Anda di halaman 1dari 2

1. Definisi Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.

Inflamasi kronik menyebabkan hiperresponsif jalan napas, yaitu menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi, dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan (PDPI, 2004). 2. Etiologi Walaupun prevalensi kejadian asma pada populasi tidak kecil, yaitu 3-5 %, etiologi asma belum dapat ditetapkan dengan pasti. Tampaknya terdapat hubungan antara asma dengan alergi. Asma merupakan gangguan inflamasi kompleks yang melibatkan berbagai sel (misalnya, neutrofil, basofil, eosinofil, sel mast, makrofag, dan sel struktural) dan mediator (sitokin, kemokin, histamin, leukotrien, reactive oxygen species, dan tromboksan). Konsep patogenesis asma terus berkembang sejak tahun 1980-an, terutama karena adanya temuan baru yang menghubungkan berbagai fenotip asma dengan pola genetik. Berdasarkan temuan ini, muncul konsensus umum bahwa inflamasi jalan napas dan remodelling adalah komponen penting dalam asma. Selanjutnya, paparan lingkungan dapat mengatur ekspresi dari gen yang rentan terhadap asma, yang menjadikan asma penyakit yang dinamis (Lugogo et al., 2010). Walaupun asma disebabkan oleh berbagai faktor pada awalnya, inflamasi diyakini merupakan dasar dari gangguan ini dan merupakan hasil dari respon imun yang tidak cukup sesuai terhadap berbagai antigen pada individu yang secara genetik rentan terhadap asma. Bukti dari pasien dengan asma dan hewan penelitian dalam hiperreaktivitas bronkus menunjukkan bahwa limfosit CD4 yang mengatur dan melaksanakan respon imun dan inflamasi yang berperan dalam timbulnya asma (Lugogo et al., 2010). 3. Epidemiologi Di Indonesia sendiri merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, hal ini tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. pada tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kematian (morbiditi) bersama-sama dengan bronkitis

kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronchitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000 (Hadibroto, 2005). Jika dilihat dari saat timbul serangan asma, maka 30% semua serangan asma dimulai pada umur di bawah 10 tahun pada orang Inggris, Amerika, dan Australia. Sedangkan di Skandinavia, India, dan Nigeria serangan asma pertama yang timbul pada usia dewasa muda di Amerika Serikat kurang dari 9%, di Finlandia dapat mencapai 42% dan di Inggris sekitar 6 sampai 16% (Hadibroto, 2005).

1. Hadibroto

I.

Asma:

Infomasi

Lengkap

untuk

Penderita

dan

Keluarganya.

Jakarta.Gramedia Pustaka Utama. 2005 :67-97.


2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosa & Penatalaksanaan di

Indonesia. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2004 : 1-76. 3. Lugogo N., Que L.G., Fertel D., Kraft M. 2010. Asthma dalam Murray & Nadel Textbook of Respiratory Medicine 5th edition. Ebook.

Anda mungkin juga menyukai