Sukun adalah nama tanaman sekaligus buahnya sukun memiliki nama ilmiyah Artocarpus altilis yang dapat dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m yang bertipe iklim basah, tanah alluvial yang mengandung banyak bahan organik, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka, buah sukun menyerupai buah nangka. Kandungan Buah dan Daun Sukun Buah sukun kaya akan karbohidrat dan rendah kalori, kandungan vitamin dan mineral buah sukun terbilang sangat tinggi selain kandungan vitamin dan mineral buah sukun kaya akan zat zat fitokimia yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Buah sukun juga mengandung zat-zat asam amino esensial, seperti lysine, methionin, tryphtopan serta valin. Daun ini diyakini mengandung beberapa zat yang bermanfaat untuk tubuh seperti asam hidrosianat, asetilcolin, tannin, riboflavin dan yang lainnya. Pada percobaan dari Departemen Kimia, Chiang Mai Universty, Thailand. Boonphong dan rekan berhasil mengisolasi Sembilan senyawa flavon dari ekstrak dichloromethane akar suku yakni cycioartocarpin, artocarpin, chaplashin dari inti akar sukun. Mereka juga sukses mengisolasi senyawa murosin, cudraflavone B, cycloartobiloxanthone, artonin, cudraflavone C, dan artoblloxanthone dari kulit akar sukun. Kesembilan senyawa tersebut berkhasiat sebagai anti bakteri Tuberculosis Mycobocterium. Nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) senyawa itu 3,12-100 ug/ml. Angka MIC menunjukkan pada rentang konsentrasi itu kesembilan senyawa tersebut efektif membunuh Mycobocferium luberculosis. Semakin rendah angka MIC. semakin baik daya hambatnya. Dari kesembilan senyawa itu, delapan di antaranya memiliki aktivitas antiplasmodial yakni mampu menghalau parasit penyebab malaria Piasmodium folciporum. Nilai IC50 3,5mg./ml. Artinya. pada konsentrasi itu mampu menghambat separuh aktivitas Plasmodium falciparum.