Anda di halaman 1dari 12

MODUL 5

REKAYASA TRANSPORTASI (3 SKS)


Ir. Sylvia Indriany, M.T.

POKOK BAHASAN :

KAPASITAS JALAN PERKOTAAN


MATERI KULIAH :
Pengertian kapasitas, tingkat pelayanan, kapasitas jalan perkotaan, faktor penyesuaian, prosedur perhitungan

KAPASITAS JALAN PERKOTAAN

5.1.

KAPASITAS
Kapasitas adalah tingkat arus maksimum dimana kendaraan dapat diharapkan untuk

melalui suatu potongan jalan pada perioda waktu tertentu untuk kondisi lajur , lalu lintas, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku. Kapasitas biasanya dinyatakan

dengan kendaraan/jam atau smp/jam. Yang perlu diperhatikan dalam penilaian kapasitas jalan adalah pemahaman berbagai kondisi yang berlaku.

Hubungan antara arus dan waktu tempuh tidaklah linear. Penambahan kendaraan tertentu pada saat arus rendah akan menyebabkan penambahan waktu tempuh yang kecil dibandingkan penambahan kendaraan pada saat arus tinggi. Hal itu diilustrasikan sbb.(sumber reff. 7)

waktu tempuh

kepadatan macet
1

PERBANDINGAN VOLUME dgn KAPASITAS

Faktor faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan adalah : Kondisi ideal: kondisi yang mana peningkatan kondisi jalan lebih lanjut dan perubahan kondisi cuaca tidak akan menghasilkan pertambahan nilai kapasitas Kondisi jalan , hal ini menyangkaut dimensi-dimensi jalan dan kondisi lingkungan sekitar Kondisi medan, ada 3 katagori yaitu datar, bukit dan gunung berdasar pada pengaruh alinyemen terhadap operasi kendaraan Kondisi lalu lintas :Berhubungan dengan jenis kendaraan yang lewat pada jalan tersebut Populasi pengemudi : Seringkali dihubungkan dengan kondisi lalu lintas pada hari kerja yang teratur (komuter atau tidak) Kondisi pengendalian: Kondisi pengendalian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kapasitas, karena semua kendaraan yang lewat harus mematuhi pengaturan tersebut.

5.2.

TINGKAT PELAYANAN

Terdapat 2 definisi tentang tingkat pelayanan : 1. Tingkat pelayanan (tergantung arus). : Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau failitas jalan yang tergantung pada perbandingan arus terhadap kapasitas. Karena itu

tingkat

pelayanan

tergantung

pada

arus

lalu

lintas.

Highway

Capasity

Manual

mengilustrasikan 6 buah tingkat pelayanan sebagai berikut:

KECEPATAN OPERASI

TINGKAT PELAYANAN

D E

PERBANDINGAN VOLUME dgn KAPASITAS

2. Tingkat pelayanan (tergantung fasilitas) Dalam hal ini tingkat pelayanan tergantung pada fasililitas tidak lagi tergantung pada arus . Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan tinggi, sedangkan jalan sempit punya tingkat pelayanan yang rendah.

Konsep ini dikembangkan pertama oleh Blunden (1971) dengan karakteristik sebagai berikut ; Pada saat arus mendekati nol titik potong pada sumbu y terlihat jelas (To) Kurva mempunyai asimtot pada saat arus mendekati kapasitas Kurva meningkat secara monoton

perbandingan waktu perjalanan (aktual) dengan waktu perjalanan kondisi arus bebas

4 3 2 1 0

tingkat pelayanan BURUK

tingkat pelayanan BAIK

0.2

0.4

0.6

0.8

perbandingan volume dengan kapasitas

5.3.

KAPASITAS JALAN PERKOTAAN


Jalan yang digolongkan sebagai jalan perkotaan/semi perkotaan mempunyai

perkembangan permanen dan menerus pada minimum satu sisi jalan. Demikian pula jalan yang letaknya dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000. Selain itu jalan perkotaan dapat dilihat dari karakteristik puncak arusnya, yang umumnya terjadi pada pagi dan sore hari. Peningkatan arus ini biasanya menunjukkan pula perubahan distribusi arah yang tidak seimbang. Dari komposisi kendaraan dapat diketahui bahwa prosentase kendaraan pribadi dan sepeda motor yang lebih tinggi dari kendaraan berat. Karakteristikkarakteristik diatas dapat dijadikan batas segmen analisa jalan perkotaan dan luar kota.

Rumus yang dipakai untuk menghitung kapasitas jalan jalan perkotaan, menurut MKJI 1997 adalah sbb.

Dimana : Co = Kapasitas dasar (smp/jam) faktor penyesuaian lebar jalur FCsp = FCsf = faktor peny. pemisah arah Faktor peny. samping hambatan FCw =

FCcs =

Faktor peny. ukuran kota

Kapasitas dasar jalan, menurut standart geometrik jalan perkotaan, merupakan volume maksimum per jam yang dapat lewat suatu potongan lajur jalan (untuk jalan multi lajur) atau suatu potongan jalan (untuk jalan 2 lajur) pada kondisi jalan dan lalu lintas ideal. Kondisi ideal terjadi bila lebar lajur tidak kurang dari 3,5 m, kebebasan lateral tidak kurang dari 1,75 m; standart geometrik baik; hanya kendaraan ringan yang menggunakan jalan dan tidak ada batas kecepatan.

5.4.

FAKTOR-FAKTOR PENYESUAIAN

5.4.1. Ekivalensi mobil penumpang Karena ada berbagai jenis kendaraan di jalan, maka untuk perhitungan kapasitas perlu adanya satuan standart, sehingga semua kendaraan harus dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (SMP). Satuan tersebut merupakan hasil kali antara jumlah kendaraan sejenis dengan suatu faktor yang disebut ekivalensi mobil penumpang.

MKJI membagi emp berdasar jumlah arus lalu lintas dan type jalan, seperti daftar berikut: a. Untuk jalan perkotaan tidak terbagi emp MC Lebar jalur lalu lintas Wc (m) 6 0 1800 1,3 1,2 0,5 0,35 >6 0,4 0,25

0 1800

1,3 1,2

0,4 0,25

b. Untuk jalan perkotaan terbagi dan satu arah emp HV 0 1050 0 1100 1,3 1,2 1,3 1,2 MC 0,4 0,25 0,4 0,25

5.4.2. Kapasitas Dasar Kapasitas dasar, didalam MKJI 1997, tergantung pada type jalan dan jumlah lajur seperti tabel berikut : Type jalan Empat lajur terbagi (4/2D) atau jalan 1 arah Empat lajur tak terbagi Dua lajur tak terbagi Kapasitas dasar (smp/jam) 1650 1500 2900 Catatan Per lajur Per lajur Total dua arah

5.4.3. Penyesuaian Lebar Lajur Lebar badan jalan sangat mempengaruhi banyaknya lalu lintas yang dapat dilewatkan, sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap lebar ideal, seperti tabel berikut: Type jalan Lebar jalur lalin efektif (Wc) (m) Per lajur 3,00 3,25 0,92 0,96 FCw

3,50 3,75 4,00 Per lajur 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00 Total dua arah 5 6 7 8 9 10 11

1,00 1,04 1,08

0,91 0,95 1,00 1,05 1,09

0,56 0,87 1,00 1,14 1,25 1,29 1,34

5.4.4. Penyesuaian Hambatan Samping Pada masing-masing type jalan, faktor ini tergantung pada lebar bahu atau kerb efektif serta kelas hambatan samping. Lebar efektif bahu /kerb adalah lebar bebas dari segala halangan yang dapat mengganggu fungsinya (contoh : PK5, pot bunga, pohon dsb).

