Anda di halaman 1dari 3

ENVIRO 5 (1): 64-66, Maret 2005, ISSN: 1411-4402

 2005 PPLH-LPPM UNS Surakarta.

Pemanfaatan Keong Mas (Pomacea canaliculata) sebagai Pakan Alternatif


dalam Budidaya Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina)

The possibility of golden snail (Pomacea canaliculata) as an alternative feed for


cultured grouper (Epinephelus tauvina)

FIRDUS♥,1, MUCHLISIN Z.A.


2
1
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh 23111.
2
Jurusan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh 23111.

Diterima: 16 Desember 2004. Disetujui: 20 Januari 2005.

ABSTRACT baik untuk pasar lokal maupun ekspor seiring dengan


meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan
The study on the possibility of the golden snail (Pomacea pentingnya protein hewani yang berasal dari ikan. Oleh
canaliculata) as an alternative feed for cultured grouper karena itu, pengembangan usaha budidaya ikan kerapu
(Epinephelus tauvina) was done. The present study was a khususnya kerapu lumpur mempunyai prospek sangat cerah.
preliminary to evaluate the role of the golden snail as an
Saat ini pakan ikan kerapu masih mengandalkan ikan
alternative feed for grouper. Experimental design and
completely random sampling were used in this study. Four rucah. Harga jual ikan rucah tidak tetap, kadang kala
experimental diets were tested in this study: A (100% freshly meningkat terutama pada musim barat, yaitu saat hasil
golden snail), B (50% freshly golden snail + 50% processed tangkapan ikan rucah menurun. Hal ini menyebabkan
golden snail), C (100% processed golden snail), and D (100% nelayan harus mengeluarkan biaya ekstra sehingga biaya
fish by product). Feed was fed twice a day with ration of 15% produksi akan meningkat. Biaya pakan mencapai 40-60%
of body weight at 8.00 PM and 4 PM. Poliethelene cages 1x1x1 dari total biaya produksi. Untuk memecahkan
(m) in size were used as medium with stocking density of 25 permasalahan pakan dalam usaha budidaya kerapu perlu
fishes per medium. The result show that golden snail fed not
dicari alternatif pakan yang murah, mudah didapat, tersedia
affect significantly on the growth performance and specific
growth of grouper but gave significant affect on survival rate. setiap saat, dan memberikan nilai produksi yang tinggi.
However, the trend show that the fish fed with 50% freshly Keong mas atau siput murbei (Pomacea canaliculata)
golden snail + 50% golden snail processed resulted in higher merupakan salah satu alternatif pakan yang kemungkinan
growth performance, while fish fed with 100% fish by product dapat menggantikan peran ikan rucah sebagai pakan dalam
gave best result than the other diets. budidaya ikan kerapu. Keong mas merupakan hama pada
tanaman padi, namun hewan ini mempunyai kandungan
Key words: grouper (Epinephelus tauvina), golden snail, fish. protein yang tinggi (55-60%), serta sudah lama digunakan
sebagai pakan tambahan pada usaha budidaya itik dan
telah terbukti dapat meningkatkan nilai produksi telurnya
PENDAHULUAN (Pitojo, 1996).
Pada usaha budidaya ikan kerapu pemakaian keong
Ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) merupakan mas sebagai pakan belum pernah dilakukan, oleh karena
salah satu spesies ikan yang benilai ekonomis karena itu sebelum diaplikasikan perlu terlebih dahulu diuji tingkat
disukai dan harga jualnya relatif tinggi. Usaha penangkapan keberhasilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ikan kerapu di alam untuk tujuan ekspor sudah lama pengaruh pemberian keong mas ter-hadap pertumbuhan
dikembangkan di Indonesia, sedangkan usaha budidayanya dan kelangsungan hidup ikan kerapu.
mulai dikembangkan pada awal tahun 1980-an. Pertama
kali dibudidayakan di dalam keramba di perairan Kepulauan
Riau. Saat ini usaha budidaya kerapu sudah berkembang BAHAN DAN METODE
hampir di semua perairan Indonesia. Volume ekspor ikan
kerapu juga menunjukkan peningkatan yang cukup Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap
signifikan dalam rentang 1986-1990, dengan kenaikan rata- (RAL). Perlakuan yang diuji adalah pemberian pakan
rata 31,5% per tahun (Departemen Pertanian, 1991). berupa keong mas, yaitu: A (100% keong mas segar), B
Produksi ini sebagian besar berasal dari perikanan tangkap. (50% keong mas segar + 50% keong mas olahan), C
Selain dapat dibudidayakan di perairan terbuka, ikan (100% keong mas olahan), dan D (100% pemberian ikan
kerapu khususnya kerapu lumpur juga dapat dibudidayakan rucah) sebagai kontrol. Keong mas olahan adalah keong
di tambak (Sunyoto, 1994). Indonesia memiliki potensi mas yang dipanaskan selama 30 menit pada suhu 60 C.
o
lahan tambak yang luas dan sebagian besar di antaranya Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga ulangan. Unit
dalam kondisi terlantar, sehingga berpotensi untuk dijadikan percobaan yang digunakan adalah karamba dengan ukuran
lahan budidaya ikan kerapu lumpur. Selain itu permintaan 1 m3 sebanyak 12 unit, setiap keramba diisi 25 ekor benih
pasokan ikan kerapu diprediksi akan semakin meningkat kerapu uji. Keramba diikatkan pada rakit bambu dan
2
ditempatkan dalam tambak berukuran (20x40) m dan
penempatan keramba dilakukan secara acak.
♥ Alamat korespondensi:
Kampus Unsyiah Banda Aceh 23111, NAD.
Tel./Fax.: +62-0651-555622
e-mail: muchlisinza@yahoo.com
FIRDUS dan MUCHLISIN – Pomacea canaliculata sebagai pakan alternatif Epinephelus tauvina 65

Cara kerja HASIL DAN PEMBAHASAN


Persiapan wadah
Wadah/karamba dibuat dari jaring polyethiline dengan Pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan harian
rangka bambu berukuran 1 m3. Keramba diletakkan secara Hasil pengukuran berat dan panjang ikan pada akhir
acak dalam tambak yang ber-ukuran (20x40)m dengan penelitian setelah 50 hari pemeliharaan dengan pakan
kedalaman air ± 200 cm. Setiap keramba diikatkan pada keong mas disajikan pada Tabel 1. dan 2. Hasil uji ANOVA
rakit bambu agar mengapung. menunjukkan bahwa perbedaan pakan tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan
Persiapan pakan pertumbuhan harian larva ikan kerapu lumpur. Uji lanjut
Keong mas yang diperoleh terlebih dahulu dicuci bersih Duncan’s pada taraf 0,05 terhadap rerata pertambahan
dan dikeluarkan dari cangkangnya dengan cara berat, pertambahan panjang, dan pertumbuhan harian
memecahkan cangkang. Daging dan jeroannya dipisahkan, memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata
selanjutnya daging yang diperoleh direndam dengan air antar perlakuan (P>0,05).
garam selama 30 menit untuk membersihkan lendir dan
menetralkan sifat asamnya. Dagingnya dicincang sesuai
dengan ukuran mulut ikan. Selanjutnya sebagian daging Tabel 1. Rata-rata pertambahan berat dan panjang individu larva
diolah dengan cara dipanaskan selama 30 menit pada suhu ikan kerapu lumpur pada masing-masing perlakuan selama 50 hari
air 60oC, dan sebagian lainnya dibiarkan segar yang pemeliharaan.
disimpan dalam lemari es (freezer), sebelum diberikan pada
Pertumbuhan mutlak
ikan. Pada suhu yang tinggi kandungan protein akan rusak Perlakuan Pertambahan
sehingga nilai gizinya turun, oleh karena itu hanya Pertambahan berat (g)
o panjang (cm)
digunakan suhu maksimal 60 C. A 1,89
a
4,13
a
a a
B 4,95 7,36
a a
Penebaran Benih C 3,8 5,26
a a
Setiap keramba ikan diisi dengan 25 ekor benih kerapu D 2,92 6,2
berukuran rata-rata 2 cm dan berat rata-rata 0,5 g yang Keterangan: A: 100% keong mas segar; B: 50% keong mas segar
diperoleh dari nelayan pengumpul di Desa Seunuddon + 50% keong mas olahan; C: 100% keong mas olahan; D: 100%
ikan rucah. Superskrip huruf yang sama menunjukkan tidak
Panton Labu Kabupaten Aceh Utara. Penebaran benih
berbeda nyata (P>0,05).
dilakukan pada sore hari (pukul 16.00 WIB). Benih terlebih
dahulu ditimbang berat dan panjang awalnya, dan
diaklimatisasi selama dua jam sebelum dilepaskan ke Tabel 2. Pertumbuhan harian larva ikan kerapu lumpur pada
dalam keramba. masing-masing perlakuan selama 50 hari pemeliharaan.

Pemberian pakan Perlakuan Pertumbuhan harian (%)


Pakan diberikan menurut perlakuan yang telah a
A 2,733 ± 0,888
ditetapkan secara acak, jumlah pakan yang diberikan setiap B 3,533 ± 0,019
a

hari adalah 15% (berat basah) dari berat total ikan uji, C 0,143 ± 0,196
a

frekuensi pemberian sebanyak 2 kali sehari yaitu pada D 3,400 ± 1,000


a

pukul 8.00 dan 16.00 WIB. Ikan uji dipelihara selama 12 Keterangan: A: 100% keong mas segar; B: 50% keong mas segar
minggu. Pengambilan data dilakukan setiap 2 minggu sekali + 50% keong mas olahan; C: 100% keong mas olahan; D: 100%
dan penyesuaian jumlah pakan setiap bulan sesuai dengan ikan rucah. Superskrip huruf yang sama menunjukkan tidak
berat total tubuh ikan. berbeda nyata (P>0,05).

Parameter yang diukur dan dihitung:


• Pertumbuhan harian (De Silva and Anderson, 1995): Kelangsungan hidup
ln (W2) – ln (W1) Hasil pengukuran tingkat kelangsungan hidup ikan
SGR (%) = ------------------------- x 100% kerapu lumpur selama penelitian disajikan pada Tabel 3. di
(t2 – t1) atas. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan
SRG (specific growth rate) atau pertumbuhan harian, pakan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap
berat awal ikan (W1), berat akhir ikan (W2), dan t adalah kelangsungan hidup larva ikan kerapu lumpur. Uji lanjut
waktu. Duncan’s membuktikan bahwa hasil terbaik diperoleh pada
pemberian pakan ikan rucah (perlakuan kontrol), hasil ini
• Pertumbuhan mutlak: G = Wt - Wo berbeda nyata (F<0,05) dengan perlakuan lainnya.
Wt = berat ikan pada akhir penelitian
Wo = berat ikan pada awal penelitian.
Tabel 3. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup larva ikan kerapu
lumpur pada masing-masing perlakuan selama 50 hari
Jumlah ikan pada akhir penelitian pemeliharaan.
• Persentase kelangsungan hidup (%) = --------------------------- x 100%
Perlakuan Kelangsungan hidup (%)
Jumlah ikan pada awal penelitian bc
A 33,33 ± 0,611
ab
Analisis data B 44,000 ± 10,583
c
C 25,333 ± 2,309
Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu D 49, 333 ± 8,326
a

arah untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap Keterangan: A: 100% keong mas segar; B: 50% keong mas segar
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Selanjutnya + 50% keong mas olahan; C: 100% keong mas olahan; D: 100%
jika ada pengaruh yang nyata dilakukan uji lanjut BNT ikan rucah. Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan berbeda
(Duncan’s) untuk menentukan perlakuan yang optimum. nyata (P<0,05).
Analisis data dilakukan dengan program aplikasi SPSS.
66 ENVIRO 5 (1): 64-66, Maret 2005

Pembahasan lebih lama dan digunakan bila diperlukan. Hal ini perlu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dilakukan mengingat ketersediaan keong mas tidak selalu
keong mas sebagai pakan alternatif baik segar, olahan dan melimpah setiap waktu, biasanya banyak dijumpai pada
kombinasi keduanya untuk ikan kerapu lumpur tidak awal hingga akhir musim penghujan. Oleh karena itu kajian-
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan kajian tentang pemanfaatan keong mas sebagai pakan ikan
pertumbuhan panjang, pertumbuhan berat, dan khususnya ikan kerapu masih sangat terbuka dan masih
pertumbuhan harian. Walaupun secara statistik tidak banyak aspek-aspek yang dapat ditelusuri.
berbeda nyata, namun nilai pertumbuhan mutlak dan harian
yang diperoleh pada pemberian kombinasi keong mas Tabel 4. Kebutuhan asam amino esensial untuk ikan karnivora
segar dengan olahan lebih baik dibandingkan dengan (Tacon, 1987).
perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keong mas
dapat dijadikan pakan alternatif ikan kerapu lumpur. Jenis asam Tingkat umur/ukuran ikan
amino (mg) Benih Pendederan Juwana Pembesaran Induk
Selain sesuai untuk ikan kerapu lumpur, daging keong
Leusin 2,66 2.50 2,40 2,30 2,40
mas juga dilaporkan dapat dijadikan sumber protein dalam Metionin 1,00 0,94 0,90 0,87 0,90
usaha budidaya udang windu, sehingga dapat menekan Isoleusin 1,46 1,37 1,32 1,26 1,32
biaya produksi dan mendatangkan keuntungan yang tinggi Triptofan 1,67 1,58 1,57 1,45 1,50
(Bombeo-Tuburan et al., 1999). Kajian pemanfaatan keong Valin 0,31 0,29 0,28 0,27 0,28
mas sebagai pakan hewan air masih sangat terbatas dan Arginin 2,24 2,11 2,02 1,94 2,02
hanya mencakup beberapa spesies tertentu, namun Histidin 1,20 1,13 1,09 1,04 1,09
pemanfaatan keong mas sebagai pakan hewan darat telah Fenilalanin 0,95 0,89 0,85 0,82 0,85
lama dilakukan, misalnya pada itik dan terbukti dapat Treonin 1,57 1,42 1,36 1,31 1,36
Lisin 3,08 2,90 2,78 2,66 2,78
meningkatkan produksi daging dan telur (Pitojo, 1996).
Secara umum ikan kerapu lumpur memerlukan pakan
dengan kandungan protein berkisar 40-50% (Lall, 1991), KESIMPULAN DAN SARAN
jumlah ini dapat dipenuhi keong mas, yang memiliki
kandungan protein antara 55-60% (Pitojo, 1996). Kualitas Keong mas mempunyai potensi untuk dijadikan pakan
protein keong mas diduga sebanding dengan kandungan alternatif dalam usaha budidaya ikan kerapu lumpur, karena
protein ikan rucah, artinya kandungan asam amino memberikan angka pertumbuhan yang tidak berbeda nyata
penyusun protein daging keong mas cukup lengkap dan dengan pakan ikan rucah yang selama ini digunakan.
kualitasnya juga sebanding dengan asam amino ikan rucah, Namun, untuk meningkatkan efektifitasnya perlu dilakukan
sehingga memberikan nilai yang relatif sama. Ikan rucah kajian-kajian yang lebih mendalam, serta disarankan agar
telah lama menjadi pakan andalan dalam budidaya ikan daging keong mas diramu dengan berbagai bahan lain dan
kerapu dan terbukti memberikan hasil yang lebih baik dijadikan pakan kering, sehingga semua komponen gizi
dibandingkan pakan buatan dengan kandungan protein yang diperlukan ikan dapat dipenuhi.
47%. Hal ini disebabkan ikan rucah (dari jenis Letognathus
spp.) memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu:
71,5% (Bombea-Tuburan, et al. 2001). DAFTAR PUSTAKA
Informasi mengenai kebutuhan asam amino ikan kerapu
secara khusus belum tersedia, namun dapat dirujuk pada Anonim. 2004a. Snail meal, Fresh snails, Boiled snails, Raw snails, Golden
kebutuhan ikan karnivora, karena ikan kerapu merupakan snail (Pomacea sp, Pomacea ensularis canaliculata), Golden apple
ikan yang bersifat karnivora. Menurut Tacon (1987), ikan snail (Ampularia sp., Helix aspersa), Land snail (Trachia vittata, Pila
globosa). http: //www.fao.org/ag/AGA/AGAP/FRG/AFRIS/DATA/340.htm
karnivora memerlukan setidaknya 10 jenis asam amino Anonim. 2004b. Eating Apple Snails. http: //www.applesnail.net. [2
essensial dengan kadar yang berbeda-beda mengikuti fase Desember 2004].
pertumbuhannya (Tabel 4.). Secara umum kebutuhan asam Bombeo-Tuburan, I., Coniza, E.B., Rodriguez, E.M., and R.F. Agbayani.
amino pada fase larva lebih tinggi dibandingkan fase lain; 2001. Culture and economic of wild grouper (Epinephelus coioides)
using three type feed in pond. Aquaculture 201: 229-240.
kebutuhan lisin dan leusin lebih dominan dibandingkan jenis Bombeo-Tuburan, I., S. Fukumoto, and E.M. Rodriguez. 1999. Use of the
asam amino lain dan tenyata bahwa kandungan kedua golden apple snail, cassava, and maize as feeds for the tiger shrimp,
asam amino ini cukup tinggi dalam daging keong mas. Penaeus monodon, in ponds. Aquaculture 131 (1-2) : 91-100.
De Silva, S.S. and A. Anderson. 1995. Fish Nutrition in Aqua Culture; The
Daging keong mas mengandung berbagai jenis asam First Series. London: Chapman and Hall.
amino dengan komposisi: arginin 18,9%, histidin 2,8%, Departemen Pertanian. 1991. Statistik Ekspor dan Impor Hasil Perikanan
Isoleusin 9,2%, leusin 10%, lysine 17,5%, methionin 2%, 1990. Jakarta: Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian RI.
phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan 1,2%, dan valin Endo, T., T. Tsukoda, M. Hiraiwa, Y. Uda, and A. Kobata. 1993. Purification
and charecterization of an alfa-L-Fucosidase from Pomacea
8,7% (Anonim, 2004a). Selain kaya asam amino, daging canaliculata. Archives in Biochemistry and Biophysics 302 (1): 152-160.
keong mas juga kaya akan mineral khususnya fosfor, Lall, S.P. 1991. Concepts in formulation and preparation of a complete fish
sodium, dan potassium yang sangat bermanfaat dalam died. In: De Silva, S.S. (ed.). Proceeding of the Fourth Asian Fish
Nutrition Workshop “Fish Nurition Research in Asia”. Asian Fisheries
pembentukan rangka dan sisik ikan (Anonim, 2004b); juga Society Special Publication 5: 1-12.
mengandung vitamin C dalam jumlah yang signifikan. Pitojo, S. 1996. Petunjuk Pengendalian dan Pemantauan Keong Mas.
Vitamin C diketahui berperan penting untuk pertumbuhan Trubus Agriwidya, Jakarta.
dan kelangsungan hidup ikan (Soliman et al., 1986). Keong Soliman, A.K., K. Jauncy, and R.J. Robert. 1986. The effect of dietary
ascorbic acid supplementation on hatchability, survival rate and fry
mas diduga juga mengandung enzim-enzim yang dapat performance in Oreochromis mosambicus (Peter). Aquaculture 59:
membantu proses pencernaan (Endo et al., 1993; Yamaura 197-208.
et al., 1997). Sunyoto, P. 1994. Pembesaran Ikan Kerapu dengan Karamba Jaring Apung.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Untuk meningkatkan efektifitas pakan, daging keong Tacon, 1987. Essential Nutrients. London: Chapman and Hall.
mas dapat diolah menjadi tepung dan selanjutnya dapat Yamaura, I, T. Koga, T. Matsumoto, and T. Kato. 1997. Purification and
diramu dengan berbagai jenis bahan mentah lain untuk some properties of endo-1,4-beta-D-xylanase from a fresh water
dijadikan makanan kering (pellet), sehingga dapat disimpan mollusk. Bioscience, Biotechnology and Biochemistry 6 (4): 615-620.

Anda mungkin juga menyukai