Anda di halaman 1dari 4

1.

KAWAT Kawat Baja Beton Pratekan untuk Keperluan Konstruksi Beton terdiri dari: a) Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan Dipilin untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Strand/KBjP-P7) yang terbuat dari gabungan 7 (tujuh) kawat baja tanpa lapisan hasil proses tarik dingin (wire drawing) yang dipilin, kemudian dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas (tempering) secara kontinyu untuk mendapat sifat mekanis sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan untuk digunakan pada konstruksi beton pra-tekan; b) Kawat Baja Tanpa Lapisan untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Wire/KBJP) yang berpenampang dan diberikan lekukan dipermukaannya serta diproses dengan cara tarik dingin (wire drawing) kemudian dihilangkan sisa tegangannga dengan proses perlakuan panas (tempering) secara kontinyu untuk mencapai sifat mekanis sesuai spesifikasi yang ditetapkan; atau c) Kawat Baja Kuens (Quench) Temper untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Bar/KBjP-Q) merupakan kawat baja karbon tinggi berpenampang bulat dengan permukaan polos, bersirip, beralur atau berlekuk, dilakukan proses perlakuan panas (tempering) secara kontinyu untuk mencapai sifat mekanis sesuai spesifikasi yang ditetapkan."

2. ANGKUR Angkur merupakan material bangunan yang penting untuk menjamin ketahanan karet fender. Angkur digunakan untuk membaut fender agar dapat menempel dengan aman. Bagian-bagian angkur ini merupakan komponen prategang pasca tarik dimana gaya prategang terpusat disalurkan kebeton dan disebarkan secara merata ke seluruh bagian penampang. Angkur juga merupakan potongan besi bercagak yang berguna untuk mengukuhkan berdirinya tiang suatu bangunan. Angkur terbuat dari baja yang kemudian dilapis dengan galvanisasi.

3. TENDON Tendon yang digunakan sebagai material beton prategang terdiri dari elemen baja,misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk memberi gaya prategang pada beton. Penempatan tendon prategang secara eksentris dibawah sumbu netral di tengah bentang, bertujuan untuk menimbulkan tegangan tarik akibat prategang di serat atas penampang Tegangan tarik dalam tendon pratekan tidak boleh melampaui nilai berikut : a. Akibat gaya penjangkaran tendon 0,94 f py.Tetapi tidak lebih besar dari 0,8 fpu atau nilai maksimum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat tendon pratekan atau jangkar. b. Sesaat setelah pemindahan gaya pratekan 0,82 fpy.Tetapi tidak boleh lebih besar dari 0,74 fpu c. Tendon pasca tarik, pada daerah jangkar dan sambungan, sesaat setelah penjangkaran tendon 0,70 f py

Anda mungkin juga menyukai