Anda di halaman 1dari 44

Referat Pulmonologi

PENATALAKSANAAN ASMA
Oleh: Arif Rahman H Prasetyo Adi Andry Wibowo RAA Kusuma Bekti Siswati Arifin PEMBIMBING: Dr. Ana Rima, Sp.P

Pendahuluan
Asma merupakan penyakit saluran napas kronik yang penting dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius Produktivitas dan kualitas hidup menurun Banyak permasalahan akibat keterlambatan penanganan asma oleh penderita maupun dokter/medis

Tinjauan Pustaka
Definisi Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluan napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronikhiperesponsif jalan napas gejala episodik berulang(mengi, sesak, batuk, dada terasa berat) obstruksi jalan napasbersifat reversibel

Dilaporkan adanya peningkatan prevalensi asma di

seluruh dunia Prevalensi asma di seluruh dunia 81% pada anak dan 35% pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50% 1993,RSUD dr.Sutomo Surabaya, penelitian 6662 responden usia 13-70 tahun, didapatkan prevalensi asma sebesar 7,7 % dengan rincian laki-laki 9,2% dan perempuan 6,6%

Faktor risiko
Faktor genetik Faktor lingungan

Asimptomatik/ asma dini

Manifestasi klinis asma

Patogenesis asma
Sel-sel yang terlibat Limfosit T Epitel Eosinofil Sel Mast Makrofag

Patogenesis Asma
Inflamasi Akut Inflamasi Kronik Airway Remodelling

Gejala (bronkokonstriksi)

Exacerbations Non Spesific Hyperreactivity

Obstruksi Persisten aliran udara

Anamnesis Gejala episodik: batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada Memburuk malam/dini hari Diawali faktor pencetus Respon thd bronkodilator Riwayat: atopi/alergi, keluarga atopi

Pemeriksaan fisik Sesak napas Mengi Hiperinflasi Faal Paru Pengukuiran faal untuk menilai: 1. Obstruksi jalan napas 2. Reversibilitas kelainan paru 3. Variabilitas faal paru Dua jenis pemeriksaan faal paru 1. Spirometri 2. APE

Pengukuran

volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP-1) dan kapsitas vital paksa (KVP) Alat: spirometer Manfaat: 1. Obstruksi jalan napasVEP-1/KVP < 75% atau VEP-1 < 80 % nilai prediksi 2. Reversibilitas perbaikan VEP-1 15% 3. Menilai derajad berat asma

Alat:

peak flow meter Relatif murah dan mudah Manfaat diagnostik asma: 1. Reversibiltas perbaikan nilai APE 15% 2. Variabilitas > 20%
APE malam-APE pagi x 100 % Variabilitas harian= ------------------------------------- (APE malam+APE pagi)

Uji provokasi bronkus Membantu menegakkan diagnosis asma Sensitivitas tinggi tetapi spesifitas rendah Pengukuran status alergi Uji kulit prick test Serum IgE spesifik

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dewasa PPOK Bronkitis kronik Gagal jantung kongestif Batuk kronis akibat lain-lain Disfungsi laring Obstruksi mekanis misal tumor Emboli paru Anak Benda asing di saluran napas Laringotrakeomalasia Pembesaran kelenjar limfe Tumor Stenosis trakea Bronkiolitis

Klasifikasi derajad berat asma berdasarkan gambaran klinis (sebelum pengobatan)


Derajad asma I. Intermiten Gejala Bulanan Gejala malam Faal paru

I. Persisten ringan

Gejala< 1x/minggu
Tanpa serangan Serangan singkat gejala di luar

2 kali sebulan

VEP1 80% nilai prediksi


APE 80% nilai terbaik Variabiliti APE < 20%

Mingguan

Gejala > 1x/minggu, tetapi < 1x/hari

< 2kali sebulan

VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaik Variabiliti APE 20-30%

III. sedang

Persisten Harian

Gejala setiap hari Serangan mengganggu

> 1kali seminggu

VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60- 80% nilai terbaik Variabiliti APE > 30%

aktiviti dan tidur Membutuhkan bronkodilator tiap hari IV. Persisten berat Kontinyu

