Anda di halaman 1dari 22

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA ANGGOTA : NISYA ANDESITA TONY CAHYONO ADIPURA ISTIA ARISANDY ELMI CITRA IRAWAN FIRYAL AFIFAH JUANDA KARINA DANISHA INDRI KARNO EMA YUANDA BAMBANG SETIA BUDI I1B110008 I1B110015 I1B110024 I1B110017 I1B110040 I1B110203 I1B110205 I1B110209 I1B110217

JUDUL

PNEUMONIA

Banjarbaru, 18 Desember 2012 Dosen Pengampu/Tutor

Devi Rahmayanti, S.kep Ns

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ................... 1 DAFTAR ISI .............. 2 BAB I. PENDAHULUAN ................. 3 SKENARIO (LBM)................ 3 ANALISA KASUS .................

1. LANGKAH 1 ................. 2. LANGKAH 2 ......................................................................................................... 3. LANGKAH 3 ......................................................................................................... 4. LANGKAH 4 ......................................................................................................... 5. LANGKAH 5 ......................................................................................................... BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................. BAB III. PENUTUP ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. SKENARIO (LBM 4)

PNEUMONIA

An. Rifqi (6 bulan) digendong ibunya ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas dan batuk. Saat diperiksa Ns Rani didapatkan respirasi rate 52x/menit. Klien susah minum/menyusu pada ibunya. Ibu klien tampak cemas saat datang ke Puskesmas. Dokter juga menegakkan diagnose medis pneumonia. Maka Ns. Rani pun menentukan klasifikasi dengan MTBS. Masalah keperawatan yang diangkat Ns. Rani adalah tentang status respiratorius dan kemampuan untuk menyusu. Selain itu Ns Rani juga memberikan penyuluhan tentang factor resiko pneumonia pada saat keluargamu mau pulang. 1.2. ANALISA KASUS

1.

LANGKAH 1 Klarifikasi Istilah Puskesmas Sesak nafas Batuk Respirasi rate Cemas Pneumonia Klasifikasi MTBS Status respiratorius Factor resiko

2.

LANGKAH 2 Membuat Daftar Masalah

3. LANGKAH 3 Analisis Masalah

4. LANGKAH 4 Problem Tree PNEUMONIA

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGIS

TANDA DAN GEJALA

MANIFESTASI KLINIS

PENATALAKSANAAN

MEDIS

KEPERAWATAN

ASKEP

5. LANGKAH 5 Sasaran Belajar Kenapa pneumonia banyak terjadi pada anak-anak, penanganan pada dewasa dan anak-anak seperti apa ? Kenapa klien susah untuk menyusui ? Diagnosa banding untuk penyakit pneumonia ? Asuhan keperawatan yang dapat di tegakkan ? Pengobatan pada penyakit pneumoni ? Sejauh mana program MDTS di indonesia dan strategi seperti apa yang di guanakan ? Intervensi keperawatan seperti apa yang di gunakan untuk masalah menyusui klien ? Pendidikan keluarga yang dapat di gunakan ? Epidemiologi penyakit pneumonia ? Respirasi Rate normal pada semua umur ? Klasifikasi pneumonia ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negaranegara Eropa. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa. Pneumonia sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu. Pneumonia menyebabkan infeksi paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel. Mengingat tentang bahaya penyakit pneumonia maka perawat harus tahu apa Pneumonia itu dan bagaimana cara merawat pasien dengan penyakit Pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem pernapasan dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk

menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau dari

parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik

paruparu,atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol. Gejala khas yang berhubungan dengan pneumonia meliputi batuk,nyeri dada demam,dan sesak nafas.Alat diagnosa meliputi sinar-x dan pemeriksaan sputum.Pengobatan tergantung penyebab dari pneumonia; pneumonia kerena bakteri diobati dengan antibiotika. Pneumonia merupakan penyakit yang umumnya terjadi pada semua kelompok umur, dan menunjukan penyebab kematian pada orang tua dan orang dengan penyakit kronik.Tersedia vaksin tertentu untuk pencegahan terhadap jenis pnuemonia.Prognosis untuk tiap orang berbeda tergantung dari jenis pneumonia, pengobatan yang tepat,ada tidaknya komplikasi dan kesehatan orang tersebut. Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997) Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering

dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut,kurang nafsu makan dan sakit kepala. Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi.

