Anda di halaman 1dari 8

RESUME JURNAL A randomised controlled trial to assess the effectiveness of a single session of nurse administered massage for short

term relief of chronic non-malignant pain

Disusun oleh : Kelompok 1 C

1. Indah Ayu Purwani 2. Armaya Silviyani 3. Sekar Sari Prastyowati 4. Bagus Indiyanto P 5. Rahmatia Nurlete

G1D010018 G1D010021 G1D010061 G1D010067 G1D010080

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011

A rAndomised controlled triAl to Assess the effectiveness of A single session of nurse administered massage for short term relief of chronic non-mAlignAnt pAin

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Setiap individu pasti dapat mengalami nyeri, nyeri diartikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan secara subjektif berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual ( IASR, 1979 cit. Potter dan Perry, 2005 ). Nyeri merupakan salah satu alasan orang mencari perawatan kesehatan. Terkait hal itu perawat dapat memberikan terapi non farmakologi seperti pijat untuk mengurangi nyeri. Pijat ini semakin sering digunakan untuk mengelola nyeri kronis. Namun inervensi berupa terapi nonfarmakologis ini tidak kami temui selama praklinik di RSUD Ajibarang khususnya ruang IRNA 2A (umum) yang kebanyakan diisi oleh pasien dengan keluhan nyeri.. Oleh karena itu tulisan ini akan membahas mengenai isi jurnal yang berjudul A randomised controlled trial to assess the effectiveness of a single session of nurse administered massage for short term relief of chronic non-malignant pain, melalui pembahasan ini terapi non-farmakologis seperti pijat dapata diaplikasikan kepada pasien diruang IRNA 2A tersebut.

Hipotesis Hipotesis nol : Pijatan tidak efektif untuk mengurangi nyeri kronis non-malignan dan kecemasan dalam jangka waktu pendek. Hipotesis kerja: Pijatan efektif untuk mengurangi nyeri kronis non-malignan dan kecemasan dalam jangka waktu pendek.

Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui keefektifan perawat dalam memberikan pijatan sebagai salah satu bantuan jangka pendek pada nyeri kronis non-malignan dan kecemasan. Serta untuk memastikan bahwa pijat dapat diaplikasikan perawat pada pasien dengan keluhan utama nyeri (kronik non-malignan).

II.

PEMBAHASAN

Desain Penelitian Di gunakan desain penelitian acak terkontrol, dimana ada pasien untuk kelompok pijat dan kelompok kontrol. Kelompok pijat menerima pijatan selama 15 menit dan kelompok kontrol menerima kunjungan 15 menit untuk berbicara mengenai rasa nyeri yang di alami. Nyeri tersebut di kaji dengan menggunakan 0-100mm skala visual analog dan kuesioner McGill pain. Pengurangan nyeri di kaji dengan menggunakan 5 point verbal rating scale. Kecemasan di kaji dengan menggunakan Spielberger short form State-Trait Anxiety Inventory.

Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini mencakup kategori antara lain dewasa berumur 18 tahun keatas serta yang sedang mengalami nyeri selama tiga bulan atau lebih dengan nyeri digambarkan sebagai nyeri sedang atau berat. Sehingga mereka harus tetap tinggal di klinik pengurangan nyeri selama 1 sampai beberapa hari untuk dapat mengontrol nyeri mereka. Pasien yang tidak termasuk dalam penelitian adalah pasien yang tidak dapat berbahasa inggris dan pasien yang telah menerima analgesik 2 jam yang lalu.

Metode penelitian Total responden ada 103 pasien ditempatkan secara acak dimana 52 dialokasikan pada kelompok penelitian dan 51 pada kelompok kontrol. Kelompok penelitian menerima pijatan selama 15 menit pada leher dan bahu menggunakan minyak almond. Kelompok kontrol menerima kunjungan selama 15 menit untuk berbicara tentang nyeri yang dialami dalam klinik pengobatan nyeri. Intervensi untuk kelompok penelitian dan kontrol dilakukan oleh dua registered nurses yang mempunyai keahlian dalam memijat (ITEC diploma). Setiap terapis melakukan urutan teknik pijat seperti effluerage, petrissage dan kneading techniques. Untuk pasien pada kelompok kontrol, terapis mengunjungi pasien selama 15 menit dan mendorong mereka untuk berbicara mengenai rasa sakit mereka dan pengobatannya. Ini merupakan bagian dari perawatan biasa saat di klinik, di mana perawat berbicara dengan pasien mengenai rasa nyeri dan manejemennya. Pijat tidak dilakukan pada kelompok kontrol. Pasien pada kedua kelompok diminta untuk mencoba mengontrol nyeri yang dirasakan setidaknya satu jam penuh setelah intervensi. Jika mereka meminta analgesik dalam waktu

