Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL KLINIK STASE ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

1. Problem : Seorang perempuan umur 20 tahun datang ke Poli THT RSUD TIDAR pada tanggal 3 Desember 2012 pukul 10.30 WIB, dengan keluhan utama nyeri di telinga kiri. Pendengaran dirasa berkurang besamaan dengan nyeri. Pasien juga mengeluh keluar cairan berwarna putih dari telinga kiri. Selain itu, pasien juga mengeluh tenggorokan sering sakit. Keluhan sudah berlangsung sejak 2 bulan sebelum masuk RS, dan dirasa memberat sejak 2 hari yang lalu. Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama : nyeri telinga sebelah kiri Keluhan tambahan : pendengaran telinga kiri terganggu, keluar cairan dari telinga kiri Riwayat penyakit dahulu : riwayat penyakit serupa disangkal, riwayat trauma (-), riwayat batuk pilek (+) sudah sejak 2 bulan yang lalu Riwayat penyakit keluarga : riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik : Kondisi umum: cukup, tampak rewel. Kesadaran : kompos mentis
Vital sign :

Nadi : 88x/ menit, reguler, kuat angkat cukup Suhu tubuh aksilla : 36,9 0C Respirasi : 18x/ menit, reguler, pola nafas normal

Kepala Bentuk : normocepal Muka : pucat (-), udem (-)

Mata : cekung (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), discharge (-/-) Mulut : bibir sianosis (-), mukosa pucat (-), lembap (+)

Status lokalis Telinga : deformitas (-/-),nyeri tekan tragus (-/-), nyeri mastoid (-/-)

hematom (-/-), edema (-/-), otore (-/+) purulent, canalis akustikus eksternus (lapang/lapang), korpus alienum (-/-), membrana tympani : tampak perforasi pars tensa di kuadran postero-inferior membrana tympani sinistra, dengan discharge purulent keluar dari lubang, tes valsava : terasa udara keluar dari telinga kiri. Tes garpu tala : Rinne BC > AC, Webber lateralisasi ke kiri, Swabach BC pasien > BC pemeriksa. Hidung : deformitas (-), deviasi septum nasal (-), nyeri tekan (-),

krepitasi (-), edema (-), discharge (-/-). Tenggorok : tonsil T3-T3, hiperemis (+/+), permukaan rata (+/+),

uvula letak tengah. Thorax Cor : S1-S2 reguler

Pulmo : vesikuler (+)

Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi : cembung : peristaltik (+) : timpani (+) : supel (+), nyeri tekan (-), pembesaran hepar/ lien (-),

turgor kulit cukup. Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas

2. Hipotesis : Diagnosis banding Diagnosis : Otitis Media Akut, Otitis Media Supuratif Subakut : Otitis Media Supuratif Kronik dengan Tonsilitis

3. Mekanisme : Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Downs syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis1,2. Penyebab OMSK antara lain1,2,5: 1. Lingkungan 2. Genetik 3. Otitis media sebelumnya. 4. Infeksi15 5. Infeksi saluran nafas atas 6. Autoimun 7. Alergi 8. Gangguan fungsi tuba eustachius. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK1,2 : Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel.

Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif

menjadi kronis majemuk, antara lain10 : 1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang. a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total 2. Perforasi membran timpani yang menetap. 3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah. 4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. 5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid. 6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

4. More info : Pemeriksaan laboratorium Belum diperoleh data hasil laboratorium

5. Tujuan belajar dan pembahasan : a. Pada pasien ini didapatkan diagnosis OMSK dengan Tonsilitis, bagaimana penatalaksanaan yang sesuai pada kasus ini ? b. Apa komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus ini ? 6. Problem solving : Decision making : Anamnesis perlu) pemeriksaan fisik diagnosis terapi pemeriksaan penunjang (bila

Diagnosis

: Perempuan usia 20 tahun dengan OMSK dan Tonsilitis.

Pada kasus ini ditentukan diagnosis OMSK dengan Tonsilitis, karena onset penyakit pada pasien ini sudah berlangsung sejak 2 bulan SMRS, dimana OMSK pada pasien ini merupakan tipe tubotimpani / tipe jinak, karena perforasi yang terjadi berada di membrana timpani pars tensa dan tidak mengenai tulang pendengaran. Kausa penyakit pada pasien ini diduga infeksi kronis dari tonsilitis yang didapat pada pasien, yang kemudian menjadi predisposisi terjadinya infeksi di telinga tengah karena terganggunya fungsi Tuba auditiva.

Treatment

Prinsip pengobatan OMSK adalah : 1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani. 2.Pemberian antibiotika : - topikal antibiotik ( antimikroba) - sistemik. 3. Pemberian roboransia seperti analgesik dan antipiretik bisa mengatasi kesakitan dan ketidaknyamanan yang dirasakan pasien 4. Terapi edukatif untuk menjaga higienitas telinga, gigi dan mulut. Pemberian antibiotik topikal Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.4 Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi. Selain diberi pengobatan pada OMSK, juga direncanakan untuk dilakukan tonsilektomi, mengingat sumber infeksi pada OMSK pasien ini diduga kuat berasal dari infeksi di kelenjar tonsil.

Anda mungkin juga menyukai