Gejala terus-menerus
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

Sering

VEP1 60% nilai prediksi


APE 60% nilai terbaik Variabiliti APE >30%

Karakteristik Gejala sehari-hari

Terkontrol Tidak ada (2x/mgg)

Terkontrol sebagian >2x seminggu

Tidak terkontrol Bila diperoleh 3 atau lebih

gambaran

asma

terkontrol

sebagian pada beberapa minggu Keterbatasan aktivitas Tidak ada (2x/mgg) Beberapa Bila diperoleh 3 atau lebih

gambaran

asma

terkontrol

sebagian pada beberapa minggu


Gejala malam/terbangun tidur Tidak pernah Beberapa Bila diperoleh 3 atau lebih

gambaran

asma

terkontrol

sebagian pada beberapa minggu Tidak ada (2x/mgg) 2x/mgg

Kebutuhan obat pelega

Bila

diperoleh

atau

lebih

gambaran

asma

terkontrol

sebagian pada beberapa minggu Fungsi paru Normal <80% prediksi atau nilai terbaik Bila diperoleh 3 atau lebih

gambaran

asma

terkontrol

sebagian pada beberapa minggu Eksaserbasi Tidak pernah 1x/lebih setahun 1x dalam beberapa minggu

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah

untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penatalaksanan asma berguna untuk mengontrol penyakit tersebut.

Asma

dikatakan terkontrol bila :

Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk

gejala malam Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk olahraga Kebutuhan bronkodilator (agonis beta-2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan) Variasi harian APE kurang dari 20% Nilai APE normal atau mendekati normal Efek samping obat minimal (tidak ada) Tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat

Program penatalaksanaan asma, meliputi 7 komponen : Edukasi Menilai dan mengevaluasi beratnya derajat asma secara berkala Identifikasi dan mengandalikan faktor pencetus Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang Menetapkan pengobatan pada serangan akut Kontrol secara teratur Pola hidup sehat

Edukasi Edukasi sebaiknya diberikan dalam waktu khusus di ruang tertentu, dengan alat peraga yang lengkap. Edukasi sudah harus dilakukan saat kunjungan pertama baik di gawat darurat, klinik, klub asma, dengan bahan edukasi terutama mengenai cara dan waktu penggunaan obat, menghindari pencetus, mengenali efek samping obat dan kegunaan kontrol teratur pada pengobatan asma. Komunikasi yang baik adalah kunci kepatuhan penderita

Waktu Berkunjung Kunjungan Awal Apa itu asma

Bahan Edukasi -

Demonstrasi Penggunaan obat inhalasi/spacer Monitor asma sendiri melalui : Mangenali intensitas dan frekuensi gejala Tanda perburukan asma untuk reevaluasi pengobatan : asma malam, kebutuhan obat meningkat, dan

Diagnosis asma Identifikasi dan mengontrol pencetus Dua tipe pengobatan asma (pengontrol dan pelega)

Kunjungan Pertama (first follow up) -

Tujuan pengobatan
Kualitas hidup Identifikasi dan pengontrol pencetus Penilaian berat asma Medikasi (apa yang dipakai, bagaimana dan kapan, adakah masalah dengan pengobatan tersebut) -

toleransi aktivitas menurun

Penderita menunjukan cara menggunakan obat inhalasi/spacer, koreksi oleh dokter bila perlu Penggunaan peak flow meter Monitor asma dan tindakan apa yang harus dilakukan

Kunjungan Kedua (second follow up) Setiap Berikutnya Kunjungan -

Penanganan serangan asma dirumah Identifikasi dan pengontrol pencetus Penanganan serangan asma dirumah Medikasi Monitor asma (gejala/faal paru/APE) Penanganan asma mandiri Strategi mengontrol pencetus Medikasi Monitoring asma Pelangi asma bila penderita mampu Penderita menunjukan cara menggunakan obat inhalasi/spacer, koreksi oleh dokter bila perlu Demonstrasi penggunaan peak flow meter (oleh penderita/dokter) Pelangi asma (bila dilakukan) Obat inhalasi Peak flow meter Monitor pelangi asma (bila dilakukan)

