Posteroanterior (PA) Pada PA, sumber X-ray diposisikan sehingga X-ray masuk melalui posterior (back) dari thorax dan keluar dari anterior (front) dimana X-ray tersebut terdeteksi. Untuk mendapatkan gambaran ini, individu berdiri menghadap permukaan datar yang merupakan detektor X-ray. Sumber radiasi diposisikan di belakang pasien pada jarak yang standard, dan pancaran X-ray ditransmisikan ke pasien. Posisi foto akan sangat mempengaruhi pembacaannya. Foto AP berarti sinar X berasal dari bagian depan tubuh dan film berada di belakang. Sementara foto PA berarti sinar X ada di belakang dan film berada di bagian depan tubuh. Hal ini penting, karena semakin jauh letak organ dari film maka gambaran foto yang didapat akan termagnifikasi (diperbesar) sehingga tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jadi yang lebih mendekati keadaan organ yang sebenarnya adalah foto PA (jika kita menilai jantung dan paru, karena lebih dekat ke film). 2. Anteroposterior (AP) Pada AP posisi sumber X-ray dan detector berkebalikan dengan PA. AP chest X-ray lebih sulit diinterpretasi dibandingkan dengan PA dan oleh karena itu digunakan pada situasi dimana sulit untuk pasien mendapatkan normal chest x-ray seperti pada pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Pada situasi seperti ini, mobile X-ray digunakan untuk mendapatkan CXR berbaring (supine film). Sebagai hasilnya kebanyakan supine film adalah juga AP. 3. Lateral Gambaran lateral didapatkan dengan cara yang sama dengan PA namun pada lateral pasien berdiri dengan kedua lengan naik dan sisi kiri dari thorax ditekan ke permukaan datar (flat).Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah : 1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru) Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma (tuberculosis), infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix, wegeners granulomatosis, rheumatoid arthritis. Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat multiple. 2. Kavitas
Yaitu struktur lubang berdinding di dalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi Staphyllococcus. aureus, tuberculosis, Klebsiella pneumoniae, bakteri anaerob dan jamur, dan wegeners granulomatosis. 3. Abnormalitas pleura. Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan lymphangioleiomyomatosis. Walaupun CXR ini merupakan metode yang murah dan relatif aman namun ada beberapa kondisi thorax yang serius yang mungkin memberikan hasil CXR normal misalnya pada pasien infark miokard akut yang dapat memberikan gambaran CXR yang normal.
Kurang Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (Ketidakhadiran atau kurangnya informasi kognitif berhubungan dengan topik khusus)
Dalam waktu 1 minggu informasi kognitif klien mengenai penyakit efusi pleura yang ia alami meningkat, dengan indikator : Pengetahuan : Proses Penyakit (Tingkat pemahaman proses penyakit dan pencegahan komplikasi) Spesipik proses penyakit Faktor penyebab dan
Teaching : Prescribe Medication(menyiapkan pasien untuk melakukan pengobatan yang ditentukan dengan aman dan memantau efeknya) Anjurkan klien mengenali sifat-sifat khusus dari obatobatannya Informasikan ke pasien
tentang obat generik dan nama dagangnya pada setiap obat Ajarkan klien tujuan dan
komplikasi penyakit Tanda dan gejala penyakit Pengetahuan : Perawatan Penyakit (Tingkat Pemahaman tentang penyakit berkaitan dengan Informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh dan mempertahankan kesehatan optimal) rekomendasi diet Spesipik proses penyakit Teknik konservasi energi
tentang pengobatannya
Pencegahan dan kontrol infeksi Prosedur penanganan Penggunaan aman Aktivitas kesehatan Pengetahuan Resimen Pengobatan (Tingkat Pemahaman tentang resimen pengobatan khusus Pengetahuan : Prosedur Pengobatan (Tingkat pemahaman tentang prosedur yang dibutuhkan sebagai bagian dari resimen pengobatanProses Informasi Pengetahuan : Medikasi (Tingkanpemahaman tentang penggunaan obat yang aman) teratur untuk obat yang
Evaluasi kemampuan klien untuk meminum obat sendiri anjurkan klien melakukan tindakan yang dilakukan
konsekuensi jika putus obat Ajarkan klien efek samping yang dimiliki setiap obat Ajarkan pada klien cara mencegah menghilangkkan sampingnya Ajarkan klien tindakan tepat yang harus dilakukan bila ada efek samping Ajarkan kllien tanda dan gejala kurang Ajarkan pada klien tentang kemungkinan interaksi makanan Ajarkan kepada klien cara menyimpan obat-obatnya Bantu klien menulis jadual obat adanya dengan overdosis/dosis dan efek
informasi
tertulis tentang tujuan, cara kerja, efek samping dan lain-lainnyapengobatannya Teaching : Procedure/Treatment ( Menyiapkan pasien untuk mengerti dan siap mental terhadap pengobatan dan tindakan yang ditetapkan) tentang
Informasikan ke klien/orang terdekat tentang kapan dan dimana tindakan/pengobatan akan dilakukan Informasikan ke klien/orang terdekat berapa lama akan
Informasikan ke klien/orang terdekat siapa yang akan melakukan tindakan/pengobatan tersebut Kuatkan kepercayaan kembali klien saat
melibatkan staf lain Tentukan pengalaman masa lalu klien dan tingkat tentang yang
dari
yang
Ajarkan pada klien cara ikut serta pengobatan/tindakan akan dilakukan Perkenalkan klien kepada staf yang akan terlibat dapa tindakan/pengobatan Tentukan harapan pasien dalam yang
terhadap tindakan/pengobatan akan dilakukan Perbaiki harapan yang tidak realistik terhadap yang yang
pengobatn
Sediakan waktu untuk klien bertanya memperhatikan Libatkan terdekat klien Teaching : Disease Process (Membantu klien memahami informasi berhubungan dengan proses penyakit) Nilai tingkat pengetahuan klien sekarang tetang psoses penyakit Jelaskan patofisiologi keluarga/orang dan
penyakit dan hubungannya dengan fisiologi Review pengetahuan klien tentang kondisinya Puji pengetahuan klien anatomi dan
tentang kondisinya Gambarkan tanda dan gejala umum klien Kaji apa yang klien telah untuk tentang penyakit
dilakukan
kondisi fisik untuk pasien Berikan ketenangan tentang kondisi pasien Berikan informasi kepada keluarga/orang terdekat
tentang perkembangan klien Berikan informasi tentang pengukuran diagnostik yang tersedia Diskusikan perubahan gaya hidupyang dibutuhkan untuk mencegah masa komplikasi di
depandan/atau proses
mengendalikan penyakit
Diskusi kan pilihan terapi dan tindakan Diskusikan dibelakang managemen/terapi/tindakan yang dianjurkan Dukung pasien untuk alasan
mendapatkan pilihan/mencari kedua Gali sumber/dukungan yang tersedia Anjurkan klien pada tanda dan gejala ke apa harus pemberi pendapat
melapor
pelayanan kesehatan Berikan nomor telepon yang harus dihubungi bila terjadi
anggota lainnya.
tim
Resiko Infeksi (Peningkatan resiko pemajanan kontaminan lingkungan dalam dosis yang cukup menyebabkan efek yang membahayakan kesehatan.)
Dalam waktu 3 x 24 jam Px tidak beresiko infeksi dengan Indikator : Deteksi resiko (1-5) Kenali tanda dan gejala indikasi resiko Identifikasi resiko potensial kesehatan Partisipasi di saringan
Kontrol Infeksi Ubah perawatan peralatan pasien dari protokol agency Cuci tangan sebelum dan setelah pasien beraktivitas Instuksikan pengunjung untuk cuci tangan Dorong masukan cairan Dorong istirahat Kelola terapi antibiotik Pakai sarung tangan steril
rekomendasi interval Memperoleh pengetahuan riwayat keluarga Memelihara pengetahuan keluarga personal Menggunakan perawatan kesehatan dibutuhkan Risk Control : Infection Process (Skala 1-5) Mengetahui risiko individu terhadap infeksi Mengidentfikasi tanda dan gejala mengindikasikan potensial Memonitor individu menghubungkan risiko infeksi Memonitor lingkungan perilaku untuk dengan yang risiko sesuai yang dan update riwayat riwayat
Mempertahankan
lingkungan selama
Infection Protection Monitor tanda dan gejala baik sistemik infeksi Inspeksi kulit dan membrane mukosa dari kemerahan, radang, maupun drainase Inspeksi kondisi luka Monitor bahaya infeksi Monitor energy Ajarkan pasien dan kelurga perubahan tingkat maupun local dari
tentang tanda dan gejala infeksi Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana infeksi Laporkan control infeksi secara cara mencegah
untuk
menghubungkan
personil
dengan risiko infeksi Keterangan skala: 1 = severe deviation from normal range 2 = substantial deviation from normal range 3 = moderate deviation from normal range 4 = mild deviation from normal range 5 = no deviation from normal range
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit, akan tetapi merupakan tanda suatu penyakit. Pada keadaan normal, rongga pleura hanya mengandung sedikit cairan sebanyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis pada pleura parietalis dan viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura pada waktu pernafasan. Efusi pleura didefinisikan sebagai kumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi. Efusi pleura, pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak di antara permukaan viseral dan parietal, adalah proses penyakit primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi. PATOFIS
Infeksi Penghambatan Drainase limfatik Tekanan Osmotik koloid plasma
Permeabilitas
Cavum pleura
Efusi Pleura
Ekspansi paru