Anda di halaman 1dari 32

Backbone PSTN-II

JARINGAN PSTN

Local exchange functions


Dari sisi penanganan trafik, fungsi sentral dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Kelompok Fungsional dari suatu sentral

Kelompok fungsional sentral tersebut terdiri dari: satu group switch untuk fungsi-fungsi switching; satu trunk stage, terdiri exchange terminal circuits (ETCs) yang merupakan interface ke jaringan transport; Fungsi-fungsi signalling digunakan untuk berkomunikasi dengan sentral-sentral yang lain (contoh :menggunakan SS7); Fungsi operation and maintenance (tidak digunakan pada fasa connection set-up); Fungsi control Sebagai tambahan, sentral lokaI juga mengandung berbagai fungsi berikut : Subscriber stage, yang fungsinya mencatu saluran pelanggan, konversi A/D, konsentrasi dalam group switch, pensinyalan dari dan ke pelanggan, dan fungsi kendali ke group switch untuk fungsi-fungsi switching; Fungsi-fungsi signalling untuk berkomunikasi dengan sentral lainnya (menggunakan SS7, misalnya); Fungsi charging; Fungsi operation and maintenance (tidak digunakan dalam fase connection set-up ); dan Fungsi-fungsi akses Internet (dalam beberapa kasus).

What is connected to what?

Suatu sentral lokal mengeset suatu hubungan dari salah satu pelanggan lokal ke :
Pelanggan lain di dalam sentral yang sama (panggilan internal); Suatu PBX, melalui suatu time slot dari suatu PCM link ke PBX; Suatu time slot dari suatu PCM link ke sentral lainnya; Ke Internet, melalui suatu modem dan suatu access server; Ke suatu perangkat penjawab (announcement equipment); dan Berbagai perangkat lainnya di dalam sentral.

Tingkat Pelanggan (Subscriber stage)

Time switch in the subscriber stage


7

Fungsi suatu LIC (Line Interface Circuit) mencakup:


Proteksi tagangan berlebih (overvoltage protection); Alat test yang dapat dihubungkan untuk memfasilitasi pengukuran otomatis dan pencarian gangguan (troubleshooting) suatu saluran pelanggan; Sinyal bel (ringing) ke pesawat telepon; Pencatu arus ke pesawat telepon; Deteksi kondisi kontak kait (off hook dan on hook); Deteksi pulsa-pulsa yang dihasilkan oleh dial telepon; Pembalikan polaritas (digunakan untuk pensinyalan telepon yang dioperasikan dengan coin dan PBX); Suatu hybrid untuk junction diantara seksi 2-kawat dan 4-kawat; dan Suatu konverter A/D (untuk mengutilisasi teknik PCM).

Fungsi kendali, pembangunan (set-up) dan pembubaran (release) suatu panggilan.


Fase 1: Pelanggan A mengangkat the handset Dengan pendeteksian secara kontinyu terhadap seluruh saluran pelanggan, sistem kendali sentral dapat segera mengetahui ketika pelanggan mengangkat handset-nya.

Fase 2: Sentral menerima nomor telepon langganan B


Nomor telepon pelanggan B diterima oleh Register (Tone Receiver), yang selanjutnya mengirimkan pulsa-pulsa tersebut ke suatu fungsi kendali (control function). Fungsi kendali menganalisa : kemana panggilan dihubungkan (lokal, antar sentral), menggunakan metode pembebanan apa,,dll) Jika merupakan panggilan lokal melakukan query ke database pelanggan (database berisi informasi LIC untuk koneksi fisik) Jika merupakan panggilan ke sentral lain melakukan analisis routing Analisis pembebanan bergantung pada kategori pelanggan

10

Phase 3: Sentral melakukan panggilan keluar (The exchange sets up the outgoing call)

Pembukaan hubungan dari sentral pelanggan B dimungkinkan melewati sentral lain- menuju sentral pelanggan A. Fungsi control meminta GS pada subsriber stage mereservasi path antar subsriber dan memilih TS pada link outgoing PCM Fungsi control meminta Time switch pada subscriber stage memutuskan pelanggan A dari Tone Receiver. Koneksi terbentuk antara pelanggan A-B. Sentral pelanggan B mengirim sinyal ringging ke pelanggan lokal. ringing tone dikirim melalui koneksi yang terbentuk. Fungsi control memonitor koneksi

Pembangunan Hubungan keluar

11

Fase 4: Pelanggan mengakhiri percakapan / hubungan.


Sistem kendali memonitor secara kontinyu percakapan / hubungan diantara dua pelanggan; jika hubungan telah selesai ( salah satu pihak meletakkan handsetnya kembali), maka hubungan diputuskan.

Pembubaran Hubungan

12

Layanan PSTN
Dibawah ini diberikan daftar beberapa layanan yang umum diberikan oleh suatu PSTN. Calling line identification presentation (CLIP) Disebut juga "caller ID", jenis layanan ini memungkinkan pelanggan yang dipanggil dapat mengetahui nomor telepon pelanggan yang memanggil. Calling line identification restriction (CLIR) Pelanggan dapat meminta kepada sistem agar nomor teleponnya tidak ditampilkan (tidak diketahui) oleh yang dipanggil. Layanan ini dapat dibuat permanen atau semi permanen, tergantung pada permintaan pelanggan. Hot line Jenis layanan ini memungkinkan pelanggan secara otomatis terhubung ke nomor pelanggan lainnya yang telah diprogramkan sebelumnya, hanya dengan mengangkat handsetnya; Ada dua varian, yaitu pelanggan yang dituju akan terhubung seketika atau setelah beberapa saat tertentu yang terakhir ini dapat digunakan, jika pelanggan tersebut ingin menghubungi pelanggan lainnya, yang tidak termasuk di dalam program hot line. Malicious-call tracing Merupakan suatu jenis layanan yang memungkinkan seorang pelanggan mengetahui siapa pengganggunya, dengan menelusuri panggilan yang diterimanya sebelumnya. Barring services Jenis layanan ini membatasi panggilan keluar yang tidak dikehendaki, misalnya untuk melakukan panggilan premium (premium call), panggilan SLJJ, dan sebagainya.
13

Standar Code Layanan (Service Code Standardization)


Kode layanan digunakan untuk mengakses dan mengontrol layanan melalui telepon. ETSI menggunakan (*21*) untuk "call forwarding unconditional", digunakan pada awal prosedur dimulai / mengaktifkan layanan digunakan pada awal prosedur di akhiri / menonaktifkan layanan Digunakan untuk mengakhiri procedure.

14

Pensinyalan pelanggan untuk panggilan telepon (Subscriber Signaling)

15

Pensinyalan pelanggan untuk hubungan fax

16

Pensinyalan Antar Sentral PSTN


Channel-associated signalling Sebagian besar sistim pensinyalan antar sentral adalah berdasarkan pada prinsip CAS, dengan contohnya : sistem pensinyalan No. 4, 5, R1 dan R2. CAS dibagi menjadi line signalling dan register signalling. Pembagian ini juga direfleksikan pada pemisahan fungsi sinyal di dalam sentral. Line signaling/supervisory signalling menangani pertukaran informasi, yang menunjukkan status saluran diantara dua sentral, seperti pendudukan (seizure), kondisi menjawab (answer), clear forward dan clear back. Register signaling/address signalling menangani pertukaran informasi ruting (B-number, A-category, B-status, dan sejenisnya) dan bersifat unik untuk setiap panggilan. Common channel signalling Bentuk terakhir untuk pensinyalaan antar sentral berbasis circuit-switched adalah common channel signalling (CCS). CCS mensyaratkan adanya pemisahan jaringan pensinyalan di dalam sistem. Contoh tipikal pengguna sistim pensinyalan ini adalah ISDN dan PLMN.
17

Informasi Antar Sentral


Informasi untuk set up, pengawasan, dan pemutusan ; Informasi yang berhubungan dengan layanan (call forwarding and callback, charging); Informasi yang menunjukkan perubahan status (congestion pada perangkat switching sentral tetangga atau pada jaringan transmisi).

Signalling Antar Sentral


Ada tiga tipe pensinyalan: analog connections (trunk circuits) using CAS; digital connections using CAS; and digital connections using CCS.

18

Sirkit Trunk Analog


Didalam jaringan telepon konvensional, suatu sirkit trunk dapat diduduki hanya dalam satu arah (one-way seizure). Dengan diintroduksinya metoda pensinyaalan yang lebih baik, suatu sirkit trunk dapat digunakan sebagai sirkit dua-arah (bothway). Contoh : Sentral A dan sentral B dihubungkan dengan tiga sirkit trunk. Sirkit trunk 1 digunakan untuk pendudukan dari A ke B, sirkit trunk 2 untuk pendudukan dari B ke A, dan sirkit trunk 3 untuk pendudukan baik dari A ke B, maupun arah sebaliknya. Perangkat pemsinyalan yang terdapat di sentral A dan B disebut sirkit outgoing trunk, incoming trunk dan bothway trunk.

Pendudukan sirkit trunk analog

19

Koneksi Digital
Contoh : Penambahan dua jalur digital antar sentral
CAS dengan 32 kanal PCM. Time slot 16 digunakan untuk line signalling dari 30 kanal voice. Code senders and code receivers dihubungkan untuk mengirim dan menerima register signals. CCS dengan 32 kanal PCM. kanal signalling dan trafik tidak sama. Kanal signalling ditangani oleh signalling terminal di tiap sentral yang selalu terhubung dengan dedicated time slot. Sistem PCM terhubung dengan exchange terminal circuit (ETC).

20

MULTIPLEXING
Multiplexing adalah mengkombinasikan 2 atau lebih sinyal informasi ke dalam satu gelombang dan di penerima sinyal tersebut dapat dipisahkan kembali sesuai aslinya (demultiplexing). Tujuan : menghemat resource Ada dua cara generik multiplexing - Frequency Division Multiplexing (FDM) - Time Division Multiplexing (TDM)
21

Multipleksing
Multipleksing Fungsi : - Untuk penghematan transmisi - Menjadi dasar penyambungan digital TDM digunakan dalam pentransmisian sinyal digital. Sinyal suara (analog) diubah dalam bentuk digital melalui proses sampling, kuantisasi, coding, setelah itu baru di multiplex.
LPF Sam pling Kuantisasi Coding Multipleksing

LPF

Sam pling

Kuantisasi

Coding

LPF

Sam pling

Kuantisasi

Coding

22

Prinsip Multiplexing

Four wire voice channels (send)

Multiplex unit (send) Transmission medium

Demultiplex unit (receive)

Four wire voice channels (receive)

Four wire voice channels (receive)

Demultiplex unit (receive) Transmission medium

Multiplex unit (send)

Four wire voice channels (send)

23

Prinsip Multiplexing

24

Prinsip Multiplexing

25

FDM
A Mixer Output= A,B,A+B dan A-B

B Jika ditambah : 300-3400 Hz Mixer 20.000Hz +300Hz ------------20.300 Hz 20.000Hz +3400Hz ------------23.400 Hz

20.300 Hz 20 KHz

23.400 Hz

Jika dikurangkan :

20.000Hz -300Hz ------------19.700 Hz

20.000Hz -3400Hz ------------16.300 Hz

16.600 Hz

19.700 Hz

26

27

Contoh FDM

12

11

10

9
72 76

8
80

7
84

6
88

5
92

4
96

3
100

2
104

1
108

60

64

68

28

TDM

Konsep dasar
Merupakan metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital Dalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup dengan sampel-sampelnya saja Sinyal suara atau gambar yang masih berupa sinyal listrik analog diubah menjadi sinyal listrik digital melalui 4 tahap utama, yaitu : Sampling Quantisasi Pengkodean Multiplexing

29

Prinsip TDM

30

Hirarki PCM

31

32

Anda mungkin juga menyukai