Untuk kelas hambatan samping, MKJI 1997, membagi terdapat beberapa kategori menurut besar bobot kejadian/200m/jam. Kejadian yang masuk sebagai hambatan samping adalah pejalan kaki, kendaraan berhenti dan parkir, kendaraan yang keluar dan masuk lahan di sisi jalan, serta arus kendaraan yang bergerak lambat. Tabel kelas hambatan samping sesuai dengan bobot dan kondisi berikut : Kelas hambatan samping Sangat rendah Kode Jumlah berbobot kejadian/200 m/jam (dua sisi) < 100 Kondisi Khusus

VL

Daerah pemukiman; jalan dengan jalan

samping Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi L M H VH 100 229 300 - 499 500 - 899 >900 Daerah pemukiman; beberapa kend. Umum dsb Daerah industri, beberapa toko di sisi jalan Daerah komersial, aktivitas sisi jalan tinggi Daerah komersial dg aktivitas pasar di samping jalan

Dari tabel diatas, maka dapat ditentukan faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping seperti dua tabel berikut : a. Jalan dengan bahu FCsf Lebar bahu efektif, Ws 0,5 VL L M H VH VL L M H VH VL L M H VH 0,96 0,94 0,92 0,88 0,84 0,96 0,94 0,92 0,87 0,80 0,94 0,92 0,89 0,82 0,73 1,0 0,98 0,97 0,95 0,92 0,88 0,99 0,97 0,95 0,91 0,86 0,96 0,94 0,92 0,86 0,79 1,5 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 1,01 1,00 0,98 0,94 0,90 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 2,0 1,03 1,02 1,00 0,98 0,96 1,03 1,02 1,00 0,98 0,95 1,01 1,00 0,98 0,95 0,91

b. Jalan dengan Kerb

FCsf Lebar bahu efektif, Ws 0,5 VL L M H VH VL L M H VH VL L M H VH 0,95 0,94 0,91 0,86 0,81 0,95 0,93 0,90 0,84 0,77 0,93 0,90 0,86 0,78 0,68 0,97 0,96 0,93 0,89 0,85 0,97 0,95 0,92 0,87 0,81 0,95 0,92 0,88 0,81 0,72 1,0 0,99 0,98 0,95 0,92 0,88 0,99 0,97 0,95 0,90 0,85 0,97 0,95 0,91 0,84 0,77 1,5 2,0 1,01 1,00 0,98 0,95 0,92 1,01 1,00 0,97 0,93 0,90 0,99 0,97 0,94 0,88 0,82

5.4.5. Penyesuaian Pemisah Arah Faktor ini diterapkan khusus untuk jalan yang tidak terbagi. Di Indonesia biasanya komposisi lalu lintas bervariasi seperti tabel MKJI 1997 berikut: Pemisahan arah SP%-% 2/2 4/2 1,00 1,00 0,97 0,985 0,94 0,97 0,91 0,955 0,88 0,94 50 50 55 - 45 60 - 40 65 - 35 70 - 30

5.4.6. Penyesuaian Ukuran Kota Faktor ini merefleksikan popu;lasi pengemudi, yang jumlahnya akan berpengaruh terhadap perilakunya dalam berlalu lintas. MKJI 1997 menyatakan dalam tabel berikut:

Ukuran Kota (juta penduduk) < 0,1 0,1 0,5 0,5 1,0 1,0 3,0 >3,0

FCcs 0,86 0,90 0,94 1,00 1,04

5.5.

PROSEDUR PERHITUNGAN
Penilaian kinerja ruas biasanya tidak hanya berupa kapasitas, tetapi juga penilaian

tingkat pelayanan jalan yang tampil dalam bentuk nilai V/C dari ruas tersebut. Selain itu di dalam MKJI biasanya dilengkapi dengan analisa kecepatan arus bebas dan kecepatan rata-rata kendaraan ringan pada kondisi arus dimaksud. Sehingga secara keseluruhan prosedur penilaian kinerja ruas adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai