Anda di halaman 1dari 23

Presentasi Tugas Mandiri

Jalan Raya II
OLEH : Teuku Ichsan Nurrady 0907121326

Material Perkerasan Jalan

Abstract

Perkembangan Konstruksi jalan Pada Abad ke-20


Setelah PD 1 tahun 1920an, banyak negara di dunia mulai memperhatikan pembangunan jalan Persaingan kereta api dengan kendaraan bermotor mulai meningkat Jalan mendukung kendaraan bermotor yang lebih efisien (door to door) Ramai orang mulai membuat jalan sehingga mempercepat perkembangannya

Perkerasan Jalan
Pada umumnya terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan, seperti : Lapisan Tanah dasar (sub grade) Lapisan pondasi bawah (subbase course) Lapisan Pondasi atas (base course) Lapisan permukaan (surface course)

Contoh Susunan Perkerasan

Material Perkerasan Jalan


Seperti yang kita ketahui, bahwa untuk membuat suatu perkerasan jalan dibutuhkan berbagai macam material-material yang dapat mendukung rencana perkerasan jalan itu sendiri, lingkungan, maupun ketersediaannya di lapangan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui berbagai macam material yang dapat digunakan pada perkerasan jalan.

Aspal
Aspal adalah suatu campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral, bitumennya sendiri adalah bahan berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair, mempunyai sifat lekat yang baik, larut dalam CCl4 dengan sempurna dan tidak larut dalam air. Fungsi utama aspal adalah untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu - lintas (water proofing, protect terhadap erosi).

Aspal Alam
Menurut kekerasannya, aspal alam dapat berupa Batuan (Asbuton), Plastis (Trinidad), dan Cair (Bermuda). Dan menurut kemurniannya terdiri dari Murni (bermuda), dan Tercampur dengan mineral lain (trinidad). Aspal dapat bersumber dari danau aspal, maupun gunung (aspal gunung).

Aspal Buatan
Aspal keras
Aspal keras merupakan aspal buatan yang dihasilkan dari destilasi minyak bumi dan aspal yang dihasilkan dapat dibedakan berdasarkan tingkat kekerasannya. Kekerasan Aspal dapat dibedakan sebagai berikut : Pen 40 (40 59) Pen 60 (60 79) Pen 80 (80 99) Pen 120 (120 150) Pen 200 (200 300) (Angka penetrasi makin besar aspalnya makin lunak)

Aspal Cair
Aspal cair adalah merupakan aspal yang dihasilkan dengan cara mencampurkan aspal keras dengan minyak dan tingkatan cair ditentukan berdasarkan Kecepatan menguap, Kekentalan Aspal, Jenis bahan pelarut, dan emulsi. Aspal emulsi merupakan aspal yang sangat baik digunakan di daerah lembab dan ekonomis. Aspal emulsi ini dibuat dengan cara mencampurkan aspal keras, air dan bahan pengemulsi, maka cara pencampurannya dimana aspal, air masing masing dipanaskan dan dengan bahan pengemulsi dicampurkan menjadi satu pada suatu tempat.

Asbuton
Asbuton adalah jenis aspal alam yang berupa batu dan terdiri dari mineral dan bitumen. Mineral dalam asbuton terdiri dari kapur yang berasal dari endapan binatang - binatang laut yang terutama mengandung kalsium, Silikat, Karbonat, Belerang dan lain - lain. Asbuton berasal dari endapan minyak bumi yang mengalami kadar asphaltene dalam bitumennya jauh lebih tinggi dan kadar maltene jauh lebih rendah dibanding dengan aspal minyak.

Agregat
Agregat merupakan bahan utaman yang turut menahan beban yang diderita oleh bagian perkerasan jalan, juga dalam pelaksanaan perkerasan, dimana digunakan bahan pengikat aspal, sangat dipengaruhi oleh mutu aggregat. Banyaknya agregat yang dibutuhkan dalam pencampuran perkerasan pada umumnya berkisar antara 90% - 95% atau 75% - 85% dari volume campuran dan berat total campuran. Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunkan sebagai bahan campuran, yang terdiri dari berbagai jenis butiran atau pecahan, termasuk di dalamnya pasir, kerikil, aggregat pecah, terak dapur tinggi dan abu. Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :

Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).

Batuan Sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman. Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan ini banyak mengandung silica. Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal. Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.

Batuan Metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.

Batuan yang mengalami proses pengolahan


Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi perkerasan jalan. Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh: Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus. Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik. Gradasi sesuai yang diinginkan. Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone) sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

Tanah Dasar
Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan. Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki.

Tanah liat Coloidal


Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya kurang dari 1 ( dibaca mikron ;1 =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.

Tanah Liat Biasa


Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya antara 1 dan 5 . Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar

Tanah lumpur
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir- butirnya antara 5 dan 50 gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.

Pasir Halus
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir- butirnya antara 50 dan 200 . Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.

Terimakasih. .

Anda mungkin juga menyukai