Anda di halaman 1dari 4

BAB II MEDIA AUDIO-VISUAL Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pembahasan ini adalah di akhir sesi mahasiswa dapat

menjelaskan pengertian media audio-visual, hubungan antara media audio-visual dengan multimedia, seluk-beluk produksi media audio-visual. 2.1 Pengantar Tahun 1970 ditemukan teknologi CCD (Charged Caupled Devicd) menggantikan tabung citra vidicon. Tidak ada yang meramalkan bahwa di kemudian hari temuan Boyle dan Smith tersebut akan menjadi tonggak yang mempercepat perkembangan teknologi penangkap gambar diam maupun gambar gerak. Kamera foto dan kamera video berkembang sangat pesat berkat penemuan tersebut. Akhirnya hanya tinggal teknik lensa saja yang hampir tidak berubah. Media penyimpan mengalami perkembangan dan melahirkan banyak varian, di antaranya dalam bentuk pita (cassete), cakram (disk), dan memori chip. Dengan demikian sinematografi tidak lagi identik dengan media penyimpan fim/selluloid. Masyarakat mulai risih menyebut gambar hasil tangkapan dengan teknik sinematografi sebagai film karena media penyimpannya memang bukan lagi film. Lalu, apa nama pengganti yang sesuai? Muncullah istilah media audio-visual. CCD yang jauh lebih murah dibanding tabung citra vidicon juga menyebabkan harga kamera menjadi murah, dengan demikian penyebarannya menjadi lebih pesat. Memasyarakatnya kamera video menyebabkan semakin banyaknya objek yang bisa dikemas menjadi tayangan video. Dulu hanya film dalam arti film cerita saja yang merupakan karya sinematografi, sekarang berbagai dokumentasi dapat dikemas menjadi tayangan video, dan semua itu memerlukan teknik sinematografi. Fenomena ini mengokohkan penggunaan istilah media audio-visual untuk karya-karya sinematografi. 2.2 Pengertian Media Komunikasi dan Audio-Visual Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audiovisual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audiovisual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

Tabel elemen multimedia JENIS BERDASARKAN INDRA ELEMEN MULTIMEDIA 1. Audio Suara Teks Gambar statis Animasi (Gambar gerak rekaan) 2. Visual Video (gambar gerak) Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya baca-tulis) elemen-elemen multimedia tidak seluruhnya secara optimal menunjang komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis, animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatif sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Saat menyaksikan tayangan TV masyarakat telah terbiasa melihat sinetron sambil mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak di bagian bawah layar TV, dan sesekali melirik logo perusahaan TV di pojok atas. 2.3 Tahapan Produksi Media Audio-Visual Secara sederhana proses produksi audio-visual terbagi atas 3 tahap yakni (1) pra produksi (pre production), (2) produksi (production), (3) pasca produksi (post production) 2.4 Fasilitas Penunjang Produksi Media Audio-visual Karya audio visual adalah karya kreatif. Kreativitas merupakan kunci kualitas. Termasuk dalam krativitas di sini adalah kreativitas menggunakan alat. Prinsip mengutamakan kreativitas ini perlu ditekankan di awal karena pada praktiknya sulit menentukan batas ideal peralatan yang diperlukan untuk sebuah produksi audio visual. Mulai dari nilai nominal jutaan hingga milyaran rupiah. Beberapa film yang dibuat secara independen (istilah untuk produksi yang tidak melibatkan modal besar) ternyata sukses sangat gemilang. Sebaliknya, banyak film yang dibuat dengan peralatan mahal dan sangat lengkap, justru tidak menghasilkan karya yang memuaskan.
Planning Budgeting Script writing Casting Storyboarding Shooting Capturing Cuting Compositing Audio/Visual Effect Distribution Pra Produksi

Produksi EDITING Pasca produksi

BAGAN TAHAPAN PRODUKSI AUDIO-VISUAL 10 Sebagai permulaan dapat diperkirakan kebutuhan peralatan yang cukup lengkap dengan harga yang variatif (tergantung merk), menyesuaikan dengan anggaran. JENIS PERALATAN I PRIORIIIT AS III 1) Perangkat Video Kamera video Video mixer Video player/reccorder VCD/DVD Player 2) Perangkat Audio Mikrofon Speaker Tape recorder Audio Mixer 3) Perangkat Penataan Cahaya Lighting kit (lampu) Reflektor 4) Komputer multimedia dengan kelengkapan Kartu suara Kartu video editing Kartu grafik yang mampu menampilkan warna minimal 16 bit dan 1024X768 pixel area Monitor yang mampu menampilkan 1024X768 pixel area tampilan (minimal 15) Speaker Program audio dan video editing Program desain grafis Hard disk dengan kapasitas 40 GB dan kecepatan 7.200 RPM CD/DVD ROM RANGKUMAN Masyarakat modern sangat mengutamakan efisiensi dan kepraktisan. Dari awal pertumbuhannya sinematografi mampu menghasilkan media yang sangat efektif menyalurkan informasi. Karya sinematografi menjadikan dua indra sekaligus sebagai sasarannya yakni penglihatan dan pendengaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi (terutama komputer), pembuatan media

audio-visual semakin memungkinkan pelibatan masyarakat luas. Komputer sangat 11 membantu pemrosesan data video sehingg kesuksesan karya audio-visual tidak lagi sepenuhnya tergantung pada teknik sinematografi. Bahkan komputer telah memperkaya media audio-visual dengan teks dan animasi sehingga menjadi multimedia. EVALUASI Pertanyaan 1) Mengapa karya sinematografi sekarang lebih sering disebut karya audio-visual? 2) Sebutkan perkembangan media penyimpan gambar pengganti film. 3) Kelompokkan elemen multimedia berdasarkan indra sasarannya. 4) Tayangan televisi telah bergeser dari sekedar media audio-visual menjadi multimedia. Jelaskan pemahaman anda terhadap fenomena tersebut. REFERENSI Abdul Kadir dan Tera Ch. Triwahyuni, 2003, Pengantar Teknologi Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi Heru Effendy, 2002, Mari Membuat Film, Panduan untuk Menjadi Produser, Yogyakarta:

Anda mungkin juga menyukai