FAKULTAS KEDOKTERAN
Identitas Pasien
Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Agama Suku Bangsa Tanggal MRS No. Rekam Medis : : : : : : : : : Tn. S 46 tahun Laki-laki Alastuwo cilik, Tasikmadu Wiraswasta Islam Jawa 20 Desember 2012 25.26.xx
Anamnesis
Keluhan Utama
Sesak napas
Pasien datang ke IGD pada tanggal 15 November 2012 dengan keluhan sesak nafas
Sesak dirasakan saat berjalan. Untuk berbaring lebih bertambah sesak dan lebih berkurang untuk posisi duduk
A. STATUS GENERALIS KEADAAN UMUM KESADARAN BERAT BADAN TANDA VITAL Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu Heart Rate Kepala Leher
: Tampak lemas, gizi kesan cukup : Compos mentis E4V5M6 : 62 kg TINGGI BADAN : 155 cm : : 130/90 mmHg : 83 x/mnt : 36x/mnt : 36,7 C : 85 x/menit : CA (-/-), SI (-/-), simetris : pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Thorax:
a. Pulmo Inspeksi : gerak simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-) Palpasi : fremitus taktil kanan kiri (+/+) normal
DEPAN
BELAKANG
N
N N
Perkusi
N
N N
N
N N
N
N N
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
sonor
auskultasi
SD vesikuler DEPAN
SD vesikuler BELAKANG
+
+ +
+
+ +
+
+ +
+
+ +
SUARA TAMBAHAN Wz Wz Wz Wz
SUARA TAMBAHAN Wz Wz Wz Wz
Wz
Wz
Wz
Wz
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, tidak teraba.
Perkusi
kanan atas SIC II parasternalis dekstra, kanan bawah SIC III-IV parasternalis dekstra, batas kiri atas SIC II parasternalis sinistra, kiri bawah SIC V sinistra 2 cm ke lateral
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, intensitas reguler, bising jantung tidak ditemukan
m. Abdomen : Inspeksi : tampak simetris, darm contour (-), darm steifung (-), scar bekas operasi (-) Auskultasi : peristaltik usus dbn, metalic sound (-), bising usus (-) Palpasi : supel (+), defans muculer (-) massa (-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-) Perkusi : timpani (+) pada seluruh regio, pekak beralih (-) n. Ekstremitas: Turgor kulit baik, sianosis (-), Capillary Refil Time < 2 detik
oedema
akral dingin
11.2
MCV
87,6
MCH
25,7
26-34 pg
MCHC Leukosit
29,4 7.800
31-37 % 4.000-11.000/mm3
Eritrosit
4.350.000
Hematokrit
38,1
Trombosit
61.000
GDS
93
100-150 mg/dl
Golongan Darah
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Fungsional
VI. PENATALAKSANAAN
Istirahat total duduk
Oksigenasi 3-4 liter/menit Inf. RL 16 tpm Inj. Furosemid 1 ampul / 12 jam
ISDN 3 x 1
Aspilet 1 x 1 Clopridogel 1 x 1 Aspar K 1 x 1
Fluimucyl sachet 2 x 1
VII. PROGNOSIS
LEMBAR FOLLOW UP
S 16 November 2012 Sesak (+) untuk berjalan ke kamr mandi, untuk tidur sesak, batuk berdahak (+), makan minum berkurang O KU : lemah CM, E4V5M6 Vital sign : TD : 140/90 mmHg N : 118 x/menit R : 32 x/menit S : 36,8oC HR : 122 x/menit Kep/leher: CA (-/-), JVP meningkat (-) Thorak: Cor : BJ1-2 reguler bising (-) Pulmo : Simetris, SDV (+/+) Rbb (+/+) Abdomen: supel, peristaltik (+), timpani, organomegali (-) Extremitas ; dbn Decompensatio cordis NYHA IV P Istirahat total duduk Oksigenasi 3-4 liter/menit Inf. RL 16 tpm Inj. Furosemid 1 ampul / 12 jam Inj. Ranitidin 1 ampul / 12 jam Inj. Dexametason 1 ampul / 12 jam
Inf D%% +
inj.aminophilin Digoxin 1 x 1 ISDN 3 x 1 Aspilet 1 x 1 Clopridogel 1 x 1
Aspar K 1 x 1
Fluimucyl sachet 2 x 1
LEMBAR FOLLOW UP
S 17 November 2012 Sesak (+) untuk tidur, batuk berdahak (+), makan minum berkurang O KU : lemah CM, E4V5M6 Vital sign : TD : 150/90 mmHg N : 108 x/menit R : 28 x/menit S : 36,8oC HR : 112 x/menit Kep/leher: CA (-/-), JVP meningkat (-) Thorak: Cor : BJ1-2 reguler bising (-) Pulmo : Simetris, SDV (+/+) Rbb (+/+) Abdomen: supel, peristaltik (+), timpani, organomegali (-) Extremitas ; dbn Decompensatio cordis NYHA IV P Istirahat total duduk Oksigenasi 3-4 liter/menit Inf. RL 16 tpm Inj. Furosemid 1 ampul / 12 jam Inj. Ranitidin 1 ampul / 12 jam Inj. Dexametason 1 ampul / 12 jam
Inf D%% +
inj.aminophilin Digoxin 1 x 1 ISDN 3 x 1 Aspilet 1 x 1 Clopridogel 1 x 1
Aspar K 1 x 1
Fluimucyl sachet 2 x 1
DISKUSI
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang didaptkan kriteria framingham berupa kriteria mayor dan kriteria minor untuk menegakkan diagnosis decompensatio cordis. Decompensatio cordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi pompa jantung
diskusi
Kriteria Framingham
Kriteria Diagnosis
Mayor
paroksismal nocturnal dyspneu, distensi vena leher, suara ronkhi paru, kardiomegali, edema paru akut, gallop S3, peningkatan tekanan vena jugulare, refluks hepatojugular
Minor
edema ekstremitas, batuk malam hari, dyspneu deffort, hepatomegali, efusi pleura, penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal, Takikardi (>120x/m)
Keluhan pada aktivitas sehari-hari Tidak ada Keluhan saat melakukan aktivitas seharihari
NYHA III
Bermakna
Keluhan saat Tidak sesak melakukan napas aktivitas yg lebih ringan dari aktivitas seharihari Keluhan muncul saat melakukan aktivtas apapun Sesak napas saat istirahat
NYHA IV
Klasifikasi Fungsional
Kerusakan langsung pada jantung (berkurang kemampuan berkontraksi), infark myocarditis, myocarial fibrosis, aneurysma ventricular b. Ventricular overload terlalu banyak pengisian dari ventricle
a.
Etiologi
patofisologi
Beban awal Beban akhir
Kontraktilitas miokard
Pemendekan miokard Gangguan irama Left atrial hipertropi tekanan vena pulmonalis
Edema
Peningkatan residu
Peningkatan beban sistolik pada ventrikel kanan Ventrikel kanan gagal memompa Co menurun Bendungan vena sistemik & tekanan vena cava Hambatan arus balik vena & menimbulkan bendungan sistemik Ventrikel kiri dan kanan gagal memompa Decompensatio Cordis
Penatalaksanaan CHF
Pemberian Diuretik Digunakan pada pasien denag retensi air. Pemakaian dapat diberikan intravena atau oral. Furosemid dengan dosisnya 20-40 mg. Bumetamid dengan dosisnya 0,5-1,0 mg. Torasemid dengan dosis 10-20 mg.
Digunakan untuk mengurangi kongesti paru tanpa mempengaruhi stroke volume. Dosis dimulai dengan 1mg/jam dan ditingkatkan hingga 10 mg/jam
b. Sodium Nitropusid Digunakan untuk pasien gagal jantung yang berat pada pasien dengan predominan ada peningkatan after load seperti hipertensi atau regurgitasi mitral. Dosis dimulai dari 0,3-5 mg/kg/menit c. Nesitirid Digunakan untuk memperbaiki keluhan sesak nafas, mengurangi pre load, after load dan meningkatkan cardiac output. Pemberian nesiritid lebih baik dibanding ISDN namun penggunaannya belum banyak digunakan secara klinis. Dosisnya 2mg/kg secara bolus
Pemberian Inotropik a. Dopamin Digunakan untuk memperbaiki kontraktilitas curah jantung isi sekuncup dan pembuluh koroner. Pada dosis kecil 2,5 s/d 5 mg/kg akan merangsang alphaadrenergik beta-adrenergik. Pada dosis maximal 10-20 mg/kg BB akan menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan beban kerja jantung b. Dobutamin Dosis sama dengan dopamine, digunakan untuk memperbaiki isi sekuncup, curah jantung,vasokonstriksi dan tachicardi c. Pemberian Morfin Morfin diindikasikan pada stadium awal apabila pasien sesak dan gelisah. Dosis diberikan bolus IV 3 mg
Prognosis
Prognosis dari gagal jantung didasarkan pada penyakit dasar yang menyebabkan, sehingga prognosis akan buruk bila penyakit dasar tidak diperbaiki. Bergantung pada klas fungsionalnya
Seorang wanita berumur 79 tahun dengan diagnosis Congestif Heart Failure NYHA IV dengan Anemia Normositik Normokromik
Kesimpulan