Anda di halaman 1dari 14

1.

Memahami dan Menjelaskan Tentang Dokter Keluarga


DEFINISI Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. dalam jurnal General Practice Time for A New Definition, BMJ; 320:3547. 2000, Dokter Keluarga adalah: Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dimiliki pasien. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis. Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga. Berprofesi khusus, karena dididik secara khusus untuk mencapai standar kompetensi tertentu Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ. Pelayanan kesehatan tingkat primer Ujung tombak pelayanan kesehatan tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan pasien. Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu, koordinatif (kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang keluarga dan komunitasnya TUJUAN Tujuan Umum Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga. Tujuan Khusus Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. MANFAAT
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 1

a) Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan. b) Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan. c) Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini. d) Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya. e) Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi. f) Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis. g) Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan. h) Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam : 1. Kegiatan yang dilaksanakan Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc : a) Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat. b) Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu). c) Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya. d) Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik). 2. Sasaran Pelayanan Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokte keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 2

spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya : a) lebih aktif dan bertanggung jawab Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum. b) Lebih lengkap dan bervariasi Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat. c) Menangani penyakit pada stadium awal Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. The family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best possible. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN KESEHATAN a) Meningkatnya status kesehatan keluarga dengan peningkatan kesehatan fisik, mental dan sosial seluruh anggota keluarga b) Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga khususnya penanggung jawab keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan dirinya, sosial maupun lingkungan keluarganya c) Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi permasalahannya. d) Semua tujuan ini selalu dimanfaatkan dalam pembahasan kasus yaitu evaluasi keberhasilan tindakan untuk pencapaian tujuan pelayanan. TUGAS DOKTER KELUARGA 1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan 2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat, 3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit 4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 3

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi 6. Menangani penyakit akut dan kronik 7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS 8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS 9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan 10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya 11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien 12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar 13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus. WEWENANG DOKTER KELUARGA 1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar 2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat 3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit 4. Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer 5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal 6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer 7. Melakukan perawatan sementara 8. Menerbitkan surat keterangan medis 9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap 10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus. KOMPETENSI DOKTER KELUARGA Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan, akan tercantum dibawah judul setiap modul pelatihan yang terpisah dalam berkas tersendiri karena akan lebih sering disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. 1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga, 2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga 3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokterpasien untuk : a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 4

2. Memahami dan Menjelaskan Pendekatan Holistik Dimana Manusia Sebagai Makhluk Psikososial Spiritual

1. Holistik : memandang pasien sebagai manusia seutuhnya sebagai; a. Individu b. Bagian dari keluarga c. Bagian dari masyarakat d. Bagian dari lingkungannya e. Selalu mempertimbangkan siapa yang sakit melebihi penyakitnya 2. Pelayanan terpadu 3. Koordinasi pelayanan dengan keluarga, laboratorium, dokter keluarga, dokter spesialis, rumah sakit, perusahaan asuransi dsb yang diselenggarakan secara cermat untuk kepentingan pasien 4. Memastikan bahwa pemeriksa dan atau konsultasi dan rujukan terlaksana dengan baik 5. Pelayanan yang berkesinambungan a. Mulai dari konsepsi sampai mati yang memerlukan klinik dengan pola pelayanan 4 jam oleh sekelompok dokter layanan primer. b. Layanan yang diberikan oleh dokter yang praktek solo tidak menjadikan layanan bersinambungan tidak berjalan sempurna sekalipun masih dapat dilakukan seoptimal mungkin c. Memerlukan rekam medis yang komunikatif

d. Jika pasien hendak pindah alamat atau pindah dokter, harus diberikan surat keterangan medis untuk disampaikan kepada dokter setempat atau dokter yang baru e. f. Memantau kemajuan terapi sampai tuntas Memelihara dan meningkatkan kesehatannya
Page 5

Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086

3. Memahami dan Menjelaskan Pelayanan Strata Tingkat Pertama


Sistem kesehatan seperti halnya sistem pada umumnya, juga terdiri dari berbagai elemen atau subsistem. Salah satu sistem yang dimaksud adalah sistem pelayanan kesehatan,Sistem pelayanan kesehatan adalah sistem yang mengkoordinasikan semua kegiatan sedemikian rupasehingga menjamin setiap masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.Sistem pelayanan kesehatan secara umum terdiri dari sistem pelayanan medik dan sistem pelayanankesehatan masyarakat. Di Indonesia, Rumah Sakit dikenal sebagai bentuk sistem pelayanan medik,sedangkan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mencakup sistem pelayanan kesehatanmasyarakat dan juga sistem pelayanan medik.Berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan, dibedakan 5 jenjang: 1. Tingkat Rumah Tangga. 2. Tingkat Masyarakat 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 4. Fasilitas Pelayanan Kes. Tk. Kedua 5. Fasilitas Pelayanan Kes. Tk. Ketiga

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT UKM strata pertama, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatandasar yang ditujukan kepada masyarakat. Penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas.Minimal ada 6 jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaituPromosi Kesehatan; Kesehatan Ibu, Anak dan KB; Perbaikan Gizi; Kesehatan Lingkungan;Pemberantasan penyakit Menular; dan Pengobatan.Dalam UKM strata pertama, peran aktif masyarakat dan swasta diwujudkan melalui berbagaiupaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, sampai dengan upaya kesehatan bersumbermasyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes, POD, Pos UKK dan Dokter Kecil dalam usaha kesehatan sekolah.
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 6

UPAYA KESEHATAN PEORANGAN UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta. Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: Puskesmas, praktik dokter, dokter gigi, bidan, perawat, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin. Didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratoriumklinik dan optik.

Memahami dan Menjelaskan Persepsi Tentang Sakit, Perilaku Sakit dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Kesehatan
4.

DEFINISI Penyakit (disease) : gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan Sakit (illness) : penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit Sehat : WHO (1981) a state of complete physical, mental and social wellbeing Perilaku sakit : segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan Perilaku sehat : tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misal: pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran & mengkonsumsi makanan bergizi PERSEPSI SAKIT Definisi Young (1956) -- persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Di dalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula (Polak, 1976). Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 7

Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung. b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu. Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll). c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil. Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.Model ini membantu perawat memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan perilaku klien, serta membantu perawat membuat rencana perawatan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadiny penyakit. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEYAKINAN DAN TINDAKAN KESEHATAN Faktor Internal Usia : Anak-anak biasanya tidak mengerti soal penyakit. Jenis kelamin.: Seorang wanita akan lebih mudah merasa sakit. Kondisi fisik : Orang dengan penyakit jantung kronik akan merasa status kesehatannya berbeda dengan orang lain pada umumnya. Emosi : Orang yang mudah stres maka akan lebih cepat merasa sakit. Spiritual : Bagian dari ibadah misalnya sirkumsisi. Tingkat pendidikan dan pengetahuan : Orang dengan pengetahuan kesehatan yang baik akan lebih mudah mengenal gejala penyakit. Faktor Eksternal Keluarga. Bagaimana sebuah keluarga menanamkan arti kesehatan pada anak-anaknya. Kelak ketika dewasa mereka akan berbuat hal yang sama. Sosial ekonomi. Orang dari kelas ekonomi yang rendah cenderung tidak aware terhadap gejala penyakit. Budaya. Kebiasaan berobat ke dukun. Kebiasaan merokok pada suku Indian. PERILAKU SAKIT Seperti yang dikatakan oleh Bush, Perbedaan kemampuan fungsional terdiri dari 3 aspek, yaitu : Kemampuan menggerakkan tubuh Mobilitas Kemampuan menjalankan kegiata-kegiatan utamanya
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 8

Etiologi Dikenalinya gejala-gejala/tanda-tanda yang menyimpang dari keadaan biasa Banyak gejala serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya Dampak gejala terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja & kegiatan sosial yang lain Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang tampak dan persistensinya Kemungkinan si individu untuk diserang penyakit tersebut

Informasi, pengetahuan & asumsi budaya tentang penyakit Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya Adanya kebutuhan untuk bertindak/berperilaku mengatasi gejala sakit Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana, tersedianya biaya dan kemampuan mengatasi stigma dan jarak sosial (rasa malu, takut, dsb)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit Faktor Internal Persepsi individu terhadap penyakit. Tukang kayu sakit punggungsegera mencari pengobatan. Asal atau jenis penyakit. Akut berat segera mencari pertolongan. Kronik tidak terlalu patuh pada pengobatan. Faktor Eksternal: Gejala yang terlihat. Kelompok sosial. Budaya. Ekonomi. Kemudahan akses. Dukungan sosial. DAMPAK SAKIT a. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien Penyakit berat akan menimbulkan reaksi marah, penarikan diri, dan syok. b. Terhadap Citra Tubuh Merasa kurang percaya diri misalnya pada kasus kelumpuhan pada seorang dewasa muda. c. Terhadap Konsep Diri Citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannyatidak lagi dilibatkan dalam pengambilan keputusan di keluarga. d. Terhadap Peran Keluarga
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 9

Seorang ayah yang tadinya adalah pencari nafkah ketika sakit tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya. e. Terhadap Dinamika Keluarga Jika orang tua sakit maka proses pengambilan keputusan di keluarga akan tertunda sampai mereka sembuh atau bahkan terjadi alih peran bila orang tua tidak juga sembuh. PERAN DOKTER KELUARGA Persepsi sakit menjadi salah satu aspek penting yang harus dinilai pada saat anamnesis. Dapat diketahui melalui komunikasi yang baik. Masuk dalam diagnosis multiaksial. Harus dicari dan direncanakan bagaimana mengatasinya. Intervensi yang tepat akan sangat menunjang pengobatan dan proses penyembuhan dari penyakit utama pasien.
5.

Memahami dan Menjelaskan Pelayanan Komprehensive (Paripurna)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurnan(comprehensive), yaitu termasuk :
a) Pemelihara dan meningkatkankesehatan (promotive)

b) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive dan spesifik protection) c) Pemulihan kesehatan (curative) d) Pencegahan kecacatan (disability limitation)
e) Rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)

Dengan memperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.

6. Memahami dan Menjelaskan Tentang Keluarga


DEFINISI 1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. 2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086

Page 10

3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : a) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi b) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain c) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik d) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. STRUKTUR KELUARGA 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA 1. Suami sebagai pengambil keputusan 2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh 3. Berbentuk monogram 4. Bertanggung jawab 5. Pengambil keputusan 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa 7. Ikatan kekeluargaan sangat erat 8. Mempunyai semangat gotong-royong MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA TRADISIONAL : 1. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 11

2. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah 3. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri 4. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita 5. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll) 6. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) 7. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end) 8. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah 9. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) 10. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya 11. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati NON-TRADISIONAL : 1. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri 3. Commune family 4. Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama 5. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan 6. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners) 7. Cohabitating couple
Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086 Page 12

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu 8. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya 9. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya 10. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya 11. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental 12. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

7. Memahami dan Menjelaskan Keluarga Dalam Pandangan Islam


PENDAMPINGAN TERHADAP ORANG SAKIT Orang sakit biasanya mengalami krisis psikologis dalam dirinya, oleh karena itu hendaknya didampingi dan diberi perhatian lebih, serta dorongan motivasi untuk kesembuhannya. Doa-doa serta dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya dihadapan-nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya. BIMBINGAN TERHADAP PASIEN YANG SAKARATUL MAUT Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang menghindar darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata mati. Tidak hanya oleh manusia, binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar bagi makhluk yang bernyawa, karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia senangi, berpisah dari dunia dan segala isinya. Sementara manusia memang mencintai dunia dan seisinya. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata'ala, yang artinya; Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatangbinatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Al-Imran: 14)

Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086

Page 13

Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan. Karenanya, kita sering mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua masalah. Ada juga golongan manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan menjemputnya.

Dwi Suryaning Ayu A. / 1102008086

Page 14

Anda mungkin juga menyukai