kurang dari satu jam tersebut, mereka kemudian dikeluarkan dan tidak dilanjutkan untuk meneruskan penelitian. Seorang perawat pengamat independen tidak mengetahui kelompok kontrol dan penelitian untuk mendapat penilaian dari pasien. Ini dilakukan segera sebelum dilakukan pengobatan, segera setelah perawatan (1,2,3 dan 4 jam setelah perawatan). Para pengamat juga mencatat apakah ada atau tidak pasien yang sengaja memberitahukan kelompoknya. Intensitas nyeri dinilai menggunakan 0-100 mm visual analog scale (VAS), dan menggunakan the four point verbal rating pain intensity scale dengan deskripsi sebagai berikut, 0 = none 1 = mild 2 = moderate 3 = severe 4 = Complete relief

Sedangkan kecemasan di nilai dengan the six item Spielberger short form State-Trait Anxiety Inventory. Keseluruhan Peringkat dari pengobatan studi dengan menggunakan skala lima titik (kurang = 0, sedang = 1, baik = 2, lebih baik = 3 atau sangat baik = 4). Mereka juga dinilai apakah mereka telah mencapai 50% nyeri tersebut berkurang. Data yang telah terkumpul di analisis menggunakan SPSS versi 12 dan MINITAB versi 13.

Hasil Penelitian tentang keefektifan pijat untuk membantu pasien dengan nyeri kronik dalam jangka pendek serta membantu mengurangi kecemasan dengan jalur sebagai berikut, dari total 103 pasien berpartisipasi dalam studi di antaranya 52 secara acak dialokasikan untuk kelompok pijat dan 51 untuk kelompok kontrol. Dua pasien yang dialokasikan untuk memijat mengundurkan diri di awal, satu karena mereka menerima morfin hanya sebelum memulai studi dan lainnya karena mereka tidak mampu memahami penilaian skala, sehingga analisis laporan hasil untuk 101 pasien yang menyelesaikan penelitian. Analisis univariat : Responden Perempuan laki-laki usia ( thn ) 53,4 lama nyeri kronik ( thn ) 10,4 Area nyeri > satu punggung area 87% 58% Keparahan Sedang 60,40% Parah 39,60%

Pasien berusia antara 21 dan 81 tahun, dengan usia rata-rata 53,4 tahun (SD 13,3 tahun) dan 58,4% adalah perempuan. Berarti saat itu pasien telah mengalami sakit kronis selama 10,4 tahun (SD 8,94 tahun). 87% dari pasien memiliki diagnosis yang termasuk nyeri punggung dan 58% memiliki lebih dari satu nyeri. Pada awal, 60,4% kategori nyeri sedang dan 39,6% mengalami nyeri yang parah yang tercatat pada rating lisan skala. Intervensi yang diberikan yakni kelompok penelitian menerima pijatan selama 15 menit pada leher dan bahu menggunakan minyak almond serta kelompok kontrol menerima kunjungan selama 15 menit untuk berbicara tentang nyeri yang dialami. Hasil penelitian : Rasa nyeri dinilai menggunakan 0-100 mm Visual Analog Scale. Adapun hasilnya sebagai berikut. Kelompok penelitian yang diberikan pijatan (Rata-rata) Sebelum Beberapa saat setelah intervensi Satu jam setelah intervensi : 57,7 : 41,1 : 44,8

Kelompok kontrol (rata-rata) Sebelum Beberapa saat setelah intervensi Satu jam setelah intervensi : 62,3 : 62,8 : 64,9

Skor dasar untuk perawatan yang diberikan segera setelah dilakukan tindakan, pengalaman kelompok pijat statistik signifikan (p < 0,001 dengan menggunakan uji-t berpasangan) berarti penurunan nyeri 16,7 mm (SD 21,2). Untuk mengontrol kelompok perubahan berarti dalam skor nyeri adalah -0,04 mm (SD 16,0) yang tidak signifikan (p =

0,985 menggunakan ttest pasangan). Bagi kelompok pijat mendapatkan penurunan skor nyeri yang lebih signifikan pengurangan skor nyeri baik segera pasca pengobatan dan pada 1 jam perawatan pasca daripada di kelompok kontrol. Interval kepercayaan 95% untuk perbedaan dalam pengurangan nyeri berarti pada satu jam pasca perawatan antara kelompok pemijatan dan kontrol 5,47 mm sampai 24,70 mm, yang merupakan kelompok pijat dapat mengharapkan rata-rata manfaat dengan antara 5,47 mm dan 24,70 mm lebih besar pengurangan daripada kelompok kontrol sampai satu jam pasca pengobatan. Selain untuk menilai keefektifan pijat untuk menurunkan nyeri juga untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien. Tingkat kecemasan pasien dinilai menggunakan the six item Spielberger short form State-Trait Anxiety Inventory.

