Anda di halaman 1dari 3

Liquified Petroleum Gas

Sebagaimana diketahui bersama bahwasanya mayoritas penduduk telah banyak yang menggunakan KOMPOR GAS sebagai salah satu andalan dan merupakan salah satu persyaratan kelengkapan utama DAPUR-nya. Namun di Indonesia belum mempunyai suatu peraturan yang baku mengenai penggunaan LPG seperti halnya di USA, Jepang, Inggris dan Negara-negara maju lainnya, kiranya mengingat konsumen / pengguna kian hari kian meningkat maka sudah selayaknya kita memiliki Peraturan Penggunaan gas LPG. Kita mengenal berbagai jenis mulai dari jenis untuk lighter (pemantik api) yang kecil, alat pemasak yang kecil, malah peralatan mengelas besi, sampai kepada tabung isi 13 kg dan 45 kg. dan umumnya dirumah-rumah menggunakan tabung yang 13 kg, sedangkan untuk restoran dan pabrik menggunakan yang 45 kg. LPG yang diproduksi oleh Industri Hilir Pertamina adalah butane yang kurang bahayanya daripada propan, tetapi daya bakarnya cukup tinggi. Gas ini adalah sejenis hydrocarbon yang didapat oleh kilang-kilang minyak dari gas alam (LNG / Liquified Natural Gas), yang mempunyai tekanan dan temperature sama dengan atmosfeer, tetapi telah dicairkan dibawah tekanan tinggi dan diberi zat pem-bau agar mudah tercium apabila terjadi kebocoran. LPG mudah terbakar (flameable) apabila tercampur dengan udara sebagaimana proses FIRE TRIANGLE (segitiga api) dimana api akan dapat menyala sempurna apabila terpenuhinya tiga unsur yang terdiri dari : bahan bakar, zat pembakar dan oksigen. Berat jenis udara lebih ringan dari LPG, sehingga gas bocoran selalu berada rendah pada dasar lantai dan dalam saluran-saluran pembuangan. Ditempattempat demikian gas tersebut akan dapat bertahan sampai lama dan merupakan sesuatu yang sifatnya explosive dan flameable (mudah terbakar), juga tabung gas LPG itu sendiri apabila terkena panas yang cukup tinggi dapat meledak. LPG adalah gas yang anesthetic dan dapat menyebabkan seorang mati lemas, demikian pula tabung LPG yang kosong tetap berbahaya, karena LPG tetap masih ada dalam tabung meskipun dalam jumlah yang sedikit dan dengan tercampurnya dengan udara akan merupakan bahan ledakan atau bahan baker yang tinggi. Dalam test yang dilakukan oleh Royal Armanent Research dan Development Establishment, Royal Arsenal East, Woolwich, London SE 186 TE, suatu ledakan tabung LPG 15 kg telah menyebabkan terlemparnya sebuah pintu berikut kusen-nya sekaligus dari tempatnya sejauh 12 meter.

Dibawah ini ada beberapa tips bagaimana cara yang aman bagi pengguna LPG
I. Instalasi Pipa Gas
Harus menggunakan pipa (slang) yang telah memenuhi persyaratan SNI dan Keselamatan Kerja, dan apabila banyak jalur-nya, sebaiknya dibuat dengan pipa menggunakan logam yang kuat dan dilengkapi dengan klep-klep bola pada bagian sambungannya, supaya pada saat memasang tabung baru, klep-klep tersebut dapat ditutup terlebih dahulu untuk mencegah tertumpahnya gas. Tabung-tabung LPG tidak boleh diletakkan dalam dapur, harus dalam ruangan tertutup tersendiri dan dihubungkan dengan stove dalam dapur oleh pipa-pipa logam atau slang peruntukannya. Ruangan LPG harus tahan api selama 30 menit, dilengkapi dengan ventilasi yang rendah dekat lantai serta detektor kebocoran gas untuk instalasi yang cukup besar (Restoran, Hotel, Pabrik, Bengkel, dlsb) dan dipasangi lampu listrik yangt baik dengan switch berada diluar ruangan. Juga hendaknya tabung LPG tidak diletakkan didekat bahan-bahan kimia atau bahan lain yang mudah terbakar. Idealnya tabung-tabung LPG berada diluar bangunan dan disambungkan dengan pipa atau slang ke stove didapur.

II. Handling LPG yang aman


Kecelakaan seringkali terjadi dengan akibat yang cukup fatal saat memasang ataupun mengganti tabung pada stove, oleh karenanya harus diperhatikan bahwa : a) Semua api disekitarnya mati atau dimatikan, termasuk rokok, lampu minyak, lilin, petromax dll. b) Jika memungkinkan, gantilah tabung-tabung dialam terbuka (tidak dalam ruangan) c) Apabila tabung-tabung tersebut ada klepnya, pastikan bahwa klep-klep rapat, tidak bocor, jika ada keraguan dilakukan testing dengan cara memoles sambungan dengan air sabun, jika masih timbul gelembung-gelembung sebaiknya tidak memasang api. d) Setelah diusahakan mengatasi kebocoran tetapi tidak berhasil, tabung harus dibawa keluar ruangan di udara terbuka dan panggillah supplier. e) Pastikan bahwa memang dipakai tabung yang cocok sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat stove, demuikian juga halnya klep-klep maupun slangslang-nya dapat berjenis-jenis, maka sebaiknya patuhi petunjuk dari pembuat stove agar aman. f) Jika tabung ataupun klep-klep rusak, jangan sekali-kali digunakan.

III. Tindakan darurat bila terjadi KEBAKARAN


Bila dirumah terjadi KEBAKARAN, baik itu disebabkan Kompor Minyak Tanah, Lampu Tempel, Lilin, Hubungan Arus Pendek Listrik maupun kebocoran gas atau jika ada gas yang tumpah ketika penggantian tabung, demikian juga jika tabung terjilat api dari luar ataupun ruangan dapur terbakar, maka tindakan darurat adalah : a) Jangan sekali-kali menyiramnya dengan air, karena apinya akan mengembang sampai 30,000 kali, tapi lemparkanlah keset / handuk atau kain basah keatas api sehingga menutupi bidang yang terbakar (sebagai upaya memutuskan salah satu mata rantai segitiga api yaitu unsur Oksigen), atau bila kebetulan ada bisa ditabur dengan pasir. b) Jika semua klep-klep telah ditutup namun masih tercium bau gas, bawalah tabung ke udara terbuka. c) Semua pintu dan jendela agar dibuka supaya gas dapat keluar dengan mudah. d) Jika telah terjadi kebakaran gas, panggillah akhli, Dinas Kebakaran atau berteriaklah : GAS TERBAKAR dan pastikan bahwa semua penghuni selamat diluar gedung. e) Bila dikarenakan terjadinya hubungan arus pendek listrik (korsleting), tindakan pertama PUTUSKAN / MATIKAN SIKRING dan jangan sekali-kali disiram air karena akan menghantarkan arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai