Anda di halaman 1dari 6

MATERI INTI 5 POKOK BAHASAN 4

KERANGKA KONSEP HUBUNGAN PEMERINTAH DAN SWASTA SERTA KEBIJAKANNYA

Suatu kerangka kerja diperlukan untuk berpikir strategis tentang hubungan pemerintah dan swasta, serta kebijakan kesehatan sektor swasta. Salah satu yang dianjurkan adalah Kerangka Kerja dari Harding-Montagu-Preker. Kerangka Kerja Harding-MontaguPreker ini memberikan acuan yang memudahkan kita berpikir dalam menentukan strategi apa yang paling tepat berikut instrument kebijakannya. Kerangka Kerja ini berawal dari goal (tujuan) apa yang ingin dicapai atau masalah apa yang ingin dipecahkan. Dari aspek sistem kesehatan, umumnya ada 3 tujuan atau masalah yang terkait dengan distribusi, efisiensi, dan mutu pelayanan. Sesuai dengan trend terakhir yang berkembang (pokok bahasan sebelumnya), pemerintah dan sektor swasta mulai berbagi peran untuk mengatasi masalah atau untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Meskipun demikian, upaya melibatkan sektor swasta tidak bisa dilakukan begitu saja. Salah satu kendala yang ada adalah kurang diketahuinya kapasitas sektor swasta oleh pemerintah. Oleh karena itu perlu dilakukan dahulu PHSA (Private Health Sector Assessment atau assessment sector swasta di bidang kesehatan). Tujuan PHSA ini adalah untuk mendapatkan informasi, identifikasi kebutuhan tambahan, dan atau studi mendalam. Hal-hal penting yang perlu diketahui adalah apa saja kegiatannya; siapa pemiliknya; bagaimana jenis pelayanannya (formal atau informal), dan lain-lain. Salah satu kajian rinci tentang situasi kesehatan di sektor swasta di Indonesia telah dilakukan USAID (2009) sebagaimana telah disampaikan dalam sub pokok bahasan sebelumnya.

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Kerangka Kerja dari Harding-Montagu-Preker: Overview


Goal Fokus
Sektor Swasta PHSA Mendapatkan informasi Identifikasi kebutuhan tambahan Studi mendalam Distribusi
(equity)

Assessment

Strategi

Grow (Tumbuhkan)

Kegiatan RS Primary Health Care Lab Diagnostik Produser / Distributor Kepemilikan Perusahaan For-profit Perusahaan kecil For-profit Non-profit charitable Formal/ Informal

Harness (Manfaatkan)

Efisiensi Mutu Pelayanan

Convert (Alihkan)

Restrict (Batasi)

Sektor Publik

Source:Adapted from Harding & Preker, Private Participation in Health Services, 2003.

Gambar 1. Kerangka Kerja dari Harding-Montagu-Preker Berdasarkan hasil PHSA, secara teoritis akan diperoleh 4 situasi kapasitas sektor swasta yaitu: (1) sektor swasta yang telah berfungsi baik; (2) sektor swasta yang telah eksis tetapi menghadapi berbagai kendala seperti tidak berpartisipasi dalam surveilans penyakit, mutu yang dipertanyakan, dan perilaku monopolistik; (3) sektor swasta yang siap mengambilalih peran pemerintah; dan (4) sektor swasta yang sangat dominan. Masing-masing kategori berdasarkan kapasitas ini memerlukan strategi yang berbeda untuk melibatkannya dalam pelayanan kesehatan. Strategi dasar yang dianjurkan ada 4 yaitu: (1) tumbuhkan (growth); (2) manfaatkan (harness); (3) alihkan (convert); dan (4) batasi (restrict).

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Strategi tumbuhkan (growth) adalah strategi untuk mendorong provider swasta untuk mengembangkan pelayanannya, dan pasien atau area yang dilayani, yang dapat mendukung tujuan program. Strategi manfaatkan (harness) adalah strategi untuk mengambil manfaat dari keberadaan provider swasta. Strategi alihkan (convert) adalah strategi untuk mengalihkan penyediaan pelayanan dari sektor publik ke sektor swasta dengan tujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi, atau kualitas. Strategi batasi (restrict) adalah strategi untuk membatasi peran sector swasta. Hal ini dapat terjadi jika sektor swasta sangat dominan tapi membahayakan seperti halnya para penjual obat antibiotik dan anti malaria yang tak terlatih di Kamboja.

Kerangka Kerja: Instruments


Grow (Tumbuhkan)
Sektor swasta yang telah berfungsi baik dapat berkontribusi lebih melalui ekspansi seperti:
LSM? ORS producers? RS Perusahaan? Lab Diagnostik Farmasi Bidan

Harness (Manfaatkan)
Banyak sektor swasta yang ada dengan berbagai masalah
Tidak berpartisipaso dalam surveilans penyakit Kualitas dipertanyakan Perilaku Monopolistick

Convert (Alihkan)
Pemerintah beralih dari membiayai ke membeli
Dari Asuransi Kesehatan Nasional ke sistem asuransi kesehatan sosial

Private Health Sector Situation

Dapat ditingkatkan untuk


Melayani populasi tertentu Menyediakan pelayanan penting

Dapat meningkatkan sumber daya swasta untuk mengembangkan/meningk atkan pelayanan yang dilakukan pemerintah saat ini
Investasi, penyelenggaraan, atau manajemen Kemitraan Publik Swasta

Dapat ditingkatkan dengan man. aktif

Policy and Programmatic Instruments


Regulasi Contracting Pelatihan/Informasi Pemasaran Sosial Social franchising Informasi ke pasien Demand-side (incl.Vouchers) EQA / Akreditasi Transaksi Kemitraan Publik Swasta Menciptakan lingkungan yang kondusif

Source:Adapted from Harding & Preker, Private Participation in Health Services, 2003.

Gambar 2. Kerangka Kerja Kebijakan dan Instrumennya

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Strategi yang tepat tidaklah cukup. Strategi akan bisa diimplementasikan jika disertai instrument kebijakan yang tepat. Dalam hal ini (Gambar 2) ada sejumlah instrument kebijakan yang bisa dipilih yaitu regulasi, contracting, pelatihan/informasi, pemasaran sosial, social franchising, informasi ke pasien, demand-side, akreditasi, transaksi kemitraan public-swasta, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Pilihan strategi tumbuhkan (growth) dapat menggunakan instrumen kebijakan mengurangi hambatan untuk investasi dan/atau registrasi fasilitas medis swasta. Instrumen kebijakan ini dapat digunakan untuk menumbuhkan sektor swasta, karena itu dapat menjadi benchmarking bagi provider pemerintah, dan membuka kesempatan bagi contracting out ketika kapasitas pemerintah terbatas. Pilihan strategi perkuat (harness) dapat menggunakan instrument kebijakan pemasaran sosial dan social franchising. Keduanya membuka kesempatan untuk meningkatkan sumber daya yang ada di sektor swasta dan menggunakannya untuk mengembangkan akses demi keuntungan pelayanan kesehatan publik yang disubsidi. Pilihan strategi alihkan (convert) dapat menggunakan instumen kebijakan transaksi kemitraan pemerintah swasta. Dalam hal ini pemilik baru (swasta) mungkin dikontrak pemerintah untuk melanjutkan pelayanan kesehatan publik dengan menggunakan aset publik sebelumnya. Selain itu dapat juga menggunakan instrumen kebijakan privatisasi. Dalam hal ini pemilik baru (swasta) mungkin diijinkan tapi tidak diwajibkan untuk menyediakan pelayanan kesehatan publik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seperti di sektor publik, kebijakan yang baik terhadap sektor swasta harus dikembangkan secara stratejik. 1. Apa goal-nya? (penyakit? Kelompok populasi? Daerah?) 2. Siapa providernya/ penjualnya/ produsernya? 3. Dengan instrumen kebijakan apa? Kerangka Kerja logis pemilihan strategi Ada 6 langkah yang dianjurkan dalam pemilihan strategi yaitu: 1. Menetapkan masalah/tujuan 2. Identifikasi aktor-aktor swasta yang relevan 3. Penilaian kegiatan sektor swasta saat ini 4. Identifikasi perubahan perilaku yang diinginkan 5. Seleksi strategi untuk merubah perilaku 6. Implementasi strategi.

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Logical Framework Strategy Selection


1 2 3 Current Activities Assessed
Analisa kegiatan provider Tools termasuk: wawancara provider / surveys Identifikasi kesenjangan antara saat ini dengan perilaku seharusnya

Problem/ Relevant Objective Private Actors Defined Identified


Masalah Kesehatan spesifik, contoh: oCakupan imunisasi rendah oOutcome TB buruk oKurang pelayanan di daerah pedesaan oTarget populasi (bayi; penderita TB;) Analisa Perilaku mencari pengobatan dari target populasi Tools termasuk survey utilisasi, FGD Identifikasi aktor swsata utama

Desired Strategy for Behavior Changing Strategy ImpleChanges Behavior mented Identified Selected
Kesenjangan dari langkah 3 digunakan untuk merinci perubahan perilaku yang diinginkan Memilih strategi paling tepat untuk menumbuhka n perilaku yang diinginkan Implementasi menghilangkan hambatan yang teridentifikasi Rencanakan untuk mengatasi tantangan Finaslisasi rincian dan logistik implementasi

Gambar 3. Kerangka kerja logis pemilihan strategi

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Berpikir stratejik tentang instrument kebijakan Setelah ditentukan apa instrument kebijakan yang akan diterapkan, yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah kapan itu mulai diimplementasikan, dan untuk siapa instrument itu ditujukan. Selain itu harus dipikirkan pula: Bagaimana cara kerjanya spesifikasinya? Perilaku siapa yang ditargetkan harus diubah? Bagaimana motivasi untuk berubah? Bagaimana perubahan akan berkontribusi terhadap tujuan? Provider atau produser mana yang efektif dalam mempengaruhi perubahan? Goal apa yang dapat menjadi kontribusi mereka? Apa peran pemerintah dalam implementasi kebijakan? Kebijakan lain apa yang akan dibutuhkan Pihak-pihak mana yang dibutuhkan untuk terlibat?

Materi Inti 5: Jejaring/Kemitraan Swasta Dan Pemerintah Pokok Bahasan 4. Kerangka Konsep Hubungan Pemerintah Dan Swasta Serta Kebijakannya

Anda mungkin juga menyukai