Anda di halaman 1dari 3

SITTI NURBAYA

Pengarang Penerbit Isi

: Mh Rusli : Balai Pustaka : 271 hal

Siang hari di sebuah sekolah Belanda Pasar Ambacang yang bertempat di Padang tersebutlah seorang lelaki berumur sekitar 18 tahun dan seorang perempuan yang berumur sekitar 15 tahun. Meskipun mereka bersekolah di sekolah Belanda tetapi mereka bukanlah asli orang Belanda. Dilihat dari wajah, raut, dan warna kulit , mereka adalah asli orang Padang. Yang laki-laki bernama Samsulbahri dan yang perempuan bernama Nurbaya. Mereka terlihat sedang menunggu seseorang yang ternyata adalah Pak Ali, kusir dari keluarga Samsulbahri. Sembari menunggu mereka tampak akrab bertanya jawab mengenai pelajaran mereka di sekolah. Beberapa saat kemudian akhirnya Pak Ali pun datang dan menjemput mereka. Samsulbahri dan Nurbaya bukanlah seorang kakak adik, mereka hanyalah sepasang teman dekat dari kecil sampai-sampai Nurbaya sudah dianggap oleh Samsul sebagai seorang adik. Sesampainya di rumah, Samsulbahri segera menemui ayahnya yang bernama Sutan Mahmud. Samsul meminta ijin kepada ayahnya agar besok pagi diijinkan untuk pergi bermain ke Gunung Padang bersama Arifin, Bakhtiar, dan Nurbaya. Berbekal amanat dari ayahnya akhirnya diijinkanlahnya untuk pergi. Setelah itu pergilah Sutan Mahmud menemui kemenakan perempuannya yang bernama Rubiah. Ia berbincang-bincang banyak bersama kemenakan perempuannya tersebut hingga terpotonglah perbincangan mereka karena terdengar suara katuk berbunyi yang merupakan pertanda bahwa ada orang yang sedang mengamuk. Sutan Mahmud selaku seorang polisi pun bergegas meninggalkan rumah Rubiah untuk menyelidiki apa yang telah terjadi. Keesokan harinya Samsulbahri bangun pagi-pagi sekali untuk bergegas pergi ke Gunung Padang, sebelum berangkat ia pun berpamitan terlebih dahulu dengan ayahnya Sutan Mahmud dan ibunya Sitti Maryam. Ia dan Pak Ali segera menjemput Nurbaya, Arifin, dan Bakhtiar. Mereka bersama-sama menuju Gunung Padang dengan menaiki bendi dan selanjutnye mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Selama dalam perjalanan banyak sekali canda gurau yang mereka lontarkan satu sama lain sehingga sampai tak terasa bahwa mereka sudah sampai di atas Gunung Padang. Disana mereka bermain dan bercanda gurau satu sama dengan yang lain. Pada suatu kesempatan Samsulbahri meninggalkan teman-temannya tersebut dan ia berdiri di sebuah puncak gunung. Ia terdiam dan tampak merenungi sesuatu lalu datanglah Nurbaya menghampirinya. Nurbaya menanyakan perihal wajahnya yang tampak sedih. Samsulbahri pun menceritakan pergumulan yang terjadi dengannya bahwa ia bermimpi dirinya sedang mendaki Gunung Padang dan tampak Nurbaya mengikutinya dari

