Anda di halaman 1dari 2

1.

Pertemuan 11 Blok Book Drs Zulfikar Direktur PT Suka Bangun yang bergerak di bidang usaha real estate di kota Denpasar. Perusahaannya adalah perusahaan yang sah dan dalam membangun perumahan ia selalu mengurus perijinan di Dinas Tata Kota Denpasar. Berdasarkan persyaratan perijinan, serta gambar perencanaan (site plan) PT (Persero) Bank Tabungan Negara Cabang Denpasar telah mengeluarkan persetujuan kredit dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dalam gambar perencanaan (site plan) sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dicantumkan beberapa lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial. Pada saat penyerahan perumahan kepada konsumen, Drs Zulfikar ternyata tidak menyerahkan fasos dan fasum kepada konsumen, dalam artian tidak ada pelepasan hak atas tanah tanah yang di dalam gambar perencanaan dicantumkan sebagai fasos dan fasum, bahkan sebagian dari tanah tanah tersebut telah disertifikatkan atas namanya sendiri, dan dijual kepada pihak ketiga. Delapan tahun kemudian, para kreditur menyadari bahwa mereka telah menjadi korban penipuan dan penggelapan. Untuk itu, para konsumen yang merasa dirugikan melaporkan kasusnya ke Poltabes Denpasar. Soal: Apakah kasus tersebut termasuk kasus pidana atau sengketa perdata ? Kasus ini termasuk kasus pidana yaitu penipuan dan penggelapan. Karena jelas-jelas Drs Zulfikar Direktur PT Suka Bangun tersebut menipu konsumennya untuk membayarkan Fasos dan Fasum yang notabena Hak konsumen untuk menikmatinya, tetapi Drs Zulfikar Direktur PT Suka Bangun tersebut malah menggunakan tanah Fasos dan Fasum tersebut untuk dimiliki secara pribadi dengan membuatkan sertifikat tanah tersebut atas namanya sendiri bahkan menjualnya pada pihak ketiga.

2. Pertemuan ke 12 Blok Book Khairudin dan Hasannudin adalah orangorang yang ditangkap karena melakukan kegiatan kejahatan politik dalam era pemerintahan Presiden Abu Nawas. Terhadap kedua orang tersebut, Khairudin masih dalam proses penyidikan sedangkan Hasannudin telah diperiksa di pengadilan dan dalam pemeriksaan sidang pengadilan, Hasanuddin terbukti melakukan tindak pidana. Kemudian

terjadi reformasi di negaranya. Presiden Abu Nawas turun dan digantikan oleh Presiden Balang Tamak. Presiden Balang Tamak, ternyata mengambil sikap berbeda dengan Presiden Abu Nawas, dengan memberikan abolisi kepada Khairudin dan Amnesti kepada Hasanuddin. Soal: Apakah dalam pemberian abolisi dan amnesti dalam kasus di atas, tindakan Presiden Abu Nawas dapat dibenarkan ? Presiden Balang Tamak tidak dapat dibenaran, karena dia harus meminta pertimbangan kepada badan legislatif dalam hal ingin memberikan amesti dan abolisi terhadap seseorang, yang dimaksud meminta tersebut adalah apabila Presiden hendak memberikan amnesti dan abolisi harus diberikan dengan U.U., artinya harus dengan persetujuan DPR. Jadi UU nya harus diadakan lebih dahulu sebelum memberikan abolisi dan amnesti. Yang jelas, pemberian abolisi dan amnesti berkaitan erat dengan kepentingan Negara

3. Pertemuan ke 13 Blok Book `Ali seorang redaktur koran kenamaan di kota Medan, pada tahun 2000 melakukan tindak pidana pencemaran nama baik yang korbannya adalah seorang artis ibu kota bernama Diana. Pada tahun 2002, Diana melaporkanperbuatan Ali ke Polisi, namun dengan alasan tidak cukup bukti, penyidikan terhadap kasus tersebut tidak dilanjutkan. Pada tahun 2005, berkat penjelasan seorang ahli (saksi ahli), polisi memperoleh buktibukti baru dan menurut penilaian polisi dan jaksa, benar perbuatan Ali merupakan tindak pidana. Soal: Apakah tindakan yang dilakukan Ali termasuk kategori tindak pidana dengan menggunakan alat percetakan ? Kalau ya tentukan kapan gugurnya hak menuntut pidana ! Ali termasuk kategori tindak pidana dengan menggunakan alat percetakan karena dia telah mencemarkan nama baik artis tersebut dalam sebuah surat kabar. Gugurnya hak menuntut pidana yaitu lima tahun sesuai dengan pasal 84 ayat 2 KUHP, yang berbuyi 5 tahun bagi kejahatankejahatan yang dilaksanakan dengan alatalat pencetak

Anda mungkin juga menyukai