Kelompok penelitian yang diberkan pijatan (Rata-rata) Sebelum Beberapa saat setelah intervensi Satu jam setelah intervensi : 13,3 : 9,72 : 10,5

Kelompok kontrol (rata-rata) Sebelum Beberapa saat setelah intervensi Satu jam setelah intervensi : 12,0 : 12,2 : 12,8

Hasil dari bentuk pendek Spielberger kecemasan skala. Hal ini menunjukkan bahwa membandingkan skor dasar dengan pengobatan segera posting, kelompok pijat mengalami (secara statistik signifikan p <0,001 menggunakan dipasangkan t-test) berarti pengurangan dalam skor STAI dari 3,57 (SD 3.02). Untuk kelompok kontrol perubahan berarti dalam stai skor adalah 0,00 (SD 3,39) yang tidak signifikan secara statistik (P = 1,00 dengan menggunakan uji-t berpasangan). Bagi mereka di pijat kelompok ada pengurangan statistik signifikan lebih besar dalam skor kecemasan baik pengobatan segera pos dan pada 1 jam pasca pengobatan dibandingkan pada kelompok kontrol. 95% interval kepercayaan untuk perbedaan dalam kecemasan berarti pengurangan skor pada satu perawatan pasca jam antara pijat dan kelompok kontrol adalah 1,67-4,36 bahwa pijat kelompok dapat mengharapkan ratarata untuk mendapatkan keuntungan oleh antara 1,67 dan 4,36 lebih besar pengurangan dalam skor kecemasan daripada kelompok kontrol sampai satu jam pasca perawatan.

Dari kedua hasil diatas ditemukan adanya penurunan yang signifikan pada kelompok penelitian (pijat) dibandingkan dengan kelompok kontrol..Dalam hal ini perawat juga dapat menerapkan teknik pijat ini kepada pasien dengan keluhan nyeri kronis non-malignan (sedang-berat). Perawat dapat menawarkan pijatan ini serta menyampaikan keefektifannya untuk sedikit mengurangi nyeri yang pasien alami.

III.

PENUTUP

Kesimpulan Pijatan itu efektif untuk mengurangi rasa nyeri dalam jangka waktu pendek dan dapat pula mengurangi tingkat kecemasan. Sehingga dapat dikatakan terapi non-farmakologis seperti pijat ini dapat diaplikasikan oleh perawat sebagai tenaga kesehatan. Analisis kelompok : Pijat merupakan salah satu cara yang dinilai efektif karena dapat

merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak, Impuls rasa sakit yang dibawah oleh saraf yang berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf yang berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Selain itu pijat dapat meningkatkan peredaran darah di kulit, dan merangsang susunan sensorik kulit secara berirama, meningkatkan peredaran darah otot dan menghilangkan tegangan serabut-serabut otot, memperbaiki gangguan ikat-ikat (ligamentum) , melancarkan peredaran darah dan limfe, dan merangsang susunan saraf secara berirama untuk mencapai efek seudatif (merangsang dan menenangkan), sehingga rasa nyeri dan kecemasan dapat terkurangi ( Priharjo, 1993 ).

Saran Pelatihan pijat untuk mengurangi nyeri kronis dan kecemasan pada perawat perlu dilaksanakan agar dapat mengaplikasikan teknik pijat tersebut dalam klinik kepada pasien dengan keluhan serupa. Khususnya untuk perawat di RSUD Ajibarang terapi pijatan ini dapat

diterapkan pada pasien-pasien dengan keluhan nyeri kronik non-malignan, pijatan dapat memberikan efek meringankan nyeri dalam jangka waktu pendek, terkait hal ini penggunaan analgesik sebagai pereda nyeri dapat dibatasi dengan terapi non-farmakologi tersebut. Pijatan mudah dilakukan pada situasi apapun, tidak membutuhkan biaya yang banyak dan efektif.

IV.

REFERENSI

Potter, Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, teori, dan praktik. EGC, Jakarta. Priharjo, Robert. 1993. Perawatan Nyeri : Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta : EGC. Seers, K., et al. 2008. A randomised controlled trial to assess the effectiveness of a single session of nurse administered massage for short term relief of chronic non-malignant pain. BioMed Nursing Vol. 7; 10.

Anda mungkin juga menyukai