Anda di halaman 1dari 4

Di Dalam Sunnah Rasulullah SAW Terdapat Kebahagiaan

Kalimah merupakan kalimah iman. Keduanya harus ada dalam diri

merupakan bukti ketaatan kepada Allah, meyakini bahwa tiada seorang muslim. Kalimah yang berkuasa melainkan Allah SWT, merasa dirinya adalah hamba Allah, tinggal di bumi Allah, di bawah langitnya Allah, dilihat oleh Allah, diawasi oleh Allah, akan timbul perasaan takut kepada Allah. Di dalam at dirinya ada perasaan bahwa tidak ada perkara yang lebih berbahaya melebihi murkanya Allah, tidak ada perkara yang lebih menguntungkan melebihi Ridhonya Allah. Dalam hati orang beriman akan selalu ih berharap kepada Allah, berdoa kepada Allah, minta ampun pada Allah karena takut / kuatir dosadosa dosanya akan menjadi murkanya Allah. Kalimah merupakan bukti ketaatan kepada baginda Rasulullah SAW. Allah SWT baginda

berfirman: Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan (kebahagiaan) yang besar (surah Al Ahzab:71) Maksud dari kalimah adalah: meyakini di dalam hati bahwa satu satu-satunya jalan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah hanya dengan mengikuti contoh Rasulullah SAW. Selain cara/jalan yang dituntunkan oleh Rasulullah maka tidak akan sampai kepada Allah. Allah SWT berfirman:

ummatmu): benar) Katakanlah (wahai Muhammad kepada ummatmu) "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu." Allah Maha Pengampun lagi , dosa-dosamu." Maha Penyayang (surah ali Imron:31). Imron:31) Kecintaan Allah terletak pada jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW (as Sunnah) Dalam ayat lain,

asul terimalah. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya (surah al ; hukuman Hasyr:7)

Perhatikanlah hadits Nabi SAW di bawah ini:

Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, Semua umatku akan masuk syurga kecuali yang enggan para sahabat bertanya Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan? beliau menjawab Siapa yang taat kepadaku, maka ia masuk syurga, dan barangsiapa yang ingkar kepadaku, maka sesunggunya dialah yang enggan (HR Bukhari)

Dari Abdullah bin Amr r.huma berkata Rasulullah SAW bersabda, Tidak beriman (dengan sempurna) seseorang diantara kalian, sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaran yang aku bawa (HR al Baghawi)

Dari Anas bin Malik ra. berkata Rasulullah SAW telah bersabda padaku Wahai anakku, jika kamu mampu menahan hatimu dari rasa dengki kepada seseorang pun pada pagi hingga sore hari maka lakukanlah! kemudian beliau bersabda lagi Wahai anakku, yang demikian itu adalah sunnahku, barangsiapa menghidupkan sunnahku sungguh dia cinta padaku dan barangsiapa yang mencintaiku maka akan bersamaku di dalam syurga (HR Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra dari Nabi SAW beliau bersabda Barangsiapa yang berpegang teguh kepada sunnahku ketika rusaknya ummatku, maka baginya pahala mati syahid (HR Thabrani)

Dari Malik bin Anas rahimahullah sesungguhnya telah sampai berita padanya bahwa Rasulullah SAW bersabda Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua perkara yang mana kalian sekali-kali tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya (yaitu) kitab Allah dan sunnah NabiNya (HR Imam Malik) Dibalik sunnah Nabi ada kejayaan. Apabila kita menghitung jumlah huruf dalam kalimah iman maka akan kita dapati jumlahnya 12 huruf pada kalimah dan 12 huruf pula pada kalimah . Maksudnya adalah selama 12+12=24 jam dalam sehari semalam hendaklah kita IAIN = Ikut Allah Ikut Nabi dan bukan Ikut Akal Ikut Nafsu. Pertanyaan yang sering terlontar adalah Apa yang dimaksud dengan sunnah itu? Terkadang kita sering tertukar dengan pengertian sunnah sebagai hukum fikih disamping fardhu, wajib, mubah sehingga kita menganggap ringan perkara sunnah yaitu bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa. Sedangkan sunnah yang dimaksud di sini adalah contoh tauladan Rasulullah. Sunnah adalah segala pebuatan Nabi, perkataan Nabi dan diamnya Nabi tanda menyetujui perbuatan sahabat-sahabatnya. Dalam pengertian ini, sunnah menjadi begitu penting, bila dilaksanakan akan mendapatkan kecintaan Allah, ampunan Allah dan memperoleh kejayaan dunia akhirat (surah ali Imron:31) dan jika ditinggalkan akan menyebabkan kesengsaraan, kecelakaan dan kehinaan di dunia dan akhirat. Ulama ada yang mengelompokkan sunnah menjadi tiga: suroh, siroh dan sariroh Suroh adalah gambaran/penampilan Nabi, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bagaimana pakaian Nabi, penampilan Nabi seperti nabi memanjangkan janggut dan merapikan kumis, memotong kuku, berkhitan dll. Siroh adalah perjalanan hidup Nabi, keseharian Nabi, 24 jam kehidupan Nabi, mulai bangun tidur hingga tidur kembali dan di dalam tidurnya itu sendiri bagaimana kita senantiasa mengikuti contoh Nabi. Bagaimana ketika Rasulullah bangun dari tidur, apa yang dilakukan beliau ketika waktu sepertiga malam terakhir, ketika waktu subuh, ketika pagi, siang, sore dan malam, semua adalah teladan yang bila kita ikuti maka akan mendatangkan kecintaan Allah. Bagaimana cara bermuamalah (jual beli, hutang piutang), cara bermuasyarah (hubungan dengan keluarga, orang tua, tetangga, bermasyarakat), cara makannya Nabi, cara tidurnya, semua mendatangkan kecintaan Allah dan janji mendapatkan ampunanNya. Sariroh adalah fikir dan kerisauan baginda Rasulullah SAW. Apa yang dirisaukan Nabi? Nabi senantiasa memikirkan dan merisaukan keadaan ummatnya, jangan sampai ada di kalangan ummatnya yang masuk ke dalam neraka. Hingga pernah suatu saat Nabi bersabda aku ingin menyuruh pemuda-pemuda untuk

mengumpulkan kayu bakar dan akan kupergi dari rumah ke rumah mendatangi orang yang tidak berjamaah di masjid tanpa udzur (alasan yang diterima syariat) dan aku bakar dengan rumah mereka. Bunyi lengkapnya hadits tersebut adalah sebagai berikut,

Karena Rasulullah sangat menguatirkan keadan ummatnya, jangan sampai ada ummatnya yang celaka. Sebagaimana seorang ibu yang melihat anaknya yang masih kecil berjalan kearah unggunan api, tentu sang ibu akan berupaya agar anaknya tidak masuk ke dalamnya, maka dipegang anaknya itu erat-erat walaupun sang anak meronta bahkan memukuli muka ibunya. Demikian perjuangan baginda Nabi dalam menyampaikan risalah dari Allah SWT, seringkali ummatnya yang tidak mengetahui hakikat kehidupan akhirat justeru menentang perjuangan beliau, mencaci maki beliau bahkan memerangi beliau, tetapi dengan kesabaran Rasulullah malah mendoakan mereka dengan kebaikan dan hidayah. Sehingga orang seperti Umar bin Khottob yang pada mulanya benci kepada Nabi bahkan ingin membunuh Nabi, dengan sebab doa Nabi maka Umar mendapat hidayah. Kemudian Umar bin Khottob menjadi pengikut dan pembela Nabi bahkan menjadi Khalifah setelah Abu Bakar as Siddiq. Bahkan ulama mengatakan kerisauan Nabi SAW tidak hanya ketika beliau hidup di dunia saja tetapi hingga nanti di hari akhirat. Ketika manusia semua kebingungan di hari hisab, meminta syafaat kepada semua nabi-nabi, tetapi para nabi itu menjawab Nafsi Nafsi , namun ketika berjumpa dengan Rasulullah, beliau memanggil mereka ummatii ummatii.. Rasulullah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk memberikan syafaat kepada ummatnya. Hingga saat manusia menyeberangi titian shirot pun Rasulullah mendoakan agar ummatnya terselamat Allohumma ya Robbii salim salim. Demikianlah kasih sayang Rasulullah SAW kepada ummatnya. Semoga kita diberi taufik oleh Allah SWT untuk dapat mengikuti jejak perjuangan baginda Rasulullah SAW dan dapat memperoleh syafaatnya pada hari hisab kelak.

Sonny Widiarto, S.Si., M.Sc. Plt. Kepala Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumen Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Lampung swidiarto@unila.ac.id http://staff.unila.ac.id/sonnywidiarto/

Anda mungkin juga menyukai