Klasifikasi Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliophyta : Marvales : Marvaceae : Hibiscus : Hibiscus Rosa Sinensis
II Keterangan
Pemerian : Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga, mahkota terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari, daun berbentuk bulat telur yang lebar/ bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang runcing. Nama local : Kembang sepatu (indonesia,betawi), bungong raya (aceh), bakeyu (mentawai), bunga-bunga (batak), sama-sama (nias), bunga raya (melayu), waribang (bali), embuhanga (sangir), ubu-ubu (ternate), ulange (golontalo), kulango (buol), bunga sepatu (makasar), bunga bisu (bugis), kembang wera (sunda), wara-wari (jawa tengah-timur), bunga rebhong (madura).
Khasiat : Demam pada anak-anak, batuk dan sariawan. Pada masyarakat Nigeria daunnya digunakan untuk penambah vitalitas pria (aprodiaksa).menurunkan kadar kolesrtol darah total dan serum trigliserida (20-30%) serta meningkatkan level HDL hingga 12% dan menurunkan kadar gula darah.
Kandungan kimia: Flavonoid, saponin, dan polifenol.akarnya mengandung tannin, saponin,skopotein, cleomes cosin A danB.
SKRINING FITOKIMIA
I.
Definisi: Skrining fitokimia merupakan proses penapisan atau pencarian kandungan zat dalam satu golongan atau kandungan zat dalam suatu tumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan, serta mengetahui atau mempelajari zat apa saja atau golongan zat apa saja yang terdapat dalam satu jenis tumbuhan.
II.
III.
Alat-alat:
Erlenmeyer Tabung reaksi Penangas air Pipet penetes Penjepit Cawan penguap Corong Kertas saring
IV.
Bahan-bahan:
Simplisia Piperis Retrofracti Fructus dengan derajat halus yang cocok Pelarut hexan Pelarut kloroform Asam asetat anhidrat Berbagai pereaksi
V.
Prosedur Kerja Simpisia hibuscus rosa sinensis kering dan halus Ekstraksi dengan hexan
Sari Hexan
Sari Metanol
Ampas dikeringkan
Hidrolisa
Etil Asetat
No.
Macam Uji
Teori
Pengamatan
Butiran minyak
+ -
+ -
+ Hijau (steroid) -
+ -
+ -
+ -
No.
Macam Uji
Teori
Pengamatan
+ + + -
+ + + -
+ + + -
Endap. putih (kabut) Endap. Coklat jingga Endap. Coklat Larutan hijau ada butir minyak
Flavonoid Tannin
Tetap dibawah
Cincin hijau
Hijau
Kesimpulan: Kembang sepatu mengandung : tannin, alkaloid , terpenoid dan sterol. flavonoid.
No. 1
Macam Uji Pemeriksaan Tannin: Sari etil asetat tanbahkan 3 tetes FeCl3 Pemeriksaan Gula Pereduksi: Sari etil asetat tanbahkan 2 tetes Fehling A+B, panaskan di penangas air. Pemeriksan Alkaloid: Simplisia halus tambahkan CHCl3 tambahkan NH4OH tambahkan HCl 2N/H2SO4 2N, kocok, ambil lapisn asam, bagi menjadi 4 tabung: Tabung: 1. Sebagai pembanding 2. + Mayer 3. + Dragendorof 4. + Bouchardad
Pengamatan
Hijau tua
Endap. Coklat
+ + -
+ + -
+ + -
Endap. Putih (kabut) Endap. Jingga Tdk breaksi warna lar.Kuning bouchardad
Pemeriksaan Flavonoid: Sari etil asetat tambahkan HCl P tambahkan logam Mg terbentuk warna merah, dinginkan. Tambahkan amil alkohol dikocok: - Warna merah, naik ke atas - Warna merah tetap di bawah Pemeriksaan Emodol: Sari etil asetat dipekatkan kemudian dinginkan, tambahkan NH4OH 25%, kocok Pemeriksaan Kumarin: Ekstrak diuapkan sampai kering tambahkan air panas, dinginkan. Bagi menjadi dua bagian tabung. Tabung 1 sebagai pembanding 2. ditambahkan amonia 10 % Lihat dibawah uv Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid: Sari etilasetat diuapkan sampai kering ditambahkan asam asetat anhidrat dan CHCl3 tambahkan H2SO4 P melalui dinding tabung reaksi. Ekstrak dalam plat tetes tambahkan H2SO4 P tambahkan asam asetat anhidrat.
Flavonoid Tannin
Warna Merah
Lar. Hijau
Hijau
Kesimpulan: Kembang sepatu mengandung : Kumarin, Terpenoid dan steroid , dan Flavonoid, tanin
Sari metanol ditambahkan HCl 2 N sama banyak, direfluks selama 1 jam timbul kekeruhan dinginkan, disari dengan etil asetat. Dikocok lalu ambil lapisan atas, terhadap hasil hidrolisis dilakukan pemeriksaan seperti yang dilakukan pada sari metanol.
No. 1
Macam Uji Pemeriksaan Tannin: Sari etil asetat tanbahkan 3 tetes FeCl3 Pemeriksaan Gula Pereduksi: Sari etil asetat tanbahkan 2 tetes Fehling A+B, panaskan di penangas air. Pemeriksaan Flavonoid: Sari etil asetat tambahkan HCl P tambahkan logam Mg terbentuk warna merah, dinginkan. Tambahkan amil alkohol dikocok: - Warna merah, naik ke atas - Warna merah tetap di bawah Pemeriksaan Emodol: Sari etil asetat dipekatkan kemudian dinginkan, tambahkan NH4OH 25%, kocok Pemeriksaan Kumarin: Ekstrak diuapkan sampai kering tambahkan air panas, dinginkan. Bagi menjadi dua bagian tabung. Tabung 1 sebagai pembanding 2. ditambahkan amonia 10 % Lihat dibawah uv Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid: Sari etilasetat diuapkan sampai kering ditambahkan asam asetat anhidrat dan CHCl3 tambahkan H2SO4 P melalui dinding tabung reaksi. Ekstrak dalam plat tetes tambahkan H2SO4 P tambahkan asam asetat anhidrat. Pemeriksan Alkaloid: Simplisia halus tambahkan CHCl3 tambahkan NH4OH tambahkan HCl 2N/H2SO4 2N, kocok, ambil lapisn asam, bagi menjadi 4 tabung: Tabung:
Hasil Percobaan 1 + 2 + 3 +
Pengamatan
Flavonoid Tannin
Warna Merah
Kuning kebiruan
Cincin hijau
Hijau biru
1. 2. 3. 4.
+ + +
+ + +
+ + +
Kesimpulan: Ke mbang sepatu mengandung; tannin, gula pereduksi, dan steroin dan titerpenoid.
E. Kromatografi Lapis Tipis Teori Kromatografi adalah prosedur pemisahan zat terlarut melalui proses migrasi diferensial dinamis yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat tersebut menunjukkan adanya perbedaan mobilitas yang disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Proses kromatografi terdiri dari dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melalui media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai penyerap seperti silika gel dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Penetapan letak bercak yuang dihasilkan kromatografi kertas atau lapis tipis letaknya dapat ditetapkan dengan: 1. Pengamatan visual 2. Pengamatan dengan cahaya UV 3. Disemprot/penampak noda yang sesuai 4. Pancacah Gelger Muller atau teknik autodiografi atau terdapat zat radioaktif. Alat-alat: Plat tetes Chamber kromatografi Silika gel Pipa kapiler Tabung reaksi Waterbath Pipet penetes Bunsen Gelas ukur
Bahan Sari hexan Cabe Jawa Sari etil asetat Cabe Jawa Sari metanol Cabe Jawa Sari hidrolisis Cabe jawa
penampak noda
Menghitung Rf Rf adalah perbandingan jarak spot yang ditempuh senyawa dengan jarak pelarut (eluen). Rf1 (hexan) 3,4 / 5,3 4,8 / 5,3 = 0,641 = 0,9056
Rf 2 (etil asetat) 0,9 / 5,3 3 / 5,3 3,5 / 5,3 4,2 / 5,3 4,9 / 5,3 = 0,1698 = 0,5660 = 0,6603 = 0,7924 = 0,9245
Rf3 (metanol) 1 / 5,3 3,5 / 5,3 4,4 / 5,3 5 / 5,3 = 0,1886 = 0,6603 = 0,0283 = 0,9433
Rf 4 (hidrolisa) 2,7 / 5,3 3,6 / 5,3 4,1 / 5,3 4,9 / 5,3 = 0,5094 = 0,6792 = 0,7735 = 0,9245
III Klasifikasi Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Sub Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Zingiberales : Zingiberaceae : Zingiberoideae : Kaempferia : Kaempferia galangal (Linn.)
