Anda di halaman 1dari 53

BY: SUCI KATERINA AFANI

DEFINISI
Limfadenitis adalah peradangan pada salah

satu atau lebih kelenjar getah bening, yang biasanya menjadi bengkak dan lunak. Jadi ketika kelenjar getah bening di sekitar leher, ketiak,dan pangkal paha membengkak dan terasa sakit ketika ditekan, itu merupakan pertanda adanya lymphadenitis.

Limfadenitis tuberkulosis, suatu peradangan pada satu atau lebih kelenjar getah bening. Penyakit ini masuk dalam kategori tuberkulosis di luar paru. Tuberkulosis sendiri dikenal sejak 1000 tahun sebelum Masehi seperti yang tertulis dalam kepustakaan Sanskritkuno. Nama "tuberculosis" berasal dari kata tuberculum yang berarti benjolan kecil yangmerupakan gambaran patologik khas pada penyakit ini..

EPIDEMIOLOGI
Pada daerah leher (cervikal), pembesaran kelenjar getah bening didefinisikan bila kelenjar membesar

lebih dari diameter satu sentimeter.Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 38% sampai 45% pada anak normal memiliki kelenjar getah bening daerah leher yang teraba. Dari studi di Belanda terdapat 2.556 kasus limadenopati yang tidak dapat dijelaskan dan 10% dirujuk kepada subspesialis, 3.2% membutuhkan biopsi dan 1.1% mengalami keganasan

ETIOLOGI
Microbacteria Tuberculosis (MT)

merupakan basil tahan asam yang dapat dilihat dengan pewarnaan ZN (karbol fuksin). Kuman mycobacteria ini berbentuk batang . Kuman akan mati pada suhu 60C selama 15-20 menit, Pada suhu 30atau 40-45C sukar tumbuh atau bahkan tidak dapat tumbuh.

Infeksi tuberkulosis dimulai ketika mikobakterium sampai pada alveoli pulmonalis, dimana bakteri ini menginvasi dan bereplikasi di dalam makrofagmakrofag alveolar. Bakteri ditangkap oleh sel-sel Dendritik kemudian akan membawa mereka menuju nodus-nodus limfatikus lokal .

PATOFISILOGI
Limfadenitis tuberkulosis dijumpai seiring

dengan infeksi tuberkulosis primer atau hasil dari reaktifasi fokus dorman atau akibat perluasan langsung dari contiguous focus. Pada tuberkulosis pulmonari primer, basili masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi dan bakteremia

Hilus , mediastinal dan paratracheal lymph node adalah tempat pertama penyebaran infeksi dari parenkim paru. Infeksi menyebar melalui limfatik ke cervical lymph node yang terdekat. Keterlibatan supraclavicular lymph node merefleksikan rute drainase limfatik untuk penyakit mikobakterium parenkim paru. Limfadenitis tuberkulosis cervical menunjukkan penyebaran dari fokus primer infeksi ke dalam tonsil, adenoid, sinonasal atau osteomielitis dari tulang etmoid.

Dalam waktu beberapa minggu, bagian tengah tuberkel akan mengalami nekrosis kaseosa atau pengejuan, yang dikelilingi selsel epiteloid, dan kadang-kadang didapatkan sel-sel raksasa dari Langhans. Setelah 1 bulan, disekitarnya timbul fibroblas yang membentuk kapsel. Kapsel ini dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Pada bagian sentral terjadi pengendapan kalsium. Lesi pertama ini disebut fokus ghon.

Penyebaran kuman tuberkulosis dari fokus ghon terjadi melalui saluran limfe ke KGB regional dan secara hematogen keorgan-organ lain atau bagian lain dari paru. Diagnosis tuberkulosis kelenjar secara tradisional membutuhkan biopsi. Diagnosis pasti dapat ditegakkan, dengan menemukan Mycobacterium tuberculosis, baik secara histopatologis maupun dengan sediaan hapusan melalui pewarnaan tahan asam, atau dengan kultur.

