Meteran dan benang, sekop dan cangkul Palu dan paku, semen dan pasir Kayu dan bata, tangga dan tali Inilah perkakas robot-robot kuli bangunan
Demi sesuap nasi, secangkir kopi, sebatang rokok Ku rela bakar kulitku di bawah terik matahari Ku rela bermandikan keringat Untung saja tubuh ini sabar kubanting demi perut Takdir atau kebodohan ini tak jadi soal bagiku
Inilah hidupku yang indah dan tak dimiliki orang lain Pekerjaan tertua ini harus ku jalani, Tertua dari seluruh pekerjaan yang ada Tapi aku sadar tanpa robot-robot hitam ini Mustahil gedung pencakar langit itu ada
Rasa syukurku tak bisa ku lupakan Kau telah beri aku jalan yang mulia ini
Jalan kehidupan yang bisa menjauhkan aku dari kesesatan Aku rela tubuh ini berlumurkan lumpur dan semen Asalkan jangan berlumurkan dosa Terima kasih Tuhan
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang tak mau hasil karyanya kusam seperti wajahnya
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang menginginkan karyanya indah untuk dilihat
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang tak memiliki hasil karyanya
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang menciptakan tugu-tugu dan prasasti-prasasti
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang tidur digubuk kayu sortiran bekas bangunan tua
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Yang tak kenal lelah memperbaiki kota
Robot-robot hitam sang kuli bangunan Pahlawan yang diupah sesuap nasi