Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Bali merupakan kesatuan ruang yang mencakup ruang daratan,laut dan udara. Bali sebagai sebuah pulau kecil tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah namun memiliki keunggulan komparatif dari segi keunikan budaya dan keindahan alam,yang merupakan modal dasar bagi Bali dalam menyelenggarakan pembangunan wilayahnya. Keunikan budaya dan keindahan alam tersebut telah menenpatkan Bali sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia dan dunia. Perkembangan pariwisata telah menghasilkan berbagai kemajuan dalam bidang kehidupan,dan pada sisi lain juga telah menimbulkan berbagai masalah pembangunan yang berimplikasi langsung terhadap daya dukung ruang. Adanya perda RTRWP Bali diharapkan mampu dan dapat mengantisipasi tuntutan perkembangan yang mengarah kepada upaya-upaya pelestarian lingkungan sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana. Bali dengan kekuatan wisata alam dan kebudayaanya harus dijaga dan dilestarikan. Oleh karena itu, Perda Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) merupakan suatu keniscayaan yang mendesak. Perda RTRW merupakan implementasi dari UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yang jika ditinjau dari aspek normatif maupun dari sisi substansi,memberi kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan kebutuhan dan kepentingannya terkait dengan penataan ruang dan pemanfaatan ruang. Hal ini sesuai dengan spirit atau semangat

otonomi dan desntralisasi.

Daerah diberikan hak seluas-luasnya untuk

menyesuaikan pembangunan yang berciri khas karakter daerah tersebut. Dalam konteks itu,maka spirit atau semangat penyusunan Perda RTRW haruslah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yakni kebutuhan penataan ruang yang

diperuntukkan bagi pengembangan wilayah secara ekonomi,konservasi menjaga lingkungan,menjaga kawasan sosial kemasyarakatan,adat,agama,dan budaya. Pemerintah provinsi Bali telah menegaskan kebijakan menyangkut mengenai penataan ruang,pelestarian budaya,dan optimalisasi peranan desa pakraman yang dikemas dalam program BALI MANDARA. Dalam arah kebijakan pembangunan untuk mewujudkan Bali yang berbudaya, metaksu, dinamis, maju dan modern untuk bidang budaya adalah meliputi program pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali,mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional termasuk melibatkan masyarakat dan lembaga-lembaga adat. Implementasi kebijakan perencanaan pembangunan, kepariwisataan, pelestarian adat,budaya,agama dan penguatan desa pakraman,dilakukan antara lain melalui penetapan Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 Tentang Penataan Ruang. Perda 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 28 Desember 2009. Di dalam implementasinya memunculkan isu pro dan kontra. Revisi dan atau penyempurnaan yang bergulir berkepanjangan dari awal tahun 2011 s/d sekarang tahun 2012. Padahal perda 16 Tahun 2009 telah memenuhi procedural dan substansinya mengacu dan berpedoman pada UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jika hal tersebut

dibiarkan berlanjut,dapat menimbulkan gangguan stabilitas Bali sebagai daerah tujuan wisata Nasional dan Internasional. Berdasarkan uraian singkat tersebut diatas,maka mendorong penulis untu mengangkat dan menulis karya tulis ini dengan judul EFEKTIVITAS PERDA RTRWP BALI NO.16 TAHUN 2009 DALAM PERSPEKTIF

PEMBANGUNAN BALI 1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah efektivitas Perda No.16 Tahun 2009 Tentang RTRWP

Bali?
2. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan pemrintah daerah Bali

terhadap penataaan Tata Ruang wilayah Bali dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan?

Anda mungkin juga menyukai