belakang. Namun tiba-tiba datanglah Datuk Meringgih menarik Nurbaya untuk turun, melihat hal tersebut Samsulbahri menjadi marah dan ia merebut tangan Nurbaya dari Datuk Meringgih. Karena badan Datuk lebih besar daripada Samsul maka terdoronglah Samsul dan Nurbaya jatuh kedalam jurang. Setelah menceritakan mimpi yang membuatnya resah tersebut Nurbaya menghibur dan meyakinkan Samsul bahwa mimpi hanyalah bunga tidur, tidak akan terjadi. Setelah kejadian tersebut mereka memandang pemandangan yang sangat indah yang terlihat dari Gunung Padang dan tiba-tiba menatap satu sama yang lain. Samsulbahri mengatakan kepadany bahwa sesegera mungkin ia akan meninggalkan kota Padang. Ia akan pergi ke Jawa untuk bersekolah menjadi seorang dokter. Setelah itupun Samsul mencurahkan semua isi hatinya kepada Samsul bahwa dirinya menyukai Nurbaya bukan sebagai seorang adik. Beruntungnya Nurbaya pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Percakapan mereka pun terhenti tatkala kedua sahabatnya datang menghampiri mereka, mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing setelah bermain puas di sana. Selang beberapa hari kemudian Samsulbahri mengadakan sebuah pesta perpisahan di kediamannya. Ia bersama Arifin dan Bakhtiar akan berangkat ke Jawa keesokan harinya. Pesta yang diadakannya cukup meriah, banyak yang datang untuk memberikan salam perpisahan kepada 3 pemuda Padang yang akan segera berangkat ke Jawa tersebut. Setelah pesta perpisahan usai maka diantarkannyalah Nurbaya kembali ke rumahnya oleh Samsul. Di dalam perjalanan pulang itulah mereka bercakap-cakap mengenai hubungan kanak-kanak mereka yang telah tumbuh menjadi cinta. Keesokan paginya Samsul dan kedua temannya segera berangkat ke Jawa. Mereka diantarkan oleh keluarganya dan termasuk oleh Nurbaya untuk menuju kapal. Disanalah Samsul dan kawan-kawannya harus berpisah dengan sanak keluarga mereka untuk menuntut ilmu untuk menjadi seorang dokter. Sepeninggal Samsul dan temantemannya mulailah muncul berbagai masalah yang menimpa Nurbaya dan keluarganya. Datuk Meringgih yang tidak senang jika memiliki saingan merencanakan hal jahat terhadap Baginda Sulaiman, ayah dari Nurbaya. Datuk menyuruh suruhannya untuk membakar toko-toko dari Baginda Sulaiman . Baginda Sulaiman pun harus menanggung kerugian yang sangat besar akan kejadian tersebut. Kebun-kebun yang ia miliki pun tidak menghasilkan keuntungan sehingga Baginda Sulaiman pun jatuh miskin. Namun Datuk Meringgih dengan akal bulusnya itu datang dengan baik baik memberikan pinjaman kepada Baginda Sulaiman, Baginda Sulaiman yang tidak mengetahui bahwa Datuklah yang telah membuat diri dan keluarganya jatuh miskin pun menerima pinjaman tersebut. Namun setelah beberapa lama kemudian Datuk menagih hutang tersebut dengan bunga yang sangat tinggi. Mengetahui bahwa Baginda Sulaiman memiliki seorang gadis yang sangat cantik maka Datuk memberikan suatu pilihan bahwa hutangnya akan dianggap lunas jika Nurbaya bersedia menjadi istrinya. Nurbaya yang tahu bahwa Datuk Meringgih adalah seorang yang tua yang memiliki banyak istri dan picik tersebut menolak untuk menjadi istrinya. Ayahnya yang mengerti dengan kondisi anaknya pun tidak setuju

dengan hal tersebut memilih untuk dipenjara saja karena tidak sanggup membayar hutang. Namun pada saat itu Nurbaya tidak tega melihat ayahnya dan spontan saja ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi istrinya. Pesta pernikahan pun dilaksanakan dan Nurbaya sah menjadi istri dari Datuk Meringgih. Nurbaya pun mengirim surat kepada Samsul, ia menceritakan semua kejadian dari awal hingga akhirnya ia menjadi istri dari Datuk Meringgih. Samsul yang menerima surat tersebut pun merasa marah akan kepicikan Datuk Meringgih. Suatu ketika Samsul pun memutuskan untuk pulang ke Padang, sesampainya ia di Padang ia disambut dengan baik oleh keluarganya. Keluarganya pun memberitahu akan pernikahan Nurbaya dan sangat menyayangkan akan hal tersebut. Samsul pun disuruhnya oleh ayahnya untuk menemui Baginda Sulaiman yang tengah sakit. Di rumah Baginda Sulaiman ia pun bertemu dengan Siti Nurbaya, mereka pun diberikan beberapa amanat dari ayahnya. Setelah itu Nurbaya dan Samsul keluar dan berbincang satu dengan yang lain, namun sayang perbincangan tersebut diketahui oleh Datuk Meringgih. Terjadilah adu mulut antara Datuk dengan Samsul, Baginda Sulaiman yang mendengar keributan tersebut pun bergegas menemui Nurbaya takut jika terjasi sesuatu, namun naas ia terpeleset dan ditemukan sudah tidak bernyawa lagi. Nurbaya pun merasa sedih dan meminta cerai dari Datuk dan untuk sementara waktu ia tinggal dahulu bersama saudaranya Alimah. Samsulbahri pun akhirnya segera meninggalkan Padang dan kembali ke Jakarta. Dan tak berapa lama kemudian Nurbaya pun berniat melarikan diri ke Jakarta dengan bantuan dari Pak Ali. Namun ternyata perjalanannya tersebut dimata-matai oleh pendekar pendekar Datuk Meringgih. Maka disusunlah siasat oleh Datuk agar sesampainya di Jakarta Nurbaya dipulangkan kembali. Nurbaya pun kembali dan menetap bersama Alimah dan suatu ketika ia membeli makanan dan ketika ia memakannya ia keracunan dan nyawanya tidak tertolong. Rupanya hal tersebut merupakan perbuatan jahat dari Datuk Meringgih dan pendekar-pendekarnya. Samsulbahri yang kemudian mendengar kabar tersebut pun merasa sangat sedih hingga ia memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri dengan pistol dan dinyatakan meninggal. Tetapi sesungguhnya Samsul tidaklah meninggal karena ternyata ia masih sempat tertolong namun atas permintaanya kepada dokternya agar ia dianggap sudah meninggal. Ia kembali ke Padang dan membalaskan semua dendamnya terhadap Datuk Meringgih. Di hutan ia bercekcok dengan Datuk, Datuk yang mengetahui bahwa Samsul masih hidup pun merasa terkejut. Tanpa banyak waktu Samsul pun bersiap menembak Datuk, namun saat tembakan tersebut dilepaskan dengan sigap Datuk Meringgih mengibaskan senjatanya kepada Samsul sehingga keduanya pun jatuh terkapar. Datuk Meringgih dinyatakan telah meninggal dunia sedangkan Samsul masih sempat dibawa ke dokter namun ketika ayahnya Sutan Mahmud datang ia menghembuskan nafas terakhirnya. Dan seiring berjalannya waktu pun Sutan Mahmud pun meninggal akibat kesedihannya tersebut. Makam mereka pun berjejer menjadi satu. Inilah kisah Nurbaya dan Samsulbahri, kisah percintaan yang tak pernah sampai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuesioner Evaluasi Jatuh
    Kuesioner Evaluasi Jatuh
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Evaluasi Jatuh
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen6 halaman
    Asma
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Vocab 7
    Vocab 7
    Dokumen1 halaman
    Vocab 7
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Bundle R
    Bundle R
    Dokumen1 halaman
    Bundle R
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Vocab 2
    Vocab 2
    Dokumen1 halaman
    Vocab 2
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Vocab 4
    Vocab 4
    Dokumen1 halaman
    Vocab 4
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Bundle B
    Bundle B
    Dokumen2 halaman
    Bundle B
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Bundle Aa1
    Bundle Aa1
    Dokumen1 halaman
    Bundle Aa1
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Sangkuriang
    Sangkuriang
    Dokumen3 halaman
    Sangkuriang
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • PUISI
    PUISI
    Dokumen1 halaman
    PUISI
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Sandiwara Politik
    Sandiwara Politik
    Dokumen1 halaman
    Sandiwara Politik
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Sangkuriang
    Sangkuriang
    Dokumen3 halaman
    Sangkuriang
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Minat Baca Siswa Rendah
    Minat Baca Siswa Rendah
    Dokumen1 halaman
    Minat Baca Siswa Rendah
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Vocab
    Vocab
    Dokumen1 halaman
    Vocab
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Bundle B - Vocabulary
    Bundle B - Vocabulary
    Dokumen2 halaman
    Bundle B - Vocabulary
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat
  • Hoegeng Iman Santoso
    Hoegeng Iman Santoso
    Dokumen12 halaman
    Hoegeng Iman Santoso
    Helin Yovina
    Belum ada peringkat