KLASIFIKASI
Pembagian secara patologis:

Tuberculosis Paru Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Tuberkulosis Paru BTA positif 2. Tuberkulosis Paru BTA negative

Berdasarkan tingkat keparahannya, TB Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan Misal : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal 2. Tuberkulosis Ekstra Paru Berat Misal : meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin

b.TIPEPENDERITA
Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat, yaitu : Kategori 0 : tidak pernah terpajan,dan tidak terinfeksi,riwayat kontak negatif,tes tuberkulin negatif. Kategori I : Terpajan tuberculosis,tapi tidak terbukti ada infeksi,disini riwayat kontak positif,tes tuberkulin negatif. Kategori II :Terinfeksi tuberculosis,tetapi tidak sakit.Tes tuberculin positif,radiologi dan sputum negatif. Kategori III : Terinfeksi tuberculosis,dan sakit.

GEJALA KLINIK
Gambaran utama limfadenitis tuberkulosis berupa massa

palpable yang dijumpai sekitar 75% dari pasien tanpa gejala khas. Demam, penurunan berat badan dan keringatmalam bervariasi pada 10% hingga 100% pasien. Lama timbulnya gejala sebelum terdiagnosis berkisar antara beberapa minggu hingga bulan. Pembesaran lymph node biasanya disertai rasa sakit disebabkan oleh karena periadenitis dan Adhesi pada struktur jaringan sekitar yang dijumpai pada 50-70 kasus.Keterlibatan lokasi-lokasi multiple dijumpai lebih dari 20% pasien, termasuk inflamasi kulit,abscess formation Atau cutaneous discharging sinus

Gambaran klinis limfadenitis mikobakterium non tuberkulosis terlokalisasi pada lokasi terlibat dan tumbuh secara cepat, jarang berhubungan dengan manifestasi sistemik. Komplikasi terlokalisasi pada lokasi lymph node yang terlibat seperti inflamasi kulit, abscess formation dan discharging cutaneous sinus, yang lebih sering dijumpai dibandingkan dengan limfadenitis tuberkulosis.

Anamnesis Keterangan
Pembesaran kelenjar getah bening pada dua

sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus

Gejala-gejala penyerta (symptoms) Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk darah).

Pemeriksaan fisik
. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan,

kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

Ukuran : normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)

Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium 1. Peningkatan LED dan mungkin disertai dengan

leukositosis. uji mantoux positif . pada pemeriksaan biakan kuman mungkin ditemukan mikrobakterium. biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional. pemeriksaan histopatologis dapat ditemukan tuberkel 2. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan foto thorax untuk melihat adanya tuberkulosis paru 3. Biopsi

DIAGNOSIS

Untuk mnegetahuinya maka harus dilakukan anamnesis agar diagnosis dapat ditegakkan, maka dari itu diperlukan data dari epidemiologi sampai gejala klinis serta pemeriksaannya

TATALAKSANA
Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa

kesembuhan penderita dipengaruhi oleh kepatuhan, dana, edukasi dan kesabaran dalam mengkonsumsi obat, serta dengan pengobatan yang efektifpun respon penyakit ini lebih lambat daripada tuberkulosis paru. Pedoman internasional dan nasional menurut WHO menggolongkan limfadenitis tuberkulosis dalam kategori III dan merekomendasikan pengobatan selama 6 bulan dengan regimen 2HRZ/4RH atau 2HRZ/4H3R3 atau 2HRZ/6HE

American Thoracic Society (ATS) merekomendasikan pengobatan selama 6 bulan sampai 9 bulan sedangkan PerhimpunanDokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis tuberkulosis ke dalam tuberkulosis di luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH. British Thoracic Society Research Committee and Compbell (BTSRCC) merekomendasikan pengobatan selama 9 bulan dalam regimen 2RHE/7RH.

DIAGNOSA BANDING Diagnosis Banding dari Limfadenitis tuberkulosis adalah : Cervicofacial lymphangiomas Malformasi Kongenital pada leher Limfoma kepala dan leher Tumor ganas nasofaring Metastase masa di servikal Neck cysts Ranulla Kanker kelenjar saliva Kanker tiroid

PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika infeksi disebabkan oleh strain resisten obat atau pasien berusia lanjut dengan debilitas atau mengalami gangguan kekebalan yang beresiko tinggi menderita tuberkulosis milier.

