Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PENTARIFAN PRAKTEK DOKTER GIGI

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bisnis jasa yang banyak dijalankan sekaligus dibutuhkan masyarakat di Indonesia. Bentuk bisnis pelayanan kesehatan dapat berupa rumah sakit, klinik, apotik, balai pengobatan atau praktek perseorangan. Praktek perseorangan bidang kedokteran lebih

diperuntukkan bagi profesi Dokter dan Dokter Gigi baik yang bersifat non spesialistik maupun spesialistik. Seperti bisnis pelayanan kesehatan lainnya dalam menyelenggarakan praktek perseorangan

membutuhkan investasi baik berupa SDM, alat, teknologi dan modal (uang). Untuk membuka sebuah praktek perseorangan, seorang Dokter Gigi membutuhkan tenaga chairside, dental unit, peralatan kedokteran gigi, ruang praktek dan ruang tunggu yang representatif, air conditioner, meubeler, televisi, atau sarana lainnya yang bila dihitung saat ini minimal membutuhkan modal Rp 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah) dan angka ini bukan jumlah yang sedikit. Ragam investasi ini harus ditanggung oleh pihak penyelenggara pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah para tenaga profesional Dokter Gigi baik Spesialis maupun Non Spesialis, dengan kata lain sebagai Investor atau Pemodal Usaha. Dalam menjalankan bisnis pelayanan kesehatan (praktek perseorangan), seorang Dokter Gigi mempunyai peran ganda. Peran pertama adalah sebagai tenaga profesional yang tugas dan fungsinya adalah memberikan pelayanan medis kedokteran gigi secara holistik kepada para pelanggan (pasien) sesuai standar profesi yang berlaku. Peran kedua adalah sebagai Investor atau Pemodal Usaha yang tugas dan fungsinya mengupayakan roda bisnis pelayanan dapat terus berjalan sesuai tatanan manajemen, baik manajemen pelayanan, manajemen keuangan, manajemen logistik atau bentuk manajemen lainnya. Peran pertama bukan hal yang sulit dijalankan oleh tenaga profesional Dokter Gigi karena sejak awal telah dididik dan dibentuk sesuai standar kompetensi bidang Kedokteran Gigi. Peran kedua sebagai Investor kemungkinan besar akan menjadi kendala karena dalam Kurikulum Pendidikan Dokter Gigi tidak memberikan pemahaman, khususnya bidang Manajemen Keuangan yang salah satunya terkait dengan masalah pembiayaan, dalam hal ini pembiayaan kesehatan. Akibatnya para lulusan Dokter Gigi kurang memiliki kesadaran terhadap biaya, artinya mereka kurang paham biaya apa saja yang muncul untuk menyediakan satu produk pelayanan. Kondisi ini akan berpengaruh besar bagi penyelenggara bisnis pelayanan kesehatan (provider) dan juga bagi penerima pelayanan kesehatan (customer). Bagi pihak provider dengan memiliki kesadaran

terhadap

biaya

akan

menghindarkan

dari

kerugian

dalam

menjalankan

bisnis.

Bagi

pihak customer akan menghindarkan mereka dari tingginya pembiayaan terhadap pihak provider. Beberapa masalah yang kerap muncul dalam pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia antara lain adalah: 1) Terjadi inflasi biaya kesehatan yang tinggi karena meningkatnya demand pelayanan kesehatan dibandingsupply pelayanan kesehatan, kemajuan teknologi bidang kesehatan termasuk Kedokteran Gigi serta makin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan; 2) Tarif pelayanan kesehatan termasuk praktek perseorangan yang tidak rasional yang disebabkan tidak seimbang dengan peningkatan inflasi serta tidak didasarkan pada perhitungan riil atau tidak bersifat cost-based. Oleh karena itu bisnis praktek perseorangan harus dikelola berdasarkan kaidah Ekonomi yang artinya: 1. 2. 3. 4. 5. Terdapat keseimbangan antara expenses atau cost(pengeluaran) dengan revenue (pendapatan) Pengelolaan cost diarahkan untuk tercapainya tingkat efisiensi Revenue dihasilkan dari utilisasi (kunjungan) dengan tingkat harga tertentu Penanganan tarif dan kepuasan konsumen sangat penting Perlu ada indikator biaya sebagai alat manajerial dalam melakukan kendali biaya

Langkah yang harus dilakukan, provider (dalam hal ini Dokter Gigi yang praktek perseorangnan), harus mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu pelayanan dengan melakukan analisis biaya dan harus bisa menetapkan tarif yang rasional berdasarkan perhitungan biaya satuan (unit cost). Dengan adanya tarif yang rasional akan didapatkan revenue bagi pihak provider sesuai rumus berikut:

