Keadaan perdarahan yang ditandai dengan adanya pethekie, ekimosis, penurunan jumlah trombosit. Anamnesis: Didahului adanya riwayat ISPA < 2 mgg, kemudian terjadi perdarahan tanpa trauma/ dengan trauma ringan. Perdarahan ringan dikulit, epistaksis, gusi berdarah, hematuri, melena, hematoma, hematemesis. Klinis : Ditemukan adanya petekhie, ekhimosis, epistaksis, perdarahan gusi. Keadaan akut & berat timbul perdarahan saluran cerna, hematemesis, melena. Yang kronis riwayat luka lebam ringan, petekhie yang berulang, khususnya pada bagian yang ditekan. Pemeriksaan klinis DBN, tidak ditemukan organomegali. Labortorium Darah tepi : Anemia, Trombositopeni, lekosit N, BT , RL(+), masa pembekuan N, retraksi bekuan lemah BMP : Gambaran normal, dapat terlihat megakariosit yang menggandung sedikit trombosit Pengobatan Transpusi trombosit : Diberikan pada perdarahan hebat dan sesuai kebutuhan yaitu untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa ,tidak untuk mempertahankan jumlah trombosit. Bila tidak ada dapat diberikan FWB Indikasi: Trombosit < 10.000 atau perdarahan hebat, dosis 1 unit/10 KgBB, akan menaikan jumlah trombosit 50.000 dapat diberikan 2 X/mgg ITP Akut: Dapat sembuh spontan dalam waktu 1-2 bln, kortikosteroid (prednison) diberikan pda yang berat, 2 mg/KgBB/hr selama 3 mgg kemudian tapering off. ITP Kronis: Kortikosteroid dan obat imunosupresif, Vinkristine 2 mg iv setiap 4-6 mgg, atau Siklofosfamid 50200 mg/hr respon dilihat 4-6 mgg. Pengobatan diteruskan sampai jumlah trombosit normal. Pemberian gamma globulin (gamastan) 0,4 gr/KgBB/hr/iv 5 hr. Indikasi perawatan: ITP dng tendensi perdarahan sedang dan berat sampai klinis baik, Lab. DBN.
- Retraksi bekuan baik PPT , serum protrombine time abnormal. Therapi : - Hemartrous Analgetik & fisioterapi - Perdarahan kecil Bebat Perdarahan sedang sampai berat Transfusi factor VIII - CRYOPESIPITATE, plasma beku segar 10-20 ml/KgBB
Thalasemia pembentukan rantai sangat terhambat dikompensasi oleh rantai & , teapi tidak
mencukupi kadar Hb O.K eritrosit lisis.
Thalasemia kurangnya rantai , menungkatkan terbentuknya rantai rantai yang lebih banyak
mengganggu stabilitas gugusan heme. Timbul oksigenisasi aktif yang mengoksidasi Hb di membran sel eritrosit hemolisis eritrosit.
1. Thalasemia mayor (homozygote thalasemia, thalasemia ) Gejala : - Terjadi sejak lahir - Penderita tampak pucat - Pertumbuhan terganggu - Facies cooley (dahi lebar, hidung pesek, lubang hidung terlihat dari jauh), gigi rodent (pipi menonjol, gigi depan 2 besar kedepan). - Hepatomegali, splenomegali (perut buncit). 2. Thalasemia Intermedia Gejala : - Datang pada usia lebih tua - Organomegali, pucat, ggn tumbuh kembang, Hb (6-8 gr %) 3. Thalasemia minor (heterozygote thalasemia / trait thalsemia) Gejala : Tidak terlihat nyata, hanya secar laboratorium. Pemeriksaan penunjang 1. Lab. Darah tepi Hb , erit , Retikulosit , angka trombosit Morfologi eritrosit Bnyk erit. berinti, anisositosis, poikilositosis, hipokrom mikrositer, sel target, fagmentasi eritrosit. Tanda hemolise positif serum kuning 2. Elektroforesis Thalasemia Hb F (20-90 %), Hb A2 Thalasemia Hb F Trait Thalasemia Hb F 3. Pem. Sumsum tulang eritropoietik sangat aktif 4. Pem. Urine urolisis
1.
2.
3.
Defisiensi berat: factor VIII 0-2 % dari -Hemartrous(perdarahan sendi) sering terjadi - Perdarahan berat berulang Defisiensi sedang: factor VIII 2-5 % dari - Jarang menyebabkan kelainan ortopedik - Hemartrous dapat terjadi - Perdarahan spontan janrang (epistaksis) Defisiensi ringan : factor VII 5-25 % dari Perdarahan ringan spontan / berat dapat terjadi oleh karena trauma
Diagnosis/ Anamnesis: - Kelainan perdarahan spontan yang sulit berhenti (berlangsung lama) - Riwayat keluarga saudara laki-laki. Klinis/ Gejala: Perdarahan diberbgai tempat, hemartrous, perdarahan gusi, epistaksis, hematuri. Lab : - Protrombin time memanjang (PTT) - BT memanjang (pembekuan)/ BT - Waktu perdarahan
5.
Rontgen Tlg panjang osteoporosis & kortek tulang menipis. Tlg tengkorak
Therapi: - Transfusi PRC 15 ml/KgBB/X sampai Hb 10 gr % - Cegah hemosiderosis OK penimbunan Fe dikulit Vit. C, minum teh, pemberian desferoksamine (desferal) 25 mg/KgBB/hr 2 dosis atau bisa diberikan secara sub kutan. - Splenektomi bila limfa > S. IV, dilakukan pada anak diatas 5 thn.