILANGAN OKTAL 1. Konversi Ke Bilangan Desimal Dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya Contoh : Bilangan oktal 324 dikonversikan ke desimal :
Pengantar Informatika

6 3248 = (3x82) + (2x81) + (4x80) = 192 + 16 + 4 = 21210 2. Konversi Ke Bilangan Binari Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap 3 buah digit binari sesuai dengan tabel digit oktal. Contoh : Bilangan binari 6502 dikonversikan ke binari : 6 110 5 101 0 000 2 010

Maka 65028 = 1101010000102 3. Konversi Ke Bilangan Hexadesimal Dapat dilakukan dengan mengkonversikan menjadi bilangan binari terlebih dahulu, baru dikonversikan ke bilangan hexadesimal. Gunakan tabel digit oktal dan tabel digit hexadesimal sebagai bantuan. Contoh : Bilangan oktal 2537 dikonversikan ke heksadesimal : 2 010 5 101 3 011 7 111

25378 = 0101010111112 0101 5 0101 5 1111 F

Maka 25378 = 55F16 SISTEM BILANGAN HEXADESIMAL 1. Konversi Ke Bilangan Desimal Dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya Contoh : Bilangan hexadesimal B6A dikonversikan ke desimal : B6A16 = (Bx162) + (6x161) + (Ax160) = (11x256) + (6x16) + (10x1) = 2816 + 96 + 10 = 292210 2. Konversi Ke Bilangan Binari Dapat dilakukan dengan mengkonversikan tiap-tiap 4 buah digit binari sesuai dengan tabel digit hexadesimal. Contoh :

Bilangan hexadesimal D4 dikonversikan ke binari :


Pengantar Informatika

D 1101

4 0100

Maka D416 = 110101002

3. Konversi Ke Bilangan Oktal

Dapat dilakukan dengan mengkonversikan menjadi bilangan binari terlebih dahulu, baru dikonversikan ke bilangan oktal. Gunakan tabel digit oktal dan tabel digit hexadesimal sebagai bantuan. Contoh : Bilangan hexadesimal 45F dikonversikan ke oktal : 4 0100 5 0101 F 1111

45F16 = 0100010111112 010 2 001 1 011 3 111 7

Maka 45F16 = 21378

Pengantar Informatika

Anda mungkin juga menyukai