Anda di halaman 1dari 27

Sistem saraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama dalam organisasi dan

koordinasi kegiatan tubuh.

1. Badan sel yaitu bagian yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. 2. Dendrit berfungsi menerima sinyal dari badan sel 3. Akson fungsinya menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain dan kelenjar

Otak besar (Sereblum) Terdiri dari frontal, parietal, oksipital dan temporalis Otak Kecil (Serebellum) Berfungsi dalam melakukan tonus otot dan mengkoordinasikan gerakan otot pada sisi tubuh yang sama Otak Tengah

Mengkoordinir otot yang berhubungan dengan penglihatan dan pendengaran.

Meningens Selaput tipis yang melindungi otak terdiri dari durameter, aranoid, piameter Pons Sel yang terlibat dalam pengontrolan pernapasan. Medula Oblongata Sebagai pusat pernafasan Medula Spinalis Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua tubuh

1. Frontal : Menstimulus pergerakan otot yang bertanggung jawab untuk proses berfikir 2. Parietalis :Sensari peraba dan tekanan 3. Oksipital : Area visual yang menerima sesasi dari mata 4. Temporal : Area auditori yang menerima sensasi dari telinga.

Myastenia Gravis adalah gangguan autoimun yang merusak komunikasi antara syaraf dan otot, mengakibatkan peristiwa kelemahan otot.

Penyakit ini lebih sering dijumpai pada usia 20-50 tahun. Lebih sering wanita yang menderita penyakit ini dari pada laki-laki. Pada wanita, penyakit ini tampak pada usia yang lebih muda sekitar 20 tahun, sedangkan pada laki-laki penyakit ini sering terjadi pada usia 40 tahun.

Myastenia diakibatkan dari sirkulasi antibodi ke reseptor Ach. Myastenia Gravis disebabkan oleh adanya antibodi yang merintangi, merubah bahkan merusak penerimaan zat asetilkolin, sehingga hal ini menghalangi terjadinya kerja otot.

1. Ptosis dan diplopia 2. Bicara terganggu dan tidak dapat menutup mulut disebut sebagai tanda radang menggantung 3. Otot wajah pasien akan terlihat seperti mengerang bila mencoba tersenyum 4. Batuk 5. Dispnea 6. Dapat terjadi kelemahan otot skelet seperti berdiri, berjalan, menahan lengan diatas kepala misalnnya ketika menyisir rambut sulit untuk dilakukan

Gejala diperberat dengan : 1. Perubahan keseimbangan hormonal misalnya selama kehamilan, fluktuasi dalam siklus menstruasi, gangguan fungsi tiroid. 2. Penyakit yang terjadi pada waktu yang bersamaan khususnya infeksi traktus pernafasan atas dan yang berkaitan dengan diare dan demam. 3. Alkohol (khususnya dengan ait tonik yang terdiri dari kuinin, yaitu obat yang meningkatkan kelemahan otot)

1. Gagal pernafasan akut 2. Tersendak 3. Aspirasi makanan 4. Pneumonia

1. Pengobatan medis dengan obat antokolinesterase adalah terapi terpilih untuk menetralkan gejala Myastenia Gravis. Neostigmin menon-aktifkan atau merusak kolinesterase sehingga asetilkolin tidak cepat rusak. 2. Pridostigmin (mestinon), dan ambenonium (mytelase), digunakan juga analog sintetik lain dari obat awal yang digunakan yaitu fisostigmin (eserine). 3. Myastenia Gravis yang memiliki hiperplastia kelenjar timus dilakukan pengangkatan kelenjar timus (timektomi)

Dalam perjalanan penyakit, semua otot serat lintang dapat diserang, terutama otot-otot tubuh bagian atas, 10% pada otot-otot mata, 20% mengalami insufiensi pernafasan yang dapat fatal, 10% mengalami atrofi otot. Progresi penyakit lambat, mencapai puncak sesudah 3-5 tahun, kemudian berangsur-angsur baik dalam 15-20 tahun dan 20% antaranya mengalami remisi. Remisi spontan pada awal penyakit terjadi pada 10% myastenia Gravis.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MYASTENIA GRAVIS

1. B1 (Breating) Pengkajian pada sistem pernafasan yaitu Inspeksi apakah klien mengalami kemampuan atau penurunan batuk efektif, produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan sering didapatkan pada klien yang disertai adanya kelemahan otot-otot pernapasan. Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronchi atau stridor pada klien menandakan adanya akumulasi sekret pada jalan napas dan penurunan kemampuan otot-otot pernapasan.

B2 (Blood) Pengkajian pada sistem kardiovaskular terutama dilakukan untuk memantau perkembangan status kardiovaskular, terutama denyut nadi dan tekanan darah yang secara progresif akan berubah sesuai dengan kondisi tidak membaiknya status pernapasan. B3 (Brain) Pengkajian terutama ditentukan dengan kelemahan otot ekstra okular yang menyebabkan palsi ocular, jatuhnya kelopak mata atau dislopia intermien, bicara klien mungkin disatrik.

B4 (Bladder) Pengkajian terutama ditujukan pada sistem perkemihan. Biasanya terjadi kondisi dimana fungsi kandung kemih menurun, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih. B5 (Bowel) Pengkajian terutama diitunjukkan dengan kesulitan menelan, mengunyah, disfagia kelemahan otot diafragma dan peristaltik usus turun. B6 (Bone) Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan aktifitas atau mobilitas fisik, kelemahan otot yang berlebihan.

1. Ketidakefektifan

pola

nafas

berhubungan

dengan

kelemahan otot pernapasan. 2. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan fisik umum, keletihan. 3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan disfonia, atau oral. 4. Gangguan citra diri berhubungan dengan ptosis, ketidakmampuan komunikasi verbal gangguan pengucapan kata, gangguan neuromuskular, kehilangan kontrol tonus otot fasial

Kaji tingkat kemampuan ventilasi: frekuensi pernapasan,kedalaman, dan bunyi nafas, pantau hasil tes fungsi paru-paru (volume tidal, kapasitas vital, kekuatan inspirasi). Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, laporkan setiap Kriteria perubahan yang terjadi. Irama, frekuensi dan Baringkan klien dalam posisi yang kedalaman pernapasan nyaman dalam posisi duduk. dalam batas normal Observasi tanda-tanda vital yaitu 16-20x/menit, Bunyi tekanan darah, nadi, pernafasan dan nafas terdengar jelas, suhu. Respirator terpasang y Kolaborasi dengan tim medis dalam dengan optimal. pemberian oksigen 3 liter Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola napas klien kembali efektif.

Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam aktivitas sehari-hari kembali normal

Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas Atur cara beraktivitas klien sesuai kemampuan

Kriteria Hasil y Evaluasi kemampuan aktivitas motorik Frekuensi nafas 16-20 x/menit, Frekuensi nadi 7090x/menit, Kemampuan batuk efektif dapat optimal, Tidak ada tanda peningkatan suhu tubuh.

Kaji komunikasi verbal klien. y Lakukan metode komunikasi Tujuan yang baik sesuai dengan kondisi Setelah dilakukan tindakan klien. keperawatan selama 3x24 jam y Beri peringatan bahwa klien di klien dapat menunjukkan ruang ini mengalami gangguan pengertian terhadap masalah berbicara, sediakan bel khusus komunikasi, mampu mengekspresikan perasaannya, bila perlu. mampu menggunakan bahasa y Ucapkan langsung kepada klien dengan berbicara pelan dan isyarat. tenang, gunakan pertanyaan Kriteria Hasil dengan jawaban ya atau Terciptanya suatu komunikasi tidak dan perhatikan respon dimana kebutuhan klien dapat klien. dipenuhi Klien mampu y Kolaborasi dengan konsultasi merespons setiapberkomunikasi keahli terapi bicara. secara verbal maupun isyarat.
y

y Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam y citra diri klien meningkat. Kriteria Hasil y Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi y dan perubahan yang sedang terjadi, Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam kosep diri y dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.

Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidakmampuan. Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada klien. Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan. Anjurkan orang yang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan hal untuk dirinya sebanyak-banyaknya. Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Anda mungkin juga menyukai