SULUK KESEIMBANGAN
Ya Allah,
jadikan hamba air
sembunyi di kerendahan
jadikan hamba tanah
berdiam dalam kesunyian
jadikan hamba udara
memfanakan keberadaan
jadikan hamba api
menerima penolakan!
Ya Allah,
bila kemuliaan disepelekan
bila kesabaran dihinakan
bila kekuasaan dituankan
bila kesombongan diberhalakan
ubah hamba
jadi bah jadi gempa jadi badai jadi kebakaran
sampai keadilan ditubuhkan
sampai keseimbangan dikembalikan!
2003
2
SULUK JAMAN AKHIR
2007
3
SULUK PINTU TERKUNCI
4
laut akan melecehkan proyek-proyek masa depan
gunung akan mempertontonkan kekerdilan nalarmu
sementara udara akan menjepit napasmu
dan orang mulai menyumpahi caramu mengemudikan gelombang.
5
betapapun segenap tenaga dikerahkan
sejarah tak bisa dihadang
betapapun segenap rekayasa disebarkan
(Hasbunallah wa ni’mal wakiil 3x, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir) 2x
matahari tak bisa ditutupi tangan.
Kamu akan termangu
kaget oleh kenyataan yang dadakan menikam,
sementara pintu yang kau agungkan tak menjaga dari kepastian
(Hasbunallah wa ni’mal wakiil 3x, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir) 2x
bahkan jadi sembilu yang menusuk dari belakang.
Pati, 2007
6
PANTUN JADI-JADIAN
7
Demokrasi ya demokrasi
tapi mbok jangan asal bunyi
Korupsi ya korupsi
tapi mbok jangan habis-habisan begini!
Kalau orang gila bicara,
yang dengar bisa ikut gila
Kalau situ dituntut jaksa,
bilang sakit habis perkara!
Jaman akhir, banyak yang nelangsa
bicara boleh saja, didengar urusan lainnya
Kalau tak percaya, periksa para penguasa
apa kupingnya masih nempel di kepala!
Jangan suka salah sangka
demokrasi bukan rakyat yang kuasa
Kalau hutan dan tambang dijarah seenaknya
memang situ mau apa!
Ling molang maling gemblung
royokan balung gemblung
ling molang maling gemblung
balapan sinting gemblung
Dari Sabang sampai Merauke
berjajar maling-maling
sambung menyambung menjadi satu
namanya pasar maling
Para maling bersekongkol
menyandera masa depan
Nilai diputarbalikkan
jadi saham perdagangan.
2006
8
SULUK KECELIK
Kukira kau yang kutunggu
kukira kau yang kurindu
ternyata kau juga penipu
ternyata kau juga pemalsu
9
Dulu musuhku satu
kini musuhku beribu
dulu kutahu musuhku
kini musuhku tak tentu
2007
10
SULUK KIAMAT ALIAS BERSAMA KITA GILA
2007-2008
11
SULUK MONTANG-MANTING
Kubaca angin
kubaca gelombang
kubaca matahari
kubaca rembulan
kubaca mimpi
kubaca harapan
wajahMu terhampar sunyi di ufuk kenyataan
mata buta kami tak membacanya
hati nista kami tak kuasa menyapanya
Di ujung kegelapan
orang berbaris berpedang
menarikan kegilaan
menorehkan dendam
Pembangunan dirancang bukan demi kebutuhan
tapi karena proyek harus diciptakan
dan para pemimpin butuh lebih banyak simpanan
Ya Allah! Ya Rabbi!
Awan berarak
daun berserak
ranting berderak
wajah ngungun letih mendongak
langit sesak gambar congkak
bumi letih merangkak
12
Ya Allah ya Robbi
ini makin gila
takut bayangan
nyawa dipertaruhkan
Ya Allah ya Robbi
akal sehat dimana
demi impian
nyebar ketakutan
Ya Allah ya Robbi
ini pemimpin apa
untuk omong kosong
rakyat dikorbankan
Ya Allah ya Robbi
ini mau dibawa kemana
bencana tak henti
malah membangun kehancuran
2007
13
SULUK MABUK SEGALA JURUSAN
Karena tiap kami ucapkan satu kata, kamu bombardir dengan ribuan wacana
karena tiap kami gerakkan satu tangan, kamu cegat dengan ribuan tandingan
karena tiap kami tuntut satu perubahan, kamu serbu dengan ribuan keributan
maka kami memilih lupa!
14
Karena kamu ugal-ugalan
kami mabuk habis-habisan
menenggak tuntas anggur yang kamu tuangkan!
Kami kutuk catatan
kami sumpahi ingatan
kami ludahi kesadaran.
Anginnya marah
lautnya tumpah
gunungnya balapan bubrah
Tanahnya rekah
udara gerah
langitnya jadi memerah
Semua dijarah
semua diperah
buminya meradang marah
2005-2006
15
SULUK SUNYI
1.
Atau langit yang enggan terbuka?
Atau rembulan yang belum purnama?
Atau matahari yang masih menutup mata?
Atau gerhana yang selalu bertahta?
Atau bumi yang tersesat jalannya?
(Ke rumah para Nabi memulai) 4x
2.
Berlayar di samudra sunyi tak bertepi,
berperahu mati.
Tanda-tanda tak berbunyi,
bahasa tak bisa diwadahi.
Menggigil sendiri.
Tak tahu dimana batas menanti.
tak ada jejak ditapaki,
gelap dan cahaya hilang arti.
Berlayar di samudra sunyi tak bertepi,
ke rumah para nabi mulai.
3.
Langit berawan membuat mata tak jernih memandang,
bukan kebutaan yang disesalkan, tapi bayangan yang menyesatkan
bukan ilmu atau kejahilan yang mengacaukan, tapi prasangka yang menggelincirkan
bukan iman atau kekafiran yang membingungkan, tapi citra yang menjerumuskan
Haihata, haihata,
seumur-umur kita tipu kebenaran!
4.
Kemiskinan, kelaparan, anak-anak keleleran di pinggir jalan
akan merampok surga yang kau bayangkan
dalam nyenyak ketidak adilan
16
5.
Pergilah!
Ke subuh yang siap membuka cahaya
ke angin yang siap meneteskan hujan
ke tanah yang siap melahirkan bunga
Pergilah!
6.
Ya, bagaimana jadi udara bila menolak sirna?
Ya, bagaimana jadi tanah bila menolak terurai?
Ya, bagaimana jadi samudra bila menolak cair?
Ya, bagaimana jadi cahaya bila menolak luluh?
7.
Ya Rabbi bil Musthofa, baligh ma qashidana
Tanggal tinggal tunggal
yang tak dibutakan kerinduan
dibutakan keasingan
yang tak mabuk anggur
mabuk racun
yang tak dikaramkan cahaya
dikaramkan kegelapan
yang tak luruh pada dzat
luruh pada af’al
Tanggal tinggal tunggal
segenap permainan
bukan ukuran
Tanggal tinggal tunggal
(Tanggal tinggal tunggal)
segenap permainan
bukan ukuran
Ya Rabbi bil Musthofa, baligh ma qashidana (Akhir 2x)
(Tanggal tinggal tunggal) Akhir 4x
17
8.
Aku ingin dipeluk
sampai tumpas tubuh
sampai tandas jiwa
tak tersisa
Aku ingin dipeluk
sampai lunas aku
sampai habis kau
tak tertinggal
Aku ingin dipeluk
sampai sunyi
mati
2003.
18
SULUK LUKA
Pati, 2007
19