Faktor Obat

Kesulitan menggunakan obat inhalasi/alat bantu Panduan pengobatan yang tidak menyenangkan (banyak obat, 4kali sehari, dll) Harga obat mahal Tidak menyukai obat Apotik jauh dan sulit terjangkau Salah pengertian atau kurang informasi Takut efek samping Tidak puas dengan layanan dokter atau perawat Masalah yang dirasakan penderita tidak terselesaikan Harapan tidak sesuai Supervise, latihan dan tindak lanjut yang buruk Takut terhadap kondisi yang diderita dan pengobatannya Kurangnya penilaian beratnya penyakit Isu-isu yang beredar dimasyarakat Stigmatisasi Lupa Sikap terhadap paradigma sakit dan sehat

Faktor diluar Obat

Penilaian

dan Pemantauan Secara

Berkala
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan

monitoring asma oleh penderita sendiri mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain :
Gejala dan berat asma berubah, sehingga membutuhkan perubahan terapi Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada asmanya Daya ingat (memori) dan motivasi penderita yang perlu di review sehingga membantu penanganan asma terutama asma mandiri

Pemantauan tanda dan gejala asma


Pemeriksaan faal paru Pemantauan arus puncak ekspirasi (APE) dengan

peak flow meter Interpretasi pengukuran APE Nilai terbaik APE dengan peak flow meter Variability harian Penggunaan APE untuk pengelolaan asma mandiri

Alergen yang dihirup

Apakan memelihra binatang didalam rumah, dan binatang apa? Apakah terdapat bagian di dalam rumah yang lembab? (kemungkinan jamur) Apakah di dalam rumah ada atau didapatkan kecoa? Apakan menggunakan karpet berbulu atau sofa kain? (mite) Berapa sering mengganti tirai, alas kasur/kain sprei? (mite)

Apakah banyak barang didalam kamar tidur? (mite)


Apakah penderita (asma anak) sering bermain dengan boneka berbulu? (mite)

Pajanan lingkungan kerja

Apakah penderita batuk, mengi, sesak nafas selama bekerja, tetapi keluhan menghilang saat libur
kerja (hari minggu)?

Apakah penderita mengalami lakrimasi pada mata dan hidung sebagai iritasi segera setelah sampai di tempat kerja?

Polutan dan iritan di dalam dan di luar lingkungan Asap rokok -

Apakah pekerja lainnya mengalami keluhan yang sama? Bahan-bahan apa saja yang digunakan pada pabrik/pekerjaan anda? Anda bekerja sebagai apa? Apakah anda bekerja di lingkungan jalan raya? Apakah kontak dengan bau-bauan merangsang seperti parfum, bahan pembersih, spray, dll? Apakah menggunakan kompor berasap atau bahan kayu bakar di dalam rumah? Apakan sering memasak makanan yang menghasilkan bau merangsang (tumisan)? Apakah penderita sering terpajan dengan debu jalanan? Apakah penderita merokok? Adakah oranglain yang merokok disekitar penderita saat dirumah atau dilingkungan kerja? Apakah orang tua penderita (asma anak) merokok?

Refluks gastroesofagus

Apakah penderita mengeluh nyeri ulu hati (heart burn)? Apakah penderita kadang kala regurgitasi atau bahan makanan kembali lagi ke tenggorokan?

Apakah penderita mengalami batuk, sesak, menagi saat malam? Apakah penderita (asma anak) muntah diikuti oleh batuk atau mengi pada malam hari? Atau gejala memburuk setelah makan?

Sensitif dengan obat-obatan

Obat-obat apa yang digunakan penderita? Apakan ada obat penghambat/beta blocker? Apakah penderita sering menggunakan aspirin atau antiinflamasi nonsteroid? Apakah penderita sering eksaserbasi setelah minum obat tersebut?

Perencanaan

Pengobatan Jangka Panjang

Dalam menetapkan atau merencanakan

pengobatan jangka panjang untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan :

Medikasi (obat-obatan) Tahapan Pengobatan Penaganan Asma Mandiri

Medikasi Asma Terapi Pengontrol/Pencegahan Adapun yang termasuk obat-obat pengontrol dan pencegah asma adalah sebagai berikut : Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium Kromoglikat Nedokromil Sodium Metilsantin Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi Agonis beta-2 kerja lama, oral Leukotriene modifiers Antihistamin generasi ke dua ( antagonis H1)

Terapi Pelega Adapun yang termasuk obat-obatan pelega asma

adalah sebagai berikut :


Agonis beta-2 kerja singkat Kortikosteroid sistemik Antikolinergik Aminofilin Adrenalin

Rute Pemberian Medikasi

Medikasi asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral

dan parenteral (subkutan, intramuskuler dan intravena). Kelebihan Inhalasi : Lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan nafas Efek sistemik menimal atau dihindarkan Beberapa obat hanya dapat diberikan secara inhalasi, karena tidak terabsorbsi oleh pemberian oral (antikolinergik dan kromolin) Macam-macam cara pemberian obat inhalasi : Inhalasi dosis terukur (IDT)/meterd-dose inhaler (MDI) IDT dengan alat bantu (spacer) Breath-actuated MDI Dry powder inhaler (DPI) Turbuhaler Nebuliser

Prinsip

penatalaksanaan obat pada orang dewasa


Semua pasien dengan gejala serangan asma

harus mendapatkan terapi pelega yaitu berupa beta agonis kerja singkat dalam bentuk inhalasi. Selain itu terapi kombinasi antara budesonidefomoterol juga dapat dijadikan alternatif terapi pelega dan pemeliharaan terhadap penyakit asma tersebut.

Prinsip

penatalaksanaan obat pada anakanak dan remaja


Pada sebagian besar anak-anak gejala asma

timbul secara episodik dan jarang, sehingga hanya perlu terapi bronkodilator saat dibutuhkan dan tidak membutuhkan terapi pencegahan jangka panjang.

No. 1. 2.

Berat Asma

Medikasi Pengontrol Harian

Alternatif/Pilihan Lain ----Teofilin lepas lambat Kromolin Leukotriene modifiers Glukokortikosteroid inhalasi (400- 800 ug BD/hari atau ekivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat Glukokortikosteroid inhalasi (400- 800 ug BD/hari atau ekivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral Glukokortikosteroid inhalasi dosis ---------

Alternatif Lain

Asma Intermitten Tidak Perlu Asma Ringan Persisten -

Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug BD/hari atau ekivalennya) -

3.

Asma Sedang

Persisten -

Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug BD/hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama

Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral Ditambah teofilin lepas lambat

tinggi

(>800

ug

BD

atau

ekivalennya) Glukokortikosteroid inhalasi (400800 ug BD/hari atau ekivalennya) di tambah Leukotriene modifiers

4.

Asma Persisten Berat -

Kombinasi

inhalasi

glukokortikosteroid inhalasi (>800 ug BD/hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama ditambah > 1 dibawah ini: Teofilin lepas lambat Leukotriene modifiers Glukokortikosteroid oral

Semua tahapan ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali perhari

Tujuan : Asma yang terkontrol Menghilangkan atau meminimalkan gejala kronik, termasuk gejala malam Menghilangkan atau meminimalkan serangan Meniadakan kunjungan ke darurat gawat Meminimalkan penggunaan bronkodilator Aktivitas sehari-hari normal, termasuk latihan fisis (olahraga) Maminimalkan samping obat atau menghilangkan efek -

Tujuan : Mencapai kondisi sebaik mungkin Gejala seminimal mungkin Membutuhkan mungkin Keterbatasan aktivitas fisik minimal Efek samping obat sedikit bronkodilator seminimal

Faal paru (mendekati) normal :

Faal paru terbaik :

Variasi diurnal APE < 20%


APE (mendekati) normal

Variasi diurnal APE minimal


APE sebaik mungkin

Indikator Asma Tidak Terkontrol


Asma malam, terbangun malam hari karena gejala-gejala

asma Kunjungan ke darurat gawat, ke dokter karena serangan akut Kebutuhan obat pelega meningkat (bukan karena infeksi pernafasan, atau exercise-induce asthma)

Alasan / kemungkinan asma tidak terkontrol


Teknik Inhalasi : Evaluasi teknik inhalasi penderita Kepatuhan : Tanyakan kapan dan berapa banyak penderita

menggunakan obat-obatan asma Lingkungan : Tanyakan penderita, adakah perubahan disekitar lingkungan penderita atau lingkungan tidak terkontrol Konkomitan penyakit saluran nafas yang memberat seperti sinusitis, bronchitis dan lain-lain.

Tabel 11. Pelangi ASMA, monitoring keadaan asma secara mandiri


Hijau Kondisi baik, asma terkontrol Tidak ada/minimal gejala APE : 80-100% nilai dugaan/terbaik Pengobatan tergantung berat asma, prinsipnya pengobatan dilanjutkan. Bila tetap berada pada warna hijau minimal 3 bulan, maka pertimbangkan turunkan terapi Kuning Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut atau eksaserbasi Dengan gejala asma (asma malam, aktivitas terhambat, batuk, mengi, dada terasa berat baik saat aktivitas ataupun istirahat) dan atau APE 60-80 % prediksi/nilai terbaik Merah Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi Berbahaya Gejala asma terus menerusdan membatasi aktivitas sehari-hari APE < 60% nilai digaan/terbaik Penderita membutuhkan pengopbatan segera sebagai rencana pengobatan yang disepakati dokterpenderita secara tertulis. Bila tetap tidak ada respon, segera hubungi dokter atau rumah sakit.

Gejala dan Tanda Ringan Sesak Nafas Posisi Cara Berbicara Kesadaran Berjalan Dapat tidur terlentang Satu kalimat Mungkin gelisah

Berat Serangan Akut Sedang Berbicara Duduk Beberapa kata Gelisah Istirahat Duduk membungkuk Kata demi kata Gelisah Berat

Keadaan Mengancam Jiwa

Mengantuk,

gelisah,

kesadaran menurun Frekuensi nafas Nadi Pulsus paradoksus Otot bantu nafas dan retraksi suprasternal Mengi APE PaO2 PaCO2 SaO2 Akhir ekspirasi paksa >80% >80 mmHg <45 mmHg >95% Akhir ekspirasi 60-80% 60-80 mmHg <45 mmHg 91-95% <20/menit <100 - 20 mmHg 20-3-/menit 100-120 +/- 10-20 mmHg + >30/menit >120 + > 25 mmHg + Bradikardia Kelelahan otot Torakoabdominal paradoksal Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest <60% <60 mmHg >45 mmHg <91%

Penilaian Awal :
Riwayat dan pemeriksaan fisik (auskultasi, otot bantu nafas, denyut jantung, frekuensi nafas) dan bila mungkin faal paru (APE atau VEP1, saturasi O2) AGDA dan pemeriksaan lain atas indikasi

Serangan Asma Ringan Pengobatan Awal :

Serangan Asma Sedang/Berat

Serangan Asma Mengancam Jiwa

-Oksigenasi dengan kanul nasal -Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nabulisasi), setiap 20 menit dalam satu jam, atau agonis beta-2 injeksi ( Terbutalin 0,5 ml subcutan atau adrenalin1/1000 0,3 ml subcutan) -Kortikosteroid sistemik : Serangan asma berat, tidak ada respon segera dengan pengobatan bronkodilator, dalam kortikosteroid oral. Penilaian ulang setelah 1 jam : Pemeriksaan fisik, saturasi O2, dan pemeriksaan lain atas indikasi

Respon Baik :
-Respon baik dan stabil dalam 60 menit -Pemeriksaan fisik normal -APE >70% prediksi/nilai terbaik -Saturasi O2 >90% (95% pada anak) Pulang : -Pengobatan dilanjutkan agonis beta-2 inhalasi -Membutuhkan kortikosteroid oral -Eduksai penderita untuk memakai obat yang benar dan ikuti rencana penobatan selanjutnya.

Respon Tidak Sempurna : -Resiko tinggi disstress -Pemeriksaan fisik : gejala ringan sedang -APE >50% tetapi < 70% -Saturasi O2 tidak perbaikan

Respon Buruk Dalam 1 Jam :


-Resiko tinggi disstress -Pemeriksaan fisik : berat, gelisah dan kesadaran menurun -APE <30% -PaCO2 > 45 mmHg -PaO2 < 60 mmHg Dirawat di ICU : -Inhalasi agonis beta-2 + anti kolinergik -Kortikosteroid IV -Pertimbangkan agonis beta-2 injeksi SC/IM/IV -Terapi oksigen menggunakan masker venturi -Aminofilin drip -Intubasi dan ventilasi mekanik

Dirawat di RS : -Inhalasi agonis beta-2 + anti kolinergik -Kortikosteroid sistemik -Aminofilin drip -Terapi oksigen, pertimbangkan penggunaan kanul nasal atau masker venturi -Pantau APE, sat O2, nadi, kadar teofilin

Perbaikan

Tidak Perbaikan

Pulang :

Dirawat di ICU : Bila tidak perbaikan dalam 6-12 jam

Bila APE >60% prediksi/terbaik. Tetap berikan pengobatan oral ataupun inhalasi

Penilaian Berat Serangan : Klinis : gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) yang bertambah APE<80% nilai terbaik/prediksi Terapi Awal : Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (setiap 20 manit, 3 kali dalam 1 jam), atau Bronkodilator oral

Respon Baik : Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat) membaik Perbaikan dengan agonis beta-2 dan bertahan selama 4 jam APE>80% nilai terbaik/prediksi Lanjutkan agonis beta-2 inhalasi setiap 3-4 jam untuk 2448 jam. Alternatif : Bronkodilator oral setiap 6-8 jam. Steroid inhalasi diteruskan dengan dosis tinggi (bila sedang menggunakan steroid inhalasi) selama 2 minggu, kemudian kembali ke dosis selanjutnya.

Respon Buruk : Gejala menetap atau bertambah berat APE <60% prediksi/nilai terbaik Tambahkan kortikosteroid oral, agonis beta-2 diulang Segera Ke Dokter/IGD/RS

Hubungi dokter untuk instruksi selanjutnya

Serangan Ringan Aktivitas relatif normal -

Pengobatan Terbaik : Inhalasi agonis beta-2 -

Tempat Pengobatan Dirumah Di praktek dokter /

Berbicara 1 kalimat dalam 1 -

Alternatif : Kombinasi oral agonis -

nafas
Sedang Nadi < 100 APE >80% Jalan jarak jauh timbulkan gejala -

beta-2 dan teofilin

klinik / puskesmas

Terbaik :

Darurat gawat / RS

Berbicara beberapa kata dalam 1


nafas -

Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam


Alternatif : Agonis beta-2 subcutan Aminofilin IV Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Oksigen bila mungkin Kortikosteroid sistemik

/ Klinik / Praktek
dokter / puskesmas

Nadi 100-120 APE 60-80%

Berat

Sesak saat istirahat

Terbaik :

Darurat

Gawat

Berbicara kata perkata dalam 1


nafas -

Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam


Alternatif : Agonis beta-2 SK/IV Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Aminofilin dengan drip Oksigen Kortikosteroid IV Seperti serangan akut berat Pertimbangkan ventilasi mekanik intubasi dan bolus dilanjutkan

RS/ Klinik

Nadi >120 APE <60% atau 100 1/detik

Mengancam Jiwa

Kesadaran berubah / menurun Gelisah Sianosis Gagal nafas

Darurat gawat / RS / ICU

Kontrol Teratur Dokter sebaiknya menganjurkan penderita untuk control tidak hanya bila terjadi serangan akut tetapi kontrol teratur terjadwal, interval berkisar 1-6 bulan bergantung pada keadaan asma. Hal tersebut untuk meyakinkan bahwa asma tetap terkontrol dengan mengupayakan penurunan terapi seminimal mungkin. Pola Hidup Sehat Meningkatkan kebugaran fisik, dapat meningkatkan VO2 max Berhenti atau tidak pernah merokok Lingkungan kerja, diusahakan bebas dari polusi udara dan asap rokok serta bahan-bahan iritan lainnya.

Mohon maaf lahir dan batin


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai