Data PDRB Sektoral ADHK 2000 Provinsi Kalimantan Tengah 2. Data PDRB Sektoral ADHK 2000 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah 3. Data jumlah penduduk 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah
Analisis Klassen Typologi Klassen typologi digunakan untk mengetahui gambaran kondisi perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah yang didasarkan pada dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan PDRB riil per kapita pada periode tertentu. Dengan menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu horizontal dan PDRB riil per kapita sebagai sumbu vertikal. Dalam analisis ini kabupaten/kota tersebut akan diklasifikasikan dalam empat karakteristik yang berbeda (Kuncoro, 2004), yaitu: Kuadran I Kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi provinsi (daerah maju dan cepat tumbuh). Kuadran II Kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita lebih tinggi dibandingkan PDRB per kapita provinsi tetapi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi provinsi (daerah maju tapi tertekan) Kuadran III Kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita lebih rendah dibandingkan PDRB per kapita provinsi tetapi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi provinsi (daerah sedang berkembang/tumbuh) Kuadran IV Kabupaten/kota yang memiliki PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi provinsi (daerah relatif tertinggal)
Tabel Klasifikasi kabupaten/kota menggunakan klassen typologi Kategori (1) (2) Kuadran II Daerah maju tapi tertekan Kuadran IV Daerah relatif tertinggal (3) Kuadran I Daerah maju dan tumbuh cepat Kuadran III Daerah sedang berkembang/tumbuh
Keterangan: adalah PDRB ADHK 2000 per kapita kabupaten/kota i adalah PDRB ADHK 2000 per kapita provinsi adalah pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota i adalah pertumbuhan ekonomi provinsi
Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan antara peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap peranan sektor yang sama secara nasional atau peranan suatu sektor di suatu kabupaten/kota terhadap peranan sektor yang sama di suatu provinsi. Jadi, analisis LQ adalah suatu metode statistik yang menggunakan nilai tambah atau output untuk menganalisis dan menentukan suatu sektor unggulan atau sektor yang menjadi basis ekonomi di suatu wilayah. Dalam penelitian ini, nilai LQ yang dihitung adalah perbandingan antara peranan suatu sektor di kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah terhadap peranan sektor yang sama di Provinsi Kalimantan Tengah. Analisis LQ yang digunakan dalam menentukan sektor unggulan perekonomian wilayah berdasarkan formulasi Bendavid-Kal (Kuncoro, 2004) sebagai berikut: Keterangan: adalah nilai produksi sektor-i pada kabupaten/kota-j adalah nilai produksi sektor-i pada provinsi
adalah PDRB ADHK 2000 kabupaten/kota-j adalah PDRB ADHK 2000 provinsi Kriteria pengukuran LQ adalah a. Bila nilai , maka tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat
kabupaten/kota lebih besar daripada sektor yang sama di tingkat provinsi. b. Bila nilai , maka tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat
kabupaten/kota sama dengan sektor yang sama di tingkat provinsi. c. Bila nilai , maka tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat
kabupaten/kota lebih kecil daripada sektor yang sama di tingkat provinsi. Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, bila berarti sektor
tersebut merupakan sektor basis/unggulan di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah dan berarti sektor
tersebut bukan merupakan sektor basis/unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah.
Rein, Jhon. (2011). Sektor Penciri Pengelompokan Kabupaten/Kota Berdasarkan Pertumbuhan Ekonomi & PDRB Riil Per Kapita di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi & Pembangunan Daerah (Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang). Jakarta: Erlangga.