Revenue (Pendapatan) = Tarif X Utilisasi (Jumlah Kunjungan)

Revenue yang didapatkan pihak provider akan menghasilkan kemampuan untuk kesejahteraan providerseperti: membeli peralatan baru yang sesuai dengan

meningkatkan perkembangan

teknologi, memperbaiki fasilitas dan sarana pelayanan, membeli bahan habis pakai yang digunakan

dalam pelayanan, membayar gaji SDM pemberi pelayanan (dokter gigi, tenaga chairside, tenaga administrasi, pekarya, dan lainnya) serta mengembangkan produk pelayanan baru. Dengan adanya peningkatan kesejahteraan tersebut pihak provider akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dan paripurna (service execelence) sehingga meningkatkan kepercayaan dan loyalitas customer. Dengan melakukan strategi pentarifan yang rasional dan tepat akan memberikan banyak manfaat terlebih bagiprovider yang bekerjasama dengan pihak ketiga seperti perusahaan kerja sama atau dengan pihak asuransi baik dengan sistem fee for service maupun kapitasi. Penetapan tarif yang didasarkan pada analisis biaya dan perhitungan biaya satuan (unit cost) akan memberikan daya tawar dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga tersebut sehingga pemberian pelayanan

kepada customer sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur di bidang Kedokteran Gigi untuk mencapai nilai dan mutu yang diharapkan. Providerdapat mengetahui batasan tarif yang masih rasional dengan perhitungan biaya satuan (unit cost) suatu produk pelayanan sehingga provider tidak mengalami kerugian karena tarif yang disepakati dengan pihak ketiga lebih rendah dari biaya satuan suatu produk pelayanan. Giddens, et al (2005) menyatakan: Selecting a pricing strategy for your product is critical, because price is the most highly visible element of all marketing efforts. To price products appropriately, we need to know: (1) Cost and profit objectives; (2) Customer or Demand; (3)and Competition. Penetapan tarif atau strategi pentarifan, merupakan titik kritis dalam suatu produk (termasuk di dalamnya produk pelayanan kesehatan gigi); karena tariff merupakan unsur yang paling berpengaruh dari seluruh usaha pemasaran. Penentuan tarif yang rasional, dibutuhkan tiga informasi penting, yaitu: (1) Jumlah biaya dan keuntungan yang diharapkan, (2) Pangsa pasar sasarannya (baik jumlah maupun karakteristik target pasarnya), dan (3) Keberadaan pesaing. Berdasarkan teori di atas, hal yang terpenting dalam penentuan tariff pelayanan kesehatan adalah adanya informasi jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melayani satu kegiatan pelayanan atau tindakan tertentu. Sedangkan informasi lain di luar biaya, merupakan kebijakan yang harus diambil

oleh Dokter gigi secara pribadi. Kebijakan tersebut harus mempertimbangkan faktor di luar biaya pelayanan (keuntungan yang ingin didapat, target marketnya, dan keberadaan pesaing. Undang undang Republik Indonesia tentang Praktek Kedokteran Tahun 2004 telah mengamanatkan bagi para tenaga profesional dokter dan dokter gigi (spesialis dan non spesialis) untuk melakukan kendali mutu dan kendali biaya sesuai yang tercantum dalam Paragraf 5 tentang Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pasal 49 ayat (1): Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya. Dengan ketentuan ini peran strategi pentarifan dalam praktek dokter gigi sangat penting dalam menyelenggarakan kendali biaya yang selanjutnya mempengaruhi penyelenggaraan kendali mutu.

July 2009 M T W T F S S

1 6 7 8

2 9

10 11 12

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Blogroll

o o
my foto

WordPress.com WordPress.org

From Picture Gallery

detik news

o o o o o o o o o o

Mazda: Haram Bagi Biante Minum Bensin Bersubsidi Resep Cake: Hummingbird Cake 10 Album Ter-Hot Mancanegara 2012 Ariel Hadiri Pameran Napi Craft 2012 Polda: Akan ada Sensor yang Menentukan Nopol Kendaraan Ganjil atau Genap Kasus Ijazah palsu UNAS, Kopertis: Jika Terbukti Bisa Ditutup Masih Percaya Mitos, Bayi Baru Lahir di Desa Latompe Sudah Diberi Pisang Golkar akan Wantim yang Minta Elektabilitas Ical Dikaji Waduh, Gadget Samsung Punya Celah Berbahaya Dipolisikan, UNAS: Kemungkinan akan Gugat Balik
valid CSS. Theme by Julian Klewes for

Anda mungkin juga menyukai