MATERI PEMBELAJARAN
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
Pendahuluan
Sumber-sumber Hukum Kewarisan
Islam
Unsur-unsur Kewarisan Islam
Pembagian Waris
Adabtabilitas Hukum Kewarisan Islam
Transedensi Hukum Kewarisan Islam
Wasiat, Hibah dan waqaf
I. PENDAHULUAN
1.
Pengertian
Hukum Kewarisan Islam adalah
hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan pewaris,
menentukan siapa-siapa yang
berhak menjadi ahli waris dan
berapa bagiannya masingmasing.
2.
AL QURAN :
Qs An Nisaa : 1, 7, 8, 11, 12, 33,
176
Qs Al Baqarah : 180, 233, 240
Qs Al Anfal : 75
Qs Al Ahzab : 4, 5, 6
Qs Ath Thalaaq : 7
2. As Sunnah
Sunnah yang berhubungan dengan kewarisan antara lain :
3. Ijtihad
Salah satu metode Ijtihad adalah Ijma
(kesepakatan semua mujtahid dalam
usaha menggali dan merumuskan hukum)
KHI dapat dikatakan sebagai Ijma /
kesepakatan para alim ulama Indonesia
(dalam lokakarya Alim Ulama Indonesia
pada tgl 5 Januari 1988)
III. UNSUR-UNSUR
HUKUM KEWARISAN ISLAM
1.
2.
3.
Pewaris.
Ahli Waris.
Harta Warisan.
1.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
2.
3. Harta Warisan
Harta warisan adalah harta bawaan
ditambah bagian dari harta bersama
setelah digunakan untuk keperluan
pewaris selama sakit sampai
meninggalnya, biaya pengurusan
jenasah, pembayaran hutang dan
pemberian untuk kerabat.
Harta peninggalan adalah harta yang
ditinggalkan oleh pewaris baik yang
berupa harta benda yang menjadi
miliknya maupun hak-haknya.
2. Ayah
1/3
1/6
ashabah
3. Ibu
1/3
1/6
1/3
4. Duda
2.
3.
4.
5.
SOAL
1.
Jawab.
HW = HP (Biaya jenazah + RS)
= Rp.75.000.000,- (Rp.1.000.000,- +
Rp.14.000.000,-)
= Rp.75.000.000,- Rp.15.000.000,= Rp.60.000.000,-
AW
Janda
Ayah
Ibu
1 AL
1/8
1/6
1/6
ash
am=24
3-----3/24 x Rp.60.000.000,- = Rp. 7.500.000,4---- 4/24 x Rp.60.000.000,- = Rp.10.000.000,4---- 4/24 x Rp.60.000.000,- = Rp. 10.000.000,13----13/24 x Rp.60.000.000,- = Rp. 32.500.000,24
AW
Janda
Ayah
Ibu
2 AP
Jawab.
HW = HBw + HBr
(jenazah +RS + Hutang)
= Rp.10.000.000,- + Rp.50.000.000,-
(Rp.1.000.000 + Rp.4.000.000 +
Rp.1.000.000)
= Rp.60.000.000 Rp.6.000.000
= Rp.54.000.000,-
am=24 aul= 27
1/8
1/6
1/6
2/3
3-----3/27 x Rp.54.000.000,- = Rp. 6.000.000,4---- 4/27 x Rp.54.000.000,- = Rp. 8.000.000,4---- 4/27 x Rp.54.000.000,- = Rp. 8.000.000,16----16/27 x Rp.54. 000.000,- =Rp.32.000.000,27(aul)
1 AP = 1/2XrP. 32.000.000,-= Rp. 16.000.000,-
AW
Duda
Ayah
Ibu
1AP
2 AL
Jawab.
HW = HP Hutang (wasiat)
= Rp.100.000.000,- Rp.28.000.000,- Rp.24.000.000,= Rp.72.000.000,- Rp.24.000.000,(max 1/3)
= Rp.48.000.000,-
AM =12
3------ 3/12 x Rp.48.000.000,- = Rp. 12.000.000,1/6 2---- - 2/12 x Rp.48.000.000,- = Rp 8.000.000,1/6 2--- - 2/12 x Rp.48.000.000,- = Rp 8.000.000,-
>Ash
2AL + 1AP= Rp. 20.000.000,4AP + 1AP= Rp. 20.000.000,Jadi, bagian 1 anak perempuan [AP] =Rp. 4.000.000,-,
2 AP= 2x Rp. 4.000.000,-= Rp. 8.000.000, -
Bag 1 AL =
AW
Duda
Ayah
Ibu
1/2
1/3
1/3(6-3)
Jawab.
HW = HP (Hutang +Jenazah) wasiat
= Rp.40.000.000,- (Rp.3.500.000,- +
Rp.500.000,-) - wasiat
= Rp.36.000.000,- wasiat max. 1/3x36
= Rp.36.000.000,- Rp.12.000.000,(Rp.15.000.000,- tdk boleh krn > dr 1/3 )
= Rp.24.000.000,-
am=6
3-----3/6 x Rp.24.000.000,- =Rp.12.000.000,2---- 2/6 x Rp.24.000.000,- = Rp.8.000.000,1---- 1/6 x Rp.24.000.000,- = Rp.4.000.000,6
Catatan :
Soal
5. Diketahui Ahli Waris yang ada adalah
Ayah, Ibu, 1 Anak Perempuan dan 1
Saudara Perempuan Seibu. Harta
peninggalan berjumlah Rp.60.000.000,-.
Hutang Rp.20.000.000,- Biaya Rumah
Sakit Rp.3.500.000,- dan biaya
pengurusan jenazah sebesar
Rp.500.000,- Pewaris meninggalkan
wasiat untuk anak angkatnya sebesar
Rp.15.000.000,- Hitunglah bagian para
Ahli Waris !
AW
Ayah
Ibu
1/6
1/6
1AP
1 SPI
1/2
x
Jawab.
HW = HP (Hutang+jenz.+RS) - wasiat
=Rp.60.000.000,- (Rp.20.000.000+
Rp.500.000 + Rp.3.500.000) - wasiat
= Rp.36.000.000 Rp.12.000.000 (max.
1/3x36)
= Rp.24.000.000,-
am=6 Rad=5
1---- 1 /5 x Rp.24.000.000,- = Rp. 4.800.000,1---- 1/5 x Rp.24.000.000,- = Rp 4.800.000,3---- 3/5 x Rp.24.000.000,- = Rp 14.400.000,---5 [rad]
AW
Duda
Ibu
1/2
1/6
Jawab.
HW = HP (Hutang + jenz.+ RS)
= Rp.100.000.000 (Rp.20.000.000
+ Rp.1.000.000 + Rp.7.000.000)
= Rp.100.000.000 Rp.28.000.000
= Rp.72.000.000,-
am=6
3---- 3 = 3/6 x Rp.72.000.000,- = Rp.36.000.000,1---- 1 = 1/6 x Rp.72.000.000,- = Rp.12.000.000,2---- 2 = 2/6 x Rp.72.000.000,- = Rp.24.000.000,6
AW
Duda
Ibu
2 SLI
1 SLK
am=6
1/2
3-----3 /6 x Rp.72.000.000,- = Rp.36.000.000,1/6
1---- 1/6 x Rp.72.000.000,- = Rp.12.000.000,1/3
2---- 2/6 x Rp.72.000.000,- = Rp.24.000.000,ash
6
Tampak bagian 2 SLI > 1 SLK, maka Rp.24.000.000,- kemudian
dibagi 3, sehingga masing-masing saudara laki-laki mendapat
Rp.8.000.000,- (1 SLI = 1 SLK = Rp.8.000.000,-)
AW
Duda
Ibu
1AL
1AP
1 SLK
1 SPK
am=12
1/4
1/6
Ash
X
X
Jawab.
HW = HB + HBers (jenz.+Hutang)
= Rp.20.000.000 + Rp.50.000.000
(Rp.1.000.000 + Rp.9.000.000)
= Rp.70.000.000 Rp.10.000.000
= Rp.60.000.000,-
kam 12x3=36
3---- 3x3= 9/36 x Rp.60.000.000,- = Rp.15.000.000,2---- 2x3= 6/36 x Rp.60.000.000,- = Rp.10.000.000,7----7x3= 21/36 x Rp.60.000.000,-= Rp.35.000.000,-
__
12
1 AP = Rp.11.670.000,- 1 AL = Rp.23.330.000,-
dari ayah
1/6 bagian, bila tidak ada ayah
Nenek dari ayah
1/6 bagian, bila tidak ada ayah
ditarik sebagai ashabah apabila
bersama kakek dari ayah
Kakek
dari Ibu
1/6 bagian, bila tidak ada ayah
dan Ibu
Nenek
dari Ibu
1/6 bagian, bila tidak ada Ibu
Paman
Bibi
dari ayah
1/6 bagian, bila tidak ada AW yang lain
menjadi ashabah bila bersama paman
dari ayah sekandung dan seayah
Paman
Soal
9. Seorang Istri meninggal duia dengan
meninggalkan ahli waris Duda, Kakek
dari ayah, Ayah, satu cucu perempuan
dari Anak Laki-Laki yang telah
meninggal dunia sebelum Pewaris, satu
cucu laki-laki dari AP yang meninggal
dunia sblm pewaris, dan seorang Anak
Perempuan. Harta peninggalan
berjumlah Rp.30.000.000,-dan hutang
sebesar Rp.6.000.000,- Hitunglah
berapa bagian masing-masing ahli waris
yang berhak!