STATUS PASIEN ILMU PENYAKIT DALAM

ANAMNESA
I. KETERANGAN UMUM Nama Umur Jenis kelamin Status Perkawinan Pekerjaan Suku Agama Alamat Tgl masuk RS WIB

: : : : : : : : :

Toni Nugraha 17 Tahun Laki - laki Belum kawin Pelajar Jawa Islam Jl. Aluminium IV No. I 13/07/2011, jam 08.45

Keluhan Utama Telaah

: Benjolan di leher sebelah kanan : Hal ini di alami pasien sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit, benjolan tidak terasa nyeri. Os juga mengeluh batuk sejak seminggu yang lalu sebelum masuk RS, dahak (+) warna putih, darah (-) ,sesak(-), riwayat demam (+) hilang timbul, keringat malam (+), nafsu makan N, BB (-), pusing(-) Mual(-), muntah(-) , BAK(+)N, BAB (+)N, Os mengaku pernah di rawat di RS.Boloni 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat Pengobatan/alergi
Riwayat Operasi Riwayat Penyakit keluarga

Riwayat Habituasi

: : : : :

Tidak Jelas Tidak jelas Tidak ada Tidak ada :(-) :(-) :Biasa : (+) :(-) : tidak ditanyakan

Hobi Olah raga Makan Merokok Minum Alkohol Hubungan seks

Anamnesis sistem Mata Hidung Telinga dan tenggorokan Leher

Dada Sistim kardiovaskuler Sistim respirasi Sistim gastrointestinal Sistim urogenital Sistim reproduksi Sistim muskuloskeletal

: Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Benjolan di leher sebelah : kanan, diameter 3 cm, konsistensi kenyal, mudah digerakkan, nyeri ( - ) : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan : Tidak ada keluhan

Status Present Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi Nadi

Pernapasan Suhu Gizi

IMT Status Gizi KU/KP/KG

: Tampak Sakit Sedang : Compos Mentis : 110 / 70 mmHg : 68x/menit ( reguler, isi cukup, equal ) : 20 x/menit : 37,0 C : Berat badan 54 Kg, Tinggi badan 170 cm : BB/TB2 = 54/1,72 = 18,68 : Normo weight : Lemah/Sakit sedang/Normo weight

Pemeriksaan Fisik Kepala Rambut : Hitam , Alopesia areata (-) Mata : Konjungtiva anemis (- /-), Sclera ikterik (-/-), Pupil D/S isokor, Reflex cahaya baik, Simetris. Telinga : Kedua membran timpani intak. Hidung : Deviasi Septum (-), Sekret (-) Mulut : Mukosa bibir tidak hiperemis, Lidah tidak ada kelainan, Uvula ditengah. Leher : TVJ : R-2 cm H2O, Trachea : medial, Struma (-), Pembesaran KGB (+) diameter 3 cm,konsistensi kenyal, mudah digerakkan, nyeri ( - )

Thorax ( dada ) Paru-paru Anterior

: I P P

: Simetris Fusiform : Stem Fremitus kanan = kiri normal : Sonor pada kedua lapang paru Batas Paru- Hati relatif , ICR IV LMCD Batas Paru Hati absolut ICR V LMCD Peranjakan 2 jari dibawah batas paru-hati absolut. : SP : Bronkhial ST : Ronkhi basah gelembung sedang(+) , Ronkhi Kering (-) Wheezing (-)

Posterior

: I P P A

: Simetris Fusiform : Stem fremitus kanan = kiri normal : Sonor pada kedua lapang paru : SP : bronkhial ST : Ronkhi basah gelembung sedang (+),

Jantung

: I P P

: Iktus kordis tidak terlihat : Trill tidak teraba : Atas : ICR II sinistra Kanan : Linea Sternalis Dextra Kiri : 1 cm medial LMCS : BJ I dan BJ II normal (M1>M2, T2>T 1, A2>A1, P2>P1, A2>P2), Murmur (-), Gallop (-) : Simetris , tidak ada pembesaran : Soepel, Ren tidak teraba, Lien tidak teraba. Murphy sign (-), Ludwig sign (-), Heikket (-), Ballotement (- /-) Hepar tidak teraba. : Tympani : Peristaltik (+) Normal.

Abdomen

: I P

P A
Pinggang
Alat kelamin

: Nyeri ketok CVA (-)


: laki-laki, Tidak di lakukan Pemeriksaan

Extremitas Superior : Oedema (-), Sianosis (-), Clubbing finger (-), Eritema palmaris (-) Refleks fisiologis : Bceps (+/+), Triceps (+/+)
Inferior

: Oedem (-/-) , Bulla (-/-), Refleks fisiologis : APR(+/+), KPR (+/+)

Refleks patologis

: Tidak ditemukan

Pemeriksaan Laboratorium IGD RSU.

PROF.DR.BOLONI Medan

Darah rutin Leukosit Eritrosit MCV Hb MCH Ht MCHC Trombosit LED Eos : 1 Seg : 78

: 7,2 x 103/mm3 : 5,27 x 106/mm3 : 76 um3 : 13,8 gr/dl : 26,3 pg : 40,1 % : 34,6 gr/dl : 224 x 103/mm3 : 70mm/jam Bas :0 Limp : 16

Bat :0 Mon : 5

Urin Rutin
Warna Protein

Eritrosit
Reduksi Leukosit

Bilirubin
Epitel Urobilinogen

: Kuning : (-) : (-) : (-) : 1-2/lp : (-) : 1-2/lp : (-)

DD : 1. Limfadenitis tuberculosa + susp. pneumoni 2.Limfadenitis non spesifik 3.Limfoma

Diagnosa Sementara: Limfadenitis Tuberculosa

Therapy 1. Bed rest 2. Diet MII IVFD RL (xx ggt/i) 3. Hustadin 3 II C (mukolitik dan ekspektoran) 4. Auspilic 3 x I (antibiotik) 5. Fluzep 3 x I (decongestan,antiinfluenza) 6. Stenirol 3 x 4 mg (korticosteroid)

Penjajakan BIOPSI Foto Rontgen Thorax Konsultasi : Perawatan RS Prognosis

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : Perlu rawat inap : Dubia ad malam

RESUME DATA DASAR

Nama Pasien : Toni Nugraha


1. KELUHAN UTAMA : Benjolan di leher sebelah kanan 2. ANAMNESIS : Hal ini di alami pasien sejak 1minggu yang

lalu sebelum masuk rumah sakit,benjolan tidak terasa nyeri. os juga mengeluh batuk sejak seminggu yang lalu sebelum masuk RS,dahak(+) warna putih,darah (-) ,sesak (-) ,riwayat demam (+) hilang timbul, keringat malam(+), nafsu makan N, BB (-), pusing(-),Mual (-), muntah (-), BAK (+) N, BAB (+) Normal, BAB (+) N. Os mengaku pernah di rawat di RS.Boloni 1 tahun yang lalu.

RENCANA AWAL
Nama Penderita : Tony Nugroho

Rencana yang akan dilakukan masing-masing masalah (meliputi rencana untuk diagnosa, penatalaksaan dan edukasi) No Masalah
1.

Rencana Diagnosa

Rencana Terapi

LIMFADENITIS ec : tuberculosa -

U/D rutin Bed rest Biopsi aspirasi di Diet MB colli dextra IVFD RL (xx Foto thorax ggt/i) Kultur sputum BTA Hustadin 3 II C (mukolitik dan ekspektoran) Auspilic 3 x I (antibiotik) Fluzep 3 x I (decongestan,antiinfl uenza) Stenirol 3 x 4 mg (korticosteroid)

Rencana Monitoring - Pemeriksaan klinis - Laboratorium

Rencana Edukasi Menerangkan dan menjelaskan keadaan penyakit, penatalaksaan , dan komplikasi penyakit pada pasien dan keluarga

Tanggal

Hari ke I Pembesaran KGB (Tanggal 14 sebelah kanan(+), Juli 2011)

KU Sens TD diameter 3cm , nyeri (-), konsistensi HR RR kenyal, mudah


digerakkan(-), batuk (+), dahak(+),warna putih (+),darah (-) , sesak(-), keringat malam(+),pusing (-), mual (-),muntah (-), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

; Sakit sedang ; Compos mentis ; 110/70 mmHg ; 68x/menit ; 24x/,menit

Limfedenitis Therapy tuberculosa Bed rest Bronkhitis kronis

Temp ; 37 0C

Faal Hati SGPT : 10 SGOT : 16


Darah rutin : HB : 13,8 g/dl LED: 70 m3 Leukosit : 7200 /mm3 HCT : 40,,1 %

Diet MB IVFD RL (xx ggt/i) Hustadin 3 II C (mukolitik dan ekspektoran) Auspilic 3 x I (antibiotik) Fluzep 3 x I (decongestan,antiin fluenza) Stenirol 3 x 4 mg (korticosteroid)

Foto Ro Thorax: bronkhitis kronis

Tanggal

A Limfedenitis Therapy tuberculosa Bed rest Bronkhitis Diet MII kronis


Hari ke II (Tanggal 15 Juli 2011)

Pembesaran KGB sebelah kanan(+),diameter 3cm ,nyeri (-), konsistensi kenyal, mudah digerakkan (-), batuk (+), dahak(+),warna putih(+) darah (-) , sesak(- ) keringat malam(+), pusing (-) mual(-),muntah (-), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

KU ; Sakit sedang Sens ; Compos mentis TD ; 110/70 mmHg HR ; 80x/menit RR ; 24x/,menit Temp ; 36,5 0C

IVFD RL (xx ggt/i) Hustadin 3 II C (mukolitik

dan ekspektoran)
Auspilic 3 x I (antibiotik) Fluzep 3 x I (decongestan,antiinfluenza) Stenirol 3 x 4 mg (korticosteroid)

Tanggal

S Pembesaran KGB sebelah kanan(+),diameter 3cm ,nyeri (-), konsistensi kenyal, mudah digerakkan (),batuk (+), dahak(+),warna putih(+) darah (-) , sesak(-) keringat malam(+), pusing (-) mual(-),muntah (-), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

A Limfedenitistu berculosa Bronkhitis kronis

Hari III (Tanggal 16 Juli 2011)

KU ; sakit sedang Sens ; Compos mentis TD ; 110/80 mmHg HR ; 72x/menit RR ; 24x/,menit Temp ; 36,6 0C

Biopsi aspirasi di colli dextras

Therapy Bed rest Diet MB IVFD RL (xx ggt/i) Biopsi: Rifampisin 450mg 1x1 INH 400mg 1X1 Limfadenitis kronik spesifik Pirazinamid 500mg lazim pada 3x500mg Vit. B6 1x1 TBC Metylprednisolon 1x1

Tanggal

Hari IV (Tanggal 17 JULi 2011)

Pembesaran KGB sebelah kanan(+), diameter 3cm , nyeri (-), konsistensi kenyal, mudah digerakkan (-), batuk (+), dahak(+), warna putih(+) darah (-) , sesak(-) keringat malam(+), pusing (-) mual(-), muntah (-), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

KU ; sakit sedang Limfedeniti s tuberculosa Sens ; Compos Bronkhitis mentis kronis TD ; 120/80 mmHg HR ; 72x/menit RR ; 24x/,menit
Temp ; 37,1 0C

Therapy Bed rest Diet MB IVFD RL (xx ggt/i) Rifampisin 450mg 1x1 INH 400mg 1X1 Pirazinamid 500mg 3x500mg Vit. B6 1x1 Metylprednisolon 1x1

Tanggal

A Limfedeniti stuberculosa Bronkhitis kronis

Hari ke V (Tanggal 18 Juli 2011)

Pembesaran KGB sebelah kanan(+),diameter 3cm ,nyeri (-), konsistensi kenyal, mudah digerakkan(),batuk (+), dahak(+),warna putih(+) darah (-) , Temp ; 36,7 0C sesak(-)keringat malam(+), pusing () mual(-),muntah (), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

KU ; Sakit sedang Sens ; Compos mentis TD ; 120/80 mmHg HR ; 80x/menit RR ; 24x/,menit

Therapy Bed rest Diet MB IVFD RL (xx ggt/i) Rifampisin 450mg 1x1 INH 400mg 1X1 Pirazinamid 500mg 3x500mg Vit. B6 1x1 Metylprednisolon 1x1

Tanggal

Hari ke VI (Tanggal 19 Juli 2011)

Pembesaran KGB sebelah kanan(+), diameter 3cm , nyeri (-), konsistensi kenyal, mudah digerakkan(-), batuk (-),dahak () , warna putih(-) darah (-) , sesak() keringat malam(+), pusing (-) mual(-), muntah (-), demam (-), BAK (+)N, BAB (+) N.

KU :Sakit sedang Sens : Compos mentis TD : 120/80mmHg HR : 80x/menit RR :24x/,menit


Temp :36.5 0C

Limfedenitis tuberculosa Bronkhitis kronis

Therapy Bed rest Diet MB IVFD RL (xx ggt/i) Rifampisin 450mg 1x1 INH 400mg 1X1 Pirazinamid 500mg 3x500mg Vit. B6 1x1 Metylprednisolon 1x1 Tanggal 20 Juli 2011 Pasien Berobat Jalan

Anda mungkin juga menyukai