B. Pembahasan 2.1 Definisi Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Di dalam buku Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita, disebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4) Klasifikasi pneumonia antara lain: 1. Pneumonia Lobaris Penyakit pneumonia dimana seluruh lobus ( biasanya 1 lobus ) terkena infeksi scara difusi. Penyebabnya adalah streptococcus pneumonia. Lesinya yaitu bakteri yang dihasilkannya menyebar merata ke seluruh lobus. 2. Bronchopneumonia

Pada Bronchopneumonia terdapat kelompok-kelompok infeksi pada seluruh jaringan pulmo dengan multiple focl infection yang terdistibusi berdasarkan tempat dimana gerombolan bakteri dan debrisnya tersangkut di bronchus. Penyebab utamanya adalah obstruksi bronchus oleh mukus dan aspirasi isi lambung lalu bakteri terperangkap disana kemudian memperbanyak diri dan terjadi infeksi pada pulmo. Bronchopneumonia terbagi menjadi 2 subtipe,yakni: a. Pneumonia aspirasi Mekanisme infeksi terjadi saat partikel-partikel udara membawa bakteri masuk ke paru-paru. Banyak terjadi pada pasien-pasien post operasi dan pasien-pasien dengan kondisi yang lemah. b. Pneumonia intertitialis Reaksi inflamasi melibatkan dinding alveoli dengan eksudat yang relatif sedikit dan sel-sel lekosit poli-morfo-nuklear dalam jumlah yang relatif sedikit. Pneumonia intertitialis biasanya ada kaitannya dengan infeksi saluran pernapasan atas. Penyebabnya adalah virus ( influenza A dan B, respiratory syncytial virus, dan rhino virus ) dan mycoplasma pneumonia. Di indonesia terjadi kasus 40-60%, WHO menetapkan terjadi sebesar 19 % telah terjadi pada anak-anak. Di kalimantan selatan khususnya banjarmasin, terjadi 1.409 orang di 22 puskesmas. WHO menyatakan pneumoni merupakan penyebab utama kematian pada anak. Karena pada anak-anak sistem imun yang terbentuk belum sempurna, dan anak termasuk kelompok yang rentan gizi oleh karena itu asupan nutrisi yang kurang juga dapat memperparah keadaan. Kelompok anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan lahir normal, maka dari itu anak-anak lebih sering terkena pneumonia. Klasifikasi : 1. Kurang dari 2 bulan di klasifikasikan : Berat : terdapat kejang-kejang, suhu tubuh yang meningkat, frekuensi pernafasan yang meningkat. Bukan pneumoni : Frekuensi pernafasan kurang dari 60 kali / menit 2. 2 Bulan- kurang dari 5 tahun : Sangat berat : Batuk, sianosis dan kejang-kejang Berat Pneumoni Bukan pneumoni

Pneumoni presisten

3. Umum (Depkes) : Anatomis Etiologis 4. Zuldahlan : Radiologis Gejala klinis 5. Dr. Ivan : Klinis dan epidemiologi Etiologi : Virus dan bakteri Radiologis Luasnya infeksi

2.2 Etiologi Penyebab pneumonia bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi dengan sumber utama: bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan senyawa kimia maupun partikel. a. Pneumonia oleh bakteri. Heiskansen et.al (1997) menjelaskan bahwa S. pneumoniae adalah jenis bakteri penyebab pneumonia pada anak-anak di semua umur berdasarkan komunitas penyakit pneumonia. Sedangkan M. pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae adalah penyebab utama pneumonia pada anak di atas umur 5 tahun. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, dan penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang paling berisiko. Anak-anak juga termasuk kelompok yang rentan terinnfeksi penyakit ini karena daya tahan tubuh yang masih lemah. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa S.pneumoniae diidentifikasikan sebagai agen etiologi pada 34 dari 64 pasien (53%) dan pada 34 dari 43 pasien (79%). S.pneumonia adalah pathogen teridentifikasi yang sering ditemukan pada pasien di segala usia walaupun

10

tidak ada hubungan antara usia dan kemungkinan jenis darah positif terinfeksi (Wall., et al: 1986). b. Pneumonia oleh virus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas (terutama pada anak). Namun, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. c. Pneumonia oleh Mikoplasma Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri walaupun memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan pada orang yang tidak menjalani pengobatan. Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Oleh karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut Atypical Pneumonia pneumonia yang tidak tipikal. Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang dunia II. d. Pneumonia jenis lainnya Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah salah satu contoh dari pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada banyak kasus. Namun, bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian. Rickettsia (golongan antara virus dan bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis) juga mengganggu fungsi paru.

2.3 Patofisiologi Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab

11

pada sebagian besar kasus.Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit. Virus Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya virus masuk kedalamparu-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan

hidung.setelahmasuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan kematiansel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.Ketika sistem imun (DL leukosit meningkat) merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.Kumpulan dari sel yang rusak dan cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah (terjadi pertukaran gas) .Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan oleh virus.Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh dan virus seperti vitus influensa,virus herpes syccytial jarang

respiratory(RSV),adenovirus

metapneumovirus.Virus

simpleks

menyebabkan pneumonia kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV). Bakteri Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur.Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu transportasi oksigen.

12

Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema.Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri atipikal.Penggunaan istilah Gram positif dan Gram negatif merujuk pada warna bakteri(ungu atau merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan Gram.Istilah atipikal digunakan karena bakteri atipikal umumnya mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain. Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering disebutpneumococcus adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab dari pneumonia adalah Staphylococcus aureus.Bakteri Gram negatif penyebab pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus influenzae,Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas

aeruginosa,dan Moraxella catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan mungkin memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma pneumoniae,dan

Legionella pneumophila. Jamur Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,Cryptococcus

neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya. Parasit Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan

13

menuju paru-paru,biasanya melalui darah.Terdapat seperti pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah satu tipe dari sel darah putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis.

2.5 Manifestasi Klinis Menurut Wahab (2000: 884, dalam skripsi Annisa Rizkianti) menyebutkan gambaran klinis pneumonia ditunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan retraksi dinding dada atau sering disebut tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing). Rizkianti menambahkan bahwa penyakit yang sering terjadi pada anak-anak ini ditandai dengan ciri-ciri adanya demam, batuk disertai nafas cepat (takipnea) atau nafas cepat. Gejala dan tanda pneumonia tergantung kuman penyebab, usia, status imunologis, dan beratnya penyakit. Gejala dan tanda dibedakan menjadi gejala umum infeksi (non spesifik), gejala pulmonal, pleural, dan ekstrapulmonal. Gejala-gejala tersebut meliputi: 1. demam 2. menggigil 3. sefalgia 4. gelisah 5. muntah, kembung, diare (terjadi pada pasien dengan gangguan gastrointestinal) 6. wheezing (pneumonia mikoplasma) 7. otitis media, konjungtivitis, sinusitis (pneumonia oleh streptococcus pneumonia atau Haemophillus influenza)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik 1. Sinar X Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih. 2. GDA Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.

14

3. JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun. 4. LED meningkat 5. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan komplain menurun. 6. Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah 7. Bilirubin meningkat 8. Aspirasi / biopsi jaringan paru Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotik. Pemeriksaan penunjang: 1. Rontgen dada; 2. Pembiakan dahak; 3. Hitung jenis darah; 4. Gas darah arteri. Diagnose Banding : 1. Kangker paru ditandai dengan limfosit yang meningkat pada cairan pleura 2. Empisema 3. Asma bronkial yang ditandai dengan paru yang basah, dan sedikit halus, pada bayi lebih dari 2 tahun 4. Bronkialais akut yang di tandai dengan paru basah dan kasar pada anak kurang dari 2 tahun 5. Infeksi paru akibat imobilisasi yang lama serta kelainan radiologi pada paru 6. Pleuritis eksudativa karena TB pada bayi 7. Gagal jantung Meningitis pada bayi

2.7 Penatalaksanaan 1. Indikasi MRS : a. Ada kesukaran nafas, toksis

b. Sianosis c. Umur kurang 6 bulan

d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema e. f. g. Diduga infeksi oleh Stafilokokus Imunokompromais Perawatan di rumah kurang baik

15

h.

Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral

2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik. 3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres 4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi. 5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selang nasogastrik. 6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal 7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi. 8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan

penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada perbaikan klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak dinyatakan sembuh. Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis penderita, hasil laboratoris, foto toraks dan jenis kuman penyebab : Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari

Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3. Dapat dipertimbangkan juga pemberian : Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik Karinii Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada pneumonia karena CMV Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada pneumonia karena jamur Imunoglobulin

a. Vaksin Saat ini ada 2 jenis vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumococcal conjugate (PCV13) dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Berikut tahap pemberian vaksin :

1. Bayi dan Anak di bawah Usia 2 Tahun a. PCV13 secara rutin diberikan kepada bayi sebagai rangkaian 4 dosis, satu dosis di setiap usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 sampai 15 bulan. Anak-anak yang

16

kehilangan tembakan mereka atau memulai seri nanti masih harus mendapatkan vaksin. b. Jumlah dosis yang dianjurkan dan interval antara dosis akan tergantung pada usia anak saat vaksinasi dimulai.

2. Anak-anak usia 2 sampai 5 Tahun Sehat anak-anak 24 bulan sampai 4 tahun yang tidak divaksinasi atau belum menyelesaikan seri PCV13 harus mendapatkan 1 dosis. Anak-anak 24 bulan sampai 5 tahun dengan kondisi medis seperti berikut ini harus mendapatkan 1 atau 2 dosis PCV13 jika mereka belum menyelesaikan seri 4-dosis. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian penyakit sel sabit, limpa limpa rusak atau tidak,koklea implan, cairan cerebrospinal (CSF) kebocoran,HIV / AIDS atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan (seperti diabetes, kanker, atau penyakit hati), kronis jantung atau penyakit paru-paru, atau anak-anak yang memakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi atau steroid.

3. Anak-anak usia 6 sampai 18 Tahun Dosis tunggal PCV13 dapat diberikan kepada anak-anak 6 sampai 18 tahun dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit sel sabit, infeksi HIV, atau kondisi immunocompromising lainnya, implan koklea, atau kebocoran cairan serebrospinal), terlepas dari apakah mereka sebelumnya telah menerima vaksin pneumokokus. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian. PCV dapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya. 2.8 Komplikasi Komplikasi yang menyertai penyakit pneumonia , sebagai berikut: 1. efusi pleura; 2. empyema; 3. pneumothoraks; 4. piopneumotoraks; 5. pneumatosel; 6. abses paru; 7. sepsis; 8. gagal nafas; 9. ileus paralitik fungsional.

17

2.9 Prognosis Faktor resiko pneumonia antara lain : 1. Faktor yang meningkatkan resiko berjangkitnya pneumonia a. Umur dibawah 2 bulan b. Jenis kelamin laki-laki c. Gizi kurang d. Berat badan lahir rendah e. Tidak mendapat ASI memadai f. Polusi udara g. Kepadatan tempat tinggal h. Imunisasi yang tidak memadai i. Defisiensi vitamin A 2. Faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat pneumonia a. Umur dibawah 2 bulan b. Tingkat sosial ekonomi rendah c. Gizi kurang d. Berat badan lahir rendah e. Tingkat pendidikan ibu rendah f. Tingkat pelayanan kesehatan rendah g. Imunisasi yang tidak memadai h. Menderita penyakit kronis

2.10 Pengkajian Data Pneumonia 1. Aktivitas / istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas 2. Sirkulasi Gejala : riwayat gagal jantung kronis Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat 3. Integritas Ego Gejala : banyak stressor, masalah finansial 4. Makanan / Cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM

18

Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi 5. Neurosensori Gejala : sakit kepala bagian frontal Tanda : perubahan mental 6. Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia 7. Pernafasan Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku 8. Keamanan Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubela / varisela 9. Penyuluhan Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

2.11 Asuhan Keperawatan

Diagnosa a. Ketidakefektifan

NIC Airway Suctioning

NOC

Respiratory Statur: Airway Patency Pola nafas b.d a. Pastikan Kebutuhan Oral Respiratory Rate Obstruksi/Inflamas terpenuhi. dalam rentang i Jalan nafas b. Auskultasi Suara Nafas Normal. setiap 2 jam Ritme Respirasi setelah/sebelum suction. dalam rentang Informasikan pada Keluarga Klien Normal tentang suction dan prosedurnya. Kedalam

19

Inspirasi rentang Normal Jalan pernapasan melalui hidung

bukan mulut.

Knowledge Health a. Kurang pengetahuan Health Education a. Pengetahuan bertambah dan Behavior b.d tidak mengenali Berikan dapat mengenali sumber sumber informasi, informasi informasi, dan dapat kurang terpajan tentang penyakit mencari sumber informasi dengan informasi. Memberitahu yang tepat cara penularan b. Peningkatkan koping dan pencegahan keluarga dalam menghadapi Memberitahu penyakit keluarga tentang sumber informasi yang

bisa dijangkau

Risiko kekurangan volume cairan

Fluis Management

Fluid Balance Tekanan darah Berikan cairan yang dalam rentang normal adekuat. Nadi dalam Pertahankan rentang normal keakuratan catatan Turgor kulit kembali < 2 output maupun input detik Monitor TTV Keseimbangan output dan input Monitor cairan dalam sehari normal. dalam tubuh pasien

20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Gejala yang lain pada Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru 3.2 Saran Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan

mengembangkan referensi tentang penyakit pneumonia dalam melakukan study di fakultas keperawatan serta bagi perawat diharaapkan juga menangani dan

menanggulangi penyakit pneumonia pada kliennya.

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Herdman, T. Heather. 2009. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 20092011. USA: Sheridan Books. 2. Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC. 3. Potter, Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC 4. Chris Booker. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC 5. A. Edwards, N. Pang, V. Shiu and C. Chan. The understanding of spirituality and the potential role of spiritual care in end-oflife and palliative care: a meta-study of qualitative research. 2010. 24(8) 753770. 6. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 7. Doenges, Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakata : EGC. 8. Lackmans. 1996. Care Principle and Practise Of Medical Surgical Nursing, Philadelpia : WB Saunders Company. 9. Pasiyan Rahmatullah. 1999. Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Editor : R. Boedhi Darmoso dan Hadi Martono, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

22

Anda mungkin juga menyukai