(FSH, LH) dengan bertambahnya usia dan fungsinya menurun. Tidak meresponnya ini disertai dan disebabkan oleh habisnya folikel promodial sehingga ovarium tidak mensekresi progesteron. Uterus dan vagina secara bertahap menjadi atropi karena efek umpan balik negatif estrogen dan progesteron berkurang, sekresi FSH dan LH meningkat ke kadar tinggi. Manusia mengalami berhenti haid (menopause) pada usia sekitar 45-55 tahun. Ereksi dan Ejakulasi Proses Ereksi Adanya pengaruh erotik, rangsang parasimpatik menyebabkan relaksasi otot polos dan pembuluh helisina menjadi lurus, lumennya membesar sehingga darah bebas dari arteria helisina masuk ke dalam ruang-ruang kavernosa sampai penuh terisi darah. Korpora kavernosa menjadi tegang dan membengkak. Karena tekanan pada aliran venosa di korpus spongiosus lebih kecil dan tunika albugenia tidak begitu kuat, daerah ini tidak begitu tegang dan uretra tetap terbuka sehingga memungkinkan cairan semen keluar pada waktu ejakulasi. Ejakulasi merupakan reflek spinalis dengan 2 bagian yaitu emisi (gerakan semen ke uretra) dan ejakulasi sebenarnya (dorongan semen keluar uretra) pada waktu orgasme. Proses Ejakulasi
Ejakulasi merupakan reflek spinalis dengan 2 bagian, yaitu emisi ( gerakan semen ke uretra ) dan ejakulasi sebenarnya ( dorongan semen keluar uretra) pada waktu orgasme. Pada akhir kegiatan seksual, penis kembali lemas melalui proses yang disebut detumesens. Semen terdiri dari spermatozoa dan cairan yang dihasilkan dari seluruh kelenjar kelamin dan saluran kelamin. Sedangkan semen merupakan cairan keputihan yang setiap mililiternya terdapat 100 juta spermatozoa. Setiap ejakulasi berkisar 3 ml (300 juta spermatozoa)