Anda di halaman 1dari 27

ILO, Standar Perburuhan International and K3

ILO SCORE Project (19-20 Maret 2013 Amaris Bogor)

Soeharjono
Programme Officer for Workers Activities ILO Jakarta Office

Poin Utama Sesi ini


ILO dan Standar Perburuhan International (ILS)? Apakah ILS Juga Menyinggung tentang K3? Bagaiana Kita Menggunakan ILS untuk mempromosikan K3 dengan baik di Indonesia?

Membangun/memperkuat kebijakan SP/SB, strategy & program K3

Bekerja dengan Selamat & Sehat Untuk Semua

Pengenalan tentang International Labour Organization (ILO)

PERTANYAAN

Apa yang anda ketahui tentang ILO?

ILO (1)

Kapan ILO berdiri?

(Setelah Perang Dunia I)

1919

ILO (2)

Mengapa ILO Berdiri?


Untuk meningkatkanperdama an dengan mempromosikan keadilan sosial

ILO (3)

Apa yang dilakukan ILO untuk meningkatkan keadilan sosial?


Mengadosi Standard Perburuhan International (ILS)
Membantu negara anggota untuk meratifikasi & menerapkan (ILS)

ILO (4)

Bagaimana ILO mengadopsi dan mempromosikan ILS?


Melalui Tripartit = bekerja sama dengan Pemerintah, Pengusaha dan perwakilan Pekerja/Buruh

Apakah Tripartit itu?

Tripartit
Pemerintah

Tripartit
Pekerja Buruh

Pengusaha

Adopsi, pelaksanaan dan mengawasi Standar Perburuhan Internasional

Prasarat untuk Tripartite

Mereka harus pengusaha & organisasi pekerja/buruh pada semua tingkatan


Jamian Kebebasan Berserikat merupakan kondisi mendasar untuk Tripartit

International Labour Standards (ILS)

Standar Perburuhan Internasional

Apakah ILS itu?


1 2 3 Perundingan & persetujuan Insternasional Dengan perwakilan Tripartit Pemerintah Pekerja and Pengusaha Aturan, standar dan petunjuk pada isu ketenagakerjaan / perburuhan

Semua negara anggota ILO diharapkan 4 untuk menghormati & melaksanakanya

Hukum International & National


Standar Perburuhan International
Hukun-hukum National /Standards
Konstitusi UU Perburuhan Aturan Perburuhan

UU lainnya

Dua bentuk utama ILS

Konvensi
Perlakuan Internasional Perlu untuk di ratifikasi Mengikat ketika di ratifikasi

Rekomendasi
Menyediakan petunjuk secara detil Tidak terbukan untuk diratifikasi Tidak mengikat

Konvensi akan mengikat (hanya) ketika diratifikasi


Konferensi ILO Adopsi
konvensi
Ratifikasi adalah komitmen formal untuk komunitas internasional

Ratifikasi

Wajib untuk dilaksanakan

Negara Anggota
(otoritas yg kompeten)

Tdk Pengiriman adalah kewajiban meratifikasi konsitusional bagi negara-2 anggota

Membuat Laporan

Tidak wajib
(kecuali Art.19-5e)

Kewajiban untuk melaksanakan


Dalam UU
Peraturan nasional harus mengkonfirmasikan secara utuh terhapad konvensi yang di ratifikasi Internasional Mengacu pada mekanisme pengawasan ILO:
Wajib membuat

Secara keseluruhan Didalam cakupan harus dipastikan Prakteknya efektif ditegakkan dan dilaksanakan