IV Keterangan
Pemerian :
Bau menyengat khas aromatis, rasa pedas, hangat, agak pahit akhirnya menimbulkan rasa tebal Makroskopik Daun : Buah majemuk berupa bulir, warna kelabu sampai coklat kelabu sampai atau berwarna hitam kelabu sampai hitam; bentuk bulat panjang sampai slindris bagian ujung agak mengecil; panjang 2 cm -7 cm, garis tengah 4 ml- 8ml; bergagang panjang atau tanpa ganging, permukaan luar;tidak rata, bertonjolan teratur, pada irisan melintang bulir; tampak spiral pada poros bulir; kadang-kandang bagian tengah bulir berongga. Kulit buah ; berwarna coklat; tua sampai hitam, kadang-kadang berwarna lebih muda kulit biji; warna coklat; hamper seluruh inti biji terdiri dari perisperm berwarna putih buah batu berbentuk bulat telur, berukuran lebih kurang 2ml. daun pelindung;bentuk prisau.
Nama local : kencur (Indonesia, jawa), cikur (sunda), ceoko (aceh), kencor (Madura), cekuh (bali), kencur, cakung (manihasa), asauli (ambon), cekir (sumba) Khasiat : radang lambung, radang anak telinga, influenza pada bayi, masuk angin sakit kepala, batuk, menghilangkan darah kotor, diare, mempelancar haid, mata pegal keseleo, lelah.
Kandungan: Asam amino bebas, minyak atsiri(terpenoid), alkaloid utama piperin, saponin, polifenol.
SKRINING FITOKIMIA
I.
Definisi: Skrining fitokimia merupakan proses penapisan atau pencarian kandungan zat dalam satu golongan atau kandungan zat dalam suatu tumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan, serta mengetahui atau mempelajari zat apa saja atau golongan zat apa saja yang terdapat dalam satu jenis tumbuhan.
II.
III.
Alat-alat:
Erlenmeyer Tabung reaksi Penangas air Pipet penetes Penjepit Cawan penguap Corong Kertas saring
IV.
Bahan-bahan:
Simplisia Piperis Retrofracti Fructus dengan derajat halus yang cocok Pelarut hexan Pelarut kloroform Asam asetat anhidrat Berbagai pereaksi
V.
Prosedur Kerja Simpisia Kaempferia galangal, kering dan halus Ekstraksi dengan hexan
Sari Hexan
Sari Metanol
Ampas dikeringkan
Hidrolisa
Etil Asetat
No.
Macam Uji
Teori
Pengamatan
+ Cincin merah
Lar.merah coklat
Kebiruan
Kesimpulan: Kencur mengandung : Minyak Atsiri, Minyak Lemak, Kumarin , dan Tritrerpen
No.
Macam Uji
Teori
Pengamatan
+ + + +
+ + + +
+ + + +
endapan putih endapan coklat jingga endapan coklat Lar merah coklat
Flavonoid Tannin
Tetap dibawah
Tab 1 :tidak berwarna Terdapat fluoresensi kehijauan/kebiruan Tab 2 : Fluoresensi kehijauan Steroid: Cincin hijau/ biru Terpen: Cincin hijau/merah -
+ Cincin kemerahan
No.
Macam Uji
Teori
Pengamatan
+ -
+ -
Terdapat warna merah diatas Warna larutan tetap coklat tidak berubah merah(lar.jingga)
TAB 1 : Kuning kehijauan Terdapat fluoresensi kehijauan/kebiuan Steroid: Cincin hijau/ biru Terpen: Cincin hijau/merah + + + + + + Cincin merah TAB 2 : Biru
+ -
+ -
+ -
D. Identifkasi Hasil Hidrolisis Sari metanol ditambahkan HCl 2 N sama banyak, direfluks selama 1 jam timbul kekeruhan dinginkan, disari dengan etil asetat. Dikocok lalu ambil lapisan atas, terhadap hasil hidrolisis dilakukan pemeriksaan seperti yang dilakukan pada sari metanol.
Hasil Percobaan 1 2 3 -
No. 1 2
Macam Uji Pemeriksaan Tannin: Sari etil asetat tanbahkan 3 tetes FeCl3 Pemeriksaan Gula Pereduksi: Sari etil asetat tanbahkan 2 tetes Fehling A+B, panaskan di penangas air. Pemeriksaan Flavonoid: Sari etil asetat tambahkan HCl P tambahkan logam Mg terbentuk warna merah, dinginkan. Tambahkan amil alkohol dikocok: - Warna merah, naik ke atas - Warna merah tetap di bawah Pemeriksaan Emodol: Sari etil asetat dipekatkan kemudian dinginkan, tambahkan NH4OH 25%, kocok Pemeriksaan Kumarin: Ekstrak diuapkan sampai kering tambahkan air panas, dinginkan. Bagi menjadi dua bagian tabung. Tabung 1 sebagai pembanding 2. ditambahkan amonia 10 % Lihat dibawah uv
Terdapat fluoresensi kehijauan/kebiuan Steroid: Cincin hijau/ biru Terpen: Cincin hijau/merah
Biru Biru
6 Pemeriksaan Steroid dan Triterpenoid: Sari etilasetat diuapkan sampai kering ditambahkan asam asetat anhidrat dan CHCl3 tambahkan H2SO4 P melalui dinding tabung reaksi. Ekstrak dalam plat tetes tambahkan H2SO4 P tambahkan asam asetat anhidrat. 7 Pemeriksan Alkaloid: Simplisia halus tambahkan CHCl3 tambahkan NH4OH tambahkan HCl 2N/H2SO4 2N, kocok, ambil lapisn asam, bagi menjadi 4 tabung: Tabung: 5. Sebagai pembanding 6. + Mayer 7. + Dragendorof 8. + Bouchardad
Warna merah
E. Kromatografi Lapis Tipis Teori Kromatografi adalah prosedur pemisahan zat terlarut melalui proses migrasi diferensial dinamis yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat tersebut menunjukkan adanya perbedaan mobilitas yang disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Proses kromatografi terdiri dari dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melalui media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai penyerap seperti silika gel dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Penetapan letak bercak yuang dihasilkan kromatografi kertas atau lapis tipis letaknya dapat ditetapkan dengan: 1. 2. 3. 4. Alat-alat: Bahan Sari hexan Cabe Jawa Sari etil asetat Cabe Jawa Sari metanol Cabe Jawa Sari hidrolisis Cabe jawa Eluen: 1. Butanol : Asam asetat anhidrat : Air (4 :1 : 1) 2. Hexan : Etil asetat (7 : 3) Plat tetes Chamber kromatografi Silika gel Pipa kapiler Tabung reaksi Waterbath Pipet penetes Bunsen Gelas ukur Pengamatan visual Pengamatan dengan cahaya UV Disemprot/penampak noda yang sesuai Pancacah Gelger Muller atau teknik autodiografi atau terdapat zat radioaktif.
Menghitung Rf Rf adalah perbandingan jarak spot yang ditempuh senyawa dengan jarak pelarut (eluen). Rf1 (hexan) 1,6 / 3,5 = 0,45 2 / 3,5 = 0,75 2,8 /3,5 = 0,8
Rf 2 (etil asetat) 0,6 / 3,5 = 0,17 1,4 / 3,5 = 0,4 1,9 / 3,5 = 0,54 2,3 / 3,5 = 0,65 3,1 / 3,5 = 0,88
Rf3 (metanol) 0,3 / 3,5 = 0,08 0,6 / 3,5 = 0,17 2,1 / 3,5 = 0,6 2,3 / 3,5 = 0,65 2,6 / 3,5 = 0,75
Rf 4 (hidrolisa) 0,8 / 3,5 = 0,22 1,5 / 3,5 = 0,42 2,4 / 3,5 = 0,68