Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS OBGIN

Identitas Pasien Nama Usia : Ny. FE : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jln. Hang Tuah. Tualang.

Anamnesis Keluhan Utama RPS : Keluar air dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu : Keluar air dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu Air yang keluar banyak Nyeri perut menjalar ke ari-ari (-) Keluar darah dari kemaluan (-) 1 bulan yang lalu di USG hasilnya Plasenta Previa HPHT 18 november 2011 RPD RPK Riwayat menstruasi :::-

Riwayat kontrasepsi : Riwayat kehamilan : Anak pertama laki-laki usia 6 tahun Berat lahir 2700 gram Lahir dengan Sectio Caesaria Riwayat kebiasaan :-

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign : tampak sakit sedang : CMC : Tekanan darah Nadi : 110/70 : 84x/menit

Pernafasan Suhu Kepala Mata

: 22x/menit : 36,6 C

: konjungtiva : tidak anemis Sklera : tidak ikterik

THT Leher Torak

: DBN :: Paru : Vesikuler kanan kiri Ronki : (-) Wheezing (-) Jantung : Bj 1 > Bj 2 : Pertengahan pusat Prosesus Xiphoideus : Punggung kanan. DJJ 156x/menit

Abdomen

: Leopold I Leopold II

Leopold III : Teraba masa bulat Leopold IV : Belum masuk PAP Genitalia : VT tidak dilakukan

Ekstremitas

: Udem (-) Akral hangat CRT < 2 detik

Tindakan : Observasi Infus RL 20 tpm Antibiotik pycin 195/IV Pemeriksaan Penunjang : Laboratosium : DBN USG : Plasenta previa Diagnosis : G2P1A0Hi gravid 37-38 minggu + KPD + Plasenta Previa Tatalaksana : Sectio Caesaria

TEORI Definisi a. Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir, (prae: didepan; vias: jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian osium internum. Implantasi plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. b. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. c. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya subnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir.

Faktor Predisposisi 1. Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun). 2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atrofik dan inflamatorotik. 3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC, Kuret, dll). 4. Chorion leave persisten. 5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi. 6. Konsepsi dan nidasi terlambat. 7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

Klasifikasi plasenta previa Plasenta previa dibagi kedalam tiga bagian yaitu: 1. Plasenta previa totalis: seluruh internum tertutup oleh plasenta. 2. Plasenta previa lateralis: hanya sebagian dari ostium tetutup oleh plasenta.

3. Plaseta previa marginalis: hanya pada pingir ostium terdapat jaringan plasenta. 4. plasenta letak rendah : berada pada segmen bawah rahim Dari klasifiskasi tersebut yang sama sekali tidak dapat melahirkan pervaginam yaitu plasenta previa totalis seperti terdapat dalam gambar berikut :

Gejala Klinis 1 Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar. 2 3 Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak janin. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. 4 Janin biasanya masih baik.

Pemeriksaan Diagnostik 1. Anamnesis.Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit. 2. Pemeriksaan Luar. Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.

3. Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai. 4. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi. Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri. 5. Pemeriksaan Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah. 6. Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis.

Penatalaksanaan Plasenta Previa a. Terapi ekopektif 1. Tujuan terapi ekopektif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servikalis. Upaya diagnosis dilakukan secara non-infansif pemantauan klinis dipantau secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekopektif: o Kehamilan preterm dan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti. o Belum ada tanda-tanda inpartu. o Keadaan umum ibu cukp baik. o Janin masih hidup. 2. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotic profilaksis. 3. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui inplantasi plasenta, usia kehamilan, profil biofisik, letak dan presentasi janin. 4. Berikan tokolitik jika ada kontaraksi. o MgSO4 4 grm iv dosis awal dilanjutkan 4grm setiap 6 jam.

o Betametason 24 mg iv dosis tunggal untuk pematangan paru janin. 5 Uji pematangan paru janin dengan tes kocok(bubble tes) dan hasil amniosentesis. 6 Bila setelah usia kehamilan diatas 24 minggu, plasenta masuh berada disekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat janin. b. Terapi aktif 1. Wanita hamil diatas 2 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksanakan secara aktif tanpa memandang maturnitas janin. 2. Untuk diagnosis plasenta previa dan menetukan cara menyelesaikan persalinan, setelah semua persyaratan terpenuhi, lakukan PDMO jika: o Infuse atau tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap. o Kehamilan 37 minggu (BB 2500 grm) dan inpartu. o Janin telah meniggal atau terdapat anomaly kongenital mayor (misal: anensefali). o Perdarahan dengan bagian bawah janin telah jauh melewati pintu atas panggul (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar). Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah: Seksio sesarea a. Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tidak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilaksanankan. b. Tujuan seksio sesarea. o Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. o Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervaginam. c. Lakukan perawatan lanjut paska bedah termaksud pemantauan perdarahan, infeksi dan keseimbangan cairan masuk, keluar.

Bahaya untuk ibu pada plasenta previa 1. Syok hipovolemik 2. Infeksi sepsis 3. Emboli udara 4. Kelainan koagulopati 5. Kematian Bahaya untuk janin pada plasenta previa 1. Hipoksia 2. Anemi 3. Kematian

Anda mungkin juga menyukai