Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang penting. Susu dianggap begitu penting, sehingga kekayaan di Asia Tengah pada waktu itu dinilai dalam jumlah sapi. Susu merupakan bahan makanan yang dianggap sempurna karena mengandung zat-zat esensial bagi tubuh, yaitu protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Perbandingan antara zat-zat esensial itu adalah sempurna. Zat-zat esensial itu dapat dicerna dan diresorpsi sempurna oleh tubuh, 98% dari protein, 99% dari lemak, dan laktosa dapat dicerna. Susu merupakan koloid kental berwarna putih. Apabila dalam volume yang besar, susu tampak sebagai cairan berwarna putih atau kuning padat, namun bila dalam suatu lapisan yang tipis akan tampak transparan. Pemisahan lemak susu menyebabkan warna menjadi kebiruan. Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utamanya ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Protein ikut mengatur berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan

pembuluh darah. Susu merupakan bahan makanan yang dianggap sempurna karena mengandung zat-zat esensial bagi tubuh, yaitu protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Perbandingan antara zat-zat esensial itu adalah sempurna. Zat-zat esensial itu dapat dicerna dan diresorpsi
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 1

sempurna oleh tubuh, 98% dari protein, 99% dari lemak, dan laktosa dapat dicerna. Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utamanya ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Protein ikut mengatur berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Banyak yang mengkonsumsi susu mulai dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia, baik itu pria maupun wanita. Seperti yang sudah diuraikan dibutuhkan diatas bagi bahwa tubuh, susu susu banyak juga mengandung zat zat yang bermanfaat untuk membantu

pertumbuhan jaringan baru. Nah, dalam refarat ini akan menguraikan mengenai manfaat lain dari susu seperti yang telah diuraikan di atas, yaitu susu dapat mengurangi resiko fibroid kandungan.

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II. 1 Susu Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada juga susu yang berbentuk fermentasi. II.1.1 Sejarah Susu Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu, seperti sapi, kuda dan domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana. Diperkirakan susu mulai masuk ke dataran

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 3

Eropa pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia. Sementara, susu mulai masuk ke Inggris pada periode Neolitik. Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan Hindia Belanda pada abad ke 18. Di beberapa bangsa, terutama bangsa Eropa, meminum susu telah menjadi kebiasaan yang lumrah dilakukan setiap sarapan. Susu terus diproduksi dengan cara mendirikan peternakan sapi perah. Pada zaman ini, susu tidak hanya diminum, melainkan diubah bentuknya menjadi margarin, yogurt bahkan es krim. Susu pun terus dikembangkan seiring dengan kemajuan zaman. Di Eropa, industri susu sangat maju dalam hal teknologi dan kualitas susu itu sendiri. Susu-susu yang diproduksi di Eropa, rata-rata mengandung kandungan gizi yang tinggi. Ini sangat baik bagi kesehatan dan pertumbuhan kita. Hal ini yang menyebabkan, tinggi rata-rata orang Eropa jauh dari tinggi rata-rata orang Asia. Susu mengandung banyak sekali kalsium yang dapat menguatkan tulang II.1.2 Syarat Susu Yang Baik Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, apabila sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman. Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning,
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 4

sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri ternak, mudah bahkan sekali wadah berubah bila tempat terkena benda-benda susu yang tertentu, dihasilkan misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh menampung nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas. Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/L. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,56,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri. II.2.3 Kandungan nutrisi Dalam Susu Susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Rata rat susu mengandung vitamin A, kalsium dan zat besi yang baik untuk mata dan pertumbuhan tulang. Protein yang terkandung di dalam susu juga dapat menggantikan bagian bagian yang rusak serta memproduksi hormon dan enzim di dalam tubuh. Susu mengandung lemak susu yang merupakan sumber vitamin larut lemak seperti E, A, D dan sumber asam lemak essensial serta
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 5

hormon. Lemak susu juga mengandung monosaturated fatty acid (MUFA), yaitu minyak zaitun yang baik untuk jantung. Susu juga merupakansumber vitamin B yang baik untuk metabolisme karbohidrat dan protein. Susu juga kaya dengan vitamin B1, B2, B6,niasin,B12 dan asam folat. Vitamin C dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, tulang rawan, otot. Selain itu, susu memiliki kandungan gizi lain seperti kalsium, fosfor yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Juga terdapat pula magnesium dan zinc. II.2 Fibroid uterus Fibroid uterus dikenal dengan sebutan mioma uteri, leiomioma, fibromioma, yang merupakan tumor jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri secara medis dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. II.2.1 Patologi Anatomi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain: 1. Mioma submukosa 2. Mioma intramural
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 6

3. Mioma subserosa 4. Mioma intraligamenter

Gambar 1. Jenis jenis mioma uteri

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%) 1. Mioma submukosa Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor.Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas. 2. Mioma intramural Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 7

terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi. 3. Mioma subserosa Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.

Gambar 2. Mioma Subserosa

4. Mioma intraligamenter Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. II.2.2 Etiologi fibroid uteri Adapun etiologi dari fibroid uteri atau mioma uteri adalah belum diketahui namin bebberapa penelitian ada juga yang mengatakan etiologi dari mioma adalah Umur

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 8

jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun. 2. Paritas Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan fibroid uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi Faktor ras dan genetik

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma. Fungsi ovarium

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. II.2.3 Patofisiologi fibroid uteri Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Karena mioma uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada usia menopause, belum pernah terjadi sebelum menarche, maka diduga penyebabnya timbulnya mioma uteri paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen. Fibroid atau mioma uteri merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian menunjukkan bahwa pada 40% penderita ditemukan aberasi kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24).

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 9

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan percobaan Lipschultz ternyata yang memberikan tumor estrogen kepada baik kelinci pada menimbulkan fibromatosa

permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testoster. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini. II.2.4 Gejala Fibroid Uterus Biasanya gejala utama dari fibroid ini adalah perdarahan uterus yang abnormal, bila tumor berada di dekat garis uterus atau berada di sekitar pembuluh darah uterus dapat mempangaruhi siklus haid. Fibroid dapat menyebabkan beberapa gejala tergantung dari ukuran fibroid, lokasi fibroid . gejalanya adalah sebagai berikut : Perdarahan yang banyak pada saat haid atau disaat tidak haid Nyeri pada daerah panggul Disparaenia Sering buang air kecil, akibat dari penekanan tumor terhadap kandung kemih Nyeri pada saat BAB akibat dari pada penekanan tumor terhadap rektum
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 10

Pembesaran abdomen yang abnormal

Jika selama kehamilan terdapat mioma uteri maka dapat menyebabkan abortus, perdarahan, kelahiran prematur dan intervensi posisi fetus. II.2.5 Diagnosa Fibroid Uteri Diagnosa fibroid atau mioma uteri dapat di tegakkan dengan cara: 1. Pemeriksaan fisik Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus. 2. Temuan laboratorium Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadangkadang mioma menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal. 3. Pemeriksaan penunjang Ultrasonografi Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 11

Hiteroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

Gambar 3. Hiteroskopi

MRI (Magnetic Resonance Imaging) Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan. II.2.6 Penatalaksanaan A. Konservatif Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi. B. Terapi medikamentosa

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 12

Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia padasaat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif. Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analg GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain (gossipol,amantadine). 1. GnRH analog Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan mioma uteri yang diberikan GnRHa leuprorelin asetat selam 6 bulan, ditemukan pengurangan volume uterus rata-rata 67% pada 90 wanita didapatkan pengecilan volume uterus sebesar 20% dan pada 35 wanita ditemukan pengurangan volume mioma sebanyak 80%. Efek maksimal dari GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause. Setiap mioama uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian GnRHa. Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang paling rensponsif terhadap pemberian GnRH ini. Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan GnRHa adalah: 1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri. 2. Mengurangi anemia akibat perdarahan. 3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi. 4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma. 5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal. 6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi. 2. Progesteron

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 13

Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg perhari selama 21 hari dan tiga pasien lagi diberi tablet 200 mg, dan pengobatan ini tidak mempengaruhi ukuran mioma uteri, hal ini belum terbukti saat ini. 3. Danazol Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari testosteron. Dosis substansial didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20-25% dimana diperoleh fakta bahwa danazol memiliki substansi androgenik. Tamaya, dkk melaporkan reseptor androgen pada mioma terjadi peningkatan aktifitas 5-reduktase Mioma uteri pada miometrium aktifitas dibandingkan endometrium normal. memiliki

aromatase yang tinggi dapat membentuk estrogen dari androgen. 4. Gestrinon Merupakan suatu trienik 19-nonsteroid sintetik, juga dikenal dengan R 2323 yang terbukti efektif dalam mengobati endometriosis. Menurut Coutinho(1986), melaporkan 97 wanita, A(n=34) menerima 5 mg gestrinon peroral 2x seminggu, kelompok B(n=36) menerima 2,5 mg gestrinon peroral 2x seminggu, dan kelompok C(n=27) menerima 2,5 mg gestrinon pervaginam. 3x seminggu. Data masing-masing dievaluasi setelah 4 bulan didapatkan volume uterus berkurang 18% pada kelompok A, 27% pada kelompok B, tetapi pada kelompok C meningkat 5%. Setelah masa pengobatan selama 4 bulan berakhir, 95% pasien amenore, Coutinho menyarankan penggunaan gestrinon sebagai terapi preoperatif untuk mengontrol perdarahan menstruasi yang banyak berhubungan dengan mioma uteri. 5.Tamoksifen Merupakan turunan trifeniletilen yang mempunyai khasiat estrgenik maupun antiestrogenik, dan dikenal sebagai selective estrogen receptor modulator (SERM). Beberapa peneliti melaporkan pada pemberian
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 14

tamoksifen 20 mg tablet perhari untuk 6 wanita premenopause dengan mioma uteri selama 3 bulan dimana volume mioma tidak berubah, dimana kerjanya konsentrasi reseptor estradiol total secara signifikan lebih rendah. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar progesteron bila diberikan berkelanjutan. 6. Goserelin Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada pemberian goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat menghilangkan gejala menoragia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram sehari sekali dengan cara pemberian injeksi subkutan. Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping berupa keringat dingin. Pemberian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3 mg) dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri, parameter yang diteliti adalah volume mioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan kandungan mineral, dan fraksi kolesterol. Kadar HDL kolesterol meningkat selama pengobatan, sedangkan plasma trigliserid meningkat selama pemberian terapi. 7. Antiprostaglandin Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan menoragia, dan hal ini beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk menoragia yang diinduksi oleh mioma uteri. Ylikorhala dan rekanrekan, melaporkan pemberian Naproxen 500-1000 mg setiap hari untuk
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 15

terapi selama 5 hari tidak memiliki efek pada menoragia yang diinduksi mioma, meskipun hal ini mengurangi perdarahan menstruasi 35,7% wanita dengan menoragia idiopatik. C. Embolisasi Arteri Uterina Suatu tindakan yang menghambat aliran darah ke uterus dengan cara memasukkan agen emboli ke arteri uterina. Dewasa ini embolisasi arteri uterina pada pasien yang menjalani pembedahan mioma. Arteri uterina yang mensuplai aliran darah ke mioma dihambat secara permanen dengan agen emboli (partikel polivynil alkohol). Keamanan dan kemudahan embolisasi arteri uterina tidak dapat dipungkiri, karena tindakan ini efektif. Proses embolisasi menggunakan angiografi digital substraksi dan dibantu fluoroskopi. Hal ini dibutuhkan untuk memetakan pengisian pembuluh darah atau memperlihatkan ekstrvasasi darah secara tepat. Agen emboli yang digunakan adalah polivinyl alkohol adalah partikel plastik dengan ukuran yang bervariasi. Katz dkk memakai gel form sebagai agen emboli untuk embolisasi arteri uterina. Tingkat keberhasilan penatalaksanaan mioma uteri dengan embolisasi adalah 8590%.

BAB III PEMBAHASAN SUSU DAPAT MENGURANGI RESIKO FIBROID KANDUNGAN


Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari para ginekolog dari Boston University, Amerika Serikat, produk susu dapat mengurangi risiko masalah fibroid pada kandungan. Penelitian melibatkan lebih dari 59.000 wanita Amerika. Dari penelitian diketahui 6.000 wanita mengalami masalah fibroid kandungan (uterine fibroid). Peneliti lalu menyelidiki, apa yang bisa melindungi
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 16

wanita dari fibroid kandungan. Mereka menemukan bahwa produk susu dapat mengurangi risiko fibroid kandungan secara signifikan. Tim peneliti mengungkapkan wanita yang mengonsumsi produk susu secara teratur, risiko terkena fibroid kandungan bisa turun hingga 30 persen. Penyebabnya ternyata adalah kandungan kalsium dan magnesium pada susu yang sangat tinggi. Tetapi, masalah lain yang timbul adalah, protein lemak dalam susu dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.Tim peneliti pun ingin mengembangkan obat yang mengandung kalsium dan magnesium tinggi dan tidak mengandung lemak untuk pencegahan fibroid kandungan.

BAB IV PENUTUP
III. 1 Kesimpulan Susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Rata rat susu mengandung vitamin A, kalsium dan zat besi yang baik untuk mata dan pertumbuhan tulang. Protein yang terkandung di dalam susu juga dapat menggantikan bagian bagian yang rusak serta memproduksi hormon dan enzim di dalam tubuh.

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 17

Susu mengandung lemak susu yang merupakan sumber vitamin larut lemak seperti E, A, D dan sumber asam lemak essensial serta hormon. Lemak susu juga mengandung monosaturated fatty acid (MUFA), yaitu minyak zaitun yang baik untuk jantung. Susu juga merupakansumber vitamin B yang baik untuk metabolisme karbohidrat dan protein. Susu juga kaya dengan vitamin B1, B2, B6,niasin,B12 dan asam folat. Fibroid uterus dikenal dengan sebutan mioma uteri, leiomioma, fibromioma, yang merupakan tumor jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus, membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari para ginekolog dari Boston University, Amerika Serikat, produk susu dapat mengurangi risiko masalah fibroid pada kandungan. Penelitian melibatkan lebih dari 59.000 wanita Amerika. Dari penelitian diketahui 6.000 wanita mengalami masalah fibroid kandungan (uterine fibroid). Peneliti lalu menyelidiki, apa yang bisa melindungi wanita dari fibroid kandungan. Mereka menemukan bahwa produk susu dapat mengurangi risiko fibroid kandungan secara signifikan. Tim peneliti mengungkapkan wanita yang mengonsumsi produk susu secara teratur, risiko terkena fibroid kandungan bisa turun hingga 30 persen. Penyebabnya ternyata adalah kandungan kalsium dan magnesium pada susu yang sangat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1) Ahira,anne.2011, Kandungan Kebaikan

SUSU.http//www.anneahira/susu.htm.
KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 18

2) Conraid, 3) Kodrati,

Melissa.stoppler.MD, Finalia. 2010. SUSU

2011. Bisa

Uterine Kurangi

Fibroids(benign Resiko Fibroid

tumor of the uterus). www.medicienet.com Kandungan. www. Fuzikun/wordpress.com 4) _____,2011. Fibroid rahim (Fibroid uterus).http// doktermu.com 5) _____,2010. Mengenal Penyakit Fibroid Kandungan. http//myopotik blogspot.com/2010/03 6) _____,2011, Kandungan Susu, Http//id.wikipedia.org 7) _____,2011. Leiomyoma uteri dan kista ovarium.Http// sectiocadaveris.com 8) _____,2011. Biomolekuler Mioma Uteri. www.fk Unsri.com

KKS OBSTETRI dan GINEKOLOGI RSUD DR.RM. DJOELHAM BINJAI UNIVERSITAS ABULYATAMA Page 19

Anda mungkin juga menyukai