Anda di halaman 1dari 10

Renungan Menghadapi Kematian

Seandainya kematian merupakan tempat peristirahatan yang tenang dari seluruh keluh kesah hidup manusia di dunia niscaya kematian merupakan suatu kabar gembira yang dinanti-natikan bagi setiap insan Akan tetapi kenyataannya berbeda setelah kematian itu ada pertanggung jawaban dan ada kehidupan

Kematian adalah kepastian


Betapa banyak berita kematian yang sampai di telinga kita, mungkin mengkhabarkan bahwa tetangga kita, kerabat kita, saudara kita atau teman kita telah meninggal dunia, menghadap Allah Taala. Akan tetapi betapa sedikit dari diri kita yang mampu mengambil pelajaran dari kenyataan tersebut Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada hari kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan, barang siapa yang dijauhkan oleh Allah Taala dari neraka dan dimasukkan oleh Allah Taala ke dalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung (sukses). (QS. Ali Imran : 185) Katakanlah (wahai Muhammad) sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya pasti akan mendatangi kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang nampak, kemudian Allah Taala akan memberitahukan kepada kalian setiap amalan yang dahulu kalian pernah kerjakan. (QS. Al Jumuah : 8)

Semuanya akan menjumpai kematian pada saatnya.


Dan bagi tiap2 jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun mempercepat,meskipun hanya sesaat (QS. Al Araf :34) Dan dimanapun kalian berada, niscaya kematian itu akan mendatangi kalian, meskipun kalian berlindung di balik benteng yang sangat kokoh. (QS. An Nisa : 78)

Ke Matian adalah rahasia Pencipta

Rasulullah bersabda, Sesungguhnya proses penciptaan manusia di dalam perut ibu, berlangsung selama 40 hari dalam bentuk air mani, kemudian menjadi segumpal darah yg menggantung selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari juga. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, dan diperintahkan untuk mencatat empat ketetapan : rezekinya, kematiannya, amalannya, dan akhir kehidupannya, menjadi orang bahagia ataukah orang yang celaka. (HR. Bukhari dan Muslim) Sesungguhnya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang (kapankah) datangnya hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan air hujan, dan Dia lah yang mengetahui tentang apa yang ada di dalam rahim, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan esok hari, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati.. (QS. Luqman : 34)

Hikmah mengingat mati


Rasulullah bersabda, Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan dunia. Kemudian para shahabat bertanya. Wahai Rasulullah apakah itu pemutus kelezatan dunia? Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Kematian(HR. Al Baihaqi dalam Syuabul Iman) Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga keutamaan, [1] bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah, [3] rasa qanaah dalam hati (menerima setiap pemberian Allah)(Al Qiyamah Ash Shugra, Syaikh Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar)

Bersegeralah Bertaubat
Sudah dapat dipastikan bahwa manusia adalah makhluk yang banyak dosa dan kemaksiatan. Seorang manusia yang banyak mengingat kematian, dirinya sadar bahwa kematian senantiasa mengintai. Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang mengerjakan keburukan dikarenakan kebodohannya, kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana (QS. An Nisa : 17) Dan bersegeralah menuju ampunan dari Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang telah dipersiapkan (oleh Allah) bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. Ali Imran : 133)

Giat ber ibadah pada Allah


Seorang yang banyak mengingat kematian, akan senantiasa memanfaatkan waktunya untuk beribadah kepada Allah Taala. Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Abdullah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Jadilah engkau di dunia ini bagaikan seorang yang asing atau seorang yang sedang menempuh perjalanan yang jauh, mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ini, lantas Abdullah ibnu Umar berkata, Jika engkau berada di sore hari jangan engkau tunggu datangnya pagi hari, jika engkau berada di pagi hari jangan engkau tunggu datangnya sore hari, pergunakanlah waktu sehatmu (dalam ketaatan kepada Allah) sebelum datangnya waktu sakitmu, dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum kematian datang menjemputmu. (HR. Bukhari)

Rasa Qanaah dalam hati


Rasa qanaah yang membuat seseorang merasa cukup terhadap setiap pemberian Allah Taala, bagaimanapun dan berapa pun pemberian Allah.
Kekasihku yakni Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintah tujuh perkara padaku, (di antaranya): Beliau memerintahkanku agar mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka, dan beliau memerintahkan aku agar melihat orang yang berada di bawahku (dalam masalah harta dan dunia), juga supaya aku tidak memperhatikan orang yang berada di atasku. (HR. Ahmad. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) Seseorang yang banyak mengingat kematian, meyakini bahwa segala pemberian Allah dari perbendaharaan dunia adalah titipan dari Allah. Seluruhnya akan diambil kembali oleh Allah, dan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Taala atas seluruh pemberian tersebut.

Kehidupan setelah kematian


Barangsiapa yang berbuat kebaikan meskipun sekecil biji dzarah, niscaya dia akan melihat hasilnya, dan barang siapa yang berbuat keburukan meskipun sekecil biji dzarah, niscaya dia akan melihat akibatnya (QS. Al Zalzalah: 7-8) Abdullah Ibnu Umar dia pernah berkata, Aku bersama Rosulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada beliau, kemudian mengucapkan salam kepada beliau, lalu dia berkata, Wahai Rasulullah, manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?. Beliau menjawab, Yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dia berkata lagi, Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdas?. Beliau menjawab, Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yg paling baik persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang2 yg cerdas. (HR. Ibnu Majah)

Terakhir Saudaraku, jadilah orang yang cerdas. Orang yang cerdas dalam memandang hakikat kehidupan di dunia ini

Anda mungkin juga menyukai