1/4
1/6
Ash
X
Jawab.
HW = HP Hutang
= Rp.30.000.000 Rp.6.000.000
= Rp.24.000.000,-
am=12
3---- 3/12 x Rp.24.000.000 = Rp.6.000.000,2---- 2/12 x Rp.24.000.000 = Rp.4.000.000,7---- 7/12 x Rp.24.000.000 = Rp.14.000.000,-
12
1 CP (AL)+ 1CL(AP) + 1AP = Rp. 14.000.000,- maka
1 CP mendapat Rp. 7.000.000,-, 1 CL mendapat Rp. 3.500.000,- dan 1 AP
mendapat Rp. 3.500.000,1 CP > 1 AP, maka bagiannya dibg rata; Rp. 10.500.000,- : 2 = Rp. 5.250.000,-.
Jadi masing-masing, CP dan AP mendapat Rp.5.250.000,-
Jawab.
HW = HP (RS + biaya jenz.)
= Rp.100.000.000 Rp.4.000.000
= Rp.96.000.000,-
AW
am=6 kam 6x2=12
Duda
1/2 3---- 3x2=6---6/12 x Rp.48.000.000 = Rp.24.000.000,Ibu
1/6 1---- 1x2=2---2/12 x Rp.48.000.000 = Rp.8.000.000,1KL+1Kp (SLA)
1KP (SPK) Ash 2---- 2x2=4---4/12 x Rp.48.000.000 = Rp.16.000.000,1 SPA
___
6
1KL+1Kp (SLA) + 1Kp (SPK) + 1 SPA = Rp. 16.000.000,maka 1KL + 1 Kp mendpt : x Rp. 16.000.000,- = Rp. 8.000.000,1 KL : 2/3 x 8 jt = 5,33 jt sedangkan 1 Kp : 1/3 x Rp. 8.000.000,- = Rp. 2,67
juta
1 Kp (SPK) dan 1 SPA, masing-masing Rp. 4.000.000,karena KL > SPA, maka dikoreksi : Rp. 5,33 juta + Rp. 4 juta = Rp. 4,63
juta
2
___
24
1CP (AL) + 1 CL (AP) +1 AP = Rp. 26.000.000,-, maka 1 CP (AL) mendapat x Rp.
26.000.000,-= Rp. 13.000.000,1 CL (AP) + 1 AP = Rp. 13.000.000,- maka masing-masing mendapat Rp. 6.500.000,1 CP > 1 AP maka bagiannya dikoreksi CP + AP = Rp. 13 juta + Rp. 6,5 juta = Rp. 9,75 Juta
2
2
Eksistensi dan
Adaptabilitas Hukum
Kewarisan Islam di
Indonesia
Snouck Hurgronje:
hukum Islam itu tidak bisa beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat. Hukum Islam yang
sudah ada dalam kenyataan sudah diresepsi oleh
tradisi lokal masyarakat dan mengalami
perubahan. Hukum Islam yang sudah diresepsi
oleh masyarakat tersebut bukan lagi hukum Islam
tetapi menjadi hukum adat. Oleh karena itu
hukum Islam tidak ada dalam kenyataan yang
ada adalah hukum adat.
Fazlur Rahman:
Fungsi Ijtihad
3.
Metode Ijtihad
Ijma
Deduksi analogis (qiyas)
Adat istiadat
Maslahah
Darurat.
Ijma
Qiyas
Maslahah
Darurat
Adat istiadat
Ada empat prinsip, yaitu :
Hukum Islam melegalisir hukum adat untuk berlaku seterusnya. Hal
ini jika adat itu tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dalam hal
ini berlaku teori bahwa, hukum adat dapat berlaku jika telah
diresepsi oleh hukum Islam, bukan sebaliknya hukum Islam baru
berlaku jika diresepsi hukum adat.
Hukum Islam menerima hukum adat pada hal yang prinsip,
kendatipun dalam pelaksanaannya berbeda dan karenanya harus
disesuaikan. Teknik ini berlaku jika hukum adat tidak bertentangan
dari segi prinsipnya dengan prinsip hukum kewarisan Islam.
Hukum Islam lebih diutamakan dibandingkan dengan hukum adat
jika terjadi perbedaan prinsip antara hukum Islam dengan hukum
adat itu. Misalnya asas kolektif pada masyarakat Minangkabau dan
asas kolektif pewarisan semasa calon pewaris masih hidup di
masyarakat Jawa yang berbeda dengan asas pewarisan karena
kematian.
Islam menolak terhadap hukum adat lama karena adat itu tidak
sesuai dengan hukum Islam, terutama jika memperhatikan terhadap
kemaslahatan dan kemudlaratan yang ditimbulkan oleh hukum adat
itu.
KESIMPULAN
PLATO
Dalam mengartikan keadilan Plato sangat dipengaruhi
oleh cita-cita kolektivistik yang memandang keadilan
sebagai hubungan harmonis dengan berbagai organisme
sosial, setiap warga negara harus melakukan tugasnya
sesuai dengan posisi dan sifat alamiahnya.
(Muslehuddin, 1986: 42).
ARISTOTELES
Aristoteles dalam mengartikan keadilan sangat
dipengaruhi oleh unsur kepemilikan benda tertentu.
Yaitu ketika semua unsur masyarakat mendapat bagian
yang sama dari semua benda yang ada di alam. Manusia
oleh Aristoteles dipandang sejajar dan mempunyai hak
yang sama atas kepemilikan suatu barang (materi).
RAWLS
Keadilan tidak selalu berarti semua orang harus selalu
mendapatkan sesuatu dalam jumlah yang sama, keadilan
tidak selalu berarti semua orang harus diperlakukan
secara sama tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan
penting yang secara obyektif ada pada setiap individu,
ketidaksamaan dalam distribusi nilai-nilai sosial selalu
dapat dibenarkan asalkan kebijakan itu ditempuh demi
menjamin dan membawa manfaat bagi semua orang.
Dari beragam arti ttg keadilan, Friedmann mengomentari,
bahwa kegagalan stndar keadilan selama ini adalah
akibat kesalahan stndar pembentuk keadilan itu sendiri,
stndar keadilan yang mutlak adalah keadilan dengan
dasar agama.
HAZAIRIN
Menurut Hazairin, ada satu sistem kekeluargaan yang
dikehendaki al-Quran, yaitu sistem kekeluargaan
Bilateral. Karena dua sistem kekeluargaan lainnya
(patrilineal dan matrilineal) adalah dua sistem
kekeluargaan berat sebelah yang secara
antropologis tidak dapat mewakili universalitas ajaran
Islam.
SYAFII
Hasil ijtihad Syafii yang bercorak patrlineal mengikat
yang terpancar dari perintah Allah dalam al-Quran dan
Hadis. Sehingga tidak layak bagi setiap Muslim untuk
merasa tidak adil dengan sistem kewarisan tersebut.
Kesimpulan:
WASIAT
1.
PENGERTIAN
Adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada
orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah
pewaris meninggal dunia.
2. DASAR HUKUM
a. Al Quran Surat 2 : 180
Bagian Ahli Waris terhadap harta warisan
setelah
dikurangi hutang mayit dan
melaksanakan
wasiatnya
b. Sunnah
* HR Ad Daraquthni dari Muadz bin Jabal
* HR Al Jamaah dari Saad ibn Abi Waqqash
4. Sighat Wasiat
WASIAT WAJIBAH
HIBAH
Pengertian
Pemberian suatu benda secara sukarela
dan tanpa imbalan dari seseorang
kepada orang lain yang masih hidup
untuk dimiliki
Unsur-unsur
1. Penghibah : baligh, 21 tahun
berakal sehat
tidak ada paksaan
2. Penerima Hibah
Orang atau lembaga dihadapan 2 orang
saksi
3. Benda yang dihibahkan
a. maximal 1/3 dari harta warisan
b. harus merupakan hak dari penghibah
Hibah Orang Tua kepada anaknya dapat
diperhitungkan sebagai warisan
Hibah