laporan tahunan diberikan bila terjadi pelanggaran atau tidak memenuhi

Langkah hukum

Konvensi yg diratifikasi Indonesia


1. C. 19 Konvensi tentang Perlakuan yang sama (Kompensasi Kecelakaan), 1925 (No.19) 1950 2. C. 27 Konvensi tentang Marking of Weight (Paket Transport dengan Kapal), 1929 (No.27) 1950 3. C. 29 Konvensi tentanf Kerja Paksa, 1930 (No.29) 1950 4. C. 45 Konvensi tentang Pekerja dibawah tanah (Wanita), 1935 (No.45) 1950 5. C. 69 Konvensi tentang Sertifikasi Juru masak di Kapal, 1946 (No.69) 1992 6. C. 81 Konvensi tentang Pengawasan Ketenagakerjaan, 1947 (No.81) 2004 7. C. 87 Konvensi tentang Kebebasan Berserikat & Perlindungan Hak untuk mengorganisir, 1948 (No.87) 1998 8. C. 88 Konvensi tentang Pelayanan Ketenagakerjaan, 1948 (No. 88) 2002 9. C. 98 Konvensi tentang Hak untuk berorganisasi dan berunding bersama, 1949 (No. 98) 15.07.1957 10. C. 100 Konvensi tentang Persamaan atas Remunerasi, 1951 (No. 100) 1958 11. C. 105 Konvensi tentang Penghapusan Kerja Paksa, 1957 (No. 105) 1999 12. C. 106 Konvensi tentang Istirahat Mingguan (Perdagangan dan Perkantoran), 1957 (No. 106) 1972 13. C. 111 Konvensi tentang Diskriminasi (Perekrutan and Kesempatan), 1958 (No. 111) 1999 14. C. 120 Konvensi tentang Hygiene (Perdagangan dan Perkantoran), 1964 (No. 120) 1969 15. C. 138 Konvensi tentang Usia Minimum, 1973 (No. 138) [ Usia Minimum spesifik: 15 tahun] 1999 16. C. 144 Konvensi tentang Konsultasi Tripartite (ILS), 1976 (No. 144) 1990 17. C. 182 Konvensi tentang Kondisi Terburuk Pekerja Anak, 1999 (No. 182) 2000 18. C185 - Seafarers' Identity Documents Convention (Revised), 2003 (No. 185)

Konsep dari Konvensi Utama (atau Hak Fundamental)

Key Instrumen ILO

Deklarasi ILO mengenai Prinsip Mendasar dan Hak di tempat kerja.


(F.P.R.W)

Deklarasi ILO F.P.R.W.


Seluruh Negara Anggota, dengan keanggotaan pada ILO, mempunyai kewajiban untuk menghormati, mempromosikan dan melaksanakan fundamental prinsip-prinsip dan hakhaknya.

Standar Perburuhan Utama


Freedom of Association
Freedom from Discrimination

C. 87
Freedom of Association, 1948

C. 98
Right to Collective Bargaining, 49

C. 100
Equal Remuneration, 1951

C. 111
Discrimination (Employment & Occupation), 1958

Freedom from Forced Labour

Minimum Age for Employment

C. 29
Forced Labour, 1930

C. 105
Abolition of Forced Labour, 1957

C. 138
Minimum Age for Employment, 1973

C. 182
Worst Forms of Child Labour, 1999

International Labour Standards on OSH

Standar Perburuhan on K3

Kunci utama Konvensi ILO-K3


C155: Keselamatan dan Kesehatan C161: Pelayanan Kesehatan C162: Asbestos C167: Keselamatan Kerja Konstruksi C170: Kimia Workplace Accidents - Prevent-it.mp4 C174: Antisipasi Kecelakaan pada Industri Utama C176: K-3 pada Pertambangan C184: K-3 pada Pertanian P155: Pendataan dan Pencatatan C187: Mempromosikan Kerangka Kerja K-3

C.155 on K-3
Berlaku untuk semua cabang-2 ekonomi Berlaku untuk semua pekerja/buruh (employed persons) Aturan Nasional untuk K3 Dilaksanakan Pada Level Nasional Dilaksanakan Pada Level Perusahaan

Kunci Utama
ILSs mempromosikan keadilan sosial melalui ILSs mempromosikan keadilan sosial melalui 1 usaha-usaha international dan kommitments usaha-usaha international dan kommitments

Indonesia Indonesia sudah sudah meratifikasi meratifikasi semua semua Konvensi Konvensi utama utama tetapi tetapi hanya hanya beberapa beberapa mengenai mengenai Konvensi Konvensi tentnag tentnag K-3 K-3

SP/SB SP/SB harus harus berkepentingan berkepentingan untuk untuk terlibat/ terlibat/ memfasilitasi dengan dengan kuat kuat supaya supaya meratifikasi meratifikasi 3 memfasilitasi Konvensi Konvensi & & meningkatkan meningkatkan kerja kerja yang yang aman aman untuk untuk semua semua

Apa yang harus dilakukan SP/SB Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai