Anda di halaman 1dari 14

Laporan

Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Pabrik Gula


Oleh
Hairul Mokodongan M. Junaidi Maksum Suci Safitri Dg Palalo Cicin Datukramat Wiwit Lufiyani

PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

A. Judul Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Pabrik Gula

B. Tujuan Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang zat-zat kimia yang dapat mencemari air sebagai akibat dari pembuangan limbah industri gula.

C. Dasar Teori 1. Pencemaran Air Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi : Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau kon sentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD). 2. Sumber Pencemaran Air
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Dalam pembahasan ini akan dibahas sumber kontaminan langsung dalam hal ini limbah industri. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

3. Dampak Pencemaran Air Akibat pencemaran air pada kehidupan umat manusia sangat kompleks. Apabila kita meminum air yang sudah tercemar maka dapat mengganggu kesehatan karena akan menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel pada tubuh kita. Walaupun kita tidak meminum air yang sudah tercemar tapi sumber penyakit seperti malaria, demam berdarah dan muntaber dapat ditularkan oleh serangga yang hidup atau hinggap pada habitat air kotor yang tercemar.

Secara umum dampak yang disebabkan oleh pencemaran air yaitu sebagai berikut : 1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O2) yang dapat menyebabkan kematian. 2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrifikasi) 2. Pendangkalan dasar perairan 3. Tersumbatnya penyaring reservoir dan menyebabkan perubahan ekologi 4. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat 5. Akibat penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama predator 6. Kematian biota kuno, seperti: plankton, iank, bahkan burung 7. Kekurangan sumber air 8. Mutasi sel, kanker, dan leukimia. D. Alat dan Bahan 1. Alat Labu ukur, fungsi untuk menentukan volume larutan yang digunakan Pipet tetes, fungsi untuk meneteskan larutan dalam jumlah kecil

Batang pengaduk, fungsi untuk mengaduk larutan sampai larut

Tabung reaksi, fungsi untuk mereaksikan larutan yang akan diuji Rak tabung reaksi, fungsi sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi Gelas kimia, fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, sebagai media pemanasan cairan

Kaca arloji, fungsi sebagai wadah untuk meletakan bahan yang akan ditimbang

Neraca Analitik, fungsi untuk menimbang bahan yang digunakan dengan berat maksimal 200 gram Spatula, fungsi untuk mengambil bahan dalam jumlah kecil

2. Bahan HCl Sifat Fisika : Massa atom : 36,45, massa jenis 3,21 gr/cm3, titik leleh -1010C, energi ionisasi 1250 kj/mol, kalor jenis0,115 kal/gr 0C, pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna,berbau tajam Sifat Kimia : Berasap tebal di udara lembab, gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang, dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter, oksidator kuat, berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya Amonium oksalat (NH4)2C2O4 Sifat Fisik : Warna putih, massa molar 124.1 g mol1 Sifat Kimia : Rumus kimia C2H8N2O4, merupakan garam oksalat dengan ammonia. Kalium Permanganat ( KMnO4 ) Sifat Fisika : Berat molekul : 197,12 gr/mol, titik didih 32,350C, titik beku 2,830C, bentuk kristal berwarna ungu-kehitaman, densitas 2,7 kg/L pada 20C Sifat kimia : Mudah terurai oleh sinar, dalam suasana netral dan basa akan tereduksi menjadi MnO2, kelarutan dalam basa alkali berkurang jika volume logam alkali berlebih, merupakan zat pengoksidasi yang kuat, bereaksi dengan materi yang tereduksi dan mudah terbakar menimbulkan bahaya api dan ledakan. Asam Sulfat (H2SO4) Sifat Fisika : Berat molekul 98 gr/mol, titik didih 315-3380C, titik lebur 100C, cairan Kental tak berwarna, densitas 1,8 kg/L pada 400C. Sifat kimia : Merupakan asam kuat, bersifat korosif, memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air, bersifat sangat reaktif.

BaCl2 Sifat Fisik : Serbuk putih, densitas 3,856 g/cm3, titik didih 15600C kelarutan dalam air 43 g/100 ml (300C)D. Sifat Kimia : Rumus molekul : BaCl2.2H2O, massa molar 208,23 g/mol.

E. Posedur Kerja 1. Identifikasi Ca2+ a. Sampel Limbah Sampel Limbah

Menambahkan H2SO4 Tidak ada perubahan

Menambahkan (NH4)2C2O4 Tidak ada perubahan

Menambahkan K3[Fe(CN)6] Larutan berwarna Hijau

Sampel tidak mengandung Ca2+

b. Sampel Air Sungai Sampel Air Sungai

Menambahkan H2SO4 Tidak ada perubahan

Menambahkan (NH4)2C2O4 Tidak ada perubahan

Menambahkan K3[Fe(CN)6]

Larutan berwarna kuning

Sampel tidak mengandung Ca2+

2. Identifikasi SO32a. Sampel Limbah Sampel Limbah

Menambahkan HCl Tidak ada perubahan

Menambahkan KMnO4 Larutan coklat dan terdapat endapan coklat

Menambahkan BaCl2 Tidak ada perubahan

Sampel tidak mengandung SO32-

b. Sampel Air Sungai Sampel Air Sungai

Menambahkan HCl Tidak ada c. \ perubahan

Menambahkan KMnO4 Larutan coklat dan terdapat endapan coklat

Menambahkan BaCl2 Tidak ada perubahan

Sampel tidak mengandung SO32-

F. Hasil Pengamatan 1. Identifikasi Ca2+ Hasil Pengamatan No Perlakuan Limbah 1. Menambahkan encer 2 M 2. Menambahkan (NH4)2C2O4 3 Menambahkan K3[Fe(CN)6] H2SO4 1. Tidak ada perubahan 2. Tidak ada perubahan 3. Larutan berwarna Hijau Air Sungai 1. Tidak ada perubahan 2. Tidak ada perubahan 3. Larutan berwarna kuning

2. Identifikasi SO32Hasil Pengamatan No Perlakuan Limbah 1. Menambahkan HCl encer 1. Tidak ada perubahan 2. Menambahkan 2M KMnO4 2. Larutanberwarna coklat dapat terdapat endapan coklat 3. Menambahkan BaCl2 3.Tidak ada perubahan 3. Tidak ada perubahan Air Sungai 1. Tidak ada perubahan 2. Larutan berwarna ungu

Gambar Hasil Pengamatan 1. Identifikasi Ca2+

Air limbah yang ditambahkan H2SO4

Air limbah Yang ditambahkan (NH4)2C2O4

Air limbah yang ditambahkan K3[Fe(CN)6]

Air sungai yang ditambahkan H2SO4

Air sungai Yang ditambahkan (NH4)2C2O4

Air sungai yang ditambahkan K3[Fe(CN)6]

2. identifikasi SO32-

Air limbah yang ditambahkan HCl

Air limbah yang ditambahkan KMnO4 2 M

Air limbah yang ditambahkan BaCl2

Air sungai yang ditambahkan HCl

Air sungai yang ditambahkan KMnO4 2 M

Air sungai yang ditambahkan BaCl2

G. Pembahasan Pada percobaan kali ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi logam-logam yang terdapat dalam air limbah dari industri pabrik gula dan air sungai, dengan melakukan analisis kualitatif kation-anion. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa pada air limbah dan air sungai dicurigai mengandung logam kation Ca2+ dengan menambahkan reagen H2SO4 encer 2 M, (NH4)C2O4, K3Fe(CN)6, serta mengandung anion SO32- dengan menambahkan HCl, KMnO4, BaCl2. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi logam Ca2+ Limbah Cair Sampel limbah cair dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi, tabung reaksi pertama ditambahkan H2SO4 encer 2 M tidak terjadi perubahan, tabung reaksi kedua ditambahkan (NH4)C2O4 tidak terjadi perubahan, tabung reaksi ketiga ditambahkan K3Fe(CN)6 larutan berwarna hijau. Dalam penambahan H2SO4 encer 2 M dan (NH4)C2O4 tidak terjadi perubahan sama sekali hal ini disebabkan sampel tidak mengandung logam Ca2+, sedangkan penambahan K3Fe(CN)6 larutan berwarna hijau hal ini mungkin dikarenakan pengaruh dari sifat reagen yang digunakan.

Air Sungai Sampel air sungai dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi, tabung reaksi pertama ditamabahkan H2SO4 encer 2 M tidak ada perubahan, tabung reaksi kedua ditambahkan (NH4)C2O4 tidak ada perubahan, tabung reaksi ketiga ditambahkan K3Fe(CN)6 larutan berwarna kuning. Dalam penambahan H2SO4 encer 2 M dan (NH4)C2O4 tidak terjadi perubahan sama sekali hal ini disebabkan sampel tidak mengandung logam Ca2+, sedangkan penambahan K3Fe(CN)6 larutan berwarna kuning hal ini mungkin dikarenakan pengaruh dari sifat reagen yang digunakan. Dalam penambahan beberapa reagen pada masing-masing sampel dicurigai sampel mengandung kation Ca2+ walaupun hasil yang di dapatkan tidak sepenuhnya menunjukan bahwa dalam sampel mengandung kation Ca2+, sekalipun sudah menggunakan reagen yang diyakini dapat menghasilkan perubahan pada sampel akan tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2. Identifikasi SO32 Limbah cair pabrik gula Sampel dimasukkan dalam 3 buah tabung reaksi, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl tidak ada perubahan, tabung reaksi kedua ditambahkan KMnO4 larutan berwarna coklat dan terbentuk endapan coklat, tabung reaksi ketiga ditambahkan BaCl2 tidak ada perubahan. Dalam penambahan HCl dan BaCl2 tidak terjadi perubahan karena sampel tidak mengandung logam SO32-, sedangkan penambahan KMnO4 larutan berwarna coklat dan terbentuk endapan coklat hal ini mungkin dikarenakan pengaruh dari sifat reagen yang digunakan. Air sungai Sampel dimasukkan dalam 3 buah tabung reaksi, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl tidak ada perubahan, tabung reaksi kedua ditambahkan KMnO4 larutan berwarna ungu, tabung reaksi ketiga ditambahkan BaCl2 tidak terjadi perubahan. Dalam penambahan HCl dan

BaCl2 tidak terjadi perubahan karena sampel tidak mengandung logam SO32, sedangkan penambahan larutan berwarna ungu, hal ini mungkin dikarenakan pengaruh dari sifat reagen yang digunakan. Dari penambahan beberapa reagen pada masing-masing sampel dicurigai sampel mengandung anion SO32-, walaupun hasil yang di dapatkan tidak sepenuhnya menunjukan bahwa dalam sampel mengandung anion SO32-, sekalipun sudah menggunakan reagen yang diyakini dapat menghasilkan perubahan pada sampel akan tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

H. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di dapatkan bahwa sampel limbah dan air sungai tidak ditemukan logam-logam yang terkandung di dalamnya, karena dari berbagai macam reagen yang digunakan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan.

I. Kemungkinan Kesalahan 1. Adanya kekeliruan mahasiswa dalam pengambilan titik sampel 2. Adanya kekeliruan dalam pembuatan reagen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.(online) http://teknologi.vivanews.com/news/polusi air. Di akses 28 November 2012/16:23 wita Sentra, Edukasi. 2010. Macam-macam Penceemaran Lingkungan, (Online), http://www.sentra-edukasi.com. Di akses 28 November 2012/16:30 wita Suparwato. 2008.Pencemaran Air. Jakarta: Pusat Perbukuan

Anda mungkin juga menyukai