Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

Judul : Analisis Transformasi Struktural dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Provinsi Jawa Barat

Nama Jurusan/Peminatan NIM/Kelas

: Nurul Rahmawati : Statistika Ekonomi : 09.6083/4SE2

1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran cukup strategis dalam membangun perekonomian nasional. Hal ini didukung oleh letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang memiliki fungsi sebagai daerah hinterland (wilayah pendukung bagi wilayah kota) DKI. Sebagai hinterland, Jawa Barat terkena eksternalitas positif dari berbagai aktivitas yang berkembang di DKI. Oleh karena itu, ditinjau dari sudut letak geografis dan economies spillover effects positive tersebut membuat posisi perekonomian Jawa Barat menjadi sangat penting bagi nasional. Peran Jawa Barat yang cukup strategis dalam membangun perekonomian nasional ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 sebesar 6,5%, serta tingkat pertumbuhannya yang relatif besar yaitu 6,48% (Badan Pusat Statistik). Pertumbuhan ekonomi tersebut ditandai dengan terjadinya transformasi struktural. Proses transformasi struktural ditandai dengan: (1) merosotnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Kariayasa, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hall Hill, dkk (XXXX), dalam periode penelitiannya yaitu tahun 19752004, Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang mengalami transformasi struktural paling cepat diantara Provinsi yang lain.

Kasih tabel pdrb sektoral Gambar 1. Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier Terhadap Total PDRB Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Harga Konstan 1993 Periode Tahun 1983-2003 (%) Sumber : BPS, dalam Nugrahadi (2008) Berdasarkan gambar 1 tersebut, terlihat bahwa tahun 1983 sektor primer memiliki kontribusi paling besar dalam perekonomian provinsi Jawa Barat, yaitu sebesar 44,36 persen dari total nilai PDRB Jawa Barat. Pada tahun 1986 sektor tersier merupakan sektor yang dominan karena memberikan kontribusi yang paling besar dibanding sektor primer dan sekunder, yaitu sebesar 43,41 persen. Pada tahum 1996 sektor sekunder memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu 41,36 persen lebih tinggi dari sektor primer (18,95 persen) dan sekunder (39,42 persen). Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa selama masa pembangunan ekonomi di provinsi Jawa Barat periode 1983-2003 terjadi perubahan struktural atau transformasi struktural. Tentunya transformasi struktural tersebut akan membawa perubahan mendasar bagi pertumbuhan, penyerapan tenaga kerja, dan pemerataan ekonomi lainnya Struktur perekonomian dikatakan berimbang jika perubahan struktur

perekonomian (transformasi struktural) diiringi dengan perubahan struktur tenaga kerja yang terserap dalam sektor-sektor ekonomi secara proporsional. Jika tidak, pembangunan sektor-sektor ekonomi akan mengalami ketimpangan yang diakibatkan oleh menumpuknya tenaga kerja disalah satu sektor perekonomian dan langkanya tenaga kerja di sektor ekonomi lainnya (Winoto, 1996 dalam Ariani, Yuliarso & Nabiu, 2009). Pada akhirnya, ketimpangan antar sektor ekonomi ini akan berdampak pada ketimpangan distribusi pendapatan antar penduduk. Ketimpangan distribusi pendapatan di Jawa Barat dalam tujuh tahun terakhir berada dalam tahap yang mengkhawatirkan, terlihat dari meningkatnya angka gini ratio. Angka gini ratio meningkat dari 0,34 pada tahun 2005 menjadi 0,41 pada tahun 2011. Terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat tidak diiringi dengan pemerataan pendapatan, sehingga memperbesar ketimpangan distribusi pendapatan yang ada. Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk diteliti bagaimanakah transformasi struktural yang terjadi serta kaitan dari transformasi struktural tersebut dengan ketimpangan distribusi pendapatan di Jawa Barat.

Identifikasi Masalah Nasoetion (1991) dalam Nugrahadi (2008) menyatakan bahwa transformasi struktural adalah gejala alamiah yang harus dialami oleh setiap perekonomian yang sedang tumbuh. Namun, seharusnya perubahan tersebut memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan memperkecil ketimpangan distribusi pendapatan antar penduduk, antar daerah, dan antar sektor. Tabel 1. Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier Terhadap Total PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 2004-2011 (%) Sektor Primer Sekunder Tersier 2004 17,32 47,13 34,96 2005 18 50,73 35,05 2006 16,23 49,7 34,08 2007 15,46 50,11 34,44 2008 14,94 51,52 33,54 2009 16,08 49,16 34,76 2010 15,4 48,02 36,59 2011 14,33 48,06 37,59

Sumber : BPS RI, diolah Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Jawa Barat adalah sektor industri. Akan tetapi dari segi penyerapan tenaga kerja, sektor primer masih berada di urutan kedua terbanyak pada tahun 2011 yaitu sebesar 21,05 persen (BPS Jawa Barat). Idealnya sejalan dengan pertumbuhan sektor sekunder, penyerapan tenaga kerja meningkat agar dapat mengurangi beban padat penduduk dan tenaga kerja di sektor primer. Sampai saat ini penyerapan tenaga kerja tidak seperti yang diharapkan. Hal ini berimplikasi pada upah dan pendapatan sektor primer yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan upah dan pendapatan sektor sekunder. Pada gilirannya kondisi ini akan berdampak terhadap kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Barat. Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pola transformasi struktural di Provinsi Jawa Barat? 2. Adakah pengaruh transformasi struktural terhadap pendapatan di Provinsi Jawa Barat? ketimpangan distribusi

Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pola transformasi struktural di Provinsi Jawa Barat.

2. Menganalisis pengaruh transformasi struktural terhadap ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Barat.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :


1. Pemerintah daerah sebagai pertimbangan alternatif untuk menyusun kebijakan ekonomi daerah dan sebagai sumber informasi tentang kinerja masing - masing sektor serta mengambil kebijakan atas terjadinya ketimpangan. 2. Ilmu Pengetahuan sebagai tambahan referensi mengenai transformasi struktural dan ketimpangan pendapatan.

2. Landasan Teori Pembangunan Ekonomi Chenery dan Syrquin (1975) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses pertumbuhan ekonomi atau proses peningkatan pendapatan perkapita. Proses tersebut disertai dengan proses transformasi dari suatu perekonomian yang dominan sektor primer atau pertanian dan pertambangan menjadi makin dominan sektor industri, terutama industri manufaktur dan sektor jasa.

Transformasi Struktural Teori transformasi struktural merupakan teori yang menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern dan sangat didominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro, 1991, 68 dalam Kuncoro,1997).

Model Pola-Pola Pembangunan Analisis pola pembangunan (patterns-of-development analysis) memusatkan perhatiannya pada proses yang mengubah struktur ekonomi, industri, dan kelembagaan secara bertahap pada suatu perekonomian yang terbelakang, sehingga memungkinkan tampilnya industri-industri baru untuk menggantikan kedudukan sektor pertanian sebagai penggerak roda pembangunan.

Model transformasi struktural yang paling terkenal dalam hal ini adalah model yang disusun oleh Hollis B. Chenery. Pendekatan yang digunakan dalam memprediksi pola perubahan struktural adalah model ekonometrik yang berbentuk persamaan tunggal. Pada awal penelitian, Chenery menggunakan model yang dikenal sebagai model elastisitas pertumbuhan (Chenery, 1960 dalam Budiharsono, 1996). Kemudian Chenery bersama Syrquin (1975) dalam Budiharsono (1996) mengembangkan model untuk menduga pola transformasi struktural tersebut akibat meningkatnya pendapatan. Model ini merupakan pengembangan model sebelumnya, Chenery-Taylor (1986) dalam Nugrahadi (2008) mengemukakan tiga model regresi untuk data cross section antar negara dan satu model regresi untuk data time series. Model ini lebih lengkap dari model sebelumnya karena sudah memasukkan faktor perdagangan luar negeri dan waktu.

Ketimpangan Distribusi pendapatan Distribusi pendapatan dibedakan menjadi dua ukuran pokok yaitu distribusi ukuran, adalah besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima masing-masing orang dan distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi (Todaro, 2000). Dari dua definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi pendapatan mencerminkan ketimpangan atau meratanya hasil pembangunan suatu daerah atau negara baik yang diterima masing-masing orang ataupun dari kepemilikan faktor-faktor produksi dikalangan penduduknya.

Penelitian Terdahulu Studi yang dilakukan oleh Dzikro (2006) mengenai Analisis Transformasi Struktur Ekonomi dan Distribusi Pendapatan di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa, proses transformasi struktur ekonomi berpengaruh signifikan terhadap distribusi pendapatan dl Provinsi Lampung yang dapat disebabkan oleh transisi peran antara sektor primer dengan sektor sekunder serta transisi peran antara sektor primer dengan sektor tersier. Sementara transisi peran antara antara sektor sekunder dan sektor tertier tidak mempengaruhi distribusi pendapatan di Provinsi Lampung.

Dastidar (2004) melakukan penelitian pada delapan belas negara berkembang dari Asia dan Amerika Latin untuk memastikan hipotesis mengenai hubungan antara perubahan struktural dan ketimpangan pendapatan. Ternyata terdapat hubungan antara keduanya. Dalam penelitiannya ia juga menemukan bahwa keberadaan sektor informal memainkan peranan penting dalam menentukan pergerakan buruh antar sektoral dan mempengaruhi keseluruhan distribusi pendapatan dalam konteks negara berkembang.

3. Metodologi Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data deret waktu (time series) yang bersumber dari publikasi BPS. Data yang digunakan meliputi : 1. PDRB Jawa Barat ADHK menurut lapangan usaha 2. Jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha 3. PDRB perkapita Provinsi Jawa Barat 4. Ekspor dan impor Provinsi Jawa Barat 5. Jumlah penduduk di Provinsi Jawa Barat 6. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat menurut kelas pengeluaran

Metode Analisis Analisis Deskriptif Analisis deskiptif mengacu pada transformasi dari data-data mentah ke dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan (Wibisono, 2003). Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai transformasi struktural dan ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Barat. Analisis ini menggunakan tabel dan grafik dari variabel yang akan dianalisis lebih lanjut.

Analisis Inferensia Chenery Syrquin Model Chenery Syrquin digunakan untuk memprediksi pola transformasi struktural. Pada penelitian yang dilakukan oleh Branson, Guerrero, dan Gunter (1998), mereka menggunakan berbagai macam spesifikasi untuk semua struktur variabel yang

diadaptasi dari spesifikasi utama Chenery dan Syrquin (1975) dan Syrquin dan Chenery (1989) :

Dimana : X Y N F = adalah variabel dependen, yaitu rasio terhadap PDB = adalah tingkat pendapatan yang diukur sebagai PDB per kapita = Jumah penduduk = net resource inflow, diukur sebagai selisih dari impor minus ekspor dari barang dan faktor non jasa sebagai bagian dari totap PDB

Pada penelitian ini akan dibentuk 3 model dari masing-masing sektor ekonomi untuk meneliti pola transformasi struktural Jawa Barat : sektor primer sektor sekunder sektor tersier

Gini Ratio Ukuran gini ratio sebagai ukuran pemerataan pendapatan mempunyai selang nilai antara 0 sampai dengan 1. Bila gini ratio mendekati nol menunjukkan adanya ketimpangan yang rendah dan bila gini ratio mendekati satu menunjukkan ketimpangan yang tinggi. Rumus yang dipakai untuk menghitung nilai gini ratio adalah : Keterangan : G = Gini ratio = frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran ke-i = frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke-i = frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke-(i-1) k = banyaknya kelas pengeluaran

Analisis Regresi Linier Berganda dengan Data Deret Waktu

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis apakah transformasi struktural mempengaruhi distribusi pendapatan di Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 1983-2011. Model regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana : = nilai gini rasio Jawa Barat = koefisien intersep = slope dari share tiap sektor ekonomi (i = 1, 2, 3) = share dari sektor primer dalam PDRB Provinsi Jawa Barat (%) = share dari sektor sekunder dalam PDRB Provinsi Jawa Barat (%) = share dari sektor tersier dalam PDRB Provinsi Jawa Barat (%) = error

4. Daftar Pustaka Akita, T & Alisjahbana, A.S. 2002. Regional Income Inequality in Indonesia an the Initial Impact of the Economic Crisis, Bulletin of Indonesian Economic Studies 38(2), hal.201-222. Ariani, Nabiu, & Yuliarso. 2009. Analisis Antara Sektor Pertanian dan Industri di Kota Bengkulu (Tinjauan terhadap Salah Satu Dampak Perubahan Struktur Ekonomi) [Jurnal]. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu.. Kariyasa, Ketut. 2006. Perubahan Struktur Ekonomi dan Kesempatan Kerja Serta Kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia [Jurnal]. Bogor : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. Agustus 2012. Perkembangan Beberapa Indikator SosialEkonomi Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Bank Indonesia. 2007. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat. Bandung : Bank Indonesia Branson, Guerrero, & Gunter. 1996. Patterns Of Development, 19701994. World Bank. Budiharsono, Sugeng. 1996. Transformasi Struktural dan Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah di Indonesia 1969-1987 [Tesis]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Dastidar & Ananya Ghosh. 2004. Structural Change and Income Distribution In Developing Economies : Evidence From A Group of Asian and Latin American Countries. New Delhi : Delhi School of Economics. Dzikro. 2006. Analisis Transformasi Struktur Ekonomi dan Distribusi Pendapatan di Provinsi Lampung [Tesis]. Depok : Universitas Indonesia. Nugrahadi, Eko Wahyu. 2008. Analisis Sumber Pertumbuhan, Keterkaitan dan Distribusi Pendapatan dalam Proses Perubahan Strukturak Ekonomi Provinsi Jawa Barat [Disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta : YKPN. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta : Erlangga.. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga. Sudarmono, Mulyanto. 2006. Analisis Transformasi Struktural, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Antar Daerah di Wilayah Pembangunan I Jateng [Tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro. Syrquin and Chenery. 1989. Patterns of Development 1950-1983. Washington DC : World Bank Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia. www.bps.go.id www.jabar.bps.go.id www.jabarprov.go.id

Anda mungkin juga menyukai

  • Belajar Not Balok
    Belajar Not Balok
    Dokumen5 halaman
    Belajar Not Balok
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Mata Kuliah Psikologi Revisi
    Mata Kuliah Psikologi Revisi
    Dokumen2 halaman
    Mata Kuliah Psikologi Revisi
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • KSM
    KSM
    Dokumen1 halaman
    KSM
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Statistik Non Parametrik - Nurul Rahmawati - 2A
    Tugas Statistik Non Parametrik - Nurul Rahmawati - 2A
    Dokumen5 halaman
    Tugas Statistik Non Parametrik - Nurul Rahmawati - 2A
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • 1 Psikologi (Pertemuan I)
    1 Psikologi (Pertemuan I)
    Dokumen17 halaman
    1 Psikologi (Pertemuan I)
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bubur Singkong
    Bubur Singkong
    Dokumen1 halaman
    Bubur Singkong
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Data Jabar
    Data Jabar
    Dokumen1 halaman
    Data Jabar
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Awal
    Identifikasi Awal
    Dokumen4 halaman
    Identifikasi Awal
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Opini
    Opini
    Dokumen4 halaman
    Opini
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen18 halaman
    Chapter II
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Program Menghitung Gini Ratio
    Program Menghitung Gini Ratio
    Dokumen2 halaman
    Program Menghitung Gini Ratio
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Impor
    Analisis Data Impor
    Dokumen4 halaman
    Analisis Data Impor
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Rumus Gini Rasio
    Rumus Gini Rasio
    Dokumen1 halaman
    Rumus Gini Rasio
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Metod
    Metod
    Dokumen3 halaman
    Metod
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Argu Men
    Argu Men
    Dokumen1 halaman
    Argu Men
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Hitungan Manual
    Hitungan Manual
    Dokumen4 halaman
    Hitungan Manual
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Bubur Singkong
    Bubur Singkong
    Dokumen1 halaman
    Bubur Singkong
    Nurul Rahmawati
    Belum ada peringkat