Disusun oleh Ali Murtado (081810401001) Narita Ayu M. (101810401003) Nurul Mufitdah (101810401018)
Karakteristik morfologi sambiloto: tingginya 40-90 cm, disertai banyak cabang dengan letak yang berlawanan. Daun tunggal dan berbentuk lanset. Bunga berbibir dengan bentuk tabung. Bentuk buah jorong, bila masak akan pecah membujur terbagi men-jadi 4 keping. biji gepeng, kecil-kecil, warnanya coklat muda.
Kandungan kimia
Daun sambiloto mengandung saponin,tanin, flavonoid. Senyawa lain yang terkandung dalam batang dan daun sambiloto adalah Alkana, Keton, Aldehid, Kalium, Kalsium, Natrium, asam Kersik, dan Damar. Serta Andrographolide kurang dari 1% memiliki rasa pahit
pemanfaatan
Secara farmakologi Andrographis paniculata (AP) mempunyai kasiat sebagai analgesik, antibakteri, memperbaiki imunitas, antipiretik, antidiare, antiinflamasi, antimalaria, dan antiviral . Menurut (Dzukarnaen ,1996 ) Penggunaan sambiloto dalam dosis tinggi dapat menyebabkan perut tidak enak, muntahmuntah dan kehilangan selera makan
Karakteristik morfologi tapak liman ; akar berbentuk tombak yang kuat tinggi 0,1- 0,2 m. Bentuk batang bulat, kaku, keras dan sangat liat. Daun tapak liman berkumpul pada permukaan tanah mem- bentuk roset akar. Daun memanjang hingga bulat telur terbalik, berlekuk tidak teratur atau tidak berlekuk, dengan tepi keriting, yang bergerigigerigi lemah. Bunga majemuk berbentuk bonggol, letaknya di ujung
Pemanfaatan
Ahmad et al (2009) menyatakan bahwa seluruh bagian tapak liman dapat berguna sebagai obat berbagai macam penyakit, antara lain dalam pengobatan nefritis, edema, nyeri dada, demam dan batuk pneumonia, bronkhitis, kudis, hepatitis, rematik dan radang di bawah kulit
Kandungan kimia
Arisandi (2008) menyebutkan bahwa daun tanaman antinganting (Acalypha indica L.) mengandung saponin, tannin, flavonoid, acalyphine, dan minyak atsiri. Selain itu anting- anting juga mengandung acalypine, glikosida, inositol metileneter, triacetomamine dan minyak atsiri, senyawa alkaloid, amida, glukosida dan sterol.
pemanfaatan
Menurut Wei- Feng (1994) masyarakat secara tradisional menggunakan anting-anting sebagai obat penyakit disentri, diare, perdarahan pada rahim, mimisan, melena (berak darah), hematuria (kencing darah), radang kulit, dan enzema. Arisandi dkk, pada tahun 2008 menyatakan bahwa tanaman anting-anting dapat dipergunakan sebagai tanaman untuk menyembuhkan penyakit disentri basiler dan disentri amuba, diare, malnutrisi, mimisan, muntah darah, buang air besar berdarah, buang air berdarah, malaria.
Karakteristik morfologi beluntas ; Akar beluntas merupakan akar tunggang dan bercabang Batangnya berkayu, bulat, tegak, bercabang. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, pertulangan menyirip. Bunganya majemuk, mahkota lepas, putik bentuk jarum, panjang 6 mm, berwarna hitam kecoklatan, kepala sari berwarna ungu, memiliki dua kepala putik yang berwarna putih atau putih kekuningan.