Anda di halaman 1dari 20

ISSN 0215 - 8250

205

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL CO-OP CO-OP DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SERIRIT (EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN) oleh I Gusti Ngurah Puger Universitas Panji Sakti Singaraja Jl. Bisma Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Seririt dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu metode kooperatif model Co-Op Co-Op yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan metode konvensional yang diberikan kepada kelompok kontrol. Motivasi belajar berperan sebagai variabel moderator yang dipilah menjadi dua faktor, yaitu motivasi belajar tinggi dan rendah. Variabel terikat adalah prestasi belajar biologi siswa. Instrumen berupa kuesioner motivasi belajar digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa, sedangkan tes prestasi belajar biologi digunakan untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Sampel penelitian berjumlah 84 siswa kelas IX SMP yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak. Analisis data menggunakan analisis varians dua-jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op lebih tinggi daripada yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, dan (2) ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi siswa. Kata kunci: metode pembelajaran, motivasi belajar, dan prestasi belajar. ABSTRACT
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

206

This study was aimed at finding out the effect of cooperative instructional method of Co-Op Co-Op model and learning motivation on students biology achievement. The study was conducted at SMP Negeri 2 Seririt by using experimental method with the 2x2 factorial designs. The independent variable in this research is instructional method that was classified into two-factors; those were cooperative method of Co-Op Co-Op model which was given to the experimental group and conventional method which was given to the control group; while learning motivation functioned as a moderator variable. Furthermore, learning motivation was divided into two-levels, namely high and low ones. Biology achievement in this study functioned as the dependent variable. The instrument in the form of learning motivation questionnaire was used for measuring the students learning motivation, while biology achievement test was used for measuring students biology achievement. This study used 84 students as the sample selected by random sampling technique. The data analysis used two-way ANOVA. The study revealed that 1) biology achievement of students who followed the cooperative instructional method of Co-Op CoOp model was higher than those of conventional method and 2) there was a significant interaction effect between the instructional method and learning motivation on students biology achievement. Key words : instructional method, learning motivation, and biology achievement.

1. Pendahuluan Dalam dunia pendidikan, bidang studi biologi diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Biologi merupakan bidang studi yang mempelajari tentang makhluk hidup, baik mengenai tumbuhtumbuhan, hewan, protista, jamur, manusia, dan sebagainya. Menurut Depdikbud (1994), tujuan pembelajaran biologi di SMP adalah menumbuhkan motivasi dan minat siswa sebagai civitas sekolah melalui

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

207

pengamatan dan terjun langsung ke lapangan terhadap fenomena makhluk hidup. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas para siswa secara khusus diharapkan mampu: 1) memahami tentang adanya keterkaitan antara lingkungan dengan fenomena makhluk hidup, dan 2) memiliki sikap ingin tahu terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk mencapai tujuan ini, para guru biologi di SMP perlu menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Hasil amatan penulis di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran biologi dengan menggunakan metode konvensional sering menimbulkan kegagalan siswa di dalam mencapai mastery learning. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan frustrasi siswa di dalam belajar biologi, sehingga pelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sering dikenal sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan, dan tidak menarik untuk dipelajari. Kejadian ini tidak jarang menyebabkan prestasi belajar biologi siswa SMP menjadi rendah. Hal ini dapat diketahui dari perolehan nilai ujian akhir (NUA) biologi siswa. Metode pembelajaran konvensional lebih menekankan pada ceramah dan diskusi yang searah. Diskusi yang searah adalah siswa bertanya kepada guru dan guru memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Hampir tidak pernah terjadi komunikasi yang intensif antara siswa dengan siswa lainnya mengenai pokok bahasan yang sedang dibicarakan. Dengan kata lain, tidak pernah terjadi tukar informasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Hal inilah merupakan salah satu pemicu rendahnya perolehan NUA siswa dalam bidang studi biologi. Merosotnya perolehan nilai ujian akhir siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Terkait dengan faktor-faktor tersebut, Sudiarta (1996) menyatakan beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya NEM (padanan dari NUAN) siswa adalah pendekatan guru

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

208

dalam mengajar selalu berorientasi pada soal, metode mengajar yang diterapkan bersifat konvensional, kurang mengadopsi metode belajar konstruktivis, guru tidak memakai literatur yang relevan dan berlaku secara general, tidak melakukan pengkonkretan konsep sebelum proses belajarmengajar dimulai, peralatan laboratorium yang kurang memenuhi standar, dan siswa kurang dilatih berpikir kritis menurut aturan-aturan logika. Berdasarkan data yang ada, nilai ujian akhir biologi siswa SMP di Bali tergolong rendah (Adnyani, 2003), walaupun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi, seperti melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan fasilitas laboratorium, mengadakan penataran bagi staf pengajar, mensuplai buku-buku yang relevan, program Academic Staff Deployment (ASD), dan memberi kesempatan bagi staf pengajar untuk menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Namun semua usaha ini belum memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata NUA biologi yang rendah. Sebagai contoh, untuk SMP Negeri 2 Seririt pada tahun ajaran 2005/2006 rerata nilai ujian akhir biologi yang diperoleh siswa adalah 6,14, dengan nilai tertinggi 7,78, terendah 3,21, dan standar deviasi 1,51 (Nilai Ujian Akhir biologi SMP Negeri 2 Seririt, 2005/2006). Sedangkan ketuntasan belajar (mastery learning) yang dituntut sebesar 7,00. Dengan demikian, rata-rata NUA biologi SMP Negeri 2 Seririt masih jauh di bawah standar ketuntasan belajar. Sehaluan dengan pendapat Sudiarta yang mengupas faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa, Aryana (2003) juga menyatakan beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya NUA IPA siswa SMP, yaitu strategi dan pendekatan guru dalam mengajar selalu berorientasi pada soal, selalu menerapkan metode ceramah, kurang mengadopsi metode belajar yang merupakan derivat dari

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

209

konstruktivis, guru tidak memakai literatur yang relevan dan berlaku secara general, tidak melakukan pemaduan antara konsep konkret dan konsep formal, peralatan laboratorium yang kurang memenuhi standar, guru kurang memperhatikan motivasi belajar siswa, dan siswa kurang dilatih untuk mengenali tingkatan konsep menurut Klausmeier. Menurut Puger (2004), untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan penanaman konsep, penalaran, dan memotivasi kegiatan belajar siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan pemahaman, penalaran, dan memotivasi kegiatan belajar siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif, maka pengungkapan konsep-konsep dalam suatu bidang studi dapat diwujudkan melalui cara-cara yang rasional, komunikatif, edukatif, dan kekeluargaan. Lebih lanjut, hasil penelitian Ardana (2001) menyatakan adanya interaksi antara metode pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas II SMP Negeri 2 Payangan. Interaksi ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih cocok mengikuti metode pembelajaran kooperatif, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih cocok mengikuti metode pembelajaran konvensional. Belajar kooperatif merupakan suatu struktur organisasional yang mana satu kelompok siswa mengejar tujuan akademik melalui usaha bersama dalam kelompok kecil, menarik kekuatan masing-masing yang lainnya, dan bantuan masing-masing yang lainnya dalam melengkapi tugas. Metode ini menganjurkan hubungan yang saling menunjang, keterampilan komunikasi yang baik, dan kemampuan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (Hilke, 1998).

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

210

Pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op merupakan pembelajaran yang kegiatannya lebih terpusat pada siswa dan siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang. Dalam kelompok kemampuan siswa harus heterogen. Setiap siswa dalam kelompok akan mendapat tugas yang berbeda. Demikian juga siswa-siswa dari kelompok lain mendapat tugas sama akan membahas bersama tugas tersebut di dalam kelompoknya masing-masing, kemudian hasil pembahasan tersebut akan diinformasikan kepada anggota kelompoknya. Di sini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan moderator dalam mengambil simpulan pada saat diskusi berlangsung. Dengan mempelajari sendiri, mendiskusikan, menemukan, dan menghayati sendiri konsepkonsep penting yang terkandung dalam materi yang dibahas, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri, serta keterampilan sosial mereka, di samping peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri (Wartawan, 2004). Apa yang diungkapkan oleh Wartawan tersebut, sebetulnya merupakan implikasi lanjut dari pendapat Slavin (1995), yang menyatakan metode pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh yang positif dalam memperbaiki hubungan antar-kelompok dan rasa percaya diri siswa, sehingga tumbuh motivasi dalam diri siswa untuk mengulang kegiatan tersebut. Metode pembelajaran ini sangat sesuai jika diterapkan pada kelas yang memiliki kemampuan heterogen, karena siswa yang kemampuannya kurang akan dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan baik pada saat kerja kelompok. Salah satu aspek lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa menurut Aryana adalah motivasi belajar. Motivasi bersifat hasil belajar (learned), yaitu perubahan yang terjadi pada afeksi bawaan yang diakibatkan oleh adanya stimulus atau situasi afektif dari luar. Lebih lanjut Gardner (dalam Marhaeni, 2005) menekankan bahwa berdasarkan hasil-

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

211

hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa variabel-variabel keberhasilan belajar bahasa asing sangat tergantung pada variabel motivasi. Motivasi merupakan perilaku ke arah suatu tujuan, dengan demikian motivasi merupakan pendorong seseorang untuk lebih giat berusaha untuk mencapai prestasi terbaiknya. Satu dari sekian cara untuk mempelajari motivasi adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor nonfisiologis yang mempengaruhi perilaku. Henry Murray, sebagaimana dikutip oleh Marhaeni (2005) mengidenti-fikasi beberapa motif manusia. Salah satu di antaranya adalah motivasi belajar. Terkait dengan peran motivasi belajar, Budiadnya (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar PPKn siswa. Pembahasan lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi belajar terkait dengan dorongan untuk terlibat aktif dalam suatu kegiatan belajar, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun dari luar diri siswa. Berpijak dari uraian yang sudah dikemukakan, dalam penelitian ini akan dikemukakan mengenai prestasi belajar biologi, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang akan diungkap pengaruhnya terhadap prestasi belajar biologi adalah metode pembelajaran, khususnya metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op, sedangkan salah satu faktor internal yang akan diungkap pengaruhnya terhadap prestasi belajar biologi adalah motivasi belajar. Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional? dan 2) apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi?

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

212

Berpijak atas rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, dan (2) pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi. 2. Metode Penelitian Desain eksperimen yang dipilih adalah desain faktorial 2 x 2. Desain faktorial 2 x 2 merupakan desain faktorial yang sangat sederhana, yang memperkenalkan studi pengaruh dua perlakuan, yang mana masingmasing perlakuan divariasikan dalam dua tingkat atau nilai perlakuan (Isaac dan Michael, 1971). Populasi target dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 2 Seririt. Populasi terjangkaunya adalah semua siswa kelas IX SMP Negeri 2 Seririt tahun pelajaran 2006/2007. Pada SMP ini terdapat kelas IX sebanyak 7 kelas, yaitu kelas IX1, IX2, IX3, IX4, IX5, IX6, dan IX7. Informasi yang diperoleh dari Kepala Sekolah bahwa ketujuh kelas itu setara, dalam artian penyebaran siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah merata pada masing-masing kelas. Dalam pengambilan sampel penelitian ini, digunakan teknik random sampling sederhana. Teknik random sampling sederhana merupakan cara pengambilan sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan undian dan berdasarkan atas skor motivasi belajar. Berdasarkan teknik ini, maka pengambilan sampel secara acak dilakukan dalam dua tahapan. Tahap pertama, penulis memilih empat kelas IX sebagai subjek penelitian dari tujuh kelas IX yang ada secara random melalui teknik

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

213

undian. Ternyata kelas yang terpilih adalah kelas IX1, IX2, IX4, dan IX5. Selanjutnya melalui teknik undian, ternyata kelas IX1 dan IX2 terpilih sebagai kelompok eksperimen dan kelas IX4 dan IX5 terpilih sebagai kelompok kontrol. Anggota subjek penelitian yang berada pada setiap kelompok tersebut tidak semuanya diambil sebagai sampel, tetapi hanya diambil kelompok atas dan kelompok bawah yang memenuhi criterionreferenced berdasarkan hasil kuesioner motivasi belajar. Tahap kedua, menentukan jumlah sampel pada setiap sel sesuai dengan desain penelitian. Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap sel, yakni sel A1B1, sel A1B2, sel A2B1, dan sel A2B2 (sesuai dengan desain penelitian) penulis menggunakan acuan penilaian patokan (criterionreferenced). Berdasarkan atas skor kuesioner motivasi belajar dan penggolongan siswa berdasarkan criterion-referenced, sel A1B1 yang memenuhi kriteria sesuai dengan ketentuan sebanyak 23 siswa, sel A1B2 yang memenuhi kriteria sebanyak 26 siswa, sel A2B1 yang memenuhi kriteria sebanyak 21 siswa, dan sel A2B2 yang memenuhi kriteria sebanyak 25 siswa. Oleh karena dari empat sel yang ada, sel A2B1 memiliki jumlah siswa yang terendah, maka jumlah siswa pada sel tersebut digunakan sebagai patokan di dalam menentukan jumlah siswa pada setiap sel. Dengan demikian untuk sel-sel yang lainnya dilakukan pemilihan siswa secara acak melalui undian untuk menentukan jumlah sebanyak 21 siswa. Penelitian eksperimen ini melibatkan beberapa variabel yang dapat dikelompokkan sebagai variabel bebas, variabel moderator, dan varibael terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa metode pembelajaran, yang selanjutnya dipilah menjadi dua tingkatan faktor, yaitu metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dan metode pembelajaran konvensional. Variabel moderatornya berupa motivasi belajar, yang selanjutnya dipilah menjadi dua tingkatan faktor, yaitu motivasi belajar

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

214

tinggi dan rendah; sedangkan variabel bebasnya berupa prestasi belajar biologi. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner motivasi belajar berupa data interval, yang selanjutnya diubah menjadi data nominal, sedangkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran tes prestasi belajar biologi berupa data interval. Secara garis besar urut-urutan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) pemberian kuesioner motivasi belajar, 2) pelaksanaan pembelajaran pokok bahasan peningkatan produksi pangan, dan 3) pemberian tes prestasi belajar biologi pada kedua kelompok perlakuan. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen, yaitu kuesioner motivasi belajar dan tes prestasi belajar biologi. Kedua instrumen ini sebelum diujicobakan terlebih dahulu dinilai oleh dua orang rater. Hasil penilaian rater selanjutnya diuji validitas isi dan dihitung reliabilitas respon antar-rater. Validitas isi (VI) diuji dengan tabulasi silang dari Gregory (2000) dan reliabilitas respon antar-rater (r) dihitung dengan formula Anava Hoyt. Hasil pengujian dengan tabulasi silang dari Gregory diperoleh koefisien VI kuesioner motivasi belajar sebesar 0,98 dan VI tes prestasi belajar biologi sebesar 0,95. Oleh karena koefisien VI untuk kedua instrumen lebih besar dari 0,90 (kriteria Erwin, 2001), maka kedua instrumen tersebut dapat diujicobakan lebih lanjut. Demikian juga dari hasil penghitungan dengan formula Anava Hoyt diperoleh koefisien r untuk kuesioner motivasi belajar sebesar 0,802 dan tes prestasi belajar biologi sebesar 0,828. Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas respon antarrater ini, diperoleh koefisien r untuk kedua instrumen tersebut lebih besar dari 0,70 (kriteria Fraenkel dan Wallen, 1993), maka kedua instrumen tersebut layak untuk diujicobakan lebih lanjut.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

215

Instrumen yang berupa kuesioner motivasi belajar dan tes prestasi belajar biologi telah diujicobakan kepada 200 siswa kelas IX SMP Negeri 1 Seririt. Hasil uji-coba tersebut digunakan sebagai dasar untuk menguji validitas butir dan menghitung reliabilitas kuesioner motivasi belajar dan tes prestasi belajar biologi. Validitas butir kuesioner motivasi belajar diuji dengan korelasi product moment dari Pearson (r) dan tes prestasi belajar biologi diuji dengan korelasi point biserial (rpbi); sedangkan reliabilitas kuesioner motivasi belajar dihitung dengan rumus Alpha-Cronbach dan tes prestasi belajar biologi dihitung dengan rumus K-R 20 (Fernandes, 1984). Berdasarkan atas pengujian validitas butir dengan korelasi product moment untuk kuesioner motivasi belajar diperoleh 36 butir termasuk kategori valid dan 4 butir termasuk kategori drop; dan hasil pengujian validitas butir tes prestasi belajar biologi dengan korelasi point biserial diperoleh 34 butir termasuk kategori valid dan 6 butir termasuk kategori drop. Penghitungan reliabilitas kuesioner motivasi belajar dengan rumus Alpha-Cronbach diperoleh koefisien r sebesar 0,856 dan penghitungan reliabilitas tes prestasi belajar biologi dengan rumus K-R 20 diperoleh koefisien r sebesar 0,879. Oleh karena nilai koefisien r kedua instrumen tersebut lebih besar dari 0,70 (kriteria Fraenkel dan Wallen, 1993), maka kedua instrumen tersebut dapat digunakan lebih lanjut sebagai instrumen penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Anava duajalur dengan uji F pada taraf signifikansi 5%. Anava dua-jalur mempersyaratkan dua hal pokok, yaitu skor pada setiap sel harus berdistribusi normal dan variansi skor pada setiap sel harus homogen (Irianto, 1989). Hasil uji Chi-kwadrat menyatakan kedelapan kelompok data berdistribusi normal dan hasil uji Bartlett menyatakan keempat kelompok varians berasal dari populasi yang homogen.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

216

3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 3.1 Analisis Data Berpijak dari kriteria pengujian hipotesis yang sudah diuraikan sebelumnya, diperoleh hasil uji hipotesis pertama dan kedua dengan menggunakan analisis varians dua-jalur, seperti diringkaskan pada tabel 01. Tabel 01 : Ringkasan Anava Dua-Jalur Sumber Varian A B AB Dalam Perlakuan Total JK db RK Fh =0,05 3,96 3,96 3,96 --Ft =0,01 6,96 6,96 6,96 ---

41,440 425,250 146,679 251,619 864,988

1 1 1 80 83

41,440 425,250 146,679 3,145 --

13,176* 135,214** 46,639** ---

Keterangan: JK = Jumlah kuadrat. db = Derajat kebebasan. RK = Rerata kuadrat. Fh = F hitung. Ft = F tabel pada taraf signifikansi =0,05 dan =0,01.
**

= Signifikan pada taraf signifikansi =0,01.

Dari hasil analisis varians dua-jalur diperoleh nilai F antar tingkatan faktor pada metode pembelajaran (antar kolom) atau dikenal dengan notasi F(A) hitung = 13,176, sedangkan harga F tabel pada dbA = 1 dan dbdalam = 80 untuk taraf signifikansi 5% = 3,96. Ini berarti bahwa nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% (Fh = 13,176 > Ft(1;80)
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

217

= 3,96). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op CoOp lebih baik daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, diterima. Hasil uji analisis varians dua-jalur menunjukkan harga FAXB hitung = 46,639 dan harga F tabel pada db(1;80) dan taraf signifikansi 5% sebesar 3,96. Hal ini berarti nilai FAXB hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% (FAXB hitung = 46,639 > Ft(1;80)(0,05) = 3,96). Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi, ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi, diterima.
(0,05)

3.2 Pembahasan Hasil penelitian ini telah menemukan efek utama (main effect) bahwa secara keseluruhan, dengan tidak memperhatikan variabel moderator berupa motivasi belajar, prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op lebih baik daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan hasil metaanalisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (1989/1990), yang menyatakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajar.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

218

Temuan ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004), yang pada dasarnya menyatakan metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dapat membantu siswa untuk ikut berpikir dalam situasi PBM. Siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op akan dituntut untuk mampu mentransfer atau mengkomunikasikan materi yang digodok pada kelompoknya, juga dituntut mampu berbicara di depan kelompok yang mungkin sebelumnya tak pernah dialami. Siswa harus mampu berkomunikasi, berbicara, mengemukakan pendapat, dan aktif dalam kelompoknya masing masing sesuai dengan tugas yang diembannya. Sebaliknya, pada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, pada awal pembelajaran siswa terpaksa harus melakukan transfer knowledge, berupa konsep-konsep dalam pokok bahasan peningkatan produksi pangan yang diinformasikan oleh guru biologi di kelas. Siswa yang mengikuti metode pembelajaran ini terpaksa harus memahami konsep-konsep biologi secara formal. Efek lanjutan dari peristiwa ini, siswa terpaksa harus menghafalkan konsep-konsep dalam pokok bahasan yang sudah dikemukakan sebelumnya. Dengan kata lain, siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op lebih mampu meningkatkan keterampilan sosial mereka dalam mengerjakan tugas pada kelompoknya masing-masing bila dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal inilah yang menyebabkan prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model CoOp Co-Op lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Melalui uji analisis varians dua-jalur diperoleh temuan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

219

dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Seririt. Adapun model interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi berlajar terhadap prestasi belajar biologi, dapat dikaji pada Gambar 01.
E stim ated M argina M l eans of X
Z 1.00 2.00 24.00

22.00

20.00

l n g r M d e a m i t s E
18.00

1.00

2.00

Gambar 01 : Model Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Biologi.

Pada Gambar 01 dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op CoOp dan memiliki motivasi belajar tinggi (A1B1) sebesar 24,62, rerata prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi belajar tinggi (A2B1) sebesar 20,57, rerata prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model CoOp Co-Op dan memiliki motivasi belajar rendah (A1B2) sebesar 17,48, dan rata-rata prestasi belajar siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi belajar rendah (A2B2) sebesar 18,71. Hal ini berarti bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih cocok mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih cocok mengikuti metode pembelajaran konvensional.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

220

Dengan kata lain, pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar biologi pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Seririt sangat tergantung pada tinggi-rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Kerlinger (2002), yang menyatakan bahwa interaksi berarti kerja atau pengaruh suatu variabel bebas terhadap suatu variabel terikat, bergantung pada taraf atau tingkat variabel bebas lainnya. Dalam penelitian ini, metode pembelajaran dan motivasi belajar merupakan dua variabel bebas yang mempengaruhi prestasi belajar biologi sebagai variabel tergantung. Pengaruhnya terhadap prestasi belajar biologi, variabel metode pembelajaran sangat tergantung pada variabel motivasi belajar di dalam memunculkan prestasi belajar siswa. Dalam arti bahwa pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar biologi sangat bergantung pada tinggi-rendahnya motivasi belajar. Kenyataan ini berarti bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar biologi yang lebih tinggi bila mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memperoleh prestasi belajar biologi yang lebih rendah bila mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op daripada siswa mengikuti metode pembelajaran konvensional. Temuan ini sebetulnya sangat sejalan dengan hasil penelitian Ardana (2001), yang pada hakikatnya menyatakan terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas II SMP Negeri 2 Payangan. Interaksi ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih cocok mengikuti metode pembelajaran kooperatif dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih cocok mengikuti metode pembelajaran konvensional.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

221

4. Penutup Berdasarkan atas temuan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. (1) Prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op lebih baik daripada siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional; dan (2) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar biologi. Berdasarkan atas simpulan yang sudah dikemukakan, dapat dikemukakan saran seperti berikut. (1) Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op telah terbukti lebih ampuh di dalam peningkatan prestasi belajar dalam bidang studi biologi bila dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu perlu adanya pemantauan dan pemeriksaan yang teliti dari para pemegang kebijakan mengenai aplikasi metode pembelajaran oleh guru-guru bidang studi biologi. (2) Bagi lembaga pendidikan yang mengemban misi untuk mendidik calon-calon guru bidang studi biologi, hendaknya secara terusmenerus memperkenalkan dan melatih siswa untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Co-Op Co-Op yang berperan untuk mencapai proses berpikir kritis dan kompleks, terutama di dalam memahami konsep-konsep biologi, dan (3) Bagi peneliti yang berminat untuk memverifikasi hasil penelitian ini, diharapkan untuk menggunakan lebih dari satu pokok bahasan biologi di kelas IX sehingga tes prestasi belajar biologi dapat diperluas kajian materinya. Kajian materi yang lebih luas akan dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas tes.

DAFTAR PUSTAKA

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

222

Adnyani, Nyoman. 2002. Kelemahan-Kelemahan Penerimaan Siswa SMP yang Beracuan pada NUAN. Makalah yang Disampaikan dalam Seminar Ilmiah Universitas Mahasaraswati, 18 September 2002. Ardana, Wayan. 2001. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Payangan. Laporan Penelitian Dosen Kopertis Wilayah VIII Tahun 2001. Aryana, Wayan. 2003. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 2003. Budiadnya, Made. 2004. Ujicoba Model Pembelajaran Generatif dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di SMP Negeri 5 Singaraja. Tesis. Singaraja: Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Erwin, Tuti Nuriah. 2001. Sikap Siswa SLTP Terhadap Pelajaran Sejarah: Suatu Eksperimen tentang Pengaruh Metode Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Sikap Siswa SLTP Mengenai Pelajaran Sejarah. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta: National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development. Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon. Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

223

Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PPKn pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Isaac, Stephen and William B. Michael. 1971. Handbook in Research and Evaluation. California: Robert R. Knapp, Publisher. Kerlinger, Fred N. 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Diterjemahkan oleh Landung R. Simatupang dan H.J. Koesoemanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Marhaeni, A.A.I.N. 2005. Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi dalam Belajar Bahasa Inggris Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Studi Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja, 2004). Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Nilai Ujian Akhir (NUA) Biologi SMP Negeri 2 Seririt, Tahun 2005/2006. Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas. -------. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon. Soedomo, M. 1989/1990. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Sudiarta, Wayan. 1996. Pengaruh Penyisipan Berpikir Silogisme dalam Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

224

Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 1996. Wartawan, I Wayan. 2004. Pembinaan Kualitas Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMU Negeri 2 Singaraja. Dalam Jurnal IKA, Vol. 2 No.